Anda di halaman 1dari 22

KONSTITUSI DAN KEDAULATAN DI INDONESIA

Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Iaslam Negeri Sunan Kalijaga

Sulistyawati

22103040165

Email : 22103040165@student.uin-suka.ac.id

Abstrak
Kedaulatan melekat pada suatu negara, maka kedaulatan dalam dan luar negeri ini adalah
termasuk penguasa paling tinggi didalam negara, kemudian pada artikel ingin membahas
bagaimana kedaulatan rakyat dijalankan yang tertuang dalam konstitusi negara tersebut.
Seiring dengan perkembangan zaman, kini dalam konsep demokrasi konstitusional, badan
legislatif sebagai lembaga pembuat undang-undang dianggap melakukan kesalahan, sehingga
kedaulatan rakyat tercermin dalam undang-undang, lembaga negara, dan hal tersebut.
lembaga-lembaga yang seharusnya menjalankan kedaulatan rakyat secara penuh. ini
sebanding dengan persetujuan diam-diam atas kemungkinan pelanggaran yang dilakukan
oleh badan tersebut. Konstitusi adalah perwujudan sejati pada semua kehendak rakyat,
perwujudan tertinggi rakyat dalam negara hukum modern, dan rakyat sendiri yang menunjuk
wakil-wakilnya melalui konstitusi untuk memenuhi keinginan rakyat itu menjadi kenyataan.
Berdasarkan konstitusi, rakyatlah yang menentukan kekuasaan lembaga-lembaga yang
menjalankan kedaulatan, sehingga penyimpangan lembaga-lembaga negara yang menerima
amanat kedaulatan itu serupa dengan penyimpangan kedaulatan rakyat. Kedaulatan rakyat
yang dinyatakan dalam lembaga negara dilaksanakan sesuai dengan ketentuan undang-
undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena sesuai dengan kehendak
rakyat, untuk kepentingan bersama. (dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat). Oleh karena itu,
harus ada teori-teori yang melatarbelakangi pembentukan konstitusi sedemikian rupa
sehingga pelaksanaan kedaulatan rakyat oleh negara Indonesia dianut dengan jelas.
Kata kunci : Kedaulatan, Konstitusi, Rakyat, Negara, Lembaga.
PENDAHULUAN

Kedaulatan secara etimologi yang berasal dari bahasa arab adalah “Daulat” yang
berarti pemerintahan atau kekuasaan. Ada juga dari baha lain mengartikan “Supremus” yang
berarti tertinggi. Maka dapat diartikan bahwa Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang
ada pada suatu negara, bisa juga diartikan sebagai kekuasaan yang letaknya tidak dibawah
kekuasaan negara lain dan dengan bebas bisa melakukan kegiatan sesuai dengan kepentingan.
Akan tetapi kegiatannya tidak melanggar Hukum Internasional.

Dalam hal ini, hukum internasional menjadi batal demi hukum karena negara
memiliki kekuasaan tertinggi dan tidak mau mengakui adanya kekuasaan yang lebih tinggi
dari kekuasaan negara. Adanya kedaulatan dalam hukum internasional pada masa itu yang
diakui dalam kehidupan sosial internasional dewasa ini adalah suatu masyarakat yang terdiri
dari bangsa-bangsa yang merdeka, merdeka dan setara. Meskipun masing-masing memiliki
kekuasaan tertinggi yang disebut kedaulatan, namun dalam prakteknya dalam masyarakat
internasional telah muncul hubungan yang tertib dalam pembahasan hukum sebagai
fenomena masyarakat, Sjipto Suharjo menjelaskan bahwa ketertiban muncul sebagai unsur
pertama yang membentuk suatu sistem sosial.1

Sejak zaman Yunani kuno istilah konstitusi telah dikenal, hanya konstitusi yang masih
dimaknai secara material karena konstitusi tidak termasuk dalam teks tertulis, yang dapat
dibuktikan dengan cara-cara berikut: dipahami oleh Aristoteles yang membedakan antara
istilah santun dan istilah konstitusi. nomoi. Politea dipahami sebagai konstitusi, sedangkan
nomoi adalah common law. Di antara kedua istilah tersebut terdapat perbedaan yaitu bahwa
kesantunan mengandung daya yang lebih tinggi daripada nomoi, karena kesantunan memiliki
daya bentuk sedangkan pada nomoi tidak ada paksaan, karena hanya materi yang harus
dibentuk agar tidak hancur.

1
I Dewa Gede Agung Wisnu Saputra. “MAKNA SERTA EKSISTENSI KEDAULATAN DALAM HUKUM
INTERNASIONAL DI MASA MODERN” . Vol 2 No 3 (2022): Juli, Jurnal Ilmu Hukum Sui Generis.
https://ejournal2.undiksha.ac.id/index.php/JIH/article/view/1290/623
Dalam kebudayaan Yunani, istilah konstitusi erat kaitannya dengan kata mendirikan
Resblica. Dari sebutan tersebut maka semboyannya berbunyi “Principle Legibus Solutus est,
Salus Publica Supreme Lex”, yang artinya Raja adalah yang berkuasa memutuskan
organisasi/susunan Negara, karena dialah pembuat undang-undang tunggal yang terbaik. Kata
“konstitusi”, berasal dari kata Perancis constitutive, yaitu ungkapan yang berarti
pembentukan. Oleh karena itu penggunaan kata konstitusi paling dikenal untuk tujuan
membentuk, menyusun atau menyatakan suatu pernyataan tentang bentuk dan susunan suatu
negara, yang dibuat sebelum atau sesudah berdirinya negara bersangkutan.2

Indonesia saat ini menganut sistem presidensial yang memisahkan kekuasaan


eksekutif, legislatif, dan yudikatif berdasarkan prinsip “checks and balances”. Meskipun
ketentuan ini tercantum dalam UUD, namun tetap ada langkah-langkah yang harus ditempuh,
khususnya menetapkan batas-batas kekuasaan dan wewenang yang jelas antara ketiga organ
negara tersebut.

