Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGANTAR UMUM TENTANG HUKUM

DOSEN PENGAMPU
SUKAARO WARUWU, SE., SH., MM

MATA KULIAH
HUKUM BISNIS

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

VINIS DAYA MAYORITAS ZEGA 232172016


JELITA AGUNG PERMATA SARI ZENDRATO 2321193
IRWAN YUNELIS BATEE 2321189
FREDIKA ADE PRATAMA 2321157
MELINAWATI NAPITUPULU 2321504
YERISMAN

UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN
T.P. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kelimpahan rahmatNya
sehingga makalah mengenai Pengantar Umum Tentang Hukum ini, dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap teman-teman kami dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan dalam mata kuliah
hukum Bisnis pada Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Nias. Selanjutnya kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Bapak Sukaaro Waruwu, SE., SH., MM
selaku dosen pembimbing mata kuliah Hukum Bisnis yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kritik dan saran dari teman-teman sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, semoga makalah Pengantar Umum Tentang Hukum ini, dapat
bermanfaat sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi kita semua.

Gunungsitoli, 01 April 2023


Penulis.

Kelompok 1 Hukum Bisnis

i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1


A. LATAR BELAKANG....................................................................................... 1
B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH..................................................... 1
C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH ............................................................ 2
D. MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH......................................................... 2
E. METODE PEMBUATAN MAKALAH ........................................................... 2

BAB II PEMBASAHAN..................................................................................................... 3
A. PENGERTIAN HUKUM DAN TUJUAN HUKUM .......................................... 3
B. PENGERTIAN EKONOMI DAN BISNIS.......................................................... 4
C. PENGERTIAN HUKUM EKONOMI DAN HUKUM BISNIS ......................... 5
D. SUMBER HUKUM BISNIS ............................................................................... 8
E. PENGERTIAN SUBYEK, OBYEK, KEJADIAN/ PERISTIWA
PERBUATAN DAN HUBUNGAN HUKUM..................................................... 9
F. PRINSIP-PRINSIP UMUM DALAM HUKUM ................................................. 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 14


A. KESIMPULAN ................................................................................................ 14
B. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini dengan semakin pesatnya perkembangan setiap bidang kehidupan,
termasuk bisnis yang kini tak hanya barang namun juga jasa, diperlukan suatu kebutuhan
untuk sadar hukum dan “melek” hukum. Suatu negara yang digambarkan dalam Diagram
Pareto pada awalnya dibuat atas fenomena unik bahwa menurut penelitian tersebut 80%
pendapatan negara ditentukan oleh 20% penduduknya, ini menunjukan bahwa bisnis
termasuk sebagai penopang perekonomian dan pembangunan di suatu negara.

Menurut Saleh (1990), “Hukum merupakan pranata yang pada akhirnya


menentukan bagaimana kesejehateraan yang dicapai tersebut dapat dinikmati secara merata,
bagaimana keadilan sosial dapat diwujudkan dalam kehidupan masyarakat dan bagaimana
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membawa kebahagiaan rakyat banyak”.

Sebagai pelaku bisnis tentu tidak akan terlepas dari hukum, khususnya hukum
bisnis. Hukum bisnis bertujuan untuk memberikan kepada para pelaku bisnis berupa
keadilan, kepastian hukum, dan ketertiban dalam menjalankan kegiatan bisnis mereka.
Dengan demikian, hukum sangat berperan mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan
lancar, tertib, dan aman, sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya
kegiatan bisnis tersebut.

Hukum sebagai salah satu alat pengawasan (social control) yang efektif untuk
mengendalikan praktek bisnis yang tidak sehat. Sebab hukum menetapkan secara tegas apa
yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan, serta bentuknya yang tertulis memberi
rasa aman bagi para pelaku bisnis, karena apabila terjadi pelanggaran sanksinya jelas dan
terdapat bukti nyata.

Kegiatan bisnis yang terkadang kompleks menjadi alasan perlunya hukum sebagai
“atap”nya, bisnis tentu melibatkan dua pihak atau lebih, payung hukum yang menjamin
agar mereka masing-masing pihak menunaikan seluruh kewajiban dan atau mendapatkan
seluruh haknya.

B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang maka kami mendapatkan batasan dan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian hukum dan tujuan hukum?
2. Apa pengertian ekonomi dan bisnis?
3. Apa pengertian hukum ekonomi dan hukum bisnis?
1
4. Darimana sumber hukum bisnis?
5. Apa pengertian subyek, obyek, kejadian/ peristiwa perbuatan dan hubungan hukum?
6. Apa prinsip-prinsip umum dalam hukum?

