Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HUKUM BISNIS

Di Susun Oleh:

ABDUL AZIZ SYUKUR (19134001)

DHIASYIFA FAHIRA (19134025)

PUTRI KURNIA ILLAHI (21134074)

SARI MAHARANI (21134090)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERDAGANGAN D III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun tujuan untuk memenuhi tugas di mata kuliah Aspek Hukum
Dalam Bisnis.

Dalam penulisan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu hingga makalah
ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada teman-teman
yang telah mendukung penulis sehingga penulis dapat menyelesaikannya tepat waktu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Karenanya, penulis mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun
bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1

        1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

        1.2. Rumusan Masalah....................................................................... 2

        1.3. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................3

        2.1. Pengertian hukum …………...………........................................... 3

        2.2. Pengertian hukum bisnis…………………………......................... 3

        2.3. Tujuan mempelajari hukum bisnis..................................................5

        2.4. Ruang lingkup hukum bisnis........................................................ 5

        2.5. Sejarah hukum bisnis di Dunia dan Indonesia................................6

  BAB III PENUTUP ..................................................................................9

        3.1. Kesimpulan ................................................................................. 9

  DAFTAR PUSTAKA ................................................................................10


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekarang ini dengan semakin pesatnya perkembangan setiap bidang kehidupan,


termasuk bisnis yang kini tak hanya barang namun juga jasa, diperlukan suatu kebutuhan
untuk sadar hukum dan “melek” hukum. Suatu negara yang digambarkan dalam Diagram
Pareto pada awalnya dibuat atas fenomena unik bahwa menurut penelitian tersebut 80%
pendapatan negara ditentukan oleh 20% penduduknya, ini menunjukan bahwa bisnis
termasuk sebagai penopang perekonomian dan pembangunan di suatu negara.

Menurut Saleh (1990), “Hukum merupakan pranata yang pada akhirnya


menentukan bagaimana kesejehateraan yang dicapai tersebut dapat dinikmati secara
merata, bagaimana keadilan sosial dapat diwujudkan dalam kehidupan masyarakat dan
bagaimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membawa kebahagiaan
rakyat banyak”.

Sebagai pelaku bisnis tentu tidak akan terlepas dari hukum, khususnya hukum
bisnis. Hukum bisnis bertujuan untuk memberikan kepada para pelaku bisnis berupa
keadilan, kepastian hukum, dan ketertiban dalam menjalankan kegiatan bisnis mereka.
Dengan demikian, hukum sangat berperan mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan
dengan lancar, tertib, dan aman, sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan akibat
adanya kegiatan bisnis tersebut.

Hukum sebagai salah alat pengawasan (social control) yang efektif untuk
mengendalikan praktek bisnis yang tidak sehat. Sebab hukum menetapkan secara tegas
apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan, serta bentuknya yang tertulis
memberi rasa aman bagi para pelaku bisnis, karena apabila terjadi pelanggaran sanksinya
jelas dan terdapat bukti nyata.

