PERSEROAN TERBATAS”
DISUSUN OLEH:
RISMAWATI : 01656180114
MAGISTER KENOTARIATAN
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Penulisan Makalah ini dilakukan
dalam rangka bagian dari pemenuhan syarat tugas pada mata kuliah Hukum Perusahaan
TERBATAS”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Jur Udin Silalahi, SH,
LL.M, selaku dosen Hukum Perusahaan yang telah memberikan arahan selama ini kepada
kami dan telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan Makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Salam
Penulis
DAFTAR ISI
A. Jenis Penelitian..…………………………………………………….
24
B. Tipe Penelitian................................................................................... 24
A. Kesimpulan........................................................................................ 27
B. Saran.................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 29
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Perusahaan pada dasarnya merupakan badan usaha yang dibentuk untuk dengan
tujuan melaksanakan kegiatan di bidang ekonomi sebagai upaya memperoleh laba dan
semakin ketat dewasa ini. Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya tersebut
Dengan kata lain pengelolaan perusahaan secara baik menjadi faktor penentu
berperan sebagai produsen; menjual barang dan jasa yang sudah dihasilkan kepada
rumah tangga, pemerintah, masyarakat luar negeri atau kepada ketiga- tiganya; dan
Secara garis besar ditinjau dari status badan hukumnya, perusahaan terbagi
menjadi dua kelompok, yaitu perusahaan yang tidak berbadan hukum dan perusahaan
yang berbadan hukum. Pada perusahaan yang tidak berbadan hukum adalah perusahaan,
harta pribadi para sekutu juga akan terpakai untuk memenuhi kewajiban perusahaan
pencatatan harta kekayaan perusahaan. Perusahaan tidak tidak berbadan hukum dapat
Munir Fuady, Hukum Perusahaan dalam Paradigma Hukum Bisnis, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005, hlm. 9.
2
1
berbentuk usaha perseorangan, persekutuan perdata (maatschap), firma, persekutuan
komanditer.3
sendiri yang terpisah dari harta anggotanya, punya tujuan yang terpisah dari tujuan
pribadi para anggotanya dan tanggung jawab pemegang saham terbatas kepada nilai
perusahaan yang berbadan hukum sebagaimana ditentukan Pasal 1 Angka (1) Undang-
UUPT), adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasar
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham dan memenuhi dalam persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang
berfungsi sebagai salah satu sarana untuk melakukan kegiatan ekonomi dalam praktik
bisnis yang dilakukan oleh pelaku usaha. Beberapa faktor penyebab PT menjadi pilhan
utama pelaku usaha saat ini dibandingkan dengan beberapa badan usaha lain, semata-
mata untuk mengambil manfaat karakteristik pertanggung jawaban terbatas dan PT lebih
PT didirikan oleh minimal dua orang pendiri dan ditinjau dari jenis kegiatan
Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung.
4
Ibid Hal. 1
5
Chatamarrasjid, 2000. Menyingkap Tabir Perseroan Kapita Selekta Hukum Perusahaan, Citra Aditya Bakti, Bandung.
2
menjalankan beberapa kegiatan dalam bidang perdagangan dan jasa, serta ekspor impor,
sedangkan PT khusus hanya menjalankan salah satu jenis perdagangan, jasa, kegiatan
ekspor atau impor. Untuk menjalankan kegiatan usahanya, suatu PT tidak dapat
dilaksanakan oleh hanya satu organ saja, tetapi terdiri dari beberapa organ yang masing-
PT terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (selanjutnya disingkat RUPS), Dewan
Komisaris dan Dewan Direksi, yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan dalam
dari aspek legalitas yang memerlukan peran notaris, baik dalam proses pendirian,
kepailitan suatu Perseroan Terbatas. Hal ini berkaitan dengan peran notaris sebagai
pejabat umum yang memberikan kepastian hukum kepada masyarakat melalui akta
otentik yang dibuatnya. Kedudukan notaris7 sebagai pejabat umum sangat dibutuhkan
oleh masyarakat, sebab masyarakat tidak lagi mengandalkan perjanjian atas dasar
kepercayaan semata-mata.8
berdampak pada perkembangan dasar hukum mengenai notaris, hal ini ditunjukkan oleh
berintikan kebenaran, dan keadilan. Selain itu dalam menjalankan jabatannya, notaris
harus dapat bersikap profesional dengan dilandasi kepribadian yang luhur dengan
Chatamarrasjid, 2000. Menyingkap Tabir Perseroan Kapita Selekta Hukum Perusahaan, Citra Aditya Bakti, Bandung.