Secara teoretis kekuasaan lembaga negara Indonesia mengarah pada sistem


pemerintahan presidensial, namun dalam praktek pelaksanaan fungsi dan kekuasaannya oleh
lembaga negara berarti bahwa sistem pemerintahan Indonesia merupakan pemisahan
kekuasaan yang ada dalam sistem presidensial. pemerintah, tetapi lebih dekat dengan sistem
pembagian kekuasaan. Oleh karena itu, ketentuan-ketentuan yang dilaksanakan dalam UUD
Tahun 1945 perlu penyempurnaan lebih lanjut agar dapat dilaksanakan secara optimal baik
secara konseptual maupun praktis.3

Pengertian Konstitusi dan Kedaulatan


2
Yulianto w. “REKONSEPTUALISASI PENYELESAIAN SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA”. Jurnal
Ilmiah FENOMENA, Volume XII. https://jurnal.unars.ac.id/artikel/2014-09-14-23-REKONSEPTUALISASI
%20PENYELESAIAN.pdf

3
Ahmad Yani. “PENDEKATAN TEORI DAN PRAKTEK KONSTITUSI UNDANG-UNDANG DASAR 1945”. Jurnal Ilmiah
Kebijakan Hukum 12 (2), 119, 2018
https://pdfs.semanticscholar.org/85be/ec0437ad72a3951fcfa15a6ad773d80a2b11.pdf
Istilah konstitusi sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno, namun yang dikenal hanya
konstitusi ini. Konstitusi tidak ditulis dan masih ditafsirkan sebagai penting. Hal ini terlihat
dalam pemahaman Aristoteles tentang perbedaan antara istilah politita dan nomoi. Politea
diartikan sebagai hukum tata negara dan nomoi sebagai hukum biasa. Ada perbedaan antara
kedua istilah tersebut. Politea memiliki kekuatan, jadi dia memiliki kekuatan lebih dari
Nomoi. Tidak ada kekuatan di Nomoi karena itu hanya konstruksi. Bahan yang perlu
dibentuk agar tidak berantakan.

Dalam budaya Yunani, konsep konstitusi sangat erat kaitannya dengan bahasa
Konstitusi Resblica. Sebutan ini memunculkan semboyan “Prinsip Legibus”. Solutus est,
Salus Publica Supreme Lex” artinya Raja memiliki kekuasaan untuk memutuskan. Ini adalah
organisasi / struktur daripada negara karena merupakan satu-satunya pembuat undang-
undang. Kata "konstitusi" berasal dari bahasa Perancis constituer. Ekspresi berarti desain.
Oleh karena itu, penggunaan kata konstitusi lebih familiar Untuk tujuan membuat, mengedit
atau menjelaskan pernyataan tentang bentuk dan komposisi negara yang disiapkan sebelum
dan sesudahnya cabang negara yang bersangkutan.4

Kedaulatan dalam Bahasa latin “supremus”,dalam Bahasa Inggris “sovereignty”,


dalam Bahasa Italia “sovranita”, artinya tertinggi. Daulah dalam bahasa arab berarti
kedaulatan dan daulat berarti kekuasaan. Kedaulatan bahasa yang berbeda dapat diartikan
sebagai otoritas entitas politik. Kedaulatan adalah konsep kekuasaan tertinggi dalam suatu
negara. jack h. Nagel, dikutip Jimly Asshiddiqie2, memiliki dua arti penting, yaitu ranah dan
ranah kekuasaan. Kedaulatan meliputi kegiatan atau aktivitas dalam fungsi kedaulatan,
sedangkan ruang lingkup kedaulatan mengacu pada siapa subjek dan pemilik kedaulatan.

Konsep kedaulatan dalam pemikiran modern pertama kali dikemukakan oleh Jean
Baudin. Selain itu, konsep ini telah berkembang, dan beberapa nama penting dilaporkan
disebutkan saat membahas kedaulatan: Thomas Hobbes, George Jellinek, John Locke, dan

4
Yulianto w. "REKONSEPTUALISASI PENYELESAIAN SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA".
Jurnal Ilmiah FENOMENA, Volume XII. https://unars.ac.id/jurnal/artikel/2014-09-14-23-REKONSEPTUALISASI
%20PENYELESAIAN.pdf
Jean Jacques Rousseau. Itu dikembangkan, terutama di Eropa abad pertengahan, sebagai
tanggapan terhadap kekuatan superior negara dan penguasa gerejawi.5

Tujuan dan Fungsi Konstitusi

Menurut Jimly Assiddiqie, fungsi konstitusional dapat dikategorikan sebagai berikut:


Pertama, kemampuan untuk menentukan dan membatasi kekuasaan lembaga negara. Kedua,
fungsi pengaturan hubungan kekuasaan antar lembaga negara. Ketiga, kemampuan mengatur
perimbangan kekuasaan antara lembaga negara dan warga negara. Keempat, fungsi yang
memberi legitimasi atau membenarkan kekuasaan negara atau kegiatan pengelolaannya.
Kelima, kemampuan untuk mentransmisikan atau mengalihkan kewenangan dari sumber
kekuasaan yang asli (rakyat dalam sistem demokrasi) kepada lembaga negara. Keenam,
fungsi simbolik sebagai pemersatu (lambang persatuan). Ketujuh, Identitas Bangsa sebagai
acuan jati diri dan kejayaan bangsa. Kedelapan, fungsi simbolik sebagai focal point ritual.
Kesembilan, berfungsi sebagai instrumen kontrol sosial, baik secara sempit dalam lingkup
politik saja maupun dalam arti luas yang mencakup lingkup sosial dan ekonomi. Kesepuluh,
berfungsi sebagai sarana pembentuk dan pembaharuan masyarakat, baik secara sempit
maupun luas (rekayasa sosial atau reformasi sosial).6

Menurut C.F. Stark, pada prinsipnya, fungsi konstitusi adalah membatasi kewenangan
pemerintah untuk bertindak, menjamin hak-hak rakyatnya, dan memperjelas pelaksanaan
kedaulatan.