Kegiatan bisnis yang terkadang kompleks menjadi alasan perlunya hukum sebagai
“atap”nya, bisnis tentu melibatkan dua pihak atau lebih, payung hukum lah yang
menjamin agar mereka masing-masing pihak menunaikan seluruh kewajiban dan atau
mendapatkan seluruh haknya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pengertian Hukum?
1.2.2 Pengertian Hukum Bisnis?
1.2.3 Tujuan mempelajari Hukum Bisnis?
1.2.4 Ruang lingkup Hukum Bisnis?
1.2.5 Sejarah Hukum Bisnis di dunia dan Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hukum
Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk
mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya
kekacauan. Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum
dalam masyarakat. Oleh sebab itu setiap masyarat berhak untuk memperoleh pembelaan
didepan hukum. Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau ketetapan/
ketentuan yang tertulis ataupun yang tidak tertulis untuk mengatur kehidupan masyarakat
dan menyediakan sangsi untuk orang yang melanggar hukum.
2. Pengertian Hukum Bisnis
Hukum bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk enforcement-nya) yang
mengatur tentang tata cara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industry atau
keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan
menempatkan uang dari para entrepreneur dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu
dengan motif (dari entrepreneur tersebut adalah untuk mendapatkan keuntungan tertentu.
Ruang jelajah dari hukum bisnis sangat beragam, mulai dari bidang-bidang yang
tergolong konvensional, seperti tentang kontrak, perusahaan, surat berharga, hak milik
intelektual, asuransi, perpajakan, dan lain-lain, sampai dengan bidang-bidang popular
yang bersifat nonkonvensional, seperti merger dan akuisisi, anti monopoli, dan
perlindungan konsumen.
Hukum bisnis merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan mengenai
sebuah hukum yang berhubungan dengan sebuah bisnis. Hal ini sendiri dilakukan agar
dalam menjalankan sebuah bisnis, terdapat aturan yang mengatur di dalamnya agar tetap
sesuai dengan hukum yang ada dan adil.
Hukum bisnis sendiri seringkali menjadi ilmu yang diminati banyak orang. Dimana hal
ini juga didukung dengan tingginya minat masyarakat Indonesia yang memiliki cita-cita
menjadi seorang pengusaha.
Untuk lebih memahami apa itu hukum bisnis mulai dari pengertian hukum bisnis secara
umum, pengertian dari para ahli, dan berbagai contoh hukum bisnis, Grameds dapat
membaca informasi yang ada di bawah ini.
Pengertian Hukum Bisnis Menurut Ahli
1. Munir Fuady
2. Abdul R. Saliman
3. Dr. Johannes Ibrahim SH, M.Hum
4. Dudung Amadung Abdullah
5. Bestuur Rechts
1. Munir Fuady
Pengertian hukum bisnis menurut Munir Fuady adalah sebuah kaidah hukum yang
digunakan untuk mengatur tata cara pelaksanaan kegiatan dagang yang berhubungan
dengan kegiatan produktif serta memiliki motif untuk mendapatkan sebuah keuntungan.
2. Abdul R. Saliman
Selanjutnya, definisi hukum bisnis menurut Abdul R. Saliman sendiri adalah sebuah
peraturan hukum, baik yang ada secara tertulis maupun tidak tertulis, peraturan tersebut
digunakan untuk mengatur hak serta kewajiban atas perjanjian dan juga perikatan pada
sebuah praktek bisnis.
3. Dr. Johannes Ibrahim SH, M.Hum
Dr. Johannes Ibrahim SH, M.Hum juga mengemukakan pendapatnya terkait pengertian
hukum bisnis, ia menyatakan bahwa hukum bisnis merupakan sebuah kaidah hukum yang
digunakan untuk mengatur dan juga menyelesaikan berbagai macam persoalan aktivitas
antar manusia yang dapat timbul khususnya pada bidang perdagangan.
4. Dudung Amadung Abdullah
Dudung Amadung Abdullah mendefinisikan hukum bisnis sebagai aturan yang memiliki
fokus untuk mengatur segala hal yang memiliki kaitannya dengan kegiatan sebuah bisnis.
