Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ade Vio Sarwando

NPM : 043431075

1. Berikan analisis permasalahan yang terjadi dalam sistem peradilan seperti kasus di
atas menggunakan kerangka konsep negara bersusun tunggal!
Jawaban :
Dalam analisis permasalahan yang terjadi dalam sistem peradilan dengan
menggunakan kerangka konsep negara bersusun tunggal, terdapat beberapa masalah
yang teridentifikasi:
1) Kekuasaan yang kurang berdasarkan undang-undang: Terdapat
penyimpangan dalam pelaksanaan kekuasaan oleh pemegang kekuasaan
dengan mengatasnamakan kepentingan dan kesejahteraan umum atau
peraturan hukum. Hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan tidak selalu
berdasarkan undang-undang, tetapi seringkali digunakan untuk
mempertahankan kekuasaan dan mencapai tujuan pribadi atau politik tertentu.
2) Tidak adanya supremasi hukum yang efektif: Prinsip supremasi hukum, di
mana hukum berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali, tidak sepenuhnya
terwujud. Terdapat penyalahgunaan kekuasaan, diskriminasi, dan kurangnya
perlakuan yang konsisten dalam penegakan hukum. Kondisi ini juga
dipengaruhi oleh kurangnya ketegasan dalam peraturan perundang-undangan
mengenai pembagian tugas antara cabang-cabang kekuasaan.
3) Kurangnya integritas dan profesionalisme aparat penegak hukum: Terdapat
masalah dalam integritas dan moral aparat penegak hukum seperti polisi,
jaksa, advokat, dan hakim. Korupsi, kurangnya profesionalisme, dan
merosotnya integritas dapat menghambat penegakan hukum yang efektif dan
adil.
4) Ketidakberpihakan aparat penegak hukum: Terdapat persepsi masyarakat
bahwa aparat penegak hukum terlalu berpihak pada pemerintah atau
kekuasaan politik tertentu. Hal ini mengurangi kepercayaan masyarakat
terhadap sistem peradilan formal dan mendorong mereka untuk mencari
penyelesaian di jalur hukum yang tidak resmi.
2. Dari contoh kasus di atas, bagaimana pelaksanaan kekuasaan yuridis pada negara
kesatuan dan federal menggunakan rujukan teori ahli!
Jawaban :
Berdasarkan kasus tersebut, dapat menerapkan rujukan teori ahli untuk
memahami perbedaan pelaksanaan kekuasaan yuridis antara negara kesatuan dan
federal. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua sistem tersebut dengan
menggunakan rujukan teori ahli:
1) Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah negara yang memiliki satu pemerintah pusat
yang memiliki kekuasaan tertinggi dan membagi kekuasaan kepada daerah-
daerah atau pemerintah lokal.
Salah satu teori yang relevan adalah teori Hans Kelsen tentang negara
kesatuan. Menurut Kelsen, dalam negara kesatuan, semua kekuasaan berasal
dari satu sumber yaitu konstitusi nasional. Pemerintah pusat memiliki
kekuasaan tertinggi dan dapat mengatur dan mengendalikan daerah-daerah
atau pemerintah lokal.
2) Negara Federal
Negara federal adalah negara yang memiliki dua tingkat pemerintahan
yang berdaulat, yaitu pemerintah federal dan pemerintah negara bagian. Kedua
tingkatan pemerintahan ini memiliki kekuasaan masing-masing dan saling
berbagi kekuasaan.
Salah satu teori yang relevan adalah teori James Madison tentang
negara federal. Menurut Madison, dalam negara federal, kekuasaan dibagi
antara pemerintah federal dan negara-negara bagian. Pemerintah federal
memiliki kekuasaan tertentu yang ditentukan oleh konstitusi federal,
sedangkan negara-negara bagian memiliki kekuasaan tersendiri yang tidak
dapat dicabut oleh pemerintah federal.

3. Dari pernyataan di atas, buatlah analisis perbandingan konsep pemisahan kekuasaan


menurut John Locke dengan Montesqueu!
Jawaban :
Konsep pemisahan kekuasaan menurut John Locke dan Montesquieu memiliki
beberapa perbedaan, tetapi keduanya memiliki kesamaan dalam prinsip bahwa
pemisahan kekuasaan penting untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan
melindungi hak-hak individu. Berikut adalah analisis perbandingan antara konsep-
konsep pemisahan kekuasaan menurut John Locke dan Montesquieu:

John Locke:
1) Pemisahan Kekuasaan: Menurut Locke, kekuasaan harus dipisahkan menjadi
tiga cabang utama, yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif, dan federatif.
Kekuasaan legislatif membuat undang-undang, kekuasaan eksekutif
melaksanakan undang-undang, dan kekuasaan federatif menangani hubungan
dengan negara-negara lain.
2) Tujuan Pemisahan Kekuasaan: Locke mengemukakan bahwa pemisahan
kekuasaan bertujuan untuk melindungi hak-hak individu dan mencegah
penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah. Menurut Locke, pemerintah
harus bertanggung jawab kepada rakyat dan beroperasi sesuai dengan
kehendak rakyat.
3) Kendali Rakyat: Locke menekankan pentingnya adanya kontrol dan partisipasi
aktif dari rakyat terhadap pemerintah. Jika pemerintah melanggar hak-