Fungsi Umum Konstitusi

5
Rudy, Fiat Justitia. "Mencari Bentuk Kedaulatan dalam UUD Tahun 1945".
Jurnal Ilmu Hukum Volume 7 No. 3,Sept.–Des.2013
https://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/fiat/article/view/383/341

6
Johannes Suhardjana. "Supremasi Konstitusi Adalah Tujuan Negara." Jurnal Dinamika Hukum 10.3 (2010):
253-264. http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/viewFile/96/46
1. Tujuan Undang-Undang Dasar adalah untuk membatasi kekuasaan pemerintahan agar
tidak dapat melakukan kesewenang-wenangan, serta melindungi dan mengatur hak-
hak warga negara.
2. UUD Bertindak sebagai Akta Kelahiran Nasional
3. Fungsi Konstitusi sebagai Sumber Hukum Tertinggi
4. Fungsi konstitusi sebagai alat pembatas kekuasaan
5. Konstitusi berfungsi sebagai identitas dan lambang negara
6. Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan rakyat

Selain fungsi konstitusi di atas, konstitusi juga memiliki tujuan. Konstitusi memiliki
tiga tujuan utama:

1. Tujuan Konstitusi adalah untuk mengatur pembatasan dan kontrol kekuasaan politik.
Tujuan ini berfungsi untuk membatasi kewenangan penguasa agar tidak melakukan
tindakan yang merugikan masyarakat secara keseluruhan.
2. Konstitusi bertujuan untuk memisahkan kendali kekuasaan dari otonomi. Juga dapat
memberikan Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM), sehingga keberadaan UUD
mewajibkan semua penguasa dan masyarakat untuk menghormati hak asasi manusia
dan memberikan perlindungan dalam melaksanakan haknya.
3. Tujuan Konstitusi adalah untuk menetapkan batasan-batasan yang mengikat bagi
mereka yang berkuasa untuk menjalankan kekuasaannya. Selain pembatasan
kekuasaan penguasa, pedoman pengelolaan negara juga harus diberikan untuk
memastikan bahwa negara tetap tak tergoyahkan.7

Jimly Assidique memberikan beberapa contoh konstitusi dunia yang menerapkan


konsep ekokrasi sebagai prioritas konstitusional hijau, antara lain konstitusi Ekuador tahun
2008 yang secara tegas menyatakan bahwa lingkungan alam sekitar dapat diberikan hak
konstitusionalnya sebagai subjek hukum. lalu lintas Gunung, sungai, hutan, laut, hewan liar

7
Ilham Fajar. "Fungsi, Maksud, Dan Nilai-Nilai Konstitusi." (2021). https://osf.io/5s3pd/download
dan tumbuh-tumbuhan dianggap sebagai hak asasi manusia yang berdiri sendiri terlepas dari
konsep hak asasi manusia yang dikenal sebelumnya.8

A. Macam Kedaulatan

Teori Kedaulatan Tuhan

Dari teori-teori yang memberikan jawaban sejarah adalah yang tertua. Teori
kedaulatan tuhan, yaitu siapa yang memiliki kekuasaan tertinggi, ada di dalam Tuhan. Di
Eropa, para filsuf telah memikirkan dan mengajarkannya di masa lalu. Hukum itu berasal dari
Allah, dan karena itu manusia ditetapkan oleh Allah sebagaimana seharusnya tunduk pada
hukum, Perintah-perintah dari Allah tertulis dalam tulisan suci, tentang teori bahwa legitimasi
kekuasaan hukum itu berdasarkan kehendak Tuhan disebut kehendak Tuhan teori teokratis.
Karena undang-undang dan peraturan ditentukan oleh lembaga pemerintah, Pendukung teori
ini diajari bahwa penguasa adalah wakil Tuhan Teori ini diterima secara umum di Eropa
Barat hingga Renaisans. Pendukung teori ini termasuk Agustinus dan Thomas Aquinas.9

Teori Kedaulatan Raja

Konsep kedaulatan raja sama tuanya dengan gagasan kedaulatan Tuhan. Sejak abad
ke-enam, semua negara yang tercatat telah diperintah oleh penguasa turun-temurun, sering
disebut sebagai raja atau ratu. Negara pertama yang tercatat sebagai pemimpin yang sukses
selain garis keturunan hanyalah pada zaman setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW yang
8
I. Gede, Yusa and Bagus Hermanto. "Implementasi Green Constitution di Indonesia: Jaminan Hak
Konstitusional Pembangunan Lingkungan Hidup Berkelanjutan." Jurnal Konstitusi 15.2 (2018): 306-
326. https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1524

9
Nurdin N. KONSEP KEADILAN DAN KEDAULATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN BARAT
Vol 13, No 1 (2011) > Nurdin https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/medsyar/article/view/1747
digantikan oleh Khalifah Abubakar Shiddiq, diikuti oleh Umar bin Khattab, Usman bin
'Affan dan terakhir Ali bin Abi Thalib sebelum akhirnya kembali. ke sistem kerajaan. Karena
itu dapat dikatakan bahwa pada masa khalifah keempat negara Madinah disebut sebagai
negara berbentuk republik murni seperti yang diidealkan oleh Plato.

Setelah itu, negara Madinah diperintah oleh seorang khalifah kerajaan dari dinasti
Ummayad, dll. Oleh karena itu hampir dapat dikatakan bahwa sejarah kekuatan manusia
adalah sejarah kerajaan. Orang-orang baru mengenal bentuk republik seperti yang
dipraktikkan saat ini paling banyak selama 3 abad terakhir, terutama sejak Amerika Serikat
merdeka dan menjadi republik konstitusional pertama.

Dalam konsep kedaulatan raja ini, raja diberikan kekuasaan tertinggi atas segala
sesuatu. Berkat kekuatan besar para raja, konsep kerajaan juga berkembang, yang terpisah
dari aturan. Seperti yang dikatakan Montesquieu, "imperium" adalah konsep "kekuasaan
seorang pangeran atas individu", sedangkan dominium atau "kekuasaan" adalah "kekuasaan
individu atas benda". Namun, ketika kedua arti ini digabungkan menjadi satu, raja sudah pasti
seorang tiran yang tidak bisa dikendalikan oleh apapun atau siapapun. Semua sumber
ekonomi di wilayah kerajaan dianggap milik raja, demikian pula semua warganya dianggap
hanya budak dan abdi raja dan keluarganya. Raja mengatur segalanya dan semua orang di
tangannya sendiri.

Oleh karena itu, setiap warga negara wajib membayar pajak dan kewajiban pajak
kepada raja selama hidupnya untuk tetap memperlakukan warga negara dan abdi dalem raja.
Jika dia gagal memenuhi tugasnya, tidak ada yang bisa menghentikannya ketika raja
memerintahkan orang itu untuk dipenjara atau dibunuh. Tentu saja, banyak orang di zaman
modern menolak pemahaman yang pasti seperti itu. Meskipun demikian, masih ada beberapa
negara di dunia dengan satu bentuk pemerintahan. Namun, semua pemerintahan yang masih
ada pada umumnya telah mengalami perubahan mendasar dalam pekerjaannya sehari-hari.

