Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 11

• DIAN AMANDA PUTRI


(202110115253)
• GUSTI HASSAN GEMELI
(202110115250)
• LINTANG ADZKA
FANNABILLAH
(202110115178)

Dr. Noviriska, S.H., M.H


FILSAFAT HUKUM
Hukum dapat diartikan sebagai peraturan berupa norma
dan sanksi yang diciptakan untuk mengatur tingkah laku
manusia dengan tujuan menjaga ketertiban, keadilan,
serta mencegah terjadinya tindak kejahatan. Hukum
sendiri memiliki fungsi untuk melindungi kepentingan
manusia, agar kepentingan – kepentingannya terlindungi
maka seyognya hukum dilaksanakan secara nyata.

LATAR BELAKANG
MASALAH
Perlu ditegaskan dari awal, bahwa filsafat hukum bukan
cabang ilmu Hukum, melainkan cabang filsafat. Mengingat
filsafat hukum adalah cabang dari filsafat, dalam banyak hal,
sejarah filsafat hukum berjalan seiring dengan sejarah filsafat
pada umumnya. Aliran-aliran filsafat hukum sesungguhnya
dapat dikembalikan kedalam beberapa kelompok besar filsafat,
seperti materialisme, idealisme, dualisme (dari aspek ontology)
atau empirisme, nasiolalisme, positifisme, dan intuisionisme
(dari aspek Etistemologi).

LATAR BELAKANG
MASALAH
Apa yang melatarbelakangi
Filsafat Hukum ?
Bagaimana Ruang Lingkup
Filsafat Hukum?

RUMUSAN
MASALAH
Kaidah – kaidah hukum merupakan pertimbangan –
pertimbangan bangun nilai, yakni pertimbangan tentang
sesuatu yang seharusnya kita lakukan dan tidak kita lakukan
dalam pergaulan dengan sesama manusia, yang menghendaki
agar diikuti sebagai otoritas. Dengan demikian mempunyai
sifat perintah, suruhan, dan larangan. Ini dapat juga dikatakan
dari kaidah – kaidah lainnya. Umpamanya, kaidah kesusilaan
dan modal positif. Adapun beda kaidah itu dari kaidah hukum
atau dengan perkataan lain, apakah yang membuat kaidah
menjadi hukum?

HUKUM YANG
BERLAKU UMUM
Umumnya, orang menganggap bahwa perbedaanya
tidak terletak apa isi kaidah. Akan tetapi dalam
menjawab pertanyaan begitu dimanakah letak
perbedaanya, maka pendapat orang berbeda – beda.
Sebagian lainnya menganggap sebagai kaidah hukum,
peraturan – peraturan yang harus menjadi pedoman bagi
pemerintahan dan pada khususnya bagi kekuasaan
pengadilan dalam melakukan tugasnya

HUKUM YANG
BERLAKU UMUM
Segala pandangan itu mempunyai persamaan, yakni sekadar :
1. meletakan hubungan yang erat antara hukum dan negara
(atau penguasa).
2. bahwa pandangan –pandangan itu merupakan hasil dari
penelitian secara empiris dalam mencari ciri persekutuan
untuk peraturan – peraturan yang biasanya disebut peraturan
hukum atau dengan kata lain biasanya digolongkan dalam
pengertian hukum.

HUKUM YANG
BERLAKU UMUM
BAB 4 hasil dan pembahasan
Hukum gereja dan hukum ketuhanan yang beberapa abad
silam diterima sebagai hukum positif diseluruh dunia kristen.
Dengan jalan empiris yang demikian orang tak dapat
menentukan pengertian hukum yang umum berlaku, yang
dapat diterima oleh tiap negara. Jika terdapat pengertian
hukum yang umum berlaku, maka hal tersebut hanyalah suatu
pengertian Apriori yakni sesudah pengertian yang tidak
berasal dari pengalaman, karena terkandung dalam undang –
undang dan pikiran.

HUKUM YANG
BERLAKU UMUM
BAB 5 simpulan dan saran
Dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan interaksi dengan
manusia yang lain. Pada hakikatnya manusia membutuhkan manusia
yang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Ketika manusia melakukan
usaha pemenuhan kebutuhan seringkali mengalami benturan dengan
yang lainnya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu melakukan
interaksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

Manusia ketika akan memenuhi keinginannya tidak menginginkan jika


kepentingannya terganggu oleh individu lain. Setiap individu
menghendaki kepentingannya tidak diganggu gugat oleh invidu lain.

