Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Law and Business

Dosen Pengampu : Dr. Dailibas.,SE.,MM.,MAk.,PIA.,CFrA.,Ak.,CA

Disusun oleh :

1. Tania Eka Putri (1910631030049)


2. Mochammad Dandi Sumardi (1910631030195)
3. Serlina Friska Damayanti (1910631030215)
4. Siti Nur Azijah (1910631030219)
5. Siti Nuraminah (1910631030220)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Hukum Perseroan Terbatas Berbadan Hukum PT dan BUMN”
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Law
and Business. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.  

Karawang, 19 Februari 2022  

    

Kelompok VI
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................................................3
1.2. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................3
1.3. TUJUAN......................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1. PENGERTIAN PERSEROAN TERBATAS...............................................................................3
2.2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN DASAR HUKUM PT DI INDONESIA.........................3
2.3. CIRI – CIRI PERSEROAN TERBATAS....................................................................................3
2.4. SYARAT PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS..................................................................3
2.5. MODAL PERSEROAN TERBATAS.........................................................................................3
a. Macam-Macam Modal Perseroan Terbatas..................................................................................3
b. Larangan Pengeluaran Saham untuk Dimiliki Sendiri oleh Perseroan dan Kepemilikan Silang. .3
c. Penambahan Modal.....................................................................................................................3
d. Pengurangan Modal.....................................................................................................................3
2.6. BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)...........................................................................3
2.7. FUNGSI DAN PERANAN BUMN.............................................................................................3
2.8. BENTUK-BENTUK BUMN.......................................................................................................3
a. Badan Usaha Perseroan (Persero)................................................................................................3
b. Badan Usaha Umum (Perum)......................................................................................................3
2.9. MANFAAT BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN).......................................................3
Bab III.........................................................................................................................................................3
Penutup........................................................................................................................................................3
3.1. Kesimpulan..................................................................................................................................3
3.2. Saran............................................................................................................................................3
Daftar Pustaka.............................................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa suatu kegiatan usaha ditinjau dari segi
hukumnya ada dua, yaitu yang berbadan hukum dan yang tidak berbadan hukum seperti
Badan Usaha Milik Negara atau BUMN. Sementara salah satu usaha yang berbentuk
badan hukum adalah Perseroan Terbatas atau PT.

Sebagai calon ekonom masa depan, dan sepatutnya bagi kita untuk mengetahui
sedikit banyaknya tentang PT dan BUMN. Di samping memenuhi kewajiban sebagai
mahasiswa tentunya dalam menyelesaikan materi Perseroan Terbatas untuk Mata Kuliah
Aspek Hukum Dalam Bisnis.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah yang
kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah Pengertian Dari Perseroan Terbatas?
2. Apa Sejarah dan Perkembangan Dasar Hukum PT di Indonesia?
3. Apa Sajakah Ciri-ciri Perseroan Terbatas?
4. Apa Syarat Pendirian Perseroan Terbatas?
5. Apa Sajakah Modal Perseroan Terbatas?
6. Apakah Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)?
7. Apa Saja Fungsi dan Peranan BUMN?
8. Apa Saja Bentuk-Bentuk BUMN ?
9. Apa Saja Manfaat Badan Usaha Milik Negara (BUMN)?

1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui apakah pengertian dari perseroan terbatas.
2. Dapat mengetahui apa sejarah dan perkembangan dasar hukum pt di indonesia.
3. Dapat mengetahui ciri-ciri dari perseroan terbatas.
4. Dapat mengetahui syarat pendirian perseroan terbatas.
5. Dapat mengetahui apa sajakah modal perseroan terbatas.
6. Dapat mengetahui apakah pengertian badan usaha milik negara (bumn).
7. Dapat mengetahui apa saja fungsi dan peranan bumn.
8. Dapat mengetahui apa saja bentuk-bentuk bumn.
9. Dapat mengetahui apa saja manfaat badan usaha milik negara (bumn)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN PERSEROAN TERBATAS
Perseroan terbatas (PT) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang
memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak
saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjual
belikan, perubahan kepemilikan perusahaan bisa dilakukan tanpa perlu membubarkan
perusahaan. Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan
tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi
pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat
memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham
mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila
utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak
menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat
keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen
yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan
terbatas.

Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan
yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa
menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.

