Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TENTANG FIRMA

Disusun untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester mata kuliah Hukum
Dagang

Disusun Oleh :
Firly Khoirul Insan (202110115219)

Dosen Pengampu Mata Kuliah Hukum Dagang :


Rama Dhianty S.H., M.H.

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA


TAHUN AKADEMIK 2024/2025
Jl. Raya Perjuangan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat 17121, Indonesia
Telp. +62 21 88955882 Fax. +62 21 88955871
E-mail :info@ubharajaya.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga Makalah Pengantar Ilmu
Hukum yang berjudul “Makalah Tentang Firma” dapat selesai pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini bias menambahkan pengetahuan para pembaca. Namun, terlepas
dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi tercipta makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.

Penyusun

Firly Khoirul Insan

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................2


DAFTAR ISI ..........................................................................................................................3
ABSTRAK .............................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................5

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................6

1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................7

2.1 Pengertian Firma Dan Ciri – Cirinya ...............................................................7

2.2 Kebaikan Dan Keburukan Firma .....................................................................9

2.3 Sekutu Dalam Pembentukan Firma ................................................................12

BAB III PENUTUP .............................................................................................................13

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................15

3
ABSTRAK
Pasal 23 KUH Dagang menentukan pendaftaran diajukan melalui kepaniteraan
Pengadilan Negeri daerah hukum tempat kedudukan perseroan itu. Sedangkan di dalam Pasal
3 Ayat (2) Permenkumham No. 17 Tahun 2018 mengatakan bahwa pendaftaran diajukan
melalui Sistem Administrasi Badan Usaha (SABU). Melihat hal itu maka persoalan
keberadaan dan kekuatan mengikat peraturan perundang-undangan yang diatur dalam Pasal 8
ayat (1) UU No. 12/2011, termasuk Peraturan Menteri, tidak hanya mengatur keberadaan
peraturan perundang-undangan atas dasar delegasi. terbitnya peraturan baru tentang pendirian
dan pendaftaran Persekutuan Komanditer/CV pada sistem administrasi badan usaha (SABU)
sesuai ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
17 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Persekutuan Komanditer, Persekutuan Firma, dan
Persekutuan Perdata yang mana sebelumnya hanya diatur dalam KUHD saja. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian yuridis normatif . Ditarik kesimpulan pertama, Dengan
diberlakukannya Permenkumham No. 17 Tahun 2018 ini maka pendaftaran CV menjadi lebih
mudah dan lebih teratur dan juga hal ini menjadikan para investor lebih mudah dalam
mendapatkan informasi mengenai CV yang telah terdaftar di SABU.

ABSTRACT

Article 23 of the Commercial Code stipulates that registration shall be filedthrough


the Registrar's Office of the District Court of the jurisdiction where thecompany is domiciled.
Whereas in Article 3 Paragraph (2) Permenkumham No.17 of 2018 says that registration is
submitted through the Business EntityAdministration System (SABU). Seeing this, the issue
of the existence and binding force of the laws and regulations regulated in Article 8
paragraph (1) of Law no. 12/2011, including the Ministerial Regulation, does not only
regulate the existence of laws and regulations on a delegation basis. issuance of a new
regulation regarding the establishment and registration of limited partnerships/CV in the
business entity administration system (SABU) in accordance with the provisions of Article 5
paragraph (1) of the Regulation of the Minister of Law and Human Rights Number 17 of
2018 concerning Registration of limited partnerships, firm partnerships and civil partnerships
which previously was only regulated in the Criminal Code. This research usesnormative
juridical research methods. The first conclusion is drawn, with the enactment of
Permenkumham No. 17 of 2018, CV registration is easier and more organized and this also
makes it easier for investors to get information about CVs that have been registered on
SABU.

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara umum perusahaan artinya tempat terjadinya kegiatan produksi dan


berkumpulnya semua faktor produksi untuk digunakan dan dikoordinir demi memuaskan
kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Berdasarkan definisi diatas maka dapat dilihat
adanya lima unsur penting dalam sebuah perusahaan,yaitu organisasi, produksi, sumber
ekonomi, kebutuhan dan cara yang menguntungkan. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di
pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka
mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan
tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi.

