Anda di halaman 1dari 17

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Aspek Hukum dalam Bisnis

DOSEN PENGAMPU :

Mustamin B, S.E., M.M.

DISUSUN OLEH :

Muh Ilham (Nim: 2202010015)

Saifuddin (Nim: 2202010016)

Moh Saad Gusdur (Nim: 2202010007)

Farah Ramadhana (Nim: 2202010020)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DARUD DA’WAH WAL IRSYAD

(STAI-DDI) PINRANG

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
bisa menyusun dan menyelesaikan makalah tentang “Aspek Hukum dalam
Bisnis” ini dengan baik dan tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah Aspek
Hukum

Dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini penyusun tidak terlepas


dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pinrang, 01 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1 – 2

A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3 – 11

A. Defenisi Hukum Bisnis.............................................................. 3


B. Pentingnya Hukum Bisnis Bagi Pelaku Bisnis atau Ekonomi... 4
C. Tujuan Hukum dan Sumber Hukum.......................................... 6
D. Hubungan Hukum dan Ekonomi................................................ 7

BAB IIIPENUTUP....................................................................................... 12 –
13

A. Kesimpulan................................................................................ 12
B. Saran........................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Hukum Bisnis merupakan sesuatu yang masih baru di
Indonesia. Kata ’Bisnis’ dipinjam dari Bahasa Inggris yaitu business, yang
artinya urusan, usaha atau melakukan kegiatan yang bermanfaat yang
mendatangkan keuntungan dan berguna. Kegiatan yang demikian di
Indonesia dikenal dengan istilah dagang, sebagaimana diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang Stbl 1938 No.276
Hukum bisnis atau Business Law (dalam bahasa Inggris) merupakan
keseluruhan dari peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis, yang mengatur hak dan kewajiban yang timbul dari
perjanjian- perjanjian maupun perikatan-perikatan yang terjadi dalam praktik
bisnis. Salah satu fungsi hukum bisnis adalah sebagai sumber informasi yang
berguna bagi praktisi bisnis, untuk memahami hak-hak dan kewajibannya
dalam praktik bisnis agar terwujud watak dan perilaku aktivitas di bidang
bisnis yang adil, wajar, sehat, dinamis, dan bermanfaat yang dijamin oleh
kepastian hukum.
Walaupun hampir semua kegiatan bisnis berkaitan dengan masalah
perjanjian dan perikatan yang hanya melibatkan para pihak yang terlibat, akan
tetapi pasca reformasi di Indonesia saat ini, dengan semangat untuk
memberikan kepastian hukum bagi para pelaku usaha/bisnis maka telah
dikeluarkan beragam peraturan perundang-undangan di bidang bisnis, antara
lain UU Perseroan Terbatas, UU Penanaman Modal, UU Anti Monopoli dan
Persaingan Usaha, UU Perlindungan Konsumen, dan sebagainya.
Adanya kontrak elektronik menimbulkan sutau konsekuensi hukum
yang berbeda, dimana kontrak yang dimaksud berbasis digital yang dapat
menimbulkan banyak rasa kekhawatiran dalam bertranksaksi maupun dalam
melakukan kontak pertama kali. Maka dari itu, terdapat sebuah sistem
teknologi yang menyediakan sebuah enkripsi untuk melindungi dari adanya
bentuk tersebarnya data maupun informasi ketika melakukan transaksi secara