Di zaman modern ini, konsep kedaulatan rakyat tidak lagi terkait dengan kedaulatan
Tuhan, tetapi diintegrasikan ke dalam konsep kedaulatan rakyat, sehingga pemerintahan saat
ini berhasil memisahkan dan memisahkan fungsi kepala. Dalam praktik sehari-hari,
kedaulatan raja diwujudkan dalam posisi kepala negara, sedangkan sistem pemerintahan
dikaitkan dengan konsep kedaulatan rakyat, yang tercermin dalam posisi kepala
pemerintahan. Inilah mengapa pemerintah seperti Inggris, Belanda, Belgia, Jepang dan
Malaysia sering disebut sebagai negara demokratis dimana rakyat memilih pemerintah
melalui hak pilih universal.

Dari sudut pandang yang berbeda, prinsip kedaulatan kerajaan juga termasuk dalam
konsep negara hukum, dimana hukum juga dianggap sebagai kasus tertinggi kerajaan. Karena
itulah konsep monarki konstitusional lahir dalam praktik. Negara adalah kerajaan, tetapi
hukum tertinggi yang berlaku adalah Konstitusi. Sehingga konsep umum kerajaan yang
mengikuti konsep kedaulatan kerajaan tidak menjadi masalah saat ini, karena kerajaan-
kerajaan tersebut juga dapat mengadopsi gagasan kedaulatan rakyat dan sekaligus negara
hukum.

Oleh karena itu, seperti yang telah dibahas di atas, pengertian teokrasi dapat
dipandang secara positif meskipun tidak terkait atau terkandung dalam pengertian kedaulatan
kerajaan atau kekaisaran. Seperti halnya sistem kerajaan dapat dipadukan dengan kedaulatan
rakyat atau sistem demokrasi dan konsep Rechtsstaat atau nomokratie (aturan hukum atau
Rechtsstaat), teokrasi atau konsep kedaulatan ketuhanan juga dapat diwujudkan sebagai
konsep kedaulatan rakyat. dan memahami kedaulatan hukum. Jadi jika sistem monarki masih
bisa dianggap penting.10

Teori Kedaulatan Rakyat

Teori kedaulatan rakyat menjadi dasar lahirnya konsep negara kesejahteraan. Namun,
sebagaimana dikemukakan Bagir Manan, dapat dipahami bahwa konsep negara kesejahteraan
muncul sebagai reaksi atas kegagalan konsepsi sosialis klasik tentang negara hukum. Baik
konsep maupun jenis negara hukum memiliki pandangan yang berbeda atas dasar dan bentuk
penguasaan negara atas sumber daya ekonomi. Perbedaan dimotivasi oleh pengaruh ideologis
yang mereka anut. Ideologi negara hukum liberal klasik dipengaruhi oleh liberalisme,
sedangkan konsepsi negara hukum sosialis dipengaruhi oleh Marxisme.

Selama Renaisans, muncul teori bahwa raja dan penguasa lain memperoleh kekuasaan
mereka dari rakyatnya, bukan dari Tuhan. Pada Abad Pertengahan, kekuasaan diajarkan

10
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. . "Gagasan Kedaulatan Lingkungan: Demokrasi Versus
Ekokrasi." diakses dari www. jimly. com pada 27 (2019).
http://jimly.com/makalah/namafile/160/Demokrasi_dan_Ekokrasi.pdf
berasal dari kesepakatan antara seorang raja dan rakyatnya. Negara bertumpu pada kehendak
rakyat, sama seperti semua hukum adalah perwujudan dari kehendak rakyat.11

Teori kedaulatan hukum

Teori kedaulatan hukum, atau kedaulatan hukum, menegaskan hal ini bahkan orang
yang merupakan otoritas tertinggi di negeri itu hukum itu sendiri Argumennya adalah bahwa
bukan raja, atau penguasa, atau rakyat atau warga negara, negara itu sendiri juga tunduk pada
hukum. Semua pengaturan, Perilaku dan tindakan harus sesuai atau sah. Karakter dari teori
kedaulatan hukum adalah Krabe. Menurut Sovereign Krabbe adalah hukum. Hukum tidak
diciptakan oleh kehendak negara dan hukum diterapkan terlepas dari kehendak negara.12

Teori negara hukum muncul sebagai bentuk pengingkaran terhadap teori kedaulatan
negara. Teori negara hukum diperkenalkan oleh Krabe. Dalam ajaran teori kedaulatan negara,
hukum berada di belakang negara. Negara tidak tunduk pada hukum karena hukum dimaknai
sebagai peraturan negara (bentuk norma yang bersifat wajib). Padahal, menurut Krabe,
provinsi itu sendiri tunduk pada undang-undang.

Jellinek membalas pendapat Krabe dengan menghadirkan teori komitmen, doktrin


bahwa negara secara sukarela mengikatkan diri pada hukum, atau menyanggupi untuk tunduk
pada hukum, sebagai manifestasi dari kehendaknya sendiri. Namun muncul pertanyaan baru,
faktor apa yang menyebabkan adanya komitmen tersebut, maka Jellinek menjawab bahwa
selain faktor sosial, hukum terutama memiliki faktor immaterial yaitu akal hukum, kesadaran
hukum dan keadilan.

Tanggapan seperti itu memperkuat pandangan Krabe bahwa apa yang dikatakan
Jellinek adalah faktor yang mempengaruhi komitmen yang terletak di atas negara, yaitu

11
Marojahan JS Panjaitan. PENGEMBANGAN SISTEM EKONOMI KERAKYATAN DALAM PERSPEKTIF NEGARA
HUKUM KESEJAHTERAAN BERDASARKAN UUD 1945 Vol 26, No 1 (2012) > JS Panjaitan
http://ejournal.sthb.ac.id/index.php/jwy/issue/view/5

12
Winasis,Yulianto. "Rekonseptualisasi Penyelesaian Sengketa Kewenangan Lembaga
Negara." Jurnal Ilmiah FENOMENA 12 (2014): 1111-1133. https://jurnal.unars.ac.id/artikel/2014-09-
14-23-REKONSEPTUALISASI%20PENYELESAIAN.pdf
kesadaran hukum. Jadi negara tidak berdaulat, tetapi kesadaran hukumlah yang berdaulat.
Gagasan bahwa kedaulatan hukum dapat disimpulkan dari realitas negara hukum, yang
berarti bahwa segala tindakan penguasa harus berdasarkan hukum.