C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH


Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memberikan wawasan
yang utuh, komprehensip dan mendalam tentang etika dalam berbisnis dengan berbagai
prinsip dan tujuannya, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian hukum dan tujuan hukum.
2. Untuk mengetahui pengertian ekonomi dan bisnis.
3. Untuk mengetahui hukum ekonomi dan hukum bisnis.
4. Untuk mengetahui sumber hukum bisnis.
5. Untuk mengetahui pengertian subyek, obyek, kejadian/ peristiwa perbuatan dan
hubungan hukum.
6. Untuk mengetahui prinsip-prinsip umum dalam hukum.

D. MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH


Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca khususnya teman-
teman Prodi Manajemen pada mata kuliah Hukum Bisnis dapat memiliki dan mengerti akan
wawasan yang utuh mengenai prinsip-prinsip, tujuan, serta peran etika bisnis sehingga
dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan bisnis yang real di masyarakat pada umumnya.

E. METODE PEMBUATAN MAKALAH


Kami membuat makalah ini dengan beberapa metode antara lain :
1. Kepustakaan yaitu mencari buku-buku yang berkaitan dengan materi yang kami bahas.
2. Pencarian ilmu dan teori yang berkaitan dengan materi yang kami bahas melalui Internet.
3. Masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab pada penjelasan poin-poin materi
pembahasan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HUKUM DAN TUJUAN HUKUM


Hukum adalah peraturan yang bersifat memaksa yang menetukan tingkah laku
manusia dalam masyarakat. Meliputi aturan tertulis dan tidak tertulis yang berlaku dalam
penyelenggaraan segenap dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Van
Vollenhoven (Het adatrecht van Nederlandsche Indie), Hukum adalah suatu gejala dalam
pergaulan hidup yang bergejolak terus menerus dalam keadaan bentur membentur tanpa
henti-hentinya dengan gejala lainnya.

Norma hukum masih diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat meskipun ada


norma-norma atau kaidah-kaidah lain seperti norma agama, norma kesusilaan, dan norma
kesopanan. Norma hukum masih diperlukan karena dari ketiga norma tersebut tidak mampu
memberikan secara langsung rasa keadilan dan kebenaran bagi masyarakat. Dalam hukum
dikenal dengan istilah berlaku secara unifikasi (berlaku bagi seluruh golongan). Norma
semacam ini dapat berlaku secara menyeluruh dikarenakan dalam pembuatan norma itu
jelas, atau dengan kata lain ada azas legalitas dalam hukum.

Tujuan hukum adalah untuk menciptakan suatu sistem yang teratur dan adil yang
mengatur tindakan manusia dalam masyarakat. Tujuan utama hukum adalah untuk
melindungi hak asasi manusia, mempromosikan keadilan, mencegah konflik dan kekerasan,
menjaga ketertiban sosial, mengatur hubungan antara individu dan institusi, serta
memberikan jaminan atas keamanan dan stabilitas bagi masyarakat. Dalam banyak negara,
tujuan hukum juga mencakup pembuatan kebijakan publik, seperti perlindungan
lingkungan, pemberantasan korupsi, dan peningkatan kesejahteraan sosial. Secara
keseluruhan, tujuan hukum adalah untuk memastikan bahwa masyarakat berfungsi dengan
efektif dan efisien, dengan memastikan keadilan dan kesetaraan di antara semua anggota
masyarakat.

Bisnis adalah keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan
secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan barang-barang atau
jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan, dipertukarkan, atau disewakan
dengan tujuan mendapatkan keuntungan. (R.B. Simatupang). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, bisnis adalah usaha dagang, usaha komersial dalam dunia perdagangan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa bisnis merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan,
karena dikatakan sebagai suatu pekerjaan, mata pencaharian, bahkan suatu profesi; Bisnis
merupakan aktivitas dalam perdagangan; Bisnis dilakukan dalam rangka memperoleh
keuntungan/laba .
3
Ada 3 bidang usaha bisnis:
1. Perdagangan
2. Industri
3. Jasa
Aturan-aturan hukum itu dibutuhkan dalam bisnis karena :
1. Pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan bisnis itu membutuhkan sesuatu yang lebih
daripada sekadar janji serta iktikad baik saja.
2. Adanya kebutuhan untuk menciptkan upaya-upaya hukum yang dapat digunakan
seandainya salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya, tidak memenuhi janjinya.
Disinilah peran hukum bisnis tersebut.