7
Widjaya, I. G. Rai. 2000. Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Mega Poin, Jakarta
8
3
senantiasa melaksanakan undang-undang sekaligus menjunjung tinggi kode etik
1. Pasal 7 yang menyatakan bahwa Perseroan Terbatas didirikan oleh dua orang atau
2. Pasal 9 ayat 3 yang menyatakan bahwa dalam hal pendiri tidak mengajukan sendiri
Terbatas dimuat atau dinyatakan dalam akta notaris dalam bahasa Indonesia;
Terbatas yang tidak dimuat dalam berita acara rapat yang dibuat notaris harus
dinyatakan dalam akta notaris paling lambat tiga puluh hari terhitung sejak tanggal
Pemegang Saham, risalah Rapat Umum Pemegang Saham wajib dibuat dan
ditandatangani oleh ketua Rapat dan paling sedikit satu orang pemegang saham yang
ditunjuk dari dan oleh peserta Rapat Umum Pemegang Saham namun tandatangan
tersebut tidak disyaratkan apabila risalah Rapat Umum Pemegang Saham tersebut
pengambilalihan atau pemisahan yang telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham
4
yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Selain peran penting notaris
dalam pelaksanaan UUPT yang sudah dijabarkan diatas, UUPT menyatakan dan
telah berakhir
5) Karena harta pailit Perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam
undangan
b. Dalam hal terjadi pembubaran Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kurator; dan
berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir atau dengan
10
Ibid Hal. 5
5
dicabutnya kepailitan berdasarkan keputusan Niaga dan RUPS tidak
Utang
7. Pasal 147
a. Dalam jangka waktu paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal pembubaran
Indonesia; dan
c. Jangka waktu pengajuan tagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
ayat (1)
11
Ibid Hal. 5
6
d. Pemberitahuan pada Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b wajib
Didalam Undang – Undang No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Pasal 1 angka 1 ; Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor pailit yang
Pengawas, Pasal 1 angka 5 Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau orang perorangan
yang diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta Debitor Pailit
Tujuan utama kepailitan adalah untuk melakukan pembagian antara kreditor atas
kekayaan debitur oleh kurator. Kepailitan dimaksudkan untuk menghindari terjadinya sitaan
terpisah atau eksekusi terpisah oleh kreditor dan menggantikannya dengan mengadakan
sitaan bersama sehingga kekayaan debitur dapat dibagikan kepada semua kreditor sesuai
Putusan pernyataan pailit terhadap debitur membawa dampak besar bagi para
harta debitur pailit. Siapa yang akan mengurus pembagian harta debitur pailit kepada para
sebagaimana yang diungkapkan Professor Warren adalah siapa yang berhak dan bagaimana
membagi harta debitur pailit. Terhadap pernyataan ini, di Indonesia telah diatur bahwa yang
berhak melakukan itu adalah Balai Harta Peninggalan dan Kurator. Hanya saja inti
12
Yani, Ahmad dan Gunawan Widjaja. 2008. Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
7
pernyataan ini adalah bagaimana membagi harta debitur pailit. Membagi harta debitur pailit
merupakan bagian akhir dari proses kepailitan. Tahap mencapai pembagian harta inilah
Selain peranan Kurator dalam Kepailitan, perlu juga diketahui dan dipahami
peranan penting seorang notaris/ PPAT dalam proses kepailitan sampai dengan pemberesan
harta pailit, bahwa dalam prakteknya Kurator dalam pemberesan harta pailit biasanya terdiri
Dalam penjualan harta tidak bergerak serta untuk memenuhi ketentuan peraturan
Perundang-undangan mengenai peralihan hak atas tanah dan bangunan, maka Kurator
memerlukan kewenangan PPAT untuk menerbitkan harta jual beli yang nantinya dijadikan
oleh pihak ketiga (pembeli) dalam proses balik nama. Sedangkan untuk penjualan harta
bergerak dalam dilakukan secara Akta Notaril antara Kurator dengan pihak ketiga
(pembeli).