Teori Kedaulatan Negara

Selama Renaisans, teori kedaulatan Tuhan ditolak. Kekuasaan raja tidak perlu lagi
dikaitkan dengan berkah ilahi. Pandangan sebelumnya bahwa hukum yang harus ditaati
adalah hukum Tuhan kini dibalik, hukum negara yang harus ditaati. Negara memiliki
kekuasaan tunggal untuk membuat undang-undang. Hal ini melahirkan doktrin kedaulatan
baru, yaitu kedaulatan negara.

Menurut Jellinek, hukum adalah perwujudan kehendak atau kehendak negara. Jadi
negaralah yang menciptakan hukum, dan negara adalah satu-satunya sumber hukum yang
memiliki kekuasaan atau kedaulatan tertinggi. Tidak ada satu orang pun di luar negeri yang
memiliki kekuasaan untuk membuat undang-undang. Gagasan kedaulatan negara dapat
diturunkan dari kenyataan bahwa dalam kehidupan sosial sehari-hari kepentingan individu
selalu melebihi kepentingan negara.

Dalam perkembangannya, pandangan yang mendukung otonomi negara muncul dari


para peneliti di German School of Publicists. Menurutnya, negara kuat karena mendapat
dukungan dari tiga kelompok:

(1) Angkatan Darat (Angkatan Bersenjata)


(2) Junkertum (kelompok industri)
(3) Birokrasi (pegawai pemerintah)

Di sisi lain, orang tidak memiliki kekuatan, sehingga mereka tidak memiliki otoritas,
sehingga kekuasaan tertinggi (kedaulatan) tidak mungkin terjadi. Menurut peneliti DPS
(German School of Publicists), pembawa kedaulatan adalah negara.13

B. SIFAT KEDAULATAN

13
Mohammad,Yudi. "Pergeseran Konsep Kedaulatan Rakyat Pasca Perubahan UUD NRI
1945." MAKSIGAMA 19.1 (2016).
https://jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/jurnal_makalah_hukum/document(12).pdf
Menurut Jean Bodin, kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-
undang di suatu negara dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a) Permanen, artinya kedaulatan berlangsung selama negara itu sendiri ada.


b) Asli, artinya kedaulatan tidak datang dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.
c) Bulat, berarti tidak dapat berbagi kedaulatan dan merupakan satu-satunya otoritas
tertinggi negara.
d) tidak terbatas berarti tidak ada kedaulatan yang membatasi. Karena ketika ada
larangan, sifat berdaulat dihilangkan.

Kedaulatan adalah kekuatan tertinggi di negara mana pun. Kedaulatan tidak


mengizinkan saingan. Kedaulatan tidak memiliki batas, karena membatasi kedaulatan berarti
kedaulatan yang lebih tinggi. Kedaulatan itu sempurna dan lengkap. Tidak ada orang atau
organisasi yang dibebaskan dari kedaulatan.14

C. DEMOKRASI

Demokrasi berasal dari kata demos dan kratos yang berarti pemerintahan untuk
rakyat. Amin Rais mendefinisikan demokrasi sebagai dasar kehidupan bernegara secara
umum, mengarah pada pemahaman bahwa pada tingkat terakhir rakyat membuat peraturan-
peraturan tentang persoalan-persoalan sentral kehidupannya, termasuk menilai kebijakan
penyelenggaraan negara karena kebijakan tersebut menentukan kehidupan rakyat. Demokrasi,
oleh karena itu, adalah pemerintahan yang didasarkan pada kehendak dan kekuasaan rakyat.
Atau dari segi organisasi berarti organisasi negara yang dibuat oleh rakyat sendiri atau atas
persetujuan rakyat, karena kedaulatan ada di tangan rakyat.

Dalam praktiknya, demokrasi yang menempatkan rakyat dalam menentukan


kebijakan negara, seringkali berubah ketika peran negara dalam pemerintahan mengambil
tindakan untuk membatasi sifat kehendak dan kekuasaan rakyat dalam menjalankan negara.
14
HAFIZUL,IHSAN. "KEDAULATAN." (2021). https://osf.io/2cqyw/download
Langkah-langkah ini dicapai melalui perubahan dalam konstitusi atau undang-undang
pemerintah yang berkuasa. Manuver konstitusional dan hukum formal digunakan untuk
mengubah dan membatasi pengaruh demokrasi.15

Secara teori, demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.
Jika berbicara tentang praktek penyelenggaraan pemerintahan, padahal mengklaim bahwa
negara tersebut adalah negara demokrasi, dalam banyak hal justru mengabaikan banyak asas
dan asas demokrasi. Istilah demokrasi berasal dari bahasa latin demos yang berarti rakyat dan
rakyat kratein yang berarti pemerintahan. Demokrasi berarti pemerintahan oleh rakyat.
Namun, di dunia modern, konsep demokrasi lebih menekankan pada pentingnya meletakkan
masalah politik di tangan rakyat. Persamaan hak dan kewajiban semua warga negara atas
kebebasan berpolitik, berserikat dan berekspresi.

Kebebasan untuk memilih dan menerima agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, untuk membentuk dan menjadi anggota partai politik, dan kebebasan untuk
menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya tanpa paksaan dari penguasa atau kelompok
lain. tidak. Demokrasi sebagai dasar hukum negara ini tercermin dalam Pasal 1(2), dimana
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sesuai dengan UUD 1945. Ini adalah
bentuk pelaksanaan kedaulatan mereka yang menjalankan pemerintahan suatu negara.
Demokrasi memiliki implikasi penting bagi mereka yang menggunakannya. Karena
demokrasi dapat menjamin hak rakyat untuk memilih gaya pemerintahannya sendiri.16

Kedaulatan Indonesia

Indonesia sebagai negara yang menganut teori kedaulatan rakyat Pasal 1 (2) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut Undang-Undang

15
Benny Bambang, Irawan. "Perkembangan Demokrasi di Negara Indonesia." Jurnal Ilmiah Hukum
dan Dinamika Masyarakat 5.1 (2016).
http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/hdm/article/viewFile/312/364