Adapun perusahaan itu sendiri dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: Perusahaan


Perseorangan atau disebut juga Perusahaan Individu adalah badan usaha yang
kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan
tanpa izin dan tata cara tertentu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya
batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil,
terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja/buruh yang sedikit dan
penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Perusahaan Perseorangan dapat berbentuk
Perusahaan Dagang/Jasa (Toko Swalayan, Biro Konsultan) dan Perusahaan Industri. Contoh
perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan,
dan lain sebagainya. Perusahaan Persekutuan Badan Hukum yang dapat berbentuk
Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, dan BUMN. Perseroan terbatas adalah organisasi
bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan
tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau
perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik modal tidak harus memimpin
perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi
pimpinan. Untuk mendirikan PT /persoroan terbatas dibutuhkan sejumlah modal minimal
dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya. Perusahaan Persekutuan bukan
Badan Hukum atau disebut juga Perusahaan persekutuan yang artinya badan usaha
yang dimiliki oleh dua orang atau lebih yang secara bersama-sama bekerja sama untuk
mencapai tujuan bisnis. Yang termasuk dalam badan usaha persekutuan adalah Perusahaan

5
Dagang/Usaha Dagang, Industri Rumah (home industri), dan Perseroan (Firma dan CV).
Untuk mendirikan badan usaha persekutuan membutuhkan izin khusus pada instansi
pemerintah yang terkait.

Banyak sekali bentuk-bentuk perusahaan yang dapat kita lihat dari penjelasan diatas.
Tapi yang akan kita bahas sekarang yaitu mengenai Firma yang merupakan salah satu
contoh dari Badan Persekutuan bukan Berbadan Hukum. Kita tahu sekarang ini banyak sekali
perusahaan-perusahaan yang menggunakan bentuk Firma ini. Bahkan Firma bukanlah suatu
istilah yang asing lagi untuk kita dengar dan akan terus berkembang di masa sekarang ini.
Firma itu sendiri telah dibuat hukum nya (peraturannya) dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD) oleh pemerintah. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk
mengetahui lebih dalam lagi apa itu Firma sehingga kita dapat mempertimbangkan bentuk
usaha apa yang ingin kita gunakan jika kita ingin membuka suatu usaha.

1.2 Rumusan Masalah

a.) Apa itu firma dan seperti apa bentuk ciri – cirinya ?

b.) Apa saja kebaikan dan keburukan dari firma ?

c.) siapa yang menjadi sekutu dalam pembentukan firma ?

1.3 Tujuan Masalah

a.) Untuk mengetahui apa itu firma dan bentuk ciri – cirinya

b.) Untuk mengetahui apa saja kebaikan dan keburukan dari firma

c.) Untuk mengetahui siapa yang menjadi sekutu dalam pembentukan firma

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Firma dan Bentuk ciri – cirinya

Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah: perserikatan
dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk badan
usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih (disebut Firmant) dengan
memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas
usahanya. Menurut Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk
menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang
bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah
nama dari salah seorang sekutu. Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya
baik sendiri maupun bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Bila
perusahaan mengalami kerugian akan ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh
kekayaan pribadi mereka. Firma dapat dibentuk oleh 2 orang atau lebih yang semuanya
belum memiliki usaha. Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-
masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam
akta pendirian perusahaan.

Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena : Tidak ada
pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutu‐sekutu, setiap sekutu
bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan. Tidak ada keharusan pengesahan akta
pendirian oleh Menteri Kehakiman dan HAM Firma berakhir apabila jangka waktu yang
ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir. Tujuan dari firma adalah untuk memperluas
usaha dan menambah modal agar lebih kuat dan mampu bersaing perusahaan yang lain.
Firma juga biasa disebut Persekutuan ( Partnership ), sebab perusahaan yang berbentuk firma
memang didirikan oleh orang-orang atau sekutu-sekutu sebagai pemilik dari firma. Dengan
demikian pemilik firma biasa disebut anggota atau sekutu atau partner. Perusahaan dengan
berbentuk firma bisa dijumpai pada berbagai jenis perusahaan. Seperti perusahaan penerbitan,
perusahaan perdagangan, perusahaan jasa, juga kantor-kantor konsultan hukum, dan
akuntansi politik

7
Secara umum, ciri-ciri dan sifat Firma yang dapat kita lihat yaitu:
a. Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.

b. Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.

c. Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.

d. Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.

e. Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta
pribadi.

f. Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin.

g. Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang
lainnya.

h. keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup.

i. seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma.

j. pendiriannya tidak memelukan akte pendirian.

k. mudah memperoleh kredit usaha.