2.2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN DASAR HUKUM PT DI INDONESIA


Pada masa penjajahan Belanda dikenal VOC yang merupakan perusahaan dagang
sebagai perseroan dalam bentuk primitif di Indonesia. Lamanya VOC memonopoli
perdagangan di Indonesia menunjukkan bahwa VOC sebagai sebuah perusahaan
memiliki sendi-sendi bisnis dan korporat.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, KUHD semula diberlakukan bagi
golongan Eropa saja, sedangkan bagi penduduk asli dan penduduk timur asing
diberlakukan hukum adat masing-masing, Hal ini disebabkan :
a. Hukum adat masing-masing golongan sangat beragam;
b. Hukum adat masing-masing golongan sangat tidak jelas; dan
c. Dalam kehidupan berbisnis sering terjadi interaksi bisnis tanpa melihat golongan
penduduk, sehingga menimbulkan hukum antar golongan yang tentu saja dirasa
rumit bagi golongan bisnis.

Oleh karena permasalahan tersebut, maka dirancang suatu pranata hukum yang
disebut dengan «penundukan diri» dimana satu golongan penduduk tunduk pada hukum
dari golongan penduduk lain. Atas hal tersebut kemudian menjadi bebas untuk
mendirikan perseroan terbatas yang dahulu disebut dengan «Naamloze Vennotschap»
atau NV . Hal inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya perseroan terbatas di Indonesia.
Belanda yang waktu itu menjajah Indonesia menerapkan KUHD berdasarkan azas
konkordansi.

PT pertama kali diatur dalam Pasal 36 sampai dengan Pasal 56 KUHD yang berlaku
di Indonesia sejak tahun 1848 dan aturan tersebut sekaligus membuktikan bahwa bentuk
perseroan terbatas sudah lama dikenal di Indonesia. Pengaturan lain juga terdapat pada
Pasal 1233 sampai dengan Pasal 1356 dan Pasal 1618 sampai dengan Pasal 1652
KUHPerdata.

Pada masa orde baru, kemudian diterbitkan UndangUndang Nomor 1 Tahun 1995
Tentang Perseroan Terbatas, yang menjadi lex specialis dari pengaturan perseroan dalam
KUHD dan KUHPerdata. Konsekuensinya, Pasal 36 sampai dengan Pasal 56 KUHD
yang menjadi dasar hukum NV tidak lagi menjadi dasar hukum PT. Meskipun demikian,
bagi PT yang telah disahkan sebelum berlakunya undangundang ini, sepanjang tidak
bertentangan dengan anggaran dasarnya, dapat tetap berlaku. Sementara itu, perusahaan
yang telah didirikan dan disahkan harus menyesuaikan diri dalam 2 tahun sejak tanggal
berlakunya undangundang ini. Selain itu, Ordonansi MAI 1939 juga tidak berlaku lagi,
perusahaan tersebut harus menyesuaikan diri dalam waktu 3 tahun.

2.3. CIRI – CIRI PERSEROAN TERBATAS


Ciri Perseroan Terbatas:
 Kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi
 Modal dan ukuran perusahaan besar
 Kelangsungan hidup perusahaan pt ada di tangan pemilik saham
 Dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham
 Kepemilikan mudah berpindah tangan
 Mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai
 Keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk dividen
 Kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham
 Sulit untuk membubarkan pt
 Pajak berganda pada pajak penghasilan / pph dan pajak deviden
 Terdiri dari pada 2 orang atau lebih
 Memiliki kerja sama antar anggota
 Memiliki komunikasi antar anggota
 Memiliki tujuan yang ingin di capai

2.4. SYARAT PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS


Syarat umum pendirian Perseroan Terbatas:
 Fotokopi KTP para pemegang saham dan pengurus, minimal 2 orang.
 Fotokopi KK penanggung jawab / direktur.
 Nomor NPWP penanggung jawab.
 Pas foto penanggung jawab ukuran 3X4 (2 lembar berwarna).
 Fotokopi PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan.
 Fotokopi surat kontrak/sewa kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha.
 Surat keterangan domisili dari pengelola gedung jika berdomisili di gedung
perkantoran.
 Surat keterangan RT/RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili di
lingkungan perumahan) khusus luar Jakarta.
 Kantor berada di wilayah perkantoran/plaza, atau ruko, atau tidak berada di
wilayah permukiman.
 Siap disurvei. Syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UU No. 40/2007
adalah sebagai berikut:
 Pendiri minimal 2 orang atau lebih (pasal 7 ayat 1).
 Akta Notaris yang berbahasa Indonesia.
 Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka
peleburan (pasal 7 ayat 2 dan ayat 3).
 Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri kehakiman dan diumumkan dalam
BNRI (ps. 7 ayat 4).
 Modal dasar minimal Rp. 50 juta dan modal disetor minimal 25% dari modal
dasar (pasal 32 dan pasal 33).
 Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (pasal 92 ayat 3 & pasal 108 ayat
3).
 Pemegang saham harus WNI atau badan hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia, kecuali PT PMA.