16
Muhlashin, Ias. "Negara Hukum, Demokrasi Dan Penegakan Hukum Di Indonesia." Jurnal Al-Qadau: Peradilan
Dan Hukum Keluarga Islam 8.1 (2021): 87-100.
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/al-qadau/article/view/18114
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945), yang menyatakan bahwa “Kedaulatan berada
di tangan rakyat dan dilaksanakan sesuai dengan konstitusi. Intisari dari sila keempat
pancasila yang berbunyi: “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan” dan menerapkannya Pembukaan UUD 1945.17

Kedaulatan itu relevan dan terbuka tanpa konsep "tertutup" atau sempit,Tertutup.
Kedaulatan bukanlah fakta, kondisi statis. lebih berdaulat adalah suatu proses atau urutan
tindakan, proses. Negara berdaulat harus memiliki menyesuaikan dan memelihara agar tidak
ada pemisahan fisik, budaya, ekonomi, politik dan/atau penyebaran banyak aktor non-negara
berubah menjadi sesuatu melalui proses negara gagal. Memahami Kedaulatan sebagai
Konsep Benar-benar perlu ditinjau ulang. Kegagalan otoritas nasional yang mengendalikan
dinamika politik memberikan perlindungan kepada warga negara Berbagai belahan dunia
telah membuktikan hal ini Suatu negara tidak dapat mengabaikan bantuan internasional di
bawah atau atas nama kedaulatan.

Kedaulatan nasional tidak dapat melakukannya dilindungi oleh otoritas nasional


Untuk memblokir bantuan internasional kepada warga negara Negara yang membutuhkan
bantuan dan perlindungan Internasional. Dari segi akademik harus dikembangkan Sebuah
wacana visioner tentang menemukan makna Konsep Kedaulatan Nasional yang Valid Ketika
sistem internasional memasuki era saling ketergantungan antar bangsa sistem internasional
saat ini. Kedaulatan menentang pemerintahan di tangan rakyat mengacu pada asas-asas
hukum umum Internasional.

Negara sebagai elemen utama Tetapi komunitas internasional tidak tergantikan


Otoritas nasional memiliki kekuatan untuk tanggung jawab untuk memajukan warga negara,
meningkatkan dan mempertahankan kekayaan kebebasan, resolusi konflik, Memperluas
kerjasama internasional. Dalam Bahasa lainnya adalah rekonstruksi kedaulatan sebagai

17
Fahri, Bachmid. "Eksistensi Kedaulatan Rakyat dan Implementasi Parliamentary Threshold dalam
Sistem Pemilihan Umum di Indonesia." SIGn Jurnal Hukum 2.2 (2021): 87-103.
https://jurnal.penerbitsign.com/index.php/sjh/article/download/v2n2-87-103/41
tanggung jawab (sovereignty as liability); lembaga negara sebagai agen dan Wujud
kedaulatan nasional, yaitu melakukan pekerjaan kesejahteraan Warga Negara Harus
Bertanggung Jawab Otoritas di dalam dan di luar perusahaan di luar masyarakat
internasional.18

Makna Trias Politica

Istilah Trias Politica berasal dari bahasa Yunani dan berarti tiga politik. Menurut
Montesquieu, dalam ajaran Trias Politica, setiap pemerintahan provinsi pasti memiliki tiga
macam kekuasaannya, yang tidak bisa dipegang oleh satu tangan saja, dan masing-masing
kekuasaan harus dipisahkan. dikatakan. Pada intinya, ajaran Trias Politica antara lain bahwa
setiap pemerintahan negara bagian harus memiliki tiga macam kekuasaannya: legislatif,
eksekutif dan yudikatif, sebagai berikut:

a. Kekuasaan Legislatif Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan untuk membuat undang-


undang. Kekuasaan legislatif harus dimiliki oleh badan khusus. Jika tidak ada badan yang
bertanggung jawab untuk membuat undang-undang, kelompok atau individu mana pun
dapat membuat undang-undang untuk keuntungan mereka sendiri. Di negara-negara yang
mengklaim sebagai negara demokrasi di mana hukum dan peraturan harus didasarkan
pada kedaulatan rakyat, Majelis Rakyat harus dianggap sebagai badan dengan kekuasaan
tertinggi untuk membuat undang-undang, yang disebut "legislatif".

b. Badan legislatif memainkan peran paling penting dalam komposisi negara. Hal ini
karena hukum ibarat tiang yang menopang kehidupan bernegara dan berfungsi
sebagai instrumen yang memandu kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sebagai
badan legislatif, legislatif memiliki kekuasaan untuk membuat undang-undang, tetapi

18
Riyanto, Sigit. "Kedaulatan Negara Dalam Kerangka Hukum Internasional Kontemporer." Yustisia Jurnal
Hukum Vol 1. No 3 (2012). https://jurnal.uns.ac.id/yustisia/article/view/10074
tidak untuk menegakkannya. Agar undang-undang tersebut dapat dilaksanakan, maka
harus diserahkan kepada instansi lain. Kekuasaan penegakan hukum bersifat
“administratif”.
c. Kekuasaan Eksekutif “Kekuasaan Administratif” adalah kekuasaan untuk
menegakkan hukum. Kekuasaan untuk menegakkan hukum berada di tangan kepala
negara. Tentu saja, kepala negara saja tidak bisa menegakkan semua undang-undang
tersebut. Oleh karena itu, kekuasaan kepala negara dilimpahkan (delegated) kepada
pejabat pemerintah/negara yang membentuk badan legislatif (eksekutif). Lembaga ini
berkewajiban menjalankan kekuasaan eksekutif.
d. Yudikatif atau kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang bertugas menegakkan
hukum dan berhak memberikan keadilan bagi rakyat. ditahan dan dieksekusi. Hakim
biasanya diangkat oleh kepala negara (eksekutif), tetapi mereka memiliki status dan
hak khusus. Jika kepala negara mengalahkannya.19

Kedaulatan Rakyat Indonesia

Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945 menandai titik balik. Kedaulatan
hukum yang semula milik penguasa kolonial Belanda menjadi kedaulatan rakyat warga