Dengan kata lain hukum binis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk
enforcement-nya) yang mengatur tentang tatacara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang,
industri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa
dengan menempatkan uang dari para entrepreneunr dalam risiko tertentu dengan usaha
tertentu dengan motif (dari entrepreneur tersebut) adalah untuk mendapatkan keuntungan.
(Munir Fuady, 2005:2).

Dapat dikatakan bahwa hukum bisnis penting atau perlu diketahui atau dipelajari oleh
pelaku ekonomi atau bisnis karena setiap aktivitas/kegiatan bisnis selalu diatur oleh hukum.
Untuk itu para pelaku bisnis atau ekonomi perlu mengetahui atau mempelajarinya agar
bisnisnya bisa berjalan dengan lancar sehingga tidak melanggar hukum atau melakukan
bisnis yang illegal yang menyebabkan kerugian baik pelaku bisnis itu sendiri (produsen)
maupun masyarakat (konsumen).

B. PENGERTIAN EKONOMI DAN BISNIS


Bisnis menjadi salah satu wadah yang mendukung perkembangan ekonomi di
berbagai lini kehidupan. Mulai dari ruang lingkup di dalam negeri, hingga ruang lingkup di
luar negeri. Ekonomi dan bisnis menjadi satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Bisnis
adalah serangkaian usaha yang dilakukan individu atau kelompok dengan menawarkan
barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan (laba). Arti bisnis juga bisa
didefinisikan sebagai menyediakan barang dan jasa guna untuk kelancaran sistem
perekonomian.

Berbicara mengenai ekonomi bisnis, pasti erat kaitannya dengan kegiatan operasional
suatu perusahaan dalam upaya bertahan hingga berkembang sehingga terwujud kondisi
ekonomi yang terus membaik. Secara umum, ekonomi bisnis merupakan bidang ekonomi
terapan yang fokus mempelajari tentang berbagai masalah terkait organisasi, pasar, kondisi
keuangan hingga lingkungan yang harus dihadapi oleh perusahaan.

4
Adapun beberapa karakteristik bisnis adalah sebagai berikut:
Kegiatannya berkaitan erat dengan barang atau jasa kebutuhan manusia
1. Dapat menciptakan kebutuhan dan permintaan manusia
2. Dapat dilakukan secara perorangan, kelompok, organisasi, lembaga, hingga institusi.
3. Berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi
4. Bertujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba
5. Dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
6. Memiliki risiko rugi dalam pelaksanaannya.

Ekonomi bisnis bisa diartikan sebagai suatu bidang ilmu ekonomi terapan yang
mempunyai tujuan utama untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap bisnis dengan
didasarkan pada teori ekonomi dan juga metode kuantitatif. Ekonomi bisnis juga
mempunyai peranan penting dalam berkontribusi pada struktur organisasi dan hubungan
kerjasama antar perusahaan dengan pasar modal, tenaga kerja hingga produk yang
dihasilkan langsung oleh perusahaan bersangkutan.

Ekonomi bisnis bisa dikatakan lebih fokus dalam memadukan antara dua sudut
pandang yakni melalui teori ekonomi dan juga pendekatan secara kuantitatif. Sehingga,
nantinya hasil dari analisa yang sudah dilakukan dalam kurun waktu tertentu, bisa
digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan-keputusan penting sehingga bisnis bisa
berjalan dengan baik.

Ekonomi secara umum didasarkan pada pembelajaran mengenai komponen dan fungsi
dari pasar tertentu yang melibatkan penawaran, permintaan, dan dampak dari konsep
kelangkaan. Sementara untuk ekonomi yang ada di dalam bisnis akan lebih berfokus pada
berbagai elemen hingga faktor yang ada dalam kegiatan operasional bisnis itu sendiri.
Kemudian, cara apa saja yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk bisa terhubung
langsung dengan kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Contoh dari ekonomi dalam bisnis bisa dilihat pada kewirausahaan yang berhubungan
dan berinteraksi secara langsung dari 4 aspek usaha itu sendiri seperti penyedia modal,
karyawan, pemerintah dan konsumen. Tujuan dari ekonomi bisnis adalah untuk
mendapatkan penghasilan. Ekonomi bisnis mempunyai karakteristik seperti teori dalam
berbisnis, prinsip yang digunakan dalam berbisnis dan penerapan konsep ekonomi.