Aturan yang ada tersebut dibuat agar sebuah bisnis dapat dijalankan seadil mungkin.
Selain itu, hukum bisnis juga dapat didefinisikan sebagai sebuah hukum yang bersumber
dari kebiasaan, perjanjian atau kontrak, maupun aturan perundang-undangan.
5. Bestuur Rechts
Pengertian hukum bisnis menurut Bestuur Rechts sendiri adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan aturan hukum dan dapat disampaikan baik secara tertulis maupun
tidak tertulis.
3. Tujuan mempelajari Hukum Bisnis
Tujuan hukum bisnis yang perlu diketahui: Menjamin berfungsinya keamanan
mekanisme pasar secara efisien dan lancar. Melindungi berbagai suatu jenis usaha,
khususnya untuk jenis Usaha Kecil Menengah (UKM). Membantu memperbaiki sistem
keuangan dan perbankan.
4. Ruang Lingkup Hukum Bisnis
Hukum bisnis sendiri memiliki ruang lingkup yang cukup luas dan telah diatur di dalam
Undang-Undang. Pada umumnya, ruang lingkup hukum bisnis mencakup beberapa hal
seperti bentuk badan usaha (PT, Firma, CV), kegiatan jual beli (termasuk ekspor dan
impor), investasi atau penanaman modal, ketenagakerjaan, pembiayaan, jaminan utang
dan surat berharga, hak kekayaan intelektual, asuransi, dan lainnya yang berkaitan
dengan kegiatan bisnis.
5. Sejarah Hukum Bisnis di Dunia dan Indonesia
Hukum Bisnis di Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak bidang yang
berkembang semakin kompleks dan sensitif karena hubungannya yang erat dengan
kepentingan sektor swasta dan publik. Indonesia memiliki sektor swasta dan ekonomi
publik yang berkembang pesat, dan keduanya memiliki ingatan panjang tentang
pemerintahan melalui pemungutan suara dan norma-norma yang ditetapkan secara
populer. Namun, karena realitas baru pemerintahan yang akuntabel dan pasar terbuka,
peran pemerintah dan peran sektor swasta mulai agak menyimpang. Ini menuntut
penggunaan instrumen hukum yang lebih bijaksana untuk memastikan bahwa hukum
dipatuhi dan aktivitas komersial berjalan lancar tanpa kesulitan hukum.
Pertumbuhan dan perkembangan Indonesia sangat bergantung pada investasi asing.
Perusahaan multinasional asing yang besar telah mulai beroperasi di Indonesia. Banyak
investor asing dan individu dengan kekayaan bersih tinggi dari negara barat telah
mendirikan bisnis mereka sendiri di Indonesia. Hal ini tentu saja telah menimbulkan
gelombang persaingan usaha di semua level sektor industri.
Hukum Bisnis di Indonesia sebagian besar menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.
Namun, ada upaya tertentu oleh otoritas regional dan nasional untuk mengatasi beberapa
masalah terkait hukum bisnis di Indonesia. Ada dua badan penting yang memberikan
nasihat kepada pemerintah tentang perumusan hukum bisnis di Indonesia. Badan-badan
tersebut adalah Komisi Pengembangan Investasi Indonesia (BIDC) dan Indonesia
Corporation on Investment (ICCI).
Indonesia unik karena memiliki dua sistem perundang-undangan. Sistem Keluarga
dibingkai oleh Pancasila atau konstitusi Sukartecan, sedangkan sistem Sukawara
dibingkai oleh seperangkat daerah atau undang-undang pokok yang disahkan melalui
referendum pada tahun 1997. Sebagai sebuah bangsa, Indonesia memiliki sistem hibrida
dari hukum langsung dan tidak langsung berdasarkan prinsip komitmen terhadap hak
asasi manusia dan kebebasan, kebebasan fundamental dan kebebasan sipil, supremasi
hukum, dan penghormatan terhadap hak-hak individu yang dilindungi oleh Organisasi
Perburuhan Internasional, kebebasan beragama Internasional, dan supremasi hukum.
Sejumlah instrumen hak asasi manusia juga telah diterapkan di Indonesia yang
dimaksudkan untuk meningkatkan perlindungan hak-hak yang tertuang dalam program
hak asasi manusia dan keadilan sosialnya. Bahkan, sejak tahun 1998, pihak berwenang
Indonesia telah menerapkan Undang-Undang Dakwaan yang berupaya melindungi hak-
hak investasi asing.