19
Efi Yulistyowati, Endah Pujiastuti, Tri Mulyani. "PENERAPAN KONSEP TRIAS POLITICA DALAM SISTEM
PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA : STUDI KOMPARATIF ATAS UNDANG–UNDANG DASAR TAHUN 1945
SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN". Vol 18, No 2 (2016) > Yulistyowati
https://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb/article/view/580
negara Indonesia. Kedaulatan rakyat adalah silent) dan tidak terlihat (invisible), tetapi
Kondisi tertentu ada boom (terdengar) dan nyata (terlihat). Perlawanan terhadap penerimaan
dan kepatuhan Kedaulatan Hukum Kolonialisme Belanda Merupakan Kedaulatan Rakyat
Rakyat Indonesia Apa yang awalnya tidak terlihat dengan muting diubah menjadi kenyataan
dengan Sonic {muncul). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD 1945) Bukti adanya dialektika nasional yang pada hakekatnya menegakkan kedaulatan
nasional Sebagai dasar untuk menegakkan kedaulatan hukum dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Konstitusi ini juga memberikan legitimasi dan validitas pembangunan bangsa. Fungsi
dan peran manusia Indonesia. UUD 1945 menentukan bentuk dan kedaulatan negara
Indonesia sebagai negara kesatuan. Kedaulatan dalam bentuk republik dijalankan sepenuhnya
oleh dewan penasehat Rakyat Berasal dari Kedaulatan Rakyat (MPR). Kekuasaan lembaga
negara Pasal 4 UUD 1945 tetap memegang kekuasaan legislatif Presiden berdasarkan Pasal
19 ayat. (1) dan (2) adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan 24 Ayat (1) dikuatkan oleh
Mahkamah Agung. pemisahan kekuatan Dalam arti luas akan menjadi cetak biru awal
kedaulatan hukum bangsa Indonesia dalam kerangka tersebut negara indonesia.20

Selama proses perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun


1945 terjadi perselisihan tentang pemikiran rakyat. Perjuangan intelektual ini meliputi
amandemen ketentuan Pasal 1(2) UUD 1945. untuk dijalankan hanya oleh rakyat.” Dewan
Rakyat”. Kemudian, pada tahun 1945, Amandemen Ketiga UUD diubah dengan
memasukkan frasa, “Kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan sesuai dengan
Konstitusi.”

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut doktrin kedaulatan rakyat. Hal
ini diatur dalam Pasal 1(2) UUD 1945 sebagai berikut: Kedaulatan berada di tangan rakyat
dan ditegakkan menurut konstitusi. Sila kelima Pancasila berbunyi: Kelompok yang dipandu
oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Artinya penerapan doktrin
20
Bakry, Mohammad Ryan. "Kedaulatan Rakyat dan Dialektika Bernegara Dalam Konteks Keindonesiaan."
SUPREMASI: Jurnal Hukum 1.1 (2018): 61-71. Vol 1, No 1 (2018) > Bakry.
http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/hukum/article/view/157
kedaulatan rakyat di Indonesia dapat dilihat pada pemisahan kekuasaan di Indonesia yaitu
eksekutif, legislatif dan yudikatif. Kedaulatan rakyat ini merupakan kekuasaan legislatif yang
terdiri dari tiga badannya: Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), sebagaimana dijelaskan dalam
pengertian berikut: terutama terlihat dalam Trias Politik dan penerapannya di Indonesia, serta
pemilihan presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif yang dipilih langsung oleh rakyat.

Soewoto Mulyosudarmo berpendapat bahwa revisi Pasal 1(2) UUD 1945 merupakan
revisi terhadap ketentuan yang mencerminkan keadaan sebenarnya mengenai tatanan
kekuasaan tertinggi. Kekuatan tertinggi negara adalah rakyat. Ide dasar teori kedaulatan
rakyat sangat sederhana, rakyat harus menjadi sumber kekuasaan tertinggi di negara dan tidak
ada yang lain.

Bn Hatta mengatakan bahwa kedaulatan rakyat berarti pemerintahan rakyat.


Pemerintah dipimpin oleh pemimpin yang dipercaya oleh rakyat. Gagasan kedaulatan rakyat
muncul sebagian besar sebagai reaksi terhadap teori kedaulatan kerajaan, yang terutama
mengarah pada monopoli dan penyalahgunaan kekuasaan, dan akhirnya tirani dan
kesengsaraan manusia. Perlawanan terhadap doktrin kedaulatan kerajaan muncul karena
ketakutan akan kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan oleh raja-raja Eropa.

Pada tahun 1517 muncul keraguan di Eropa tentang kekuatan yang berlebihan ini,
khususnya Gereja. Gereja dituduh menggunakan kekuatannya untuk mendapatkan kekayaan
dan kekuasaan duniawi. Para pemikir pada masa itu berusaha meruntuhkan hegemoni
nasional Gereja, terutama monopolinya dalam penafsiran ajaran agama. Agar negara
melindungi kepentingan rakyat, rakyat memegang hegemoni. Gerakan perlawanan saat itu
dipelopori oleh Monaco Comacha dan membawanya ke titik di mana warga memiliki hak
untuk memberontak dan melawan pemerintah yang sewenang-wenang. Perlawanan ini
berujung pada terbitnya buku pertama Monarchomacha, Vindiciae Contra Tyrannos.

Pada tahun 1579, yang menganut prinsip kedaulatan rakyat bahwa raja tidak boleh
memerintah rakyat secara sewenang-wenang. Ketika itu terjadi, setiap orang memiliki hak
untuk melawan. Kitab tersebut menyatakan bahwa raja dipilih oleh Tuhan, tetapi dia diangkat
berdasarkan persetujuan rakyat. Tidak ada yang bisa terlahir sebagai raja, dan tidak ada
manusia yang bisa menjadi raja. Sejak diterbitkannya buku ini, lahirlah konsep kedaulatan
negara.21

Landasan hukum dan landasan semangat revolusi pers nasional adalah deklarasi 17
Agustus 1945. Mereka menilai Belanda tidak lagi memiliki hak atas Indonesia karena
Indonesia sudah lebih dulu memproklamasikan kemerdekaannya. Sudah sewajarnya bangsa
Indonesia berperang melawan sekutu dan Belanda serta menceburkan diri ke medan perang.22

KESIMPULAN

Masalah kedaulatan menjadi penting karena secara formal memang demikian sumber
kekuatan yang mendistribusikan kekuatan kepada orang-orang di dalamnya di bawah
Kedaulatan adalah kekuatan organisasi terbesar berdasarkan hukum dan peraturan yang

21
Khairul Fahmi . "Prinsip Kedaulatan Rakyat Dalam Penentuan Sistem Pemilihan Umum Anggota Legislatif"
7(3), 119-160.https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/231