Ekonomi bisnis untuk level ekonomi mikro berkaitan langsung dengan permasalahan
pada individu itu sendiri. Ekonomi bisnis untuk level ekonomi makro berkaitan langsung
dengan berbagai ruang lingkup usaha yang lebih luas seperti kemampuan pengusaha dalam
memahami perdagangan internasional, masalah moneter, anggaran, kebijakan pemerintah
tentang pajak, hubungan perburuhan, siklus bisnis hingga pendapatan nasional. Dengan
5
mengetahui konsep dari ekonomi makro ini, pengusaha bisa lebih bijak dan tepat dalam
mengambil berbagai keputusan demi mewujudkan masa depan perusahaan yang lebih baik.

C. PENGERTIAN HUKUM EKONOMI DAN HUKUM BISNIS


1. Hukum Ekonomi
Lahirnya hukum ekonomi disebabkan oleh semakin pesatnya pertumbuhan dan
perkembangan perekonomian. Di seluruh dunia hukum yang berfungsi mengatur dan
membatasi kegiatan-kegiatan ekonomi dengan harapan pembangunan perekonomian
tidak mengabaikan hak-hak kepentingan masyarakat.

Hukum ekonomi adalah bidang hukum yang berkaitan dengan regulasi dan
pengaturan kegiatan ekonomi. Hukum ekonomi meliputi semua hukum dan peraturan
yang berkaitan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa.
Bidang hukum ini meliputi berbagai topik, termasuk hukum perusahaan, hukum
perpajakan, hukum perdagangan internasional, hukum persaingan usaha, dan hukum
kontrak. Tujuan hukum ekonomi adalah untuk melindungi hak-hak konsumen dan
produsen, mempromosikan persaingan sehat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.

Dalam teori hukum, istilah “Hukum Ekonomi” merupakan terjemahan dari


Economisch Recht (Belanda) atau Economic Law (Amerika). Sekalipun demikian,
pengertian atau konotasi Economisch Recht di Belanda ternyata berbeda dengan arti
Economic Law di Amerika Serikat. Sebab pengertian Economisch Recht (Belanda)
sebenarnya berasal dari istilah Droit E’conomique (Perancis) yang sebelumnya
dipakai oleh Farjat dan setelah Perang Dunia Kedua berkembang menjadi Droit de
l’economie. Adapun Droit E’conomique adalah kaidah-kaidah hukum Administrasi
Negara (terutama yang berasal dari kekuasaan eksekutif) yang dimulai sekitar tahun
1930an diadakan untuk membatasi kebebasan pasar di Perancis, demi keadilan
ekonomi bagi rakyat miskin, agar tidak hanya mereka yang berduit saja yang
dapat memenuhi kebutuhannya akan pangan, tetapi agar rakyat petani dan buruh juga
tidak akan mati kelaparan.

Krisis ekonomi dunia yang dikenal dengan nama “malaise” di tahun 1930an
itulah yang mengakibatkan adanya koreksi terhadap faham “pasar bebas”, karena
ternyata pemerintah Perancis merasa wajib untuk mengeluarkan peraturan Hukum
Administrasi Negara yang menentukan harga maksimum dan harga minimum bagi
bahan-bahan pokok maupun menentukan izin-izin Pemerintah yang diperlukan untuk
berbagai usaha di bidang ekonomi, misalnya untuk membuka perusahaan, untuk
menentukan banyaknya penanaman modal dan didalam usaha apa modal ditanamkan,
untuk mengimpor atau mengekspor barang, kemana, seberapa dan sebagainya.
6
Peraturan-peraturan Hukum Administrasi Negara seperti itu dicakup dengan
nama Droit E’conomique (atau Hukum Ekonomi dalam arti sempit). Kemudian,
setelah Perang Dunia Kedua, yaitu sekitar tahun 1945an, negara-negara Eropa yang
harus membangun kembali negaranya dengan bantuan International Bank for
Reconstruction, PBB diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun yang
mendasari keputusan IBRD untuk memberi bantuan kepada negara-negara yang
bersangkutan. IBRD adalah singkatan dari International Bank for Reconstruction and
Development, yang dikenal juga dengan nama Bank Dunia. Persetujuan internasional
antara IBRD dan negara penerima bantuan dituangkan dalam kebijaksanaan dan
peraturan hukum negara penerima bantuan untuk dilaksanakan, seperti misalnya
sampai kini juga terjadi di Indonesia sejak Orde Baru.
Keseluruhan kebijaksanaan dan peraturan hukum yang tidak hanya terbatas pada
Hukum Administrasi Negara saja, tetapi juga mengatur hal-hal yang
termasuksubstansi Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Dagang, Hukum
PerdataInternasional, bahkan juga Hukum Acara Perdata dan Pidana, dicakup
dengannama Droit de l’Economique atau Hukum Ekonomi dalam arti luas.

