Bab 1
pendahuluan
Bertitik tolak dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, pokok
permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut;
KERANGKA TEORI
BAB III
PEMBAHASA
A. TRIAS POLITICA DI INDONESIA
Indonesia masih menganut prinsip distribusi kekuasaan secara
klasik,dengan membagi bagikan kekuasaan negara kepada kekuasaan
legislatif,eksekutifdan yudikatif.Kewenangan legislatif pada
prinsipnya dijalankan oleh dewan perwakilan rakyat ,kewenangan
eksekutif dijalankan oleh presiden,dan kewenangan yudikatif
dijalankan oleh oleh lembaga pengadilan dibawah pimpinan
mahkamah agung , disamping ada juga yang namanya Mahkamah
konstitusi .kemudian ,unsur checks and balances di Indonesia terlihat
dalam keikutsertaan lebih dari satu cabang pemerintahan dalam
menangani satu persoalan,dan keikutsertaan suatu cabang
pemerintahan yang lain terhadap lembaga lembaga tertentu,seperti
terlihat dalam contoh-contoh berikut ini:
1) Baik presiden maupun Dewan Perwakilan Rakyat berhak
untuk mengajukan rancangan undang –undang.
2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan
perwakilan Rakyat dan presiden yang pada prinsipnya untuk
mendapatkan persetujuan bersama.
3) Presiden dapat menetapkan peraturan pemerintah pengganti
undang undang, tetapi harus mendapatkan persetujuan dari
Dewan perwakilan Rakyat dalam siding berikutnya.
4) Presiden dapat menyatakan perang , membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain asalkan dengan persetujuan dari
Dewan Perwakilan Rakyat
5) Presiden mengangkat duta besar dan menerima penempatan
duta besar negara lain tetapi dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan perwakilan Rakyat.
6) Presiden memberikan amnesti dan abolisi tetapi dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat .
7) Presiden memberikan grasi dan rehabilitasi tetapi dengan
memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.
8) Anggota badan pemeriksa keuangan dipilih oleh dewan
perwakilan rakyat dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan perwakilan Daerah dan diresmikan oleh presiden .
9) Calon Hakim agung diusulkan oleh komisi yudisial kepada
Dewan perwakilan rakyat untuk mendapatkan
persetujuannya,dan selanjutnya diterapkan sebagai hakim
agung oleh presiden.
10) Anggota komisi yudisial diangkat dan diberhentikan oleh
presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
11) Anggota Mahkamah Konstitusi ditetapkan oleh presiden ,yang
diajukan masing masing tiga orang oleh Mahkamah
Agung ,tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat ,dan tiga
orang oleh presiden.
12) Presiden dan/atau wakil presiden dapat diberhentikan oleh
Majelis permusyawaratan Rakyat (yang anggotanya terdiri dari
anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan
Perwakilan Daerah)atas usulan dari Dewan Perwakilan Rakyat
dan setelah mendapatkan pemeriksaan dan pertimbangan dari
Mahkamah Konstitusi.