Jelas berdasarkan ciri-ciri diatas, di dalam firma semua anggota adalah pemilik yang
sekaligus merangkap pengelola yang secara langsung aktif melaksanakan usaha perusahaan.
Karena hal tersebut, maka firma memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan bentuk
organisasi perusahaan yang lain. Maka dari itu, Drebin (1982) membagi karakteristik Firma
itu menjadi 5 yaitu:

1. Mutual Agency (saling mewakili), setiap anggota dalam menjalankan usaha firma
merupakan wakil dari anggota firma yang lain. Apabila ada salah seorang anggota beroperasi
dalam bidang usaha firma, maka secara tidak langsung anggota tersebut mewakili anggota
firma yang lain.

2. Limited Life (umur terbatas), firma yang didirikan oleh beberapa anggota memiliki umur
yang terbatas. Artinya adalah jika ada anggota yang keluar berarti firma tersebut dinyatakan
bubar secara hokum, demikian juga apabila ada anggota baru yang bergabung. Firma

8
dinyatakan masih beroperasi atau bubar jika tidak ada perubahan dalam komposisi
keanggotaannya.

3. Unlimited Liability (tanggung jawab terhadap kewajiban firma tiak terbatas), tanggung
jawab atas hutang tidak terbatas pada kekayaan yang dimiliki firma saja, tapi juga sampai
harta milik pribadi para anggota firma. Jadi jika dalam keadaan tertentu firma memiliki
hutang pada kreditur dan firma tersebut tidak mampu membayar karena jumlah kekayaan
tidak mencukupi maka kreditur berhak menagih kepada para anggota firma sampai harta
milik pribadi.

4. Ownership of an Interest in a Partnership, bahwa kekayaan setiap anggota yang sudah


ditanamkan dalam firma merupakan kekayaan bersama dan tidak dapat dipisahkan secara
jelas. Masing-masing anggota adalah sebagai pemilik bersama atas kekayaan Firma. Tanpa
seijin naggota lain, anggota lain tidak boleh menggunakan kekayaan firma. Hak anggota
terhadap kekayaan firma akan terlihat dalam saldo modal akhir para anggota firma yang
terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : penanaman modal awal, penanaman modal
tambahan, pengambilan prive, penambahan dari pembagian laba, dan pengurangan dari
pembagian rugi.

5. Participating in Partnership Profit, laba atau rugi sebagai hasil operasi Firma akan
dibagikan kepada setiap anggota firma berdasarkan partisipasi para anggota didalam firma.
Jika ada seorang anggota yang aktif menjalankan usaha firma, maka anggota tersebut berhak
atas bagian laba yang lebih besar daripada anggota yang lain meskipun modal yang
ditanamkan lebih kecil daripada modal yangditanam oleh anggota yang tidak aktif atau dapat
ditentukan secara lain atas persetujuan anggota lainnya. Ketentuan mengenai besarnya
pembagian laba rugi ini harus dicantumkan secara rinci dan jelas dalam akte pendirian firma
tersebut.

2.2 Kebaikan dan Keburukan Firma

Setiap bentuk-bentuk usaha pasti mempunyai kebaikan dan keburukan. Begitu pula
Firma, pasti memiliki kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan yang harus di
pertimbangkan. Berikut adalah kebaikan-kebaikan dari Firma, yaitu:

9
1. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah untuk
memperluas usahanya.

2. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang lebih
besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa orang.

3. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para
anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga keputusan-
keputusan menjadi lebih baik

4. Tergabung alasan-alasan rasional.

5. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan.

6. Prosedur pendirian relative mudah.

Selain memiliki kebaikan-kebaikan, Firma juga mempunyai keburukan-keburukan


sebagai berikut:

1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan. Contoh : Anggota
Investasi Dalam Toko Pengecer Kekayaan Pribadi A = Rp. 400.000, B = Rp. 200.000, C =
Rp. 100.000. Dengan berbagai macam alasan, toko tersebut mempunyai hutang sebesar Rp.
800.000. modal yang ditanamkan oleh para anggota hanya sebesar Rp. 700.000 dipakai untuk
melunasi hutang tersebut. Sisa hutang sebesar Rp. 100.000 harus dibayar dari kekayaan
pribadi. Karena A dan B tidak memiliki kekayaan pribadi, maka sisa hutang tersebut harus
dibayar oleh C.

2. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini memungkinkan
timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.

3. Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.

4. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota keluar,
maka firma pun bubar.

5. Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota firma.

Firma harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat di muka notaris. Akta
Pendirian Firma harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya
meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta pendirian harus
diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara. Tetapi karena Firma bukan

10
merupakan badan hukum, maka akta pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan dari
Departemen Kehakiman RI.

Pendirian, pengaturan dan pembubaran Firma diatur di dalam Kitab Undang‐Undang


Hukum Dagang (KUHD) (Wetboek van Koophandel voor Indonesie) S.1847-23. Hukum
mengenai Firma terdapat dalam bagian 2 dalam KUHD dengan judul “Perseroan Firma Dan
Perseroan Dengan Cara meminjamkan Uang Atau Disebut Perseroan Komanditer” yang
dimulai dari pasal 16 sampai 35. Isi di dalam Hukum tersebut adalah sebagai berikut:

Pasal 16

(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Perseroan Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untuk
melakukan suatu usaha di bawah satu nama bersama. (KUHD 19 dst., 22 dst., 26-11, 29;
Rv.6-5o, 8-2 o, 99.)

Pasal 17

Tiap-tiap persero kecuali yang tidak diperkenankan, mempunyai wewenang untuk bertindak,
mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, dan mengikat perseroan kepada
pihak ketiga, dan pihak ketiga kepada perseroan. tindakan-tindakan yang tidak bersangkutan
dengan perseroan, atau yang bagi para persero menurut perjanjian tidak berwenang untuk
mengadakannya, tidak dimasukkan dalam ketentuan ini. (KUHPerd.1632, 1636, 1639, 1642;
KUHD 20, 26, 29, 32.)

Pasal 18

Dalam perseroan firma tiap-tiap persero bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk
seluruhnya atas perikatan-perikatan perseroannya. (KUHPerd.1282, 1642, 1811.)

Pasal 20

Dengan tidak mengurangi kekecualian yang terdapat dalam pasal 30 alinea kedua, makanama
persero komanditer tidak boleh digunakan dalam firma. (KUHD 19-21.)Persero ini tidak
boleh melakukan tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaanperseroan tersebut, biar
berdasarkan pemberian kuasa sekalipun. (KUHD 17, 21, 32.)Ia tidak ikut memikul kerugian
lebih daripada jumlah uang yang telah dimasukkannya dalamperseroan atau yang harus
dimasukkannya, tanpa diwajibkan untuk mengembalikankeuntungan yang telah
dinikmatinya. (KUHPerd. 1642 dst.)

11
Pasal 21

Persero komanditer yang melanggar ketentuan-ketentuan alinea pertama atau alinea kedua
dari pasal yang lain, bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk seluruhnya terhadap
semua utang dan perikatan perseroan itu. (KUHD 18.)

Pasal 22

Perseroan-perseroan firma harus didirikan dengan akta otentik, tanpa adanya kemungkinan
untuk disangkalkan terhadap pihak ketiga, bila akta itu tidak ada. (KUHPerd. 1868,
1874,1895, 1898; KUHD 1, 26, 29, 31.)

Pasal 23

Para persero firma diwajibkan untuk mendaftarkan akta itu dalam register yang disediakan
untuk itu pada kepaniteraan raad van justitie (pengadilan negeri) daerah hukum tempat
kedudukan perseroan itu. (Rv. 82; KUHPerd. 152; KUHD 24, 27 dst., 30 dst., 38 dst.;
S.1946-135 pasal 5.)

Pasal 25

Setiap orang dapat memeriksa akta atau petikannya yang terdaftar, dan dapat memperoleh
salinannya atas biaya sendiri. (KUHD 38; S. 1851-27 pasal 7.)

2.3 Sekutu dalam pembentukan firma

Dalam Persekutuan Firma hanya terdapat satu macam sekutu, yaitu sekutu
komplementer atau Firmant. Sekutu komplementer menjalankan perusahaan dan mengadakan
hubungan hukum dengan pihak ketiga sehingga bertanggung jawab pribadi untuk
keseluruhan. Hubungan antara sekutu baik secara intern maupun ekstern setidaknya telah
diatur dalam Pasal 17 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang menjelaskan, “tiap-tiap
persero yang tidak dikecualikan dari satu sama lain, berhak untuk bertindak untuk
mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, pula untuk mengikat perseroan itu
dengan pihak ketiga dan pihak ketiga dengannya. Segala tindakan yang tidak bersangkut-
pautan dengan perseroan tersebut, atau yang para persero tidak berhak melakukannya tidak
termasuk dalam ketentuan diatas”. Meskipun sekutu kerja tersebut dikeluarkan wewenangnya
atau tidak diberi wewenang untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga, namun
hal ini tidak menghilangkan sifat tanggung jawab pribadi untuk keseluruhan, sebagaimana
diatur dalam Pasal 18 KUHD.