2. Hukum Bisnis
Hukum bisnis adalah perangkat hukum yang mengatur suatu tatacara dan
pelaksanaan suatu urusan atau suatu kegiatan perdagangan, industri, ataupun tentang
kegiatan keuangan yang berhubungan dengan kegiatan pertukaran barang dan jasa,
kegiatan produksi maupun suatu kegiatan menempatkan uang yang dilakukan oleh
para pengusaha bisnis dengan usaha dan usaha yang lainnya, dimana entrepreneur
sudah mempertimbangkan suatu segala resiko yang mungkin terjadi.

Terdapat cukup banyak pengertian hukum bisnis menurut para ahli .Berikut ini
adalah beberapa pengertian hukum bisnis menurut para ahli, antara lain:
1. Menurut Munir Fuady
Pengertian hukum binis adalah suatu perangkat atau kaidah hukum termasuk upaya
penegakannya yang mengatur mengenai tata cara pelaksanaan urusan atau kegiatan
dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran
barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para entrepreneur dalam risiko
tertentu dengan usaha tertentu dengan motif untuk mendapatkan keuntungan.

2. Menurut Dr. Johannes Ibrahim, S.H., M.Hum.


Dalam persepsi manusia modern, pengertian hukum bisnis adalah seperangkat
kaidah hukum yang diadakan untuk mengatur serta menyelesaikan berbagai
persoalan yang timbul dalam aktivitas antar manusia, khususnya dalam bidang
perdagangan.

7
Hukum bisnis bertujuan untuk memberikan pedoman dan kerangka hukum yang
jelas bagi pelaku bisnis agar mereka dapat menjalankan bisnisnya dengan aman, adil,
dan bertanggung jawab secara hukum. Beberapa topik yang sering dibahas dalam
hukum bisnis meliputi kontrak, hak kekayaan intelektual, persaingan usaha, peraturan
perpajakan, dan tanggung jawab sosial perusahaan. Tujuan hukum bisnis dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Untuk menjamin berfungsinya keamanan mekanisme pasar secara efisien dan
lancar.
2. Untuk melindungi berbagai suatu jenis usaha, khususnya untuk jenis Usaha Kecil
Menengah (UKM).
3. Untuk membantu memperbaiki suatu sistem keuangan dan system perbankan.
4. Memberikan perlindungan terhadap suatu pelaku ekonomi atau pelaku bisnis.

Sementara hukum bisnis berfungsi sebagai berikut :


1. Sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis,
2. Untuk memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis, dan
3. Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas di bidang bisnis yang berkeadilan,
wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum).

Penting bagi para pelaku bisnis untuk memahami hukum bisnis agar mereka
dapat menghindari pelanggaran hukum yang dapat merugikan bisnisnya dan juga
untuk menjaga hubungan baik dengan pihak lain yang terlibat dalam kegiatan bisnis.

D. SUMBER HUKUM BISNIS


Perlu dipahami bahwa terdapat 2 (dua) sumber hukum yang berlaku di Indonesia yaitu
sumber hukum materiil dan sumber hukum formil. Sumber hukum materiil yaitu hukum
yang dilihat dari segi isinya dan berasal dari faktor-faktor yang menentukan isi hukum
yakni kondisi sosial-ekonomi, agama, dan tata hukum negara lain. Sedangkan sumber
hukum formil merupakan sumber hukum yang berkaitan dengan prosedur atau cara
pembentukannya dan secara langsung dapat digunakan untuk menciptakan hukum. Sumber
hukum formil antara lain terdiri atas peraturan perundang-undangan seperti UUD 1945,
undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden, serta peraturan daerah; traktat
yakni perjanjian antar negara yang dibuat dalam bentuk tertentu; doktrin dari ahli hukum;
dan yurisprudensi yaitu putusan hakim.