22
Puspita Dewi, Anggraeini, Henry Susanto, and Rinaldo Adi Pratama. "Revolusi Indonesia Dalam
Perspektif Pro Dan Kontra Pers Nasional Periode Pasca Proklamasi Hingga Tercapainya Pengakuan
Kedaulatan." Jurnal Pendidikan Sejarah 11.1 (2022): 35-58.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jps/article/download/25709/13610
berlaku dipandu oleh sumber hukum tertinggi negara, Konstitusi, karena Konstitusi
merupakan dokumen tentang legitimasi kedaulatan, khususnya konsep kedaulatan Rakyat
Oleh karena itu, masyarakat harus memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara
negara yang diatur dalam konstitusi, sebagai kesadaran berbangsa dan bernegara berperan
aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan mengendalikan/mengawasi kegiatan
pemerintahan, mencegah Peluang Penyalahgunaan Wewenang yang Didelegasikan.

Di samping itu Konstitusionalitas mengatur pelaksanaan aturan hukum dalam


hubungan individu Pemerintah dan konstitusionalisme mempromosikan sistem yang
menyediakan pembatasan kekuasaan pemerintahan yang diatur dalam konstitusi. Oleh karena
itu, secara khusus kedaulatan yang diupayakan oleh negara Indonesia adalah kedaulatan
rakyat, bersama dengan supremasi hukum dan kedaulatan negara. Sosialisasi budaya sadar
konstitusi itu perlu, meski butuh proses ini panjang dan berlarut-larut tetapi masih perlu
dilakukan agar konsisten Individu, yaitu orang yang tergabung dalam masyarakat, dapat
memahami dan untuk memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga Negara.

Oleh karena itu kedaulatan rakyat Hal ini benar-benar diwujudkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Yang penting Sosialisasi budaya konstitusional ini memerlukan
program pendidikan politik dan konstitusional untuk semua individu, kerjasama antara orang
dan pemerintah memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang kehendak rakyat
yang dinyatakan dalam konstitusi dapat ditegakkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Daftar Pustaka
Anggraeini, P. D., Susanto, H., & Pratama, R. A. (2022). Revolusi Indonesia Dalam Perspektif
Pro Dan Kontra Pers Nasional Periode Pasca Proklamasi Hingga Tercapainya
Pengakuan Kedaulatan. Jurnal Pendidikan Sejarah, 11(1), 35-58.

Asshiddiqie, J. (2019). Gagasan Kedaulatan Lingkungan: Demokrasi Versus


Ekokrasi. diakses dari www. jimly. com pada, 27.

Bachmid, F. (2021). Eksistensi Kedaulatan Rakyat dan Implementasi Parliamentary


Threshold dalam Sistem Pemilihan Umum di Indonesia. SIGn Jurnal Hukum, 2(2),
87-103.

Bakry, M. R. (2018). Kedaulatan Rakyat dan Dialektika Bernegara Dalam Konteks


Keindonesiaan. SUPREMASI: Jurnal Hukum, 1(1), 61-71.

Fahmi, K. (2016). Prinsip Kedaulatan Rakyat Dalam Penentuan Sistem Pemilihan Umum
Anggota Legislatif. Jurnal Konstitusi, 7(3), 119-160.

Fajar, I. (2021). Fungsi, Maksud, Dan Nilai-Nilai Konstitusi.

IHSAN, H. (2021). KEDAULATAN.

Irawan, B. B. (2016). Perkembangan Demokrasi di Negara Indonesia. Jurnal Ilmiah Hukum


dan Dinamika Masyarakat, 5(1).

Muhlashin, I. (2021). Negara Hukum, Demokrasi Dan Penegakan Hukum Di Indonesia. Jurnal


Al-Qadau: Peradilan Dan Hukum Keluarga Islam, 8(1), 87-100.

Nurdin, N. (2017). Konsep Keadilan Dan Kedaulatan Dalam Perspektif Islam Dan
Barat. Media Syari'ah: Wahana Kajian Hukum Islam dan Pranata Sosial, 13(1),
121-130.

Panjaitan, M. J. (2014). Pengembangan Sistem Ekonomi Kerakyatan Dalam Perspektif


Negara Hukum Kesejahteraan Berdasarkan UUD 1945. Jurnal Wawasan
Yuridika, 26(1), 445-463.

Riyanto, S. (2012). Kedaulatan Negara Dalam Kerangka Hukum Internasional


Kontemporer. Yustisia Jurnal Hukum, 1(3).

Rudy, R. (2013). 53 Mencari Bentuk Kedaulatan dalam UUD Tahun 1945. Fiat Justisia: Jurnal
Ilmu Hukum, 7(3).
Saputra, I. D. G. A. W. (2022). MAKNA SERTA EKSISTENSI KEDAULATAN DALAM
HUKUM INTERNASIONAL DI MASA MODEREN. Jurnal Ilmu Hukum Sui
Generis, 2(3), 1-22.

Suhardjana, J. (2010). Supremasi Konstitusi Adalah Tujuan Negara. Jurnal Dinamika


Hukum, 10(3), 253-264.

Yani, A. (2018). Sistem Pemerintahan Indonesia: Pendekatan Teori dan Praktek Konstitusi
Undang-Undang Dasar 1945. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, 12(2), 119.

Yudi, M. (2016). Pergeseran Konsep Kedaulatan Rakyat Pasca Perubahan UUD NRI
1945. MAKSIGAMA, 19(1).

Yulianto, W. (2014). Rekonseptualisasi Penyelesaian Sengketa Kewenangan Lembaga


Negara. Jurnal Ilmiah FENOMENA, 12, 1111-1133.

Yulistyowati, E., Pujiastuti, E., & Mulyani, T. (2017). Penerapan Konsep Trias Politica Dalam
Sistem Pemerintahan Republik Indonesia: Studi Komparatif Atas Undang–Undang
Dasar Tahun 1945 Sebelum Dan Sesudah Amandemen. Jurnal Dinamika Sosial
Budaya, 18(2), 328-338.

Yusa, I. G., & Hermanto, B. (2018). Implementasi Green Constitution di Indonesia: Jaminan
Hak Konstitusional Pembangunan Lingkungan Hidup Berkelanjutan. Jurnal
Konstitusi, 15(2), 306-326.

Anda mungkin juga menyukai