2.5. MODAL PERSEROAN TERBATAS


a. Macam-Macam Modal Perseroan Terbatas
Di Indonesia, berdasarkan UU PT modal Perseroan dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
macam, yakni: Modal Dasar, Modal yang Ditempatkan, Modal yang Disetor.

1) Modal Dasar
Modal dasar (maatschappelijk kapitaal atau authorized capital atau nominal
capital) yaitu jumlah modal yang disebutkan dalam Anggaran Dasar (AD) PT.
Pasal 32 ayat (1) UU PT menyebutkan, modal dasar minimal Rp. 50.000.000
(lima puluh juta rupiah). Namun, kegiatan usaha tertentu dapat menentukan
jumlah minimum modal Persero yang lebih besar daripada ketentuan modal
dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Sebagai perbandingan, menurut
“the European Community Second Directive” ditetapkan bahwa modal
minimum perseroan publik yang terdaftar di masyarakat Eropa adalah 25.000
Ecu. Sedangkan Pasal 118 Companies Act 1985 menetapkan sedikitnya
£50.000 tidak harus disetor penuh, tetapi menurut Pasal 101 Companies Act
1985 untuk perseroan publik paling sedikit ¼ dari nilai nominal saham-saham.

2) Modal yang Ditempatkan


Modal yang ditempatkan (subscribed capital/issued capital) adalah modal
yang yang telah disanggupi oleh para pendiri ataupun pemegang saham untuk
dibayarkan atau disetorkan ke dalam kas Persero.29 Modal yang ditempatkan
paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar Persero, dimana
modal ini harus ditempatkan dan disetor penuh.

3) Modal yang Disetor


Modal yang disetor (gestort kapitaal atau paid up capital) adalah modal
perseroan yang berupa sejumlah uang tunai atau bentuk lainnya yang
diserahkan pada pendiri kepada kas perseroan pada saat perseroan didirikan.
Hal ini merupakan proporsi nominal saham yang benar-benar dibayar
pemegang saham.

Di Belanda, modal dasar yang dicantumkan dalam AD minimal sebesar € 45,000.


Pada saat pendirian PT, modal ditempatkan minimal berjumlah 20% dari nilai modal
dasar. Untuk penerbitan modal ditempatkan berikutnya, undang-undang tidak
mensyaratkan ketentuan jumlah minimal seperti tersebut di atas, modal atau saham
diterbitkan sampai dengan jumlah maksimum modal dasar yang disebut dalam AD.
Modal yang ditempatkan yang harus disetorkan sekurang-kurangnya berjumlah 25%
dari nilai minimal € 45,000.

Bagaimana caranya ketika Persero memerlukan tambahan dana untuk kepentingan


perluasan usaha (ekspansi)? Untuk menjawab persoalan tersebut, maka ada dua
jawaban. Pertama, Persero dapat menambah dana equitas dengan meminta para
pemegang saham untuk menambah penyetoran modal terhadap modal yang
ditempatkan atau dengan penyetoran saham sampai dengan batas maksimum modal
dasar. Kedua, untuk menambah modal Persero yaitu dengan cara menerbitkan debt
securities. Debt securities menciptakan adanya hubungan debitor-kreditor di mana
perseroan meminjam uang dari investor yang memegang debt securities yang
diterbitkan oleh PT tersebut. PT berjanji untuk membayar bunga dari uang yang
dipinjam dan membayarkannya ke pemegang debt securities sebelum jatuh tempo.

b. Larangan Pengeluaran Saham untuk Dimiliki Sendiri oleh Perseroan dan


Kepemilikan Silang
Pada dasarnya perseroan dilarang untuk mengeluarkan saham baik untuk dimiliki
sendiri maupun dimilki oleh perseroan lain, yang sahamnya secara langsung atau
tidak langsung dimiliki oleh perseroan. Rudhi Prasetya memaknai larangan tersebut
yang dilarang itu adalah:

1) Jika Persero didirikan dan atas saham-saham yang ditempatkan diambil sendiri
oleh Persero;
2) Persero mengadakan emisi (pengeluaran saham portepel), dari saham-saham
yang diemisikan itu dibeli sendiri oleh Persero.

Dalam Penjelesan Pasal 36 ayat (1) UU PT menyatakan bahwa pada prinsipnya


pengeluaran saham suatu upaya pengumpulan modal, maka kewajiban penyetoran
atas saham seharusnya dibebankan kepada pihak lain. Demi kepastian, pasal ini
menentukan bahwa perseroan tidak boleh mengeluarkan saham untuk dimiliki
sendiri.