Kedua sumber hukum di atas merupakan dasar terbentuknya hukum bisnis atau
hukum yang digunakan dalam menjalankan bisnis. Sebagai contoh, sumber hukum bisnis
secara formil dari segi undang-undang antara lain:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang mengatur tentang hubungan,
baik hubungan atas kebendaan maupun antara perorangan dan badan hukum. Dalam
8
KUHPerdata, terdapat aturan mengenai jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam
(termasuk kredit), dan sebagainya.
2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang antara lain mengatur tentang tindak
pidana dalam bisnis, seperti penipuan.
3. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang mengatur persoalan perdagangan
secara khusus yang belum diatur dalam KUHPerdata seperti bentuk badan usaha meliputi
CV dan firma.
4. Peraturan lainnya di luar KUHPerdata, KUHP, dan KUHD, misalnya undang-undang
yang mengatur tentang perseroan terbatas yang diatur dalam Undang-Undang Perseroan
Terbatas atau undang-undang yang mengatur tentang investasi yakni Undang-Undang
Penanaman Modal.
Sumber hukum bisnis yang berkaitan dengan dasar terbentuknya hukum bisnis. yaitu
sebagai berikut:
1. Asas kontrak adalah apa yang dilakukan oleh para pihak agar masing-masing pihak
memenuhi kontrak.
2. Asas kebebasan berkontrak, yang menurutnya para penyelenggara dapat membuat dan
memutuskan sendiri isi dari kontrak yang telah disepakati

Hukum bisnis juga berasal dari perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang
melakukan transaksi. Pasal 1338 KUHPerdata memberlakukan asas kebebasan berkontrak
di mana para pihak dapat menentukan sendiri aturan yang terdapat pada perjanjian yang
mereka sepakati dan perjanjian tersebut akan berlaku secara sah sebagai “Undang-Undang”
yang mengikat para pihak.

E. PENGERTIAN SUBYEK, OBYEK, KEJADIAN/ PERISTIWA PERBUATAN


DAN HUBUNGAN HUKUM
1. Subyek Hukum
Subyek hukum adalah setiap individu atau badan hukum yang memiliki hak dan
kewajiban dalam hubungan hukum. Subyek hukum dapat berupa individu seperti
orang perorangan, atau badan hukum seperti perusahaan, organisasi, dan institusi
lainnya. Subyek hukum dapat mempertahankan hak-haknya dan memiliki tanggung
jawab hukum dalam hubungan dengan subyek hukum lainnya.

Sebagai contoh, individu sebagai subyek hukum mempunyai hak untuk


memiliki properti, melakukan tindakan hukum tertentu, dan memiliki hak asasi
manusia. Sedangkan, badan hukum sebagai subyek hukum mempunyai hak untuk
memperoleh pendapatan dan keuntungan, dan memiliki kewajiban untuk membayar
pajak.

9
Dalam hukum, subyek hukum memiliki hak untuk mempertahankan
kepentingannya dan mengajukan tuntutan di pengadilan jika haknya dilanggar.
Subyek

1
0
hukum juga memiliki kewajiban untuk mematuhi aturan dan regulasi yang berlaku
dalam sistem hukum. Melalui hak dan kewajibannya, subyek hukum dapat
membentuk hubungan hukum yang mengatur interaksi antar subyek hukum lainnya
dan menciptakan stabilitas dalam sistem hukum.

2. Obyek Hukum
Obyek hukum adalah sesuatu yang diperlakukan sebagai subjek dalam
hubungan hukum. Obyek hukum dapat berupa barang, jasa, hak kekayaan intelektual,
atau bahkan tindakan atau perilaku tertentu. Obyek hukum memiliki nilai hukum dan
dapat dipindahtangankan antara subyek hukum.

Contoh obyek hukum meliputi:


a. Benda atau properti, seperti tanah, bangunan, kendaraan, dan sebagainya.
b. Hak milik, seperti hak cipta, hak paten, dan hak kekayaan intelektual lainnya.
c. Tindakan atau perilaku, seperti perbuatan melanggar hukum, seperti pencurian,
penipuan, atau kekerasan.
d. Perjanjian atau kontrak, seperti perjanjian kerja, kontrak sewa, atau perjanjian jual
beli.

Penting untuk dicatat bahwa obyek hukum dapat berbeda-beda dalam setiap
sistem hukum, tergantung pada hukum yang berlaku di suatu negara atau wilayah.

3. Kejadian/Peristiwa Perbuatan
Kejadian/Peristiwa Perbuatan Hukum adalah suatu tindakan atau kejadian yang
menjadi dasar terbentuknya hubungan hukum antara dua atau lebih subyek hukum.
Kejadian/Peristiwa Perbuatan Hukum dapat berupa tindakan atau peristiwa yang
sengaja dilakukan atau yang terjadi secara tidak sengaja.

Contoh Kejadian/Peristiwa Perbuatan Hukum antara lain pembelian suatu


barang, penandatanganan sebuah kontrak, pengajuan gugatan, perbuatan hukum yang
melanggar hak seseorang, dan sebagainya.