1
2

online yang dinamakan kriptografi. Kriptografi ini memiliki fungsi dalam


mengamankan data elektronik dengan salah satu sistem digitalnya yakni tanda
tangan digital atau dalam bahasa Inggris yakni digital signature. Tanda tangan
digital ini sama halnya dengan tanda tangan secara langsung diatas kertas
namun perbedaannya terdapat persamaan secara matermatis yang berproses
dalam adanya perpindahan data yang memerlukan persetujuan dari pihak
konsumen ketika terjadi transaksi atau perpindahan data.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Defenisi Hukum Bisnis?
2. Bagaimana Pentingnya Hukum Bisnis Bagi Pelaku Bisnis atau
Ekonomi?
3. Bagaimana Tujuan Hukum dan Sumber Hukum?
4. Bagaimana Hubungan Hukum dan Ekonomi?
C. Tujuan
1. Mengetahui Defenisi Hukum Bisnis.
2. Mengetahui Pentingnya Hukum Bisnis Bagi Pelaku Bisnis atau
Ekonomi.
3. Mengetahui Tujuan Hukum dan Sumber Hukum.
4. Mengetahui Hubungan Hukum dan Ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Hukum Bisnis
Hukum bisnis sendiri dapat diartikan sebagai sebuah perangkat
kaidah hukum yang digunakan untuk mengatur tata cara pelaksanaan kegiatan
maupun urusan dagang, industri, maupun keuangan yang memiliki
hubungannya dengan proses produksi maupun pertukaran barang serta jasa.
Hukum bisnis sendiri merupakan hukum tertulis dengan tujuan untuk
melindungi, mengawasi serta mengatur segala hal yang berkaitan dengan
aktivitas perdagangan industri baik di bidang barang maupun jasa.
Dengan mengetahui hukum bisnis, maka seorang pelaku bisnis dapat
mengetahui apa yang benar dan menjadikan hukum bisnis sebagai pengarah
untuk bersikap maupun berperilaku yang sesuai dengan kode etik bisnis.1
Terdapat pula beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya
terkait definisi dari hukum bisnis, sebagai berikut
1. Munir Fuady
Pengertian hukum bisnis menurut Munir Fuady adalah
sebuah kaidah hukum yang digunakan untuk mengatur tata cara
pelaksanaan kegiatan dagang yang berhubungan dengan kegiatan
produktif serta memiliki motif untuk mendapatkan sebuah
keuntungan.
2. Abdul R. Saliman
Selanjutnya, definisi hukum bisnis menurut Abdul R.
Saliman sendiri adalah sebuah peraturan hukum, baik yang ada
secara tertulis maupun tidak tertulis, peraturan tersebut digunakan
untuk mengatur hak serta kewajiban atas perjanjian dan juga
perikatan pada sebuah praktek bisnis.
3. Dr. Johannes Ibrahim SH, M.Hum
Dr. Johannes Ibrahim SH, M.Hum juga mengemukakan
pendapatnya terkait pengertian hukum bisnis, ia menyatakan bahwa

1
Munir, Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, (Bandung: Citra Aditya Bakti. 2005). h. 88.

3
4

hukum bisnis merupakan sebuah kaidah hukum yang digunakan


untuk mengatur dan juga menyelesaikan berbagai macam persoalan
aktivitas antar manusia yang dapat timbul khususnya pada bidang
perdagangan.
4. Dudung Amadung Abdullah
Dudung Amadung Abdullah mendefinisikan hukum bisnis
sebagai aturan yang memiliki fokus untuk mengatur segala hal yang
memiliki kaitannya dengan kegiatan sebuah bisnis.
Aturan yang ada tersebut dibuat agar sebuah bisnis dapat
dijalankan seadil mungkin. Selain itu, hukum bisnis juga dapat
didefinisikan sebagai sebuah hukum yang bersumber dari kebiasaan,
perjanjian atau kontrak, maupun aturan perundang-undangan.
5. Bestuur Rechts
Pengertian hukum bisnis menurut Bestuur Rechts sendiri
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan aturan hukum dan
dapat disampaikan baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
Hukum bisnis sendiri mengatur segala sesuatu yang
berkaitan dengan hak serta kewajiban yang dimiliki oleh para pelaku
bisnis. Hal yang termasuk di dalamnya seperti hukum perjanjian dan
juga perikatan dalam menjalankan bisnis.
B. Pentingnya Hukum Bisnis Bagi Pelaku Bisnis atau Ekonomi
Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang begitu pesatnya dan terus
merambah ke berbagai bidang, baik menyangkut barang maupun jasa. Hukum
Ekonomi/Bisnis merupakan salah satu pilar penopang dalam upaya
mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan.
Dalam melakukan Ekonomi/bisnis tidak mungkin pelaku bisnis
terlepas dari hukum karena hukum sangat berperan mengatur bisnis agar
ekonomi/bisnis bisa berjalan dengan lancar, tertib, aman sehingga tidak ada
pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya kegiatan tersebut, contoh hukum
ekonomi/bisnis adalah Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UU No. 8
tahun 1999). Dalam undang-undang perlindungan konsumen dalam pasal
5

