HUKUM PERUSAHAAN
Disusun Oleh :
NAMA NIM
JOUDY J. WATUPONGOH 18602031
YOSUA LOURENSA 18602084
SHEYLA T.S. LAPIAN 18602001
MILINIA G.M.N. TARORE 18602068
GLORIA B. SUOTH 18602124
GRECHITA I. SUMAMPOUW 18602153
SUSANE G. MEA 18602085
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Bagaimana Bentuk Hukum Dari Perusahaan Perseorangan, Firma, Cv (Persekutuan
Komendinter), Dan Perseroan Terbatas .................................................................................
2. Sumber Hukum Perusahaan ....................................................................................................
3. Ruang Lingkup Hukum Perusahaan ......................................................................................
4. Bagaimana Contoh Masalah Dan Solusi Yang Dihadapi Perusahaan Berbadan Hukum
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan adalah segala bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap,
terus menerus, bekerja, berada dan didirikan di wilayah Negara Indonesia dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan atau laba. Perusahaan atau badan usaha terdiri dari perusahaan berbadan
hukum dan tidak berbadan hukum. Sebuah perusahaan dapat dikatakan berbadan hukum bila
memiliki unsur-unsur seperti
1. Adanya harta kekayaan yang dipisahkan
2. Mempunyai tujuan tertentu
3. Mempunyai kepentingan sendiri
4. Adanya organisasi yang teratur
5. Proses pendiriannya mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman
Hukum perusahaan merupakan sebuah Hukum yang mengatur tentang seluk beluk bentuk hukum
perusahaan. Hukum Perusahaan adalah pengkhususan dari beberapa bab dalam KUH Perdata dan
KUHD (Kodifikasi) ditambah dengan sebuah peraturan perundangan lain yang mengatur tentang
perusahaan (hukum tertulis yang belum dikodifikasi). Sesuai dengan perkembangan dunia
perdagangan dewasa ini, maka sebagian dari hukum perusahaan adalah peraturan-peraturan hukum
yang masih baru. Jika hukum dagang (KUHD) adalah hukum khusus (lex specialis) terhadap hukum
perdata (KUH Perdata) yang sifatnya lex generalis, demikian pula hukum perusahaan merupakan
hukum khusus terhadap hukum dagang.
B. Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk hukum dari perusahaan Perseorangan, Firma, CV (Persekutuan
Komendinter), Dan Perseroan Terbatas ?
2. Sumber Hukum Perusahaan
3. Ruang Lingkup Hukum Perusahaan
4. Bagaimana contoh masalah dan solusi yang dihadapi perusahaan berbadan hukum?
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang
bentuk – bentuk hukum perusahaan yang ada di indonesia , serta bagaimana kerangka – kerangaknya
seperti sumber hukum perusahaan dan ruang lingkup hukum perusahaan dan serta dalam makalah ini
terdapat suatu permasalahan yang dialami oleh sebuah perusahaan dan solusi jalan keluar dari
masalah tersebut sudah ada diuraikan dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Bentuk hukum perusahaan persekutuan dan badan hukum sudah diatur dengan undang-
undang, Firma (Fa) dan Persekutuan Komanditer (CV) diatur dalam KUHD, Perseroan Terbatas
diatur dalam undang-undang No. 40 tahun 2007, Koperasi diatur dalam UU No. 25 tahun 1992,
Perusahaan Umum dan Perusahaan Perseroan diatur dalam UU No. 9 tahun 1969, Firma (Fa) dan
Persekutuan Komanditer (CV) adalah bukan badan hukum, sedangkan Perseroan Terbatas, Koperasi,
Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero) adalah Badan Hukum. Perseroan
Terbatas dan Koperasi adalah Badan Usaha Milik Swasta sedangkan Perusahaan Umum (Perum) dan
Perusahaan Perseroan (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara.
Setidaknya ada empat sumber hukum perusahaan pada aspek hukum dalam ekonomi, yaitu
perundang-undangan, kontrak perusahaan, yurisprudensi, dan kebiasaan. Berikut masing-masing
penjelasannya.
Perundang-undangan
Perundang-undangan dalam hal ini meliputi undang-undang peninggalan Hindia Belanda di
Indonesia pada masa lampau, tapi masih dianggap berlaku dan sah hingga saat ini berdasarkan atas
peralihan UUD 1945, misalya suatu ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam KUHD (Kitab
Undang-undang Hukum Dagang) ,KUH Perdata. Selain itu juga perundang-undangan yang
termaktub mengenai perusahaan di Indonesia, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang terus
dilaksanakan dan dikembangkan hingga saat ini.
Perundang-undangan lain yang menjadi sumber hukum:
Dengan mengacu kepada undang-undang wajib daftar perusahaan, maka perusahaan didefinisikan
sebagai ”setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang sifatnya tetap, terus-
menerus, dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan
untuk mendapatkan keuntungan dan atau laba”. Bertitik tolak dari definisi tersebut, maka lingkup
pembahasan hukum perusahaan meliputi 2 (dua) hal pokok, yakni bentuk usaha dan jenis usaha.