Dalam hukum, Kejadian/Peristiwa Perbuatan Hukum harus memenuhi syarat-


syarat sahnya sebuah perjanjian agar dapat menghasilkan akibat hukum yang
mengikat pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut. Misalnya, sebuah kontrak
yang dibuat harus memenuhi unsur-unsur yang sah seperti kesepakatan antara kedua
belah pihak, objek yang jelas, dan pertimbangan yang sesuai.

Kejadian/Peristiwa Perbuatan Hukum juga dapat dijadikan sebagai dasar untuk


mengajukan gugatan atau klaim di pengadilan jika hak seseorang dirugikan.
10
Kejadian/Peristiwa Perbuatan Hukum memiliki peran penting dalam sistem hukum,
karena merupakan dasar bagi terbentuknya hubungan hukum antara subyek hukum
dan memiliki dampak hukum yang signifikan terhadap hak dan kewajiban subyek
hukum yang terkait.

4. Hubungan Hukum
Hubungan hukum adalah ikatan hukum yang terbentuk antara subyek hukum
yang satu dengan subyek hukum lainnya dalam mengenai obyek hukum tertentu.
Hubungan hukum dapat terbentuk berdasarkan kontrak, perjanjian, atau hukum yang
berlaku. Hubungan hukum memiliki hak dan kewajiban yang harus dipatuhi oleh
setiap subyek hukum yang terlibat dalam hubungan tersebut.
Contohnya, hubungan hukum antara pemberi kerja dan karyawan terbentuk
melalui perjanjian kerja yang menetapkan hak dan kewajiban keduanya. Begitu pula,
hubungan hukum antara pembeli dan penjual terbentuk melalui perjanjian jual beli
yang menetapkan hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Hubungan hukum juga dapat terbentuk melalui undang-undang, seperti


hubungan hukum antara pemerintah dan warga negara yang diatur dalam konstitusi
dan undang-undang lainnya. Hubungan hukum juga dapat terbentuk melalui perbuatan
hukum, seperti tindakan melanggar hukum yang mengakibatkan seseorang harus
membayar ganti rugi kepada pihak yang dirugikan.

Dalam hubungan hukum, setiap subyek hukum memiliki hak dan kewajiban
yang diatur oleh hukum. Hak dan kewajiban ini menjadi dasar dari tuntutan hukum
yang dapat diajukan oleh subyek hukum jika haknya dilanggar atau kewajibannya
tidak dipenuhi oleh pihak lain dalam hubungan hukum tersebut. Oleh karena itu,
hubungan hukum memegang peran penting dalam menjaga ketertiban dan keadilan
dalam suatu masyarakat yang diatur oleh hukum.

F. PRINSIP-PRINSIP UMUM DALAM HUKUM


Hukum adalah suatu sistem aturan dan prinsip-prinsip yang mengatur tindakan
manusia dalam masyarakat. Ada beberapa prinsip-prinsip umum dalam hukum yang diakui
oleh sebagian besar sistem hukum di dunia, termasuk:
1. Keadilan: Prinsip ini berbicara tentang perlakuan yang adil bagi semua orang dalam
sistem hukum, tanpa kecenderungan atau diskriminasi terhadap suatu kelompok atau
individu tertentu.
2. Legalitas: Prinsip ini menegaskan bahwa hukum harus jelas dan tersedia bagi publik,
sehingga orang dapat mengetahui tindakan mana yang diizinkan atau dilarang.

11
3. Proporsionalitas: Prinsip ini menuntut agar sanksi atau tindakan hukum harus sebanding
dengan pelanggaran yang dilakukan, sehingga tidak ada tindakan yang terlalu berlebihan
atau tidak proporsional.
4. Kebebasan berpendapat: Prinsip ini memastikan bahwa setiap orang memiliki hak untuk
menyatakan pendapat dan pandangannya tanpa takut akan balasan atau hukuman dari
pihak berwenang.
5. Kepastian hukum: Prinsip ini menekankan bahwa hukum harus konsisten dan dapat
diandalkan, sehingga setiap orang dapat memprediksi hasil dari tindakan atau keputusan
yang diambil dalam sistem hukum.
6. Kedaulatan hukum: Prinsip ini menegaskan bahwa hukum adalah otoritas tertinggi, dan
bahwa setiap orang, termasuk penguasa dan lembaga negara, harus tunduk pada hukum.
7. Perlindungan hak asasi manusia: Prinsip ini menjamin bahwa setiap orang harus
dihormati dan dilindungi hak asasi manusianya, termasuk hak atas kebebasan,
kesetaraan, dan keadilan.