Berdasarkan hal tersebut maka notaris / PPAT memiliki peranan yang penting bagi
kurator untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan hukum dalam proses pemberessan
harta pailit khususnya dalam proses penjualan dibawah tangan baik atas harta tidak
bergerak maupun harta bergerak. Akta Notaril atau AJB PPAT memberikan pembuktian
yang kuat kepada pihak ketiga (pembeli) sebagai bukti otentik dimana apabila kepailitan
telah berakhir dan kewenangan kurator telah dicabut maka dengan Akta Notaril atau AJB
PPAT memberikan kedudukan yang kuat dan tidak terbantah lagi secara hukum untuk
Salah satu tanggung jawab notaris yang paling penting adalah melakukan
14
Ibid hal. 11
15
Rusli, Hardijan. 1997. Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
16
Setiawan, Wawan. 2004 Sikap Profesionalisme Notaris Dalam Pembuatan Akta Otentik, Media Notariat Edisi Mei-Juni, Jakarta.
8
yang diwajibkan oleh peraturan yang berlaku. Tanggung jawab notaris menjadi penting
untuk diketahui dan dipahami karena tanggung jawab erat kaitannya dengan sanksi. 17
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
2. Sejauh manakah peranan notaris sebagai pejabat umum dalam proses kepailitan suatu
PT?
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui proses kepailitan pada PT serta tanggung jawab kurator dalam
b. Untuk mengetahui peranan notaris sebagai pejabat umum dalam kepailitan suatu
Perseroan Terbatas?
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini mencakup kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, sebagai
berikut:
a. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat berguna
ilmu di bidang hukum perseroan dan kepailitan suatu Perseroan Terbatas serta
17
Ibid hal. 11
9
memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu hukum perusahaan khususnya
Terabatas.
10
TINJAUAN PUSTAKA
2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, yang dalam
Pasal 1 ayat (1) menyebutkan Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan
2. Tujuan Kepailitan
a. Untuk menghindari harta Debitor, khususnya apabila dalam waktu yang sama
seorang Kreditor atau Debitor sendiri. Sebagai contoh Debitor berusaha untuk
Kreditor lainnya dirugikan, atau adanya perbuatan curang dari Debitor untuk
18
Etty S. Suhardo, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, BP UNDIP, Semarang, 2010
11
3. Syarat Kepailitan
dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan
b. Tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan
dapat ditagih
yaitu Asas keseimbangan, Asas kelangsungan usaha, Asas keadilan, Asas integrasi
21
20
Ibid hal. 14
21
Opcit hal. 13
22
M. Hadi Subhan, Hukum Kepailitan: Prinsip, Norma, dan Praktik di peradilan, Kencana, Jakarta, 2008, hal 162-185
12
g. Hubungan kerja dengan para pekerja perusahaan pailit
l. Ketentuan Pidana
dan/atau pemberesan atas harta pailit tersebut diserahkan kepada Kurator yang
diangkat oleh Pengadilan, dengan diawasi oleh seorang Hakim Pengawas yang
1. Pengertian Kurator
23
Ibid hal. 15
24
dan atau pemberesan harta pailit. Selanjutnya agar seorang Kurator dapat
untuk :25
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang- Undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.”
25
14
didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang-
Terbatas.
1. Akta Otentik
Akta otentik menurut Pasal 165 HIR adalah tulisan yang dibuat oleh dan
atau di hadapan pejabat umum yang berkuasa untuk membuatnya, dan menjadi
bukti yang cukup bagi kedua belah pihak dan ahli warisnya dan sekalian orang
yang mendapatkan haknya, tentang segala hal yang disebut dalam akta dan juga
yang ada dalam akta sebagai pemberitahuan saja, dalam hal terakhir ini hanya
dalam akta.26
Berdasarkan ketentuan yang dimuat dalam Pasal 165 HIR, maka akta
memiliki unsur-unsur:
a. Tulisan yang memuat Fakta, peristiwa, atau keadaan yang rnenjadi dasar
menjadi bukti.
Pengertian lain akta otentik adalah akta yang memenuhi unsur-unsur berikut: 27
26
15
27
Hbib, Adjie. 2013. Menjalin Pemikiran-Pendapat tentang Kenotariatan, Citra Aditya Bakti, Bandung.
a. akta yang dibuat; pegawai yang bersangkutan membuat akta itu, jenisnya
Akta di bawah tangan menurut Pasal 165 KUHPerdata adalah akta yang
diterima sebagai alat bukti kepada pihak ketiga (masyarakat). Apabila suatu
akta dituduh palsu, maka akan dijalankan proses tentang insiden pemalsuan.