Keseluruhan aturan hukum yang mengatur tentang bentuk usaha dan jenis usaha disebut dengan
hukum perusahaan.
1. Bentuk Usaha
Bentuk Usaha ialah sebuah organisasi usaha atau badan usaha yang menjadi wadah
penggerak setiap jenis usaha, yang disebut bentuk hukum perusahaan. Dalam bahasa Inggris bentuk
usaha atau bentuk hukum perusahaan disebut dengan company atau corporation. Bentuk hukum
perusahaan diatur/diakui oleh undang-undang, baik yang bersifat perseorangan, persekutuan atau
badan hukum. Bentuk hukum perusahaan perseorangan misalnya Perusahaan Otobis (PO) dan
Perusahaan dagang (PD). Bentuk hukum perusahaan belum ada pengaturan dalam undang-undang,
tetapi berkembang sesuai dengan suatu kebutuhan masyarakat pengusaha, dalam parktiknya dibuat
tertulis di muka notaris.
Bentuk hukum perusahaan persekutuan dan badan hukum sudah diatur dengan undang-undang,
Firma (Fa) dan Persekutuan Komanditer (CV) diatur dalam KUHD, Perseroan Terbatas diatur dalam
undang-undang No. 40 tahun 2007, Koperasi diatur dalam UU No. 25 tahun 1992, Perusahaan
Umum dan Perusahaan Perseroan diatur dalam UU No. 9 tahun 1969, Firma (Fa) dan Persekutuan
Komanditer (CV) adalah bukan badan hukum, sedangkan Perseroan Terbatas, Koperasi, Perusahaan
Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero) adalah Badan Hukum. Perseroan Terbatas dan
Koperasi adalah Badan Usaha Milik Swasta sedangkan Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan
Perseroan (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara.
2. Jenis Usaha
Jenis Usaha ialah berbagai macam usaha di bidang perekonomian yang meliputi bidang
perindustrian, bidang perdagangan, bidang jasa dan bidang keuangan (pembiayaan). Usaha
ialah setiap tindakan, perbuatan atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian, yang dilakukan
oleh setiap pengusaha dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan atau laba. Sedangkan yang
dimaksud dengan pengusaha ialah setiap orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang
menjalankan suatu jenis perusahaan. Dengan demikian, suatu kegiatan dapat disebut usaha dalam
arti hukum perusahaan jika memenuhi unsur-unsur berikut ini :
4. Bagaimana contoh masalah dan solusi yang dihadapi perusahaan berbadan hukum?
2.2 Contoh Masalah Dan Solusi Yang Dihadapi Perusahaan Berbadan Hukum
Kasus Penggelapan Pajak Oleh PT. Asian Agri Group
PT Asian Agri Group (AAG) adalah salah satu induk usaha terbesar kedua di Grup Raja Garuda
Mas, perusahaan milik Sukanto Tanoto. Menurut majalah Forbes, pada tahun 2006 Tanoto adalah
keluarga paling kaya di Indonesia, dengan kekayaan mencapai US$ 2,8 miliar (sekitar Rp 25,5
triliun). Terungkapnya dugaan penggelapan pajak oleh PT AAG, bermula dari aksi Vincentius Amin
Sutanto (Vincent) membobol brankas PT AAG di Bank Fortis Singapura senilai US$ 3,1 juta pada
tanggal 13 November 2006. Vincent saat itu menjabat sebagai group financial controller di PT AAG
sampai yang mengetahui seluk-beluk keuangannya. Perbuatan Vincent ini terendus oleh perusahaan
dan dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Vincent kabur ke Singapura sambil membawa sejumlah
dokumen penting perusahaan tersebut. Dalam pelariannya inilah terjadi jalinan komunikasi antara
Vincent dan wartawan Tempo.
Pada tanggal 1 Desember 2006 VAS sengaja datang ke KPK untuk membeberkan permasalahan
keuangan PT AAG yang dilengkapi dengan sejumlah dokumen keuangan dan data digital.Salah satu
dokumen tersebut adalah dokumen yang berjudul “AAA-Cross Border Tax Planning (Under Pricing
of Export Sales)”, disusun pada sekitar 2002. Dokumen ini memuat semua persiapan transfer
pricing PT AAG secara terperinci. Modusnya dilakukan dengan cara menjual produk minyak sawit
mentah (Crude Palm Oil) keluaran PT AAG ke perusahaan afiliasi di luar negeri dengan harga di
bawah harga pasar – untuk kemudian dijual kembali ke pembeli riil dengan harga tinggi. Dengan
begitu, beban pajak di dalam negeri bisa ditekan. Selain itu, rupanya perusahaan-perusahaan luar
negeri yang menjadi rekanan PT AA sebagian adalah perusahaan fiktif.
Pembeberan Vincent ini kemudian ditindaklanjuti oleh KPK dengan menyerahkan permasalahan
tersebut ke Direktorat Pajak sampai karena memang permasalahan PT AAG tersebut terkait erat
dengan perpajakan. Direktur Jendral Pajak, Darmin Nasution, kemudian membentuk tim khusus
yang terdiri atas pemeriksa, penyidik dan intelijen. Tim ini bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Kejaksaan Agung. Tim khusus tersebut melakukan
serangkaian penyelidikan sampai termasuk penggeledahan terhadap kantor PT AAG, baik yang di
Jakarta maupun di Medan.