disebut diatur tentang kewajiban Pengusaha mencantumkan lebel halal dan


kadaluarsa pada setiap produk yang ia keluarkan. Dengan kewajiban tersebut
konsumen terlindungi kesehatannya karena ada jaminan perlindungan jika
produk sudah daluarsa. Begitu juga dengan konsumen umat Islam adanya
lebel halal akan terjamin dari mengkonsumsi produk haram. Contoh-contoh
hukum yang mengatur dibidang Ekonomi/bisnis, Hukum Perusahaan (PT,
CV, Firma), Kepailitan, Pasar Modal, Penanaman Modal PMA/PMDN,
Likuidasi, Merger, Akuisisi, Perkreditan, Pembiayaan, Jaminan Hutang, Surat
Berharga, Hukum Ketenagakerjaan atau Perburuhan, Hak Kekayaan
Intelektual, Hukum Perjanjian (jual beli/transaksi dagang), Hukum
Perbankan, Hukum Pengangkutan, Hukum Investasi, Hukum Teknologi,
Perlindungan Konsumen, Hukum Anti Monopoli, Keagenan, Distribusi,
Asuransi, Perpajakan, Penyelesaian Sengketa Ekonomi atau bisnis,
Perdagangan Internasional atau WTO, Kewajiban Pembukuan, dan lain-lain.
Dengan demikian jelas aturan-aturan hukum tesebut diatas sangat
dibutuhkan dalam dunia bisnis. Aturan-aturan hukum itu dibutuhkan karena :
1. Pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan/perjanjian bisnis itu
membutuhkan sesuatu yang lebih dari pada sekadar janji serta
itikad baik saja.
2. Adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum yang
dapat digunakan seandainya salah satu pihak tidak melaksanakan
kewajibannya, tidak memenuhi janjinya. Disinilah peran hukum
bisnis tersebut.
Untuk itu pemahaman Hukum Ekonomi/Bisnis dewasa ini dirasakan
semakin penting, baik oleh pelaku bisnis dan kalangan pembelajar hukum,
praktisi hukum maupun pemerintah sebagai pembuat regulasi kebijakan yang
berkaitan dengan dunia usaha. Hal ini tidak terlepas dari semakin intens dan
dinamisnya aktifitas bisnis dalam berbagai sektor serta mengglobalnya sistem
perekonomian.
Menurut Ismail Saleh dalam bukunya Hukum Dan Ekonomi 1996:
Memang benar ekonomi merupakan tulang punggung kesejehateraan
6

masyarakat dan memang benar bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
tiang-tiang penopang kemajuan suatu bangsa namun tidak dapat disangkal
bahwa hukum merupakan pranata yang pada akhirnya menentukan
bagaimana kesejehateraan yang dicapai tersebut dapat dinikmati secara
merata, bagaimana keadilan sosial dapat diwujudkan dalam kehidupan
masyarakat dan bagaimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
membawa kebahagiaan rakyat banyak
Berdasarkan hal diatas, sangatlah terlihat bahwa hukum sangat
penting dalam dunia ekonomi/bisnis sebagai alat pengatur bisnis tersebut.
Kemajuan suatu ekonomi/bisnis tidak akan berarti kalau kemajuan tidak
berdampak pada kesejahteraan dan keadilan yang dinikmati secara merata
oleh rakyat. Negara harus menjamin semua itu. Agar tidak ada terjadi
pengusaha kuat menindas pengusaha lemah, yang kaya semakin kaya yang
miskin semakin miskin, sehingga tidak ada keseimbangan dalam tatanan
kehidupan masyarakat. Disinilah peran hukum membatasi hal tersebut. Maka
dibuat perangkat hukum yang mengatur dibidang bisnis tersebut (hukum
Ekonomi/bisnis).
Dengan telah dibuatnya Aspek Hukum Ekonomi/bisnis tersebut
(peraturan perundang-undangan) imbasnya adalah hukum ekonomi/bisnis
tersebut harus diketahui/dipelajari oleh pelaku bisnis sehingga bisnisnya
berjalan sesuai dengan koridor hukum dan tidak mempraktikkan bisnis yang
bisa merugikan masyarakat luas (monopoli dan persaingan usaha tidak sehat).
Bagaimanapun juga adanya pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat
serta kompleks melahirkan berbagai bentuk kerjasama bisnis. Kerjasama
ekonomi/bisnis yang terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada bidang
bisnis apa yang sedang dijalankan. Keanekaragaman kerjasama ekonomi atau
bisnis ini tentu saja melahirkan masalah serta tantangan baru karena hukum
harus siap untuk dapat mengantisipasi setiap perkembangan yang muncul.
C. Tujuan Hukum dan Sumber Hukum
Tujuan Hukum secara singkat tujuan hukum terbagi atas 3 bagian,
yaitu :
7