DASAR KEKUATAN YANG


MENGIKAT HUKUM
Seperangkat aturan hukum hadir agar tercipta suatu kondisi yang damai dan
tenteram. Bagaimana peranan hukum sebagai stabilisator dalam masyarakat
memilki banyak factor. Salah satunya adalah sumber dari mana hukum tersebut
berasal. Ada 4 teori yang berhubungan dengan filsafat hukum serta dasar kekuatan
yang mengikat hukum, diantaranya :

1. Teori Teokrasi
Teori Teoraksi langsung menyatakan bahwa manusia, dalam hal ini raja
merupakan orang yang ditunjuk oleh tuhan di dunia. Perkembangan teori ini ketika
berkembangnya mazhab hukum alam.
Teori Teoraksi Tidak Langsung Seorang raja yang berkuasa di dunia
mendalilkan bahwa kekuasaannya sebagai raja karena adanya mandat yang
diberikan oleh tuhan. Teori ini berkembang pada zaman Renaissance.

DASAR KEKUATAN YANG


MENGIKAT HUKUM
Jika dilihat maka kita akan menemukan kenyataan bahwa adanya hukum
juga akan menimbulkan konsekwensi. Ketika seseorang tidak mematuhi
aturan yang telah mendapatkan legitimasi ketuhanan dirinya akan
dibayang-bayangi oleh hukuman dari tuhan. Sehingga hukum yang
ditetapkan oleh raja tersebut dipatuhi sebaga sebuah keniscayaan.

2. Teori Perjanjian Masyarakat


Dasar kekuatan mengikat hukum menurut teori ini adalah adanya
kesepakatan (agreement) dalam masyarakat. Pada awalnya manusia hidup
dalam ketidak teraturan dan konflik berkepanjangan. Pandangan yang
dilontarkan oleh Hobbes menyiratkan adanya

DASAR KEKUATAN YANG


MENGIKAT HUKUM
penundukan secara penuh terhadap orang yang ditunjuk sebagai
pemimpin. Masyarakat menyepakati adanya persatuan yang diwujudkan
dalam sebuah komunitas yang dinamakan Negara. Setelah terbentuk suatu
komunitas diperlukan seperangkat aturan agar menciptakan tata yang adil
dan harmonis.

3. Teori Kedaulatan Negara


Negara terbentuk karena adanya hukum alam yang membentuknya.
Sebuah Negara mempunyai kewenangan untuk membuat seperangkat
aturan hukum. Tujuan Negara menciptakan aturan hukum adalah untuk
mengkondisikan masyarakat menuuju sebuah tatanan yang adil dan
equivalen.
DASAR KEKUATAN YANG
MENGIKAT HUKUM
Negara mempunyai wewenang yang besar untuk mengatur rakyat,
salah satunya adalah pembentukan hukum. Pada intinya teori ini
berpendapat bahwa ditaatinya hukum karena Negara
menghendakinya, sehingga Negara yang berdaulat berhak untuk
menghukum seseorang yang mencoba mengganggu ketertiban
dalam masyarakat. Hukum itu muncul karena adanya Negara dan
tidak ada satu hukum pun yang berlaku jika tidak dikehendaki
oleh Negara.

DASAR KEKUATAN YANG


MENGIKAT HUKUM
4. Teori Kedaulatan Hukum
Berdasarkan teori ini hukum mengikat bukan karena kehendak Negara,
melainkan karena perumusan dari kesadaran hukum rakyat. Kesadaran
hukumlah yang membuat aturan hukum dipatuhi dan ditaati. Berlakunya
hukum karena nilai batinnya, yaitu yang menjelma di dalam hukum itu
Kesadaran hukum yang dimaksud berpangkal pada perasaan hukum setiap
individu, yaitu perasaan bagaimana seharusnya hukum itu, tetapi teori
tersebut mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat diartikannya secara jelas
menganai apa itu kesadaran hukum dan apa yang diartikan sebagai
perasaan hukum itu