Prinsip-prinsip ini adalah landasan dasar dalam sistem hukum dan digunakan sebagai
pedoman dalam pengambilan keputusan dan penegakan hukum. Namun, prinsip-prinsip ini
dapat bervariasi dalam penerapannya di berbagai negara atau sistem hukum yang berbeda.

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam
suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan
dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang
saham, masyarakat. Perusahaan meyakini bahwa prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika. Artinya, bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan
dengan menaati kaidah-kaidah etika, sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Etika Bisnis dapat menjadi standar bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Menurut Sonny Keraf (1998), ada lima prinsip yang dapat dijadikan pedoman untuk
menjalankan praktik bisnis, di antaranya sebagai berikut :
1. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap apa adanya berdasarkan fakta, situasi dan
kondisi yang sebenarnya. Dengan kata lain, apa yang dikatakan itulah apa yang
dikerjakan. Prinsip ini juga memberikan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai
kontrak, komitmen, dan perjanjian yang telah dibuat.

12
2. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, serta tanggung
jawab. Orang yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil keputusan lalu
melaksanakannya berdasarkan kemampuan sendiri dan sesuai dengan apa yang diyakini,
bebas dari tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain.

3. Prinsip saling Menguntungkan


Prinsip saling menguntungkan menanamkan kesadaran untuk saling memberikan
keuntungan satu sama lain, artinya dalam setiap tindakan bisnis harus diusahakan supaya
semua pihak merasa diuntungkan.

4. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk bersikap adil terhadap semua pihak,
dengan tidak membeda-bedakan dari segala aspek, seperti aspek ekonomi, hukum,
maupun yang lainnya.

5. Prinsip Integritas Moral


Prinsip integritas moral merupakan prinsip yang tidak merugikan orang lain dalam
mengambil keputusan dan tindakan bisnis. Prinsip ini dilandasi dengan kesadaran bahwa
setiap orang harus dihormati sebagai manusia.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hukum tentu sangat penting untuk bisnis, seluruh subjek dan objek bisnis tak akan
terlepas dari hukum. Hukum menjamin agar kegiatan bisnis dapat berjalan dengan
aman,tertib dan terlindungi oleh kepastian hukum. Sesuai dengan fungsinya, bahwa Sebagai
sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis, Untuk memahami hak-hak dan
kewajibannya dalam praktik bisnis, Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas dibidang
bisnis yang berkeadilan, wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum).
Hukum pun menjamin bahwa hak dan kewajiban semua pihak terpenuhi,baik itu
produsen maupun konsumennya, sehingga tidak ada satu pihak pun yang merasa dirugikan
jika terjadinya wanprestasi. Hak-hak konsumen untuk merasa aman terhadap suatu produk
pun terjamin. Agar bisnisnya bisa berjalan dengan lancar pelaku bisnis tentu berhubungan
erat dengan hukum sehingga tidak ada kata melanggar hukum atau melakukan bisnis yang
illegal yang menyebabkan kerugian baik pelaku bisnis itu sendiri (produsen) maupun
masyarakat (konsumen).
Oleh karena itu, dengan menaati hukum bisnis akan menghindarkan para pelaku
bisnis dari berbagai persoalan, sekaligus membuat kegiatan bisnis menjadi aman dan
terlindungi. Jadi, tidak ada alasan bagi para pelaku bisnis untuk tidak melakukannya.

B. DAFTAR PUSTAKA
Soesi Idayanti. 2020. Hukum Bisnis. Yogyakarta: Tanah Air Beta

Theodora Rahmawati dan Umi Supratiningsih. 2020. Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar

Hukum Indonesia. Pamekasan: Duta Media Publishing

https://www.acad emi a.edu/29263103/Mak alah_Pengant ar_Hukum_Bisnis

https://www.gramed i a.com/ liter asi/peng er tian - hukum /

https://www.acad emi a.edu/903 7837/Maka lah_PENG AN TAR_ILMU _HU KUM

https://u msu.ac.id /hu kum - bisnis/

https://p intu.co. id/bl og/ekonomi - b isnis - a dalah

https://stor e.sirclo. co m/blog/huku m - bisni s - di- indonesia/

https://b antuanhuku m- sbm.com/ artike l - sumber- hukum- bisnis

https://www.scribd.c om/doc/25159126 /makalah - hukum- ekono mi#

14

Anda mungkin juga menyukai