Acara ini disebut Verificate Proces (Pasal 138 KUHPerdata). Perbedaan antara
akta otentik dengan akta di bawah tangan adalah akta otentik dibuat oleh atau di
membuktikan kepalsuannya. 29
keasliannya
28
Ibid hal. 18
29
Ibid hal. 17
16
Berdasarkan uraian di atas maka diketahui bahwa akta otentik memiliki
yang sempurna, karena tidak dibuat di hadapan notaris. Akta otentik memiliki
kekuatan dan kepastian hukum yang lebih jelas, sedangkan akta otentik
1. Pengertian Notaris
undang lainnnya.
dibutuhkan di masa sekarang ini. Di masa modern ini, masyarakat tidak lagi
mengenal perjanjian yang berdasarkan atas kepercayaan satu sama lain. Setiap
perjanjian yang dilakukan oleh masyarakat pasti akan mengarah kepada notaris
yang tidak dimiliki oleh pejabat negara yang lainnya. Selain kewenangannya,
para notaris juga memiliki kewajiban dan larangan yang wajib mereka patuhi
Ibid hal. 17
31
Saputro, Anke Dwi. 2009. Jati Diri Notaris Indonesia, Dulu, Sekarang, Dan Dimasa Mendatang, Gramedia Pustaka, Jakarta.
17
Nomor 30 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan
Notaris, para notaris di Indonesia wajib untuk memahami apa yang menjadi
wewenang dan kewajiban mereka serta larangan yang tidak boleh dilakukan
(UUJN), yang mempertegas posisi penting Notaris sebagai pejabat umum yang
3.Kewajiban Notaris
penjelasan pasal ini, ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan “alasan untuk
32
Ibid hal. 19
18
menolaknya” adalah alasan yang mengakibatkan notaris tidak berpihak, seperti
adanya hubungan darah atau semenda dengan notaris sendiri atau dengan
melakukan perbuatan, atau hal lain yang tidak dibolehkan oleh undang-undang.
33
b. Apabila notaris tidak ada di tempat karena sedang dalam masa cuti.
orang lain.
yang diwajibkan.
bahasa yang tidak dikuasai oleh notaris yang bersangkutan, atau apabila
33
Saputro Anke Dwi. 2009. Jati Diri Notaris Indonesia, Dulu, Sekarang, dan Dimasa Mendatang, Gramedia Pustaka, Jakarta.
19
sehingga notaris tidak mengerti apa yang sebenarnya dikehendaki oleh
mereka.
4. Kewenangan Notaris
Pasal 15 Ayat (1) UUJN menegaskan bahwa salah satu kewenangan notaris
yaitu membuat akta secara umum. Hal ini dapat disebut sebagai Kewenangan
undang- undang.
Pasal 15 UUJN dan kekuatan pembuktian dari akta notaris, maka ada dua hal
35
36
Ibid hal. 22
20
perlu dibuktikan atau ditambah dengan alat bukti yang lainnya. Jika misalnya
ada pihak yang menyatakan bahwa akta tersebut tidak benar, maka pihak
Kewenangan notaris ini dapat dilihat dalam Pasal 15 Ayat (2) UUJN yang
3)Membuat salinan (copy) asli dari surat-surat di bawah tangan berupa salinan
yang bersangkutan;
Menurut Pasal 15 Ayat (3) UUJN yang dimaksud dengan kewenangan yang
21
keputusan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di tingkat pusat maupun
Untuk penjualan harta tidak bergerak, maka untuk memenuhi ketentuan peraturan
kurator memerlukan kewenangan PPAT untuk menerbitkan Akta Jual Beli yang
nantinya dapat dijadikan oleh pihak ketiga (pembeli) dalam proses balik nama.