Larangan tersebut di atas termasuk juga larangan kepemilikan saham silang (cross
holding) yang terjadi apabila perseroan memiliki saham yang dikeluarkan oleh
perseroan lain yang memiliki perseroan tersebut, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Pengertian kepemilikan silang secara langsung adalah apabila perseroan pertama


memiliki saham pada perseroan kedua tanpa melalui kepemilikan pada suatu
“persero antara” atau lebih dan sebaliknya perseroan kedua memiliki saham
perseroan pertama. Di sisi lain, ada pengertian kepemilikan silang secara tidak
langsung adalah kepemilikan perseroan pertama atas saham perseroan kedua melalui
kepemilikan pada satu “perseroan antara” atau lebih dan sebaliknya perseroan kedua
memiliki saham pada perseroan pertama. Jadi, yang membedakan kepemilikan silang
secara langsung dan kepemilikan silang secara tidak langsung ialah terdapat kata
“tanpa”.

c. Penambahan Modal
Ada 2 (dua) metode penambahan modal pada perusahaan yang berbadan hukum.
Pertama, penambahan modal dengan menggunakan metode go public dengan
menerbitkan saham ke publik. Secara teoritis tidak ada batasan untuk jumlah modal
yangakan ditambah melalui metode ini. Kedua, perusahaan yang berbadan hukum
dapat menggunakan metode menerbitkan surat utang untuk penambahan modal
perusahaan tersebut. Saham dan surat utang secara kolektif dapat disebut sebagai
sekuritas.

Penambahan modal harus dilakukan berdasarkan keputusan RUPS.43 Pasal 42


ayat (1) UU PT menyatakan bahwa keputusan RUPS untuk penambahan modal dasar
sah apabila dilakukan dengan memperhatikan persyaratan kuorum dan jumlah suara
setuju untuk perubahan AD.

d. Pengurangan Modal
Perseroan dapat melakukan pengurangan modal (amortisasi). Modal yang
dikurangi itu dapat berupa modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor.
Menurut Rochmat Soemitro44, ada 3 (tiga) cara pengurangan modal. Pertama,
dengan cara pembelian kembali saham yang telah beredar dengan dibayarkan dari
uang kekayaan perseroan. Kedua, dengan membayar kembali uang saham yang telah
disetor atau dengan membebaskan harga saham yang masih terutang. Ketiga, melalui
penilaian kembali atas nominal saham yang ada, yaitu dengan memperkecil
afstempeling (pengecapan) atas saham yang telah ada atau mengganti saham
tersebut.

Pengurangan modal tersebut harus berdasarkan persetujuan RUPS. Keputusan


RUPS untuk pengurangan modal dinyatakan sah apabila dilakukan dengan
memperhatikan persyaratan kuorum dan jumlah suara setuju untuk perubahan
anggaran dasar sesuai dengan ketentuan UU PT dan/atau anggaran dasar.

2.6. BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)


BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Perseroan
(PERSERO) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998
dan Perusahaan Umum (PERUM) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 1998. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu
pelaku kegiatan ekonomi yang penting di dalam perekonomian nasional, yang bersama-
sama dengan pelaku ekonomi lain yaitu swasta (besar-kecil, domestik-asing) dan
koperasi, merupakan pengejawantahan dari bentuk bangun demokrasi ekonomi yang akan
terus kita kembangkan secara bertahap dan berkelanjutan.

BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan. Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya
terbagi dalam saham yang seluruhnya atau sedikitnya 51% (lima puluh satu persen)
sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar
keuntungan. Perusahaan Umum (PERUM) adalah BUMN yang seluruh modalnya
dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang ermutu tinggi dan sekaligus mengejar
keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 19 tahun 2003 mengenai


Badan Usaha Milik Negara, dijelaskan melalui pasal 2 bahwa BUMN memiliki maksud
dan tujuan berupa :
1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;
2. Mengejar keuntungan;
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyedia baran dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sector swasta dan koperasi;
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

Badan Usaha Milik Negara yang merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi
dalam perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi memiliki peranan penting
dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan
masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945.

2.7. FUNGSI DAN PERANAN BUMN


Fungsi dan Peranan BUMN adalah sebagai berikut :
1. Sebagai penyedia barang ekonomis dan jasa yang tidak disedikan oleh swasta
2. Merupakan alat pemerintah dalam menata kebijakan perekonomian
3. Sebagai pengelola dari cabang-cabang produksi sumber daya alam untuk
masyarakat banyak
4. Sebagai penyedia layanan dalam kebutuhan masyarakat
5. Sebagai penghasil barang dan jasa demi pemenuhan orang banyak
6. Sebagai pelopor terhadap sektor-sektor usaha yang belum diminati oleh pihak
swasta,
7. Pembuka lapangan kerja
8. Penghasil devisa negara
9. Pembantu dalam pengembangan usaha kecil koperasi,
10. Pendorong dalam aktivitas masyarakat terhadap diberbagai lapangan usaha.