1. Keadilan
2. Kepastian
3. Kemanfaatan

Sumber hukum adapun yang dimaksud dengan sumber hukum ialah:


segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekutan
yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar
mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. 2 Sumber hukum itu dapat kita
tinjau dari segi material dan segi formal:

1. Sumber-sumber hukum material, dapat ditinjau lagi dari berbagai


sudut, misalnya dari sudut ekonomi, sejarah sosiologi, filsafat dan
sebagainya.
2. Sumber-sumber hukum formal antara lain ialah:
a. Undang-Undang (Statute), Undang-undang ialah suatu
peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara.
b. Kebiasaan (Costum), Kebiasaan ialah perbuatan manusia yang
tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal sama.
c. Keputusan-keputusan Hakim (Jurisprudentie), Keputusan
Hakim ialah keputusan hakim yang terjadi karena rangkaian
keputusan serupa yang menjadi dasar bagi pengadilan
(Standart-arresten) untuk mengambil keputusan.
d. Traktat (Treaty), Traktat yaitu perjanjian mengikat antara kedua
belah pihak yang terkait tentang suatu hal.
e. Pendapat Sarjana Hukum (Doktrin), Doktrin yaitu pendapat
sarjana hukum yang ternama juga mempunyai kekuasaan dan
pengaruh dalam pengambilan keputusan oleh hakim.
D. Hubungan Hukum dan Ekonomi
Hukum bisnis sendiri dapat diartikan sebagai sebuah perangkat
kaidah hukum yang digunakan untuk mengatur tata cara pelaksanaan kegiatan
2
Muhammad Abdulkadir, Hukum Perdata Indonesia, (Cet V, Bandung: PT Citra Aditya
Bakti. 2014). h. 90
8

maupun urusan dagang, industri, maupun keuangan yang memiliki


hubungannya dengan proses produksi maupun pertukaran barang serta jasa.
Pada dasarnya manusia selalu berusaha dan berupaya untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya, yaitu dengan cara melakukan
kegiatan ekonomi dan atau bisnis. Dalam menjalankan kegiatan ekonomi,
secara naluriah manusia ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
akan tetapi dalam mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tersebut tidak
menafikan hukum, melanggar hukum atau melakukan kegiatan ekonomi
secara illegal. Dalam konteks ini hubungan hukum dengan ekonomi bukan
hanya hubungan satu arah tetapi hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi (komplementer).
Kegiatan ekonomi yang tidak didukung oleh hukum akan
mengakibatkan terjadinya kekacauan serta menimbulkan kerugian pada salah
satu pihak dalam melakukan kegiatan ekonomi. Keberadaan hukum ditengah-
tengah kehidupan manusia pada dasarnya sebagai perangkat pengaturan atau
sanksi-sanksi yang bertujuan untuk mengatur prilaku manusia yang pada
hakekatnya berkeinginan meningkatan kepuasan hidupnya. Untuk itu sebelum
membahas hubungan hukum dan ekonomi perlu dijelaskan tentang konsep
ilmu hukum dan ilmu ekonomi serta hubungan diantara keduanya.
Hukum ekonomi lahir disebabkan karena semakin pesatnya
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi nasional maupun internasional.
Seluruh negara di dunia ini menjadikan hukum sebagai alat untuk mengatur
dan membatasi kegiatan-kegiatan ekonomi, dengan tujuan agar
perkembangan perekonomian tersebut tidak merugikan hak-hak dan
kepentingan masyarakat. Denga demikian, dapat dikatakan bahwa hukum itu
tidak hanya berupa pengaturan terhadap aktivitas ekonomi, tetapi juga
bagaimana pengaruh ekonomi terhadap hukum.3
Hubungan hukum dengan ekonomi bukan hubungan satu arah, tetapi
hubungan timbal balik dan saling memengaruhi. Kegiatan ekonomi yang