12
Sekutu Firma sifatnya sama dengan sekutu komplementer dalam CF, yaitu:

1. Para sekutu bertugas untuk mengurus perusahaan.

2. Para sekutu berhubungan dengan pihak ketiga.

3. Memiliki tanggung jawab tidak terbatas.

Adapun yang dimaksud dengan sekutu komplementer adalah sekutu aktif, yaitu
sekutu yang bertugas mengurus perusahaan dan bertanggung jawab tidak terbatas atau
pribadi. Tugas dari sekutu ini sama dengan tugas dari anggota direksi, tetapi berbeda dalam
hal tanggung jawabnya. Pada Firma tanggung jawab tidak terbatas pada tiap-tiap anggota
secara tanggung-menanggung, bertanggung jawab untuk seluruhnya atas perikatan Firma
yang disebut dengan tanggung jawab solider.

Cara menggunakan nama bersama:

1. Nama seorang sekutu (Mis: Firma H. Mulyadi)

2. Nama seorang sekutu dengan tambahan (Mis:Firma H. Mulyadi & Brothers (disingkat Fa.
H. Mulyadi & Bros), artinya perusahaan persekutuan ini beranggotakan Hasan serta saudara-
saudaranya).

3. Kumpulan nama semua sekutu (Mis: Firma Mulyadi/Hasan, Mira, Ana dan Rusli).

4. Nama lain berupa tujuan perusahaan. (Mis: Firma Butik Chloe) berusaha di bidang butik.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa Firma


merupakan sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih
dengan memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas
usahanya. Unsure-unsur yang berkaitan dengan Persekutuan Firma itu sendiri adalah:
Persekutuan Perdata (pasal 1618 BW), Menjalankan Perusahaan (pasal 16 KUHD), Dengan
nama bersama atau Firma (pasal 26 KUHD) dan Tanggung jawab sekutu bersifat pribadi
untuk keseluruhan (pasal 18 KUHD).

Kemudian daripada itu, Firma sendiri memiliki beberapa kebaikan dan beberapa
keburukan. Kebaikan Firma dapat disimpulkan bahwa modalnya yang didapat dari usaha
perorangan lebih besar sehingga mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar pula.
Bahkan prosedur pendiriannya mudah untuk dilakukan. Tetapi keburukannya yang
merugikan yaitu karena tanggung jawab nya ditanggung bersama, maka jika ada utang semua
harus ikut bertanggung jawab, bahkan mudah terjadi perselisihan akibat pemimpin lebih dari
satu orang dan jika salah satu Firmant keluar maka Firma akan dibubarkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Cet. 1, Ed. 1, Jakarta : Kencana.

Wibowo, Arif Abubakar, 2009. Akuntansi Keuangan Dasar 2. Jakarta : Cikal Sakti.

Van Horne James. C, Wachowicz Joh, M., 2007. Prinsio-Prinsip Manajemen Keuangan.Ed. 2,
Jakarta : Salemba Empat.

http://pakdesmart75.wordpress.com/konsep dan perseroan.html

“Konsep Firma dan Perseroan”Oleh website, berita update. download pkl 14.12 Tgl 26/12/2013

http://amar20.files.wordpress.com/2010/11/EkonomiMakalahFirma.html

“Firma”, oleh website, shine_mystyle. download Pkl 14.15 Tgl 26/12/2013

http://deanangs.wordpress.com/2013/01/10//akuntansi-untuk-pendirian-firma_risandi.htm

“Akuntansi Untuk Pendirian Firma” oleh website, Risandi. download Pkl. 14.20 Tgl 26/12/2013

http://microsoft.blogspot.com/2010/02//rani_oriza Makalah Firma.htm

“Makalah Firma” oleh website, rani_oriza. download Pkl 15.00 Tgl 26/12/2013

http://edhyriyono.wordpress.com/galeri/firma/

“Firma” oleh website, Edhy media. download Pkl 09.10 Tgl 27/12/2013

15
16

Anda mungkin juga menyukai