2.8. BENTUK-BENTUK BUMN


BUMN memiliki berbagai macam atau jenis bentuk-bentuk yang berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, Badan Usaha
Milik Negara terdiri dari dua bentuk, yaitu badan usaha perseroan (persero) dan badan
usaha umum (perum). Penjelasan kedua bentuk BUMN adalah sebagai berikut.

a. Badan Usaha Perseroan (Persero)


Badan usaha perseroan (persero) adalah BUMN yang berbentuk
perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling
sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

Maksud dan Tujuan Badan Usaha Perseroan (Persero)


 Menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya
sang kuat
 Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai badan usaha.

Contoh – Contoh Badan Usaha Perseroan (Persero)

 PT Pertamina,
 PT Kimia Farma Tbk
 PT Kereta Api Indonesia
 PT Bank BNI Tbk
 PT Jamsostek
 PT Garuda Indonesia
 PT Perubahan Pembangunan
 PT Telekomunikasi Indonesia
 PT Tambang Timah

Ciri-Ciri Badan Usaha Perseroan (Persero)


 Dalam pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden
 Pelaksanaan pendirian yang dilakukan oleh menteri berdasarkan
Perundang – undangan
 Modal berbentuk saham
 Status perseroan terbatas diatur berdasarkan perundang-undangan
 Sebagian atau keseluruhan modal merupakan milik negara dari
kekayaan negara yang dipisahkan
 Tidak mendapatkan fasilitas dari Negara
 Pegawai persero berstatus pegawai negeri
 Pemimpin berupa direksi
 Organ persero yaitu RUPS, direksi dan komisaris
 Hubungan-hubungan usaha diatur dalam hukum perdata
 Tujuan utamanya adalah mendapatkan keuntungan.

b. Badan Usaha Umum (Perum)


Badan usaha umum (perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya
dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas saham. Badan usaha umum memiliki
maksud dan tujuan yang didukung menurut persetujuan menteri adalah
melakukan penyertaan modal dalam usaha yang lain.

Maksud dan Tujuan Badan Usaha Umum (Perum)


Menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum
berupa penyedia barang dan jasa berkualitas dengan harga yang dapat
dijangkau masyarakat menurut prinsip pengelolaan badan usaha yang
sehat.
Contoh-Contoh Badan Usaha Umum (Perum)
1. Perum Damri
2. Perum Bulog
3. Perum Pegadaian
4. Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri)
5. Perum Balai Pustaka 6
6. Perum Jasatirta
7. Perum Antara
8. Perum Peruri
9. Perum Perumnas

Ciri-Ciri Badan Usaha Umum (Perum)

• Melayani kepentingan masyarakat yang umum


• Pemimpin berupa direksi atau direktur
• Pekerja merupakan pegawai perusahaan dari pihak swasta
• Dapat menghimpun dana dari pihak
• Pengelolaan dari modal pemerintah yang terpisah dari
kekayaan negara
• Menambah keuntungan kas negara
• Modal berupa saham atau obligasi bagi perusahaan go public

2.9. MANFAAT BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)


BUMN dalam fungsi dan peranannya memiliki berbagai macam manfaat-manfaat
yang diberikan kepada negara dan rakyat indonesia. Manfaat Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) adalah sebagai berikut.
• Memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh kebutuhan hidup
berupa barang dan jasa
• Membuka dan memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk angkatan kerja
• Mencegah monopoli pihak swasta dipasar dalam pemenuhan barang dan jasa
• Meningkatkan kuantitas dan kualitas dalam komiditi ekspor berupa penambah
devisa baik migas maupun non migas.
• Mengisi kas negara yang bertujuan memajukan dan mengembangkan
perekonomian negara.

Bab III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Dari paparan ataupun uraian diatas. Kami menyimpulkan bahwa Perseroan
terbatas (PT) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang
memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya.

BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan

3.2. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Sehingga bisa
terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
Daftar Pustaka
https://law.uii.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/V-01-No-03-hukum-perseroan-terbatas-dan-
perkembangannya-di-indonesia-teguh-pangestu-dan-nurul-aulia.pdf

https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-240.pdf

Anda mungkin juga menyukai