Sedangkan untuk penjualan harta bergerak, dapat dilakukan secara akta notariil
antara kurator dengan pihak ketiga (pembeli) Berdasarkan hal tersebut, maka
Notaris/PPAT memiliki fungsi dan peranan yang penting bagi Kurator untuk
pailit khususnya dalam proses penjualan di bawah tangan baik atas harta tidak
bergerak maupun harta bergerak. Akta Notariil atau AJB PPAT memberikan
pembuktian yang kuat kepada Pihak ketiga (pembeli) sebagai bukti otentik, dimana
apabila kepailitan telah berakhir dan kewenangan kurator telah dicabut, maka
37
Ibid hal. 22
22
dengan Akta Notariil atau AJB PPAT memberikan kedudukan yang kuat dan tidak
6.Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Notaris/PPAT dalam hal proses
a. Kurator yang mewakili Penjual harus berdasarkan Putusan Pailit yang sudah
c. Objek Jual beli sudah pernah dilakukan Lelang Umum oleh Kantor Lelang
Negara;
d. Harus ada Penetapan Izin Jual Bawah Tangan dari Hakim Pengawas;
e. Harga jual beli harus sesuai dengan Penetapan Izin Jual Bawah Tangan dari
setempat; dan
g. Dokumen-dokumen lainnya.
23
METODE PENELITIAN
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode,
sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa
I. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah normatif empiris,
normatif (kodifikasi, undang-undang, atau kontrak) secara in action pada setiap peristiwa
hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat. Peristiwa hukum yang dimaksud adalah
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mengambarkan secara rinci, jelas dan sistematis mengenai permasalahan yang diteliti.
Peran Permasalahan yang diteliti adalah mengenai kepailitan suatu PT dan tanggung jawab
kurator dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit serta peranan notaris dalam proses
1. Bahan hukum primer, yaitu bahan – bahan yang mempunyai kekuatan hukum yang
24
e. Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan
2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan baku
primer dan dapat membantu dalam menganalisa serta memahami bahan hukum primer,
seperti literatur dan norma-norma hukum yang berhubungan dengan dengan masalah
3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi, petunjuk maupun
penjelasan tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, antara lain berupa
Kamus Besar Bahasa Indonesia, jurnal, internet yang berkaitan dengan pembahasan
skripsi ini.
Metode pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan
2. Studi Kepustakaan
maksud untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca, mencatat, dan
Data yang diperoleh baik dari hasil studi kepustakaan dan wawancara selanjutnya diolah
1. Editing, yaitu data yang diperoleh diperiksa apakah masih terdapat kekurangan
25
2. Klasifikasi data, yaitu proses pengelompokan data sesuai dengan bidang pokok
3. Sistematisi data, yaitu melakukan penyusunan dan penempatan data pada tiap
26
PENUTUP
Kesimpulan
Peranan Notaris sangatlah penting di dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang hukum
bisnis antara lain berupa kegiatan transaksi jual beli, kontrak kerja, pendirian perusahaan,
sewa menyewa, ekspor impor dan lain-lain. Tugas seorang Notaris adalah menuangkan
Peran Notaris yang sangat tampak jelas pada penjualan yaitu mengenai penjualan pada harta
pailit berupa barang bergerak. Penjualan harta pailit (barang bergerak) dapat saja dibuat
secara dibawah tangan namun demikian dapat pula secara notariil, yaitu diantara Kurator
dengan Pihak Ketiga (Pembeli). Perihal dibuat secara akta Notariil maka penjualan harta
pailit berupa barang bergerak tersebut memberikan pembuktian yang kuat kepada Pihak
telah berakhir dan kewenangan Kurator telah divabut, maka adanya Akta Notariil tersebut
memberikan kepada Pihak Ketiga suatu kedudukan yang kuat untuk mempertahankan
kepemilikan asset-aset bekas harta pailit baik terhadap Debitor maupun pihak lainnya.
Saran
Dalam menjalankan tugas dan kewenangan sesuai dengan jabatannya, Dalam hal ini Notaris
2. Telah ada Lelang Umum oleh Kantor Lelang Negara atas objek yang dibuat aktanya
27
4. Harga Jual Beli objek tersebut harus sesuai dengan Penetapan Izin Jual Bawah
Tangan dari Hakim Pengawas yang didasarkan pada laporan appraiser tersumpah.
28
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Fuady, Munir. 2005. Hukum Perusahaan dalam Paradigma Hukum Bisnis, Citra
Bakti, Bandung.
Rusli, Hardijan. 1997. Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Saputro, Anke Dwi. 2009. Jati Diri Notaris Indonesia, Dulu, Sekarang, dan
Jakarta.
29
Widjaya, I. G. Rai. 2000. Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Mega Poin,
Jakarta.
Yani, Ahmad dan Gunawan Widjaja. 2008. Seri Hukum Bisnis Perseroan
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Notaris
30