3
Abdul Manan. Peranan Hukum dalam Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup 2014. h. 07.
9

tidak didukung oleh hukum akan mengakibatkan terjadi kekacauan, sebab


apabila para pelaku ekonomi dalam mengejar keuntungan tidak dilandasi
dengan norma hukum, maka akan menimbulkan kerugian salah satu pihak
dalam melakukan kegiatan ekonomi. Ada sementara ahli hukum mengatakan,
bahwa hukum selalu berada di belakang kegiatan ekonomi, setiap kegiatan
ekonomi dilakukan oleh seseorang pasti kegiatan itu diikuti oleh norma
hukum yang menjadi rambu pelaksananya. Hukum yang mengikuti kegiatan
ekonomi ini merupakan seperangkat norma yang mengatur hubungan
kegiatan ekonomi dan ini selalu dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang dianut
oleh suatu negara. Untuk Indonesia dasar kegiatan hukum ekonomi itu
terletak pada Pasal 33 UUD 1945 dan beberapa peraturan derivatif lainnya.
(Abdul Manan, 2014, HAL 7-8).
Hukum dan ekonomi ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan dan saling melengkapi. Di negara-negara maju (misalnya
Singapura) sebelum produk-produk ekonomi diterjunkan ke pasar bebas,
terlebih dahulu dibuat aturan hukum untuk melindungi penggunaan produk-
produk ekonomi tersebut oleh masyarakat. Misalnya dalam bidang produk
handphone, masyarakat dilarang keras menggunakan handphone di tempat-
tempat umum yang memerlukan ketenangan seperti di perpuatakaan, di
rumah sakit, dan juga dilarang keras menggunakan handphone dikala
menyetir mobil. Apabila hal ini dilakukan, maka dihukum dengan hukuman
berat. Di Indonesia, hal ini belum dilakukan, banyak produk ekonomi telah
diluncurkan, hukum belum dibuat menyertai produk ekonomi tersebut.
Orang-orang bebas menggunakan handphone semaunya, di sbarang tempat
dan situasi. Demikian juga dengan produk-produk ekonomi lain, seperti
komputer dan penggunaan alat-alat elektronik dalam bidang ekonomi,
sebagian besar produk-produk itu belum ada hukum yang mengaturnya untuk
menuju kepada ketertiban dan kedamaian.
Caoter dan Ulen sebagaimana dikutip oleh Fajar Sugianto 46
mengatakan, bahwa interaksi antara ilmu hukum dan ilmu ekonomu tidak
dapat dipisahkan, karena keduanya mempunyai persamaan dan keterkaitan di
10

dalam teori-teori keilmuan tentang perilaku (scientific theories of behavior).


Menurutnya, ilmu ekonomu menyediakan acuan normatif untuk
mengevaluasi hukum dan kebijakan, sementara hukum bukan hanya berupa
misteri rahasia, argumen-argumen teknikal, namun berupa alat untuk
mencapai tujuan-tujuan sosial yang penting, ilmu ekonomi memproteksi
terhadap efisiensi kebijakan.
Richard A. Panser menjelaskan bahwa teori-teori hukum telah
mengasimilasi banyak konsep ekonomi, misalnya incentive cost, opportunity
cost, risk oversion, transaction, cost, free ridring, credible commitment,
adverse selection, dan lain sebagainya, terutama keberadaan hukum kontrak
di dalam pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, konsep-konsep ekonomi telah
melahirkan pri sip-prinsip hukum seperti litigations cost, property rules, strict
leability, mon monetery sanctions, efficiency, dan breach. Sebagai contoh
penerapan ilmu ekonomi terhadap hukum kontrak antara lain teori tawar
menawar (bargaining theory) yang menjadi jembatan penghubung
keinterdependensian antara ilmu hukum dan ilmu ekonomi, dari sudut
pandang ekonomi kontrak merupakan transaksi hukum yang menyatakan
pencapaian peningkatan kesejahteraan (wealth maximinization). Untuk
mencapai hak ini diharapkan transaksi hukum dapat dituangkan ke dalam
kontrak secara sukarela, namun memiliki pengaturan yang ketat untuk
melindungi proses pertukaran hak dan kewajiban.
Menurut Fajar Sugianto 48 dari uraian diatas, maka dapat diketahui
bahwa ilmu ekonomi dapat membantu untuk mengamati hukum dan ilmu
hukum dengan cara-cara baru, misalnya dalam mencermati keberadaan
kontrak. Cara pandang ekonomi terhadap hukum dapat membantu hukum dan
ilmu hukum tidak saja menjadi alat untuk mencaoau tujuan hukum atay hanya
berperan sebagai penyedia keadilan, tetapi sebagai subjek hukum mencapai
sasaran dan cita-cita hukum.
Ilmu hukum dan ilmu ekonomi sebagai inti disipliner menyarankan
kepada para pengguna hukum, khususnya praktisi hukum dan akademisi ilmu
hukum, agar sama sekali tidak mengecilkan disiplin ilmu ekonomi. Demikian
11