DASAR KEKUATAN YANG


MENGIKAT HUKUM
Dapat disimpulkan bahwa kekuatan mengikatnya suatu tata hukum
dapat dilihat dari empat teori, yakni Teori Kedaulatan Tuhan
(Teokrasi), Teori Perjanjian Masyarakat, Teori kedaulatan Negara,
dandisimpulkan
Dapat Teoribahwakedaulatan
kekuatan mengikatnyahukum.
suatu tata huku Dari
dapat dilihatsemua teori
dari empat teori, yang
yakni Teori ada
Kedaulatan
Tuhan (Teokrasi), Teori Perjanjian Masyarakat, Teori kedaulatan Negara, dan Teori kedaulatan hukum. Dari semua teori yang
memunculkan
ada sebuah
memunculkan sebuah pendapat bahwapendapat
kekuatan mengikat bahwa
sebuah tatakekuatan mengikat
hukum karena adanya sebuah
kebutuhan manusia akan
tata
adanya hukum
sebuah karena
ketenangan. adanya
Hukum memiliki
kebahagian itulah hukum ditaati.
sanksikebutuhan
yang menimbulkan manusia akan
penderitaan. Oleh karena adanya sebuah
manusia menginginkan

  ketenangan. Hukum memiliki sanksi yang menimbulkan


penderitaan. Oleh karena manusia menginginkan kebahagian itulah
hukum ditaati.
 

DASAR KEKUATAN YANG


MENGIKAT HUKUM
Berbagai macam ajaran ajaran yang dicetuskan oleh para tokoh hukum,
dalam buku ini pembahasan yang tertera itu ada ajaran stahl, ajaran
rousseasu, ajaran hans kelsen dan ajaran krabbe.
1. Ajaran Stahl
Pada Pada penulis-penulis Katolik dan Protestan Ortodoks agar-agar
tua itu masih berlangsung hidup dalam berbagai corak dan dalam abad ke-
19 mempunyai pembela yang paling cerdas yakni Frederich Julius Stahl
tahun (1820-1861). Akan tetapi, stahl dengan tegas membuang nama 
Theocratisch untuk alirannya. Menurut beliau, negara ialah badan yang
dibubuhi kuasa penuh dari Tuhan, akan tetapi pendukung kuasa penuh
bukan orang-orang pemerintahan yang tertentu.

AJARAN TOKOH HUKUM


DAN AHLI FILSAFAT
2. Ajaran Rousseau
Ditilik dari sudut Sejarah, adalah sangat penting Apa yang disebut “teori-
teori perjanjian” yang tidak mencari sumber Kekuasaan pemerintah pada kehendak
tuhan, melainkan pada kehendak manusia yakni pada kehendak penduduk sendiri.
Mereka wajib taat kepada pemerintahan dalam hukum, karena dengan tegas atau
dengan diam-diam mereka berjanji demikian; Jadi karena menghendakinya sendiri.
Dalam abad ke-17 orang mendasarkan terjadinya negara dan terjadinya seluruh tata
hukum atas perjanjian. Perjanjian itu tidak semata-mata sesuatu perjanjian yang
dilakukan oleh rakyat dengan raja atau perjanjian penaklukan. . Seperti halnya pada
abad pertengahan, melainkan sesuatu perjanjian yang diadakan oleh manusia satu
sama lain di mana mereka mendirikan negara dan tata hukum atau perjanjian
masyarakat.

AJARAN TOKOH HUKUM


DAN AHLI FILSAFAT
3. Ajaran Hans Kelsen
Menurut Reine Rechtslehte dari Hans Kelsen hukum adalah Wille
des Staates. Walaupun demikian terdapat perbedan yang penting antara
ajaran kelsen dan teori teori yang dibicarakan diatas tentang kedaulatan
negara. Menurut Reine Rechtslehte, negara tidak termasuk dunia Sein,
tidak termasuk alam melainkan termasuk undang undang kausal
melainkain dunia undang –undang normatif. Dipandang dari sudut
yuridis, negara tak lain daripada tata hukum itu sendiri. Negara adalah
penjelmaan dari hukum. sebagai perbandingan, dilakukan oleh kelsen
sendiri untuk Panteisme.

AJARAN TOKOH HUKUM


DAN AHLI FILSAFAT
4. Ajaran Krabbe
Reaksi terhadap ajaran kedaulatan negara, menurutnys hukum
mengikat karena negara menghendakinya adalah teori kedaulatan
hukum dari H. Krabbe, guru besar di Leiden. Ajaran kedaulatan
negara melukiskan negara sebagai suatu badan hukum yang karena ia
bukan manusia dan tak dapat bertindak sendiri. Akan tetapi,
kehendaknya dilakukan oleh orang-orang tertentu sebagai orang-
orangnya. Kerana kontruksi yuridis tak mempunyai kehendak,
melainkan manusia yang mempunyai kehendak.

AJARAN TOKOH HUKUM


DAN AHLI FILSAFAT
Selanjutnya ada pendapat pendapat tentang filsafat hukum dari para ahli
filsafat sendiri, yaitu diantaranya :
1. Sophocles
dikala masih hidup kepercayaan terhadap dewa-dewa sebagai yang
memperhatikan nasib manusia, maka orang mulai mengadakan perbedaan
antara undang-undang manusia yang dapat berubah dan undang-undang satu
hal yang abadi. sophocles mengangkat antigona sebagai juru bicara
kepercayaan rakyat waktu itu ia menyuruh Antigone mengucapkan kata-kata
yang jantan terhadap raja kreon “perintah Baginda menurut pandangan saya
tidak sedemikian besar kekuasaannya, sehingga hukum dewa-dewa yang
tidak tertulis harus menyingkirkan untuk perkataan manusia”.

AJARAN TOKOH HUKUM


DAN AHLI FILSAFAT
2. protagoras
Pandangan-pandangan yang hingga saat itu menguasai manusia
ditaklukan pada pertimbangan rasional. Bagi mereka bukanlah tradisi
lagi yang menentukan apa yang benar dan apa yang tidak benar,
melainkan rasio manusia. Bersamaan dengan itu mereka menetapkan
bahwa rasio manusia berubah-ubah tidak hanya ia berbeda pada manusia
yang satu dengan manusia yang lain. Melainkan pandangan-pandangan
orang itu berganti-ganti juga menurut keadaan yang berubah-ubah titik
adalah kebenaran yang mutlak, segala kebenaran adalah relatif.

AJARAN TOKOH HUKUM


DAN AHLI FILSAFAT
Kaidah hukum positif ialah pertimbangan-pertimbangan positif
penilaian manusia. Maksudnya, menundukkan diri pada kekuasan
manusia. Bagi kita hal itu merupakan suatu kebenaran yang
sewajarnya. Akan tetapi, sebagaimana halnya dengan sekian banyak
kebenaran yang sewajarnya. Kebenaran itu pada masa yang lampau
untuk manusia ialah suatu pendapat baru. Dan baru, sesudah
pendapat baru itu, maka muncul ajaran hukum kodrat. ajaran yang
mengatakan bahwa selain hukum positif juga terdapat hukum yang
lain, yang bersifat kodrat yang tak bergantung pada pandangan
manusia dan karena itu selalu ada dimana mana sama.

HUKUM
KODRAT
Sebelum itu, pada suatu masa orang orang yunani pun memandang segala
hukum yang berasal dari tuhan. Pandangan yang demikian patut benar
untuk kondisi waktu hukum masih semata-mata hukum kebiasaan yang
tidak tertulis. Peraturan peraturan yang diikuti sejak dahulu kala, menurut
pandangan orang orang mudah memperoleh sifat yang tak berubah-ubah
yaitu sifatnya tidak dapat dilenyapkan dari sifat ketuhanan. Jika disamping
hukum kebiasaan kemudian timbul hukum perundang-undangan, maka hak
itu tidak berarti berakhirnya kepercayaan terhadap asal ketuhanan dari
segala hukum. para pembentuk undang-undang yang tertua, umumnya
dihormarti sebagai penyalur kehendak tuhan.

HUKUM
KODRAT
1. Latar belakang timbulnya Filsafat Hukum, didorong dari fitrah
manusia untuk berfikir yang pada umumnya disebabkan karena ada
hakekat soal tentang alam, baik yang ada dalam diri, maupun yang
berada di luar diri manusia. Pada umumnya persoalan-persoalan itu
timbul dari manusia dan oleh sebab itu ia memerlukan filsafat bagi
kehidupannya. Setiap manusia harus membuat keputusan dan tindakan.
Manakala seseorang hendak mengambil tindakan dan keputusan yang
tepat, ia memerlukan filsafat. Dalam hal yang dipersoalkan adalah
Hukum, maka persoalan hukum tersebut menyangkut tiga objek
yaitu : Manusia, Tuhan dan Jagad Raya.

KESIMPULAN
2. Saat ini ruang lingkup filsafat hukum adalah mempelajari mengenai
permasalahan permasalahan yang terkait dengan tujuan hukum dalam
kehidupan sehari-hari terutama masalah ketertiban dan keadilan yang
menyangkut masalah Hubungan hukum dan kekuasaan. Berkaitan
dengan ajaran tentang filsafat, maka ruang lingkup filsafat hukum
tidak lepas dari ruang lingkup filsafat itu sendiri, sehingga ruang lingkup
filsafat hukum termasuk juga ke dalam hal sebagai berikut :
1. Antologi hukum 5. Teologi hukum
2. Epistemologi hukum 6. Keilmuan hukum dan
3. Aksiologis hukum 7. Logika hukum
4. Ideologi hukum

KESIMPULAN
SARAN

Anda mungkin juga menyukai