Berdasarkan hasil penyelidikan tersebut (14 perusahaan diperiksa), ditemukan terjadinya
penggelapan pajak yang berupa penggelapan pajak penghasilan (PPh) dan pajak pertambahan nilai
(PPN). Selain itu juga "bahwa dalam tahun pajak 2002-2005, terdapat Rp 2,62 triliun penyimpangan
pencatatan transaksi. Yang berupa menggelembungkan biaya perusahaan hingga Rp 1,5 triliun.
mendongkrak kerugian transaksi ekspor Rp 232 miliar. mengecilkan hasil penjualan Rp 889 miliar.
Lewat modus ini, Asian Agri diduga telah menggelapkan pajak penghasilan untuk badan usaha
senilai total Rp 2,6 triliun. Perhitungan SPT Asian Agri yang digelapkan berasal dari SPT periode
2002-2005. Hitungan terakhir menyebutkan penggelapan pajak itu diduga berpotensi merugikan
keuangan negara hingga Rp 1,3 triliun.
Dari rangkaian investigasi dan penyelidikan, pada bulan Desember 2007 telah ditetapkan 8 orang
tersangka, yang masing-masing berinisial ST, WT, LA, TBK, AN, EL, LBH, dan SL. Kedelapan
orang tersangka tersebut merupakan pengurus, direktur dan penanggung jawab perusahaan. Di
samping itu, pihak Depertemen Hukum dan HAM juga telah mencekal 8 orang tersangka tersebut.
Terungkapnya kasus penggelapan pajak oleh PT AAG tidak terlepas dari pemberitaan
investigatif Tempo ataupun baik koran maupun majalah dan pengungkapan dari Vincent. Dalam
konteks pengungkapan suatu perkara, apalagi perkara tersebut tergolong perkara kakap, mustinya
dua pihak ini mendapat perlindungan sebagai whistle blower. Kenyataannya, dua pihak ini di
blaming. Alih-alih memberikan perlindungan, aparat penegak hukum malah mencoba
mempidanakan tindakan para whistle blower ini. Vincent didakwa dengan pasal-pasal tentang
pencucian uang, karena memang dia, bersama rekannya, sempat mencoba mencairkan uang PT
AAG.
Jika kasus ini segera ditangani dengan tuntas, amat besar uang negara yang bisa diselamatkan.
Upaya ini juga akan mencegah pengusaha lain melakukan penyelewengan serupa, sehingga tujuan
pemerintah mendongkrak penerimaan pajak tercapai. Tidak sewajarnya polisi mengkhianati program
pemerintah. Mereka seharusnya segera mengusut pula dugaan pencucian uang yang dilakukan Asian
Agri. Perusahaan ini diduga menyembunyikan hasil "penghematan" pajak ke berbagai bank di luar
negeri. Inilah yang mestinya diprioritaskan dibanding membidik orang yang justru membantu
membongkar dugaan penggelapan pajak
BAB III
PENUTUP
A. KEISMPULAN
Perusahaan adalah segala bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap,
terus menerus, bekerja, berada dan didirikan di wilayah Negara Indonesia dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan atau laba. Perusahaan atau badan usaha terdiri dari perusahaan berbadan
hukum dan tidak berbadan hukum. Sebuah perusahaan dapat dikatakan berbadan hukum bila
memiliki unsur-unsur seperti
1. Adanya harta kekayaan yang dipisahkan
2. Mempunyai tujuan tertentu
3. Mempunyai kepentingan sendiri
4. Adanya organisasi yang teratur
5. Proses pendiriannya mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman
Hukum perusahaan merupakan sebuah Hukum yang mengatur tentang seluk beluk bentuk hukum
perusahaan. Hukum Perusahaan adalah pengkhususan dari beberapa bab dalam KUH Perdata dan
KUHD (Kodifikasi) ditambah dengan sebuah peraturan perundangan lain yang mengatur tentang
perusahaan (hukum tertulis yang belum dikodifikasi). Sesuai dengan perkembangan dunia
perdagangan dewasa ini, maka sebagian dari hukum perusahaan adalah peraturan-peraturan hukum
yang masih baru. Jika hukum dagang (KUHD) adalah hukum khusus (lex specialis) terhadap hukum
perdata (KUH Perdata) yang sifatnya lex generalis, demikian pula hukum perusahaan merupakan
hukum khusus terhadap hukum dagang.
B. SARAN
Sebuah perusahaan harus meenuhi semua persyaratan yang sudah tercantum dalamKUHD
maupun KUHS. Selain itu manajemen yang baik juga merupakan unsur yang sangat penting. Agar
perusahaan tersebut dapat terus bertahan dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat.
DAFTAR PUSTAKA
Kansil, 1989. Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
_________, 2014, Hukum-hukum perusahaan, (online),
(https://wonkdermayu.wordpress.com/kuliah-hukum/hukum-perusahaan/),
diakses pada tanggal 28 Agustus 2015