juga sebaliknya, para ekonom wajib mempelajari hukum dan ilmu hukum
yang memiliki andil besar dalam mengatur kegiatan ekonomi, baik orang
perorangan, korporasi, maupun oleh suatu negara.
Era globalisasi yang melanda dunia saat ini telah membuat pergaulan
masyarakat dunia semakin terbuka, batas-batas negara dalam pengertian
ekonomi dan hukum semakin erat. Kedua hal ini selalu berjalan secara
bersamaan. Oleh karena itu, segala hal yang berhubungab dengan kegiatan
ekonomi yang telah dibahas dalam GATT, WTO, dan lembaga ekonomi
internasional lainnya harus menjadi pertimbangan serius dalam membangun
hukum ekonomi indonesia. Hal ini penting karena prinsip management accros
berbeda saat ini tidak bisa dibendung lagi dan bergerak terus ke arah satu
pemahaman bagaimana meratakan ekonomi dunia. Negara-negara yang
mengasingkan diri dari pergaulan ekonomi dunia, tidak meratifikasi hukum
ekonomi internasional menjadi hukum ekonomi nasional, maka negara
tersebut akan ketinggalan zaman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas adapun yang dapat disimpulkan bahwa:


1. Pengertian hukum bisnis menurut Munir Fuady adalah sebuah kaidah
hukum yang digunakan untuk mengatur tata cara pelaksanaan kegiatan
dagang yang berhubungan dengan kegiatan produktif serta memiliki
motif untuk mendapatkan sebuah keuntungan.
2. Dalam melakukan Ekonomi/bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas
dari hukum karena hukum sangat berperan mengatur bisnis agar
ekonomi/bisnis bisa berjalan dengan lancar, tertib, aman sehingga tidak
ada pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya kegiatan tersebut, contoh
hukum ekonomi/bisnis adalah Undang-Undang Perlindungan Konsumen
(UU No. 8 tahun 1999). Dalam undang-undang perlindungan konsumen
dalam pasal disebut diatur tentang kewajiban Pengusaha mencantumkan
lebel halal dan kadaluarsa pada setiap produk yang ia keluarkan. Dengan
kewajiban tersebut konsumen terlindungi kesehatannya karena ada
jaminan perlindungan jika produk sudah daluarsa. Begitu juga dengan
konsumen umat Islam adanya lebel halal akan terjamin dari
mengkonsumsi produk haram. Contoh-contoh hukum yang mengatur
dibidang Ekonomi/bisnis, Hukum Perusahaan (PT, CV, Firma),
Kepailitan, Pasar Modal, Penanaman Modal PMA/PMDN, Likuidasi,
Merger, Akuisisi, Perkreditan, Pembiayaan, Jaminan Hutang, Surat
Berharga, Hukum Ketenagakerjaan atau Perburuhan, Hak Kekayaan
Intelektual, Hukum Perjanjian (jual beli/transaksi dagang), Hukum
Perbankan, Hukum Pengangkutan, Hukum Investasi, Hukum Teknologi,
Perlindungan Konsumen, Hukum Anti Monopoli, Keagenan, Distribusi,
Asuransi, Perpajakan, Penyelesaian Sengketa Ekonomi atau bisnis,
Perdagangan Internasional atau WTO, Kewajiban Pembukuan, dan lain-
lain.

12
13

3. Tujuan Hukum secara singkat tujuan hukum terbagi atas 3 bagian, yaitu :
1. Keadilan, 2. Kepastian, 3. Kemanfaatan. Sedangkan Sumber hukum
adapun yang dimaksud dengan sumber hukum ialah: segala apa saja yang
menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekutan yang bersifat
memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan
sanksi yang tegas dan nyata.
4. Hukum bisnis sendiri dapat diartikan sebagai sebuah perangkat kaidah
hukum yang digunakan untuk mengatur tata cara pelaksanaan kegiatan
maupun urusan dagang, industri, maupun keuangan yang memiliki
hubungannya dengan proses produksi maupun pertukaran barang serta
jasa.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat mudah – mudahan apa yang
kami paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk
lebih mengenal Aspek Hukum dalam Bisnis. Kami menyadari apa yang kami
paparkan dalam makalah ini tentu masih belum sesuai apa yang di harapkan,
untuk itu kami berharap masukan yang lebih banyak lagi dari dosen
pengampu dan teman – teman semua.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Muhammad. 2014 Hukum Perdata Indonesia, Cet V, Bandung: PT


Citra Aditya Bakti. Bandung.
Fuady, Munir, 2005, Pengantar Hukum Bisnis, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Manan Abdul 2014 Peranan Hukum dalam Pembangunan Ekonomi, Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup

Anda mungkin juga menyukai