Di sisi lain, sistem Sukawara merupakan badan perwakilan dari sistem hukum Indonesia.
Sudah ada sejak 1963. Sukawara, pada saat ini mencakup tiga puluh satu departemen dan
unit yang bersama-sama membentuk kerangka hukum negara. Cabang-cabang utama
Sukawara adalah Departemen Kepegawaian, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung,
Kantor Kepailitan, Departemen Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan, Kantor Kekayaan
Intelektual, Pengadilan Keluarga, Pengadilan Pidana, dan Pengadilan Banding. UU
Dakwaan yang diperkenalkan pada tahun 1998 merupakan salah satu modifikasi dari UU
Sukawara.
Peran Pengadilan Indonesia tidak hanya untuk memberikan sanksi tetapi juga untuk
memastikan kepatuhan terhadap hukum dan keputusannya. Hal ini dilakukan dengan
memberikan nasihat hukum kepada individu atau perusahaan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan usaha. Saat memberikan layanan ini, Pengadilan juga
mempertimbangkan argumen yang diajukan oleh para pihak dalam argumen sebelum
memberikan keputusannya. Apabila setelah mempertimbangkan dalil-dalil yang diajukan
oleh para pihak yang berargumentasi, Mahkamah memenangkan para pemohon, maka
Mahkamah menjadi arbiter terakhir dalam segala hal hukum administrasi yang diatur oleh
hukum adat.
Ada tiga jenis dasar akta perusahaan yang mengatur kegiatan usaha di Indonesia. Ini
adalah domisili Indonesia, pendaftaran perusahaan, dan perjanjian kemitraan. Domisili
adalah status hukum yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau perorangan di Indonesia.
Pendaftaran perusahaan memungkinkan suatu entitas untuk melakukan kegiatan
komersial di Indonesia. Perjanjian kemitraan, yang merupakan jenis akta perusahaan
yang paling umum, mengikat seseorang atau badan ke dalam usaha patungan dengan
perusahaan lain.
Rumah Perusahaan di Indonesia adalah salah satu bagian terpenting dari sistem hukum.
Setiap perusahaan bisnis di Indonesia perlu mendaftarkan diri untuk memanfaatkan
layanan Rumah Perusahaan. Pendaftaran perusahaan di Indonesia telah menjadi wajib
sejak tahun 1997. Selain sebagai salah satu sistem hukum di Indonesia, Rumah
Perusahaan juga dikenal sebagai ”payung” untuk mendaftarkan usaha baru. Selain itu,
untuk mematuhi norma-norma setempat, Rumah Perusahaan di Indonesia juga
memastikan bahwa perusahaan tersebut telah terdaftar di Kementerian Perdagangan dan
Perindustrian Indonesia.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Hukum tentu sangat penting untuk bisnis, seluruh subjek dan objek bisnis tak
akan terlepas dari hukum. Hukum menjamin agar kegiatan bisnis dapat berjalan dengan
aman,tertib dan terlindungi oleh kepastian hukum. Sesuai dengan fungsinya, bahwa
Sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis, Untuk memahami hak-hak
dan kewajibannya dalam praktik bisnis, Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas
dibidang bisnis yang berkeadilan, wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian
hukum).

Hukum pun menjamin bahwa hak dan kewajiban semua pihak terpenuhi,baik itu
produsen maupun konsumennya, sehingga tidak ada satu pihak pun yang merasa
dirugikan jika terjadinya wanprestasi. Hak-hak konsumen untuk merasa aman terhadap
suatu produk pun terjamin. Agar bisnisnya bisa berjalan dengan lancar pelaku bisnis tentu
berhubungan erat dengan hukum sehingga tidak ada kata melanggar hukum atau
melakukan bisnis yang illegal yang menyebabkan kerugian baik pelaku bisnis itu sendiri
(produsen) maupun masyarakat (konsumen).
Oleh karena itu, dengan menaati hukum bisnis akan menghindarkan para pelaku bisnis
dari berbagai persoalan, sekaligus membuat kegiatan bisnis menjadi aman dan
terlindungi. Jadi, tidak ada alasan bagi para pelaku bisnis untuk tidak melakukannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai