Anda di halaman 1dari 6

55

KONSEP NEGARA HUKUM RULE OF LAW DALAM SISTEM KETATANEGARAAN


INDONESIA

Zaid Afif
Fakultas Hukum, Prodi Ilmu Hukum, Universitas Asahan
Jl. Jend Ahmad Yani Kisaran Sumatera Utara
zafif091@gmail.com

ABSTRAK
Negara hukum (rechtsstaat) diintrodusir melalui RR 1854 dan ternyata dilanjutkan dalam UUD
1945 H. tentang kebebasan dan persamaan (vrijheid en gelijkheid) yang semul dalam konsep liberal-
democratische rechtsstaat sifatnya yuridis formal, dalam konsep social rechtsstaat ditafsirkan secara riil
dalam kehidupan masyarakat (reele maatschappelijke gelijkheid), bahwa tidak terdapat persamaan mutlak
didalam masyarakat antara individu yang satu dengan yang lain.
Rule of law merupakan penyelenggaraan negara yang diatur melalui suatu pertauran perundang-
undangan serta menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun atas prinsip keadilan.
Rule by Law, harus dipertahankan, dan mengambil kelebihan-kelebihan dalam melakukan
kontrol sosial kepada masyarakat serta memberikan kepastian kepada masyarakat. Dalam hal menutupi
kekurangan Rule by Law, hendaknya setiap Peraturan Perundangan-undangan diberlakukan terdapat asas-
asas, nilai-nilai yang ada di masyarakat, sehingga Peraturan Perundangundangan tidak hanya digunakan
sebagai sebuah alat oleh penguasa, namun juga dapat mewakili keadilan yang ada di dalam masyarakat.

Kata Kunci : Konsep Negara, Hukum Rule Of Law, Sistem Ketatanegaraan Indonesia

BAB I rechtsstaat ditafsirkan secara riil dalam


PENDAHULUAN kehidupan masyarakat (reele maatschappelijke
gelijkheid), bahwa tidak terdapat persamaan
Latar Belakang Masalah mutlak didalam masyarakat antara individu
Rule of law adalah penyelenggaraan yang satu dengan yang lain
negara yang diatur melalui suatu pertauran P. Schnabel menjelaskan, bahwa
perundang-undangan serta menjunjung tinggi pengaruh Negara terhadap individu menjelma
supremasi hukum yang dibangun atas prinsip dalam tiga cara yakni : pertama, pengaruh
keadilan. langsung sebagai akibat dari pengakuan dan
Tujuan Negara Indonesia selanjutnya perlindungan terhadap hak-hak sosial, kedua,
tertuang dalam alenia keempat pembukaan pengaruh tidak langsung sebagai akibat dari
UUD NKRI 1945 yang meliputi: 1. Melindungi pembentukan aparat pemerintah yang
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah dilelngkapi dengan kekuasaan jabatan dan
Indonesia; 2. Memajukan kesejahteraan umum; keahlian, ketiga, harapan bahwa problema-
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan 4. Ikut problema masyarakat dapat dipecahkan melalui
melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan campur tangan penguasa.
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.1 Frederich Stahl mengungkapkan BAB IV
setidaknya terdapat 4 unsur dari Rechstaat, PEMBAHASAN
yaitu2 : 1. Jaminan terhadap Hak Asasi Manusia;
2. Adanya pembagian kekuasaan; 3. Pemerintah Konsep Negara Hukum
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan; A.V. Dicey menguraikan adanya 3
Adanya Peradilan Administrasi Negara yang unsur penting dalam setiap negara hukum yang
berdiri sendiri (independent). disebutnya dengan istilah “The Rule of Law”,
Ide Negara hukum (rechtsstaat) yaitu :
diintrodusir melalui RR 1854 dan ternyata 1. Supremacy of Law yaitu dominasi dari
dilanjutkan dalam UUD 1945 H. Franken aturan-atauran hukum untuk menentang dan
menjelaskan, kebebasan dan persamaan meniadakan kesewenang-wenangan, dan
(vrijheid en gelijkheid) yang semul dalam kewenangan bebas yang begitu luas dari
konsep liberal-democratische rechtsstaat pemerintah;
sifatnya yuridis formal, dalam konsep social

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 2 N0.5 Juli-Desember 2018


56

2. Equality Before the Law yaitu persamaan di adalah hukum harus mampu membimbing
hadapan hukum atau penundukan yang prilaku subyeknya
sama dari semua golongan kepada ordinary Menurut Arief Sidharta bahwa negara
law of the land yang dilaksanakan oleh hukum menjamin kepastian hukum terwujud
ordinary court ini berarti tidak ada orang dalam masyarakat dan prediktibilitasnya sangat
yang berada diatas hukum, baik pejabat tinggi. Sehingga dinamika kehidupan bersama
maupun warga negara biasa, berkewajiban dalam masyarakat bersifat “predictable” atau
untuk mentaati hukum yang sama; dapat diramalkan
3. Due Prosess of Law atau terjaminnya hak- Didalam konsep Rule by Law yang
hak manusia oleh konstitusi yang berisiskan asas kepastian hukum, tentunya
merupakan hasil dari “the ordinary law of memberikan legalitas yang tinggi dalam
land”, bahwa hukum konstitusi bukanlah menjalankan aturan hukum, dimana legalitas
sumber, akan tetapi merupakan merupakan sebuah nilai inti, hak asasi manusia,
konsekwensi dari hak-hak individu yang dalam arti Nullum crimen, nulla poena sine lege
dirumuskan dan ditegaskan oleh peradilan, Teori hierarki norma hukum
singkatnya prinsipprinsip hukum privat dikemukakan oleh Hans Kelsen. Kelsen
melalui tindakan peradilan dan parlemen berpendapat bahwa norma-norma hukum itu
sedemikian diperluas sehingga membatasi berjenjang-jenjang dan berlapislapis dalam
posisi crown dan pejabat. suatu hierarki tata susunan, dimana suatu norma
Dalam perkembangan mengenai negara yang lebih rendah berlaku, bersumber, dan
hukum, adanya upaya untuk menghilangkan berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi,
batasan pengertian negara hukum antara demikian seterusnya norma yang tidak dapat
Rechtstaat dan The Rule of Law, seperti halnya ditelusuri lebih lanjut dan bersifat hipotetis dan
berangkat dari embrio pemikiran para fiktif, yaitu norma dasar (groundnorm). Norma
penggagas negara hukum, seperti John Lock dasar yang merupakan norma tertinggi dalam
dan Montesquieu. Brian Tamanaha mencoba sistem norma tersebut, tidak lagi dibentuk oleh
melakukan terobosan dengan memformulasikan suatu norma yang lebih tinggi lagi tetapi norma
sebuah alternatif baru dalam konsep negara itu ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat
hukum, dimana Brian Tamanaha menawarkan sebagai norma dasar yang merupakan gantungan
pemisahan konsep The Rule of Law kedalam bagi norma yang berada di bawahnya.
dua kategori dasar, formal dan substantif, yang Konsep Rule by Law ini juga telah
kedua-duanya masing-masing memiliki tiga digunakan oleh Napoleon, dan dia percaya
cabang atau format yang berbedabeda. bahwa Undang-Undang Napoleon
Dalam membahas Rule by Law tentu mengantisipasi semua kasus yang mungkin
tak tepas dari hubungan hukum dan kekuasaan, muncul di masa depan, dimana tafsiran
dimana Prof I Dewa Gede Atmaja di dalam terperinci dari Undang-Undang
bukunya Filsafat Hukum Dimensi Tematis & “Hukum mengatur pembentukannya
Historis, yang mengutip pendapatnya Blaise sendiri karena suatu norma hukum menentukan
Pascal mengatakan bahwa “hukum tanpa cara untuk membuat suatu norma hukum
kekuasaan adalah angan-angan, kekuasaan tanpa lainnya, dan juga sampai derajat tertentu
hukum adalah kelaliman menentukan isi norma lainnya tersebut.
N. M. Korkunov juga mengatakan Hubungan antara norma yang mengatur
bahwa “Whatever may be the state's pembentukan norma dari norma lainnya
organization, whatever powers it may have, the digambarkan sebagai hubungan “superordinasi”.
human conscience tends always to subject this Kesatuan norma-norma ini ditunjukkan oleh
power to legal rules. To the interests of power fakta bahwa pembentukan norma yang lebih
are necessarily opposed the principles of law. In rendah ditentukan oleh norma lain yang lebih
submitting to the authority of the state the tinggi, dan bahwa hubungan ini diakhiri oleh
citizen requires of the organs of power a similar suatu norma dasar, oleh karena menjadi dasar
submission to law, because to whatever height tertinggi validitas keseluruhan tata hukum,
the interest of authority of order may rise, it can membentuk kesatuan tata hukum"
never wholly annihilate and engulf men's other Kelsen hanya ingin menerima hukum
interests. In centralizing force into its hands the apa adanya, yaitu berupa peraturan-peraturan
state thereby assures to all its citizens good yang dibuat dan diakui oleh negara.
order in all their mutual relations . Jimly Asshidiqie40 berpendapat bahwa
Rule By law di dalam teori negara pelaksanaan fungsi legislasi dalam
hukum the Rule of Law yang merupakan intuisi pembentukan undang-undang, menyangkut
dasar” yang mendasari dari the Rule of Law empat bentuk kegiatan yaitu: a. Prakarsa

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 2 N0.5 Juli-Desember 2018


57

pembuatan undang-undang; b. Pembahasan 1. Adanya jaminan perlindungan hukum


draft undang-undang; c. Persetujuan dan terhadap hak-hak indivisual.
pengesahan draft undang-undang; d. Pemberian 2. Adanya lembaga kehakiman yang bebas
persetujuan atau ratifikasi atas perjanjian atau tidak memihak.
persetujuan internasional dan dokumen- 3. Adanya pemilihan umum yang teratur,
dokumen hukum yang mengikat lainnya. bebas, rahasia, jujur dan adil.
Wewenang dalam konsep hukum 4. Adanya kebebasan menyatakan pendapat.
publik merupakan konsep inti dari hukum tata 5. Adanya kebebasan berserikat/berorganisasi
negara dan hukum administrasi negara. dan beroperasi.
Bahasan mengenai keabsahan itu 6. Adanya pendidikan kewarganegaraan.
sendiri setara jika berbicara mengenai
keberadaan hukum, sebagaimana pendapat Negara Hukum (State of law/Rechtstaat)
Sudikno Mertokusumo bahwa hukum ada Negara hukum adalah negara yang
kareana kekuasaan yang sah. dalam penyelenggaraan pemerintahan
Secara teoritas, kewenangan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
bersumber dari peraturan perundangundangan yang abash. Negara hukum bukan negara
tersebut diperoleh melalui tiga cara yaitu kerkuasaaan (machtstaat).
atribusi, delegasi, dan mandat. Negara hukum sering disamakan
Fried Man mengemukakan rule of law dengan Rule of law.
adalah doktrin dengan semangat dan juga Rechtstaat adalah sebuah konsep dalam
idealism keadilan yang tinggi. pemikiran hukum Eropa Kontinental yang
Sunarti Hartono mengemukakan Rule awalnya dipinjam dari hukum Jerman, yang
of law ialah harus menjamin apa yang diperoleh dapat diterjemahkan sebagai "legal state", "state
masyarakat ataupun bangsa yang bersangkutan of law", "state of justice", or "state of rights"
dipandang sebagai keadilan khususnya pada dimana pelaksanaan kekuasaan pemerintahan
keadilan social. yang dibatasi oleh hukum
C.W. Van der Port menjelaskan bahwa
Syarat-Syarat Negara Hukum Rule Of Law : atas dasar demokratis, “rechtsstaat” dikatakan
Adapun syarat negara hukum rule of sebagai “Negara kepercayaan timbal balik” (de
law adalah sebagai berikut : staat van het wederzijds vertrowen) yaitu
1. Adanya perlindungan konstitusional. kepercayaan dari pendukungnya, bahwa
2. Pemilihan umum yang bebas. kekuasaan yang diberikan tidak akan
3. Kebebasan menyatakan pendapat. disalahgunakan, dia mengharapkan kepatuhan
4. Kebebasan untuk berorganisasi dan dari rakyat pendukungnya1.
beroperasi. Dengan demikian maka atas dasar
Pengertian rule of law yaitu: sifat-sifat tersebut, yakni sifat liberal dan
1. Konsep Common law. demokratis, ciri-ciri “rechtsstaat” adalah :
2. Rule By The Law. 1. Adanya Undang-Undang Dasar atau
3. Keadilan Berlaku Untuk Setiap Orang. Konstitusi yang memuat ketentuan tertulis
4. Menjamin Yang diperoleh Masyarakat tentang hubungan antara penguasa dan
Berdasarkan Keadilan Sosial. rakyat.
5. Pembatasan Kekuasaan. 2. Adanya pembagian kekuasaan Negara,
yang meliputi : kekuasaan pembuatan
Prinsip Rule Of Law UndangUndang yang berada pada parlemen
Secara Formal: kekuasaan kehakiman bebas dan tidak
1. Negara Indonesia adalah negara hukum hanya menangani sengketa antara individu
( pasal 1:3). rakyat, tetapi juga antara rakyat dan
2. Segala warga negara bersama penguasa, dan pemerintah mendasarkan
kedudukannya didalam hukum dan tindakannya atas Undang-Undang
pemerintah dan wajib menjunjung hukum (wetmatig bestur).
serta pemerintah itu tanpa terkecuali (pasal 3. Diakui dan dilindunginya hak-hak rakyat
27:1). yang sering disebut “vrijheidsrechten van
3. Setiap orang berhak atas jaminan, burger”.
perlindungan, pengakuan, serta kepastian Ciri-Ciri Negara Hukum (Rechtstaat)
hukum yang adil, serta perlakuan yang 1. Adanya pengakuan dan perlindungan hak-
sama dihadapan hukum (pasal 28 D:1). hak asasi manusia, yang mengandung
Syarat-syarat pemerintah yang
demokratis dibawah Rule of law :

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 2 N0.5 Juli-Desember 2018


58

persamaan dalam bidang politik, hukum Pembentukan peraturan Perundang-


ekonomi, dan social budaya. Undangan, tidak pernah lepas dan landasan
2. Adanya peradilan yang bebas dan tidak penyusunan peraturan Perundang-Undangan,
memihak dari pengaruh kekuasaan atau yaitu: filosofis, yuridis, dan politis1 . Jika
kekuatan lain. landasan politis yang lebih mendominasi
3. Adanya kepastian hukum, yaitu bahwa pembetukan peraturan daerah, maka para wakil
ketentuan hukum dapat dipahami dan rakyat kerap kali tidak mengindahkan
dilaksanakan sebagaimana mestinya. kepentingan yang diwakili (rakyat), melainkan
Sebagai negara hukum, maka segala aspek lebih mengatamakan kepentingan kenderaan
kehidupan dalam bidang kemasyarakatan, politiknya (partai politik yang mengusungnya)
kebangsaan, kenegaraan, dan segala atau bahkan kepentingan pribadinya.
kekuasaan dari alat-alat pemerintahannya Tugas pokok hukum adalah
harus berdasarkan atas hokum-hukum yang menciptakan ketertiban, sebab ketertiban
sesuai dengan sistem hukum nasional. merupakan suatu syarat dari adanya masyarakat
H.W.R Wade yang menulis mengenai teratur. Hal ini berlaku bagi masyarakat manusia
negara hukum, menurutnya dalam negara dalam segala bentuknya. Oleh karena itu
hukum segala sesuatu harus dapat dilakukan pengertian manusia, masyarakat, dan hukum
menurut hukum. Negara hukum menentukan tidak akan bisa dipisahkan. Agar tercapai
bahwa pemerintah harus tunduk pada hukum, ketertiban dalam masyarakat, diusahakanlah
bukannya hukum yang harus tunduk pada untuk mengadakan kepastian. Kepastian disini
pemerintah. Pemikiran tentang negara hukum diartikan sebagai kepastian dalam hukum dan
telah ada sejak dahulu bahkan sebelum ilmu kepastian oleh karena hukum. Hal ini
negara ataupun ilmu kenegaraan itu sendiri. disebabkan karena pengertian hukum
Rechtstaat merupakan konsep negara mempunyai dua segi. Segi pertama ba hwa ada
hukum yang berkembang dalam tradisi eropa hukum yang pasti bagi peristiwa yang kongkret,
kontinental atau tradisi civil law, salah satu ahli segi kedua adalah adanya suatu perlindungan
yang sering dirujuk ketika membicarakan topik hukum terhadap kesewenang-wenangan. Inti
negara hukum (Rechtstaat) dalam tradisi Eropa kepastian hukum tidak terletak pada batas
Kontinental adalah Friedrich Julius Stahl. budaya menurut wilaya atau golongan
Syarat-syarat dasar rechtsstaat : masyarakat tertentu. Hakikatnya adalah suatu
1. Asas legalitas Setiap tindak pemerintahan kepastian tentang bagaimana warga masyarakat
harus didasarkan atas dasar peraturan menyelesaikan masalah hukum, bagaimana
perundang-undangan (wettelijke grondslag). peranan dan kegunaan lembaga hukum bagi
Dengan landasan ini, Undang-Undang masyarakat, apakah hak dan kewajiban warga,
dalam arti formal dan UUD sendiri dan seterusnya. Menurut teori jenjang norma
merupakan tumpuan dasar tindak hukum (stufentheorie), Hans Kelsen
pemerintahan. Dalam hubungan ini berpendapat bahwa suatu norma hukum itu
pembentukan Undang-Undang merupakan berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis dalam
bagian penting Negara hukum. suatu hierarki tata susunan, dimana suatu norma
2. Pembagian kekuasaan Syarat ini berlaku, bersumber dan berdasar pada norma
mengandung makna bahwa kekuasaan yang lebih tinggi (superior) dan menjadi dasar
Negara tidak boleh hanya bertumpu pada bagi norma yang dibawahnya (inferior).
satu tangan.
3. Hak-hak dasar (grondrechten) Hak-hak Tata Urutan Praturan Perundang-Undangan
dasar merupakan sasaran perlindungan (Hukum) di Negara Republik Indonesia:
hukum bagi rakyat dan sekaligus 1. UUD 1945
membatasi kekuasaan pembentukan 2. tap mpr
Undang-Undang. 3. UU/peraturan pengganti uu
4. Pengawasan pengadilan Bagi rakyat 4. peraturan pemerintah
tersedia saluran melalui pengadilan yang 5. peraturan presiden
bebas untuk menguji keabsahan 6. peraturan daerah provinsi
(rechtmatigheidstoetsing) tindak 7. peraturan daerah kabupaten/kota
pemerintahan Syarat-syarat dasar tersebut
seyogyanya juga menjadi syarat dasar Konsep Negara Hukum Rule Of Law Dalam
Negara hukum Pancasila. Untuk hal Sistem Ketatanegaraan Indonesia
tersebut kiranya dibutuhkan suatu usaha Upaya yang dilakukan secara sadar
besar berupa suatu kajian yang sangat oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah
mendasar terutama. demi keamanan penguasaan dan pemenuhan

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 2 N0.5 Juli-Desember 2018


59

kesejahteraan hidup. Lembaga Negara sebagai sistem hukum Pancasila mengkehendaki


lembaga Trias Politika yang kedudukan serta penegakan keadilan substansial melalui aturan-
kewenangannya diatur didalam Hirarki aturan hukum formal dan juga menghendaki
peraturan perundang-undangan. Serta kepastian hukum berdasarkan aturan hukum
hubungannya dengan Hukum Administrasi formal agar tercapainya keadilan subtansial.
negara yang merupakan perwujutan dari Perkara-perkara tidak hanya diselesaikan di
lembaga negara dalam menjalankan Pengadilan namun harus menempuh terlebih
pelayanannya. dahulu penyelesaian dengan kekeluargaan yang
Penegakan supermasi hukum sesuai dengan prinsip Permusyarawatan dan
(penghormatan HAM dan Pemberantasan KKN), sikap gotong royong. Metode pelaksanaan dapat
Otonomi Daerah, kebebasan Pers dan dilihat dari karakteristik Rechtsstaat dan the rule
mewujudkan kehidupan demokrasi. Tidak of law. Karekteristik rechtsstaat diawali dengan
berlebihan bahwa apa yang terjadi di negara pra konsep hukum Immanuel Kant dalam arti
reformasi menurut rakyat merupakan kulminasi sempit, yang mana menempatkan fungsi hukum
ketiadaan kedauatan hukum (nomokrasi)dan (recht) dalam negara (staat) sebagai alat
keadilan (the absence of justice). Anggapan perlindungan hak-hak asasi individual dan
pengabaian hukum (disregardling the law), pengaturan kekuasaan, yang menempatkan
ketidak hormatan terhadap hukum pemerintahan (negara) sebagai pemelihara
(disrespecting the law), ketidak percayaan pada ketertiban dan keamanan masyarakat.
hukum (distrusting the law), penyalahgunaan
hukum (misuse of the law) yang dilakukan oleh BAB V
pihakpihak penguasa. Semua itu adalah KESIMPULAN
implikasi dari jaminan oleh hukum dikarenakan
ada sangsi, minimal rekasi dari masyarakat luas Kesimpulan
sebagaimana diungkapkan Lawrence M. Adapun kesimpulan dari penelitian ini
Friedman: “Sanctions are ways to implement a adalah sebagai berikut :
norm or a rule.” 1. Kelebihan dari konsep Rule by Law terletak
Peran Lemabaga negara dengan pada pemberian kepastian , juga dapat
pelayanannya secara administrasi negara dalam menjadi control sosial bagi masyarakat,
menjalankan pelayanannya terwujud dalam cita- sehingga menjamin semua warga
cita Nasional yang diwujudkan dalam bentuk negarannya dalam tatanan yang baik di
peraturan perundang-undangan. semua hubungan timbal balik dalam
Penegasan Indonesia negara rechtsstaat masyarakat.
bukan machtsstaat, yang telah diatur dalam 2. Kekurangan dari konsep Rule by Law
Penjelasan UUD 1945, telah diangkat dan apabila dalam Undang Undang yang
dimasukkan kedalam batang tubuh UUD 1945 melegalkan tindakan negara tidak didukung
perubahan menjadi “Indonesia adalah Negara oleh demokrasi dan hak asasi manusia,
Hukum”, sebagai konsekwensi setiap sikap, serta prinsip keadilan, maka akan terjadi
kebijakan, dan prilaku alat negara dan penduduk pengingkaran terhadap hak asasi manusia,
harus berdasarkan dan sesuai hukum. Yang kemiskinan yang luas, dan segregasi rasial,
memimpin dalam penyelenggaraan negara serta jika hukum hanya dimanfaat kan oleh
adalah hukum (nomos) itu sendiri sesuai dengan penguasa sebagai alat untuk melegalkan
prisip The Rule Of Law, and not of Man. segala bentuk perbuatannya yang
Prinsip supermasi hukum dan kedaulatan melanggar kemanusiaann yang dapat
hukum itu sendiri pada pokoknya berasal dari menimbulkan sifat totaliter dari penguasa.
kedaulatan rakyat. 3. Bahwa konsep Rule by Law, harus
Perturan perundang-undangan sebagai dipertahankan, dan mengambil kelebihan-
dasar, pondasi alat lembaga tata negara dalam kelebihan dalam melakukan kontrol sosial
mewujudkan Rule of law. kepada masyarakat serta memberikan
Negara hukum yang dimasud bisa kepastian kepada masyarakat. Dalam hal
menyerap substansi rechtsstaat dan the rule of menutupi kekurangan Rule by Law,
law sekaligus yang disebut oleh Mahfud MD hendaknya setiap Peraturan Perundangan-
dengan Sistem hukum Pancasila yang meiliki undangan diberlakukan terdapat asas-asas,
konsep Prismatik. Disamping hukum dihat nilai-nilai yang ada di masyarakat, sehingga
secara formal, namun hukum juga dilihat secara Peraturan Perundangundangan tidak hanya
materil, yang mana hakim berhak menafsirkan digunakan sebagai sebuah alat oleh
dan berpendapat diluar ketentuan hukum dalam penguasa, namun juga dapat mewakili
memutus sebuah perkara. Oleh karena itu, keadilan yang ada di dalam masyarakat.

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 2 N0.5 Juli-Desember 2018


60

DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Atmaja, I Dewa Gede, 2013, Filsafat
Hukum ,Dimensi Tematis & Historis,
Setara Press, Malang. Frank,
Jerome,1963, Law and Modern Mind,
Achor Books Donbeday & Company
Inc, New york, USA, diterjemahkan
oleh Astuti,
Rahmani, 2013,Jerome Frank, Hukum &
Pemikiran Modern, Cet I, Nuansa
Candekia, Bandung. Hadjon,
Philiphus M, 2007,Perlindungan Hukum Bagi
Rakyat di Indonesia, sebuah studi
tentang Prinsip Prinsipnya,
Penanganannya oleh Pengadilan dalam
Lingkungan Peradilan Umum dan
Pembentukan Peradilan Administrasi,
Perabadan.
Hayek, Friedrich. 1960. The Constitution of
Liberty, University of Chicago Press,
Chicago, USA.
Huijbers, Theo, 1982, Filsafat Hukum dalam
Lintas Sejarah, Karnius, Yogyakarta
Korkunov, N. M. 1922, General Theory of Law,
Second Edition, English Translate By
W. G. hastings. The Macmillan
Company, New York. Manan,
Bagir dan Magnar, Kuntana, 1997, Beberapa
Masalah Hukum tata Usaha Negara
Indonesia, Alumni, Bandung
Muhammad,
Abdulkadir, 2004, Hukum dan Penelitian
Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Raz, Joseph, 1979, “The Rule of Law and Its
Virtue,” in The Authority of Law ,
Clarendon Press , Oxford.
Rahadjo, Satjipto, 2009, Hukum dan Prilaku,
hidup baik adalah dasar hukum yang
baik, Kompas, Jakarta.
Sulistiyono ,Adi, 2007, Negara Hukum:
Kekuasaan, Konsep, dan Paradigma
Moral, Cetakan I, Lembaga
Pengembengan Pendidikan (LPP) dan
UPT Penerbitan dan percetakan UNS
(UNS PRESS) Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Tamanahan, Brian Z, 2004, On The Rule Of
Law, History, Politics, Theory,
Cambridge University Press,
United.Kingdom.

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 2 N0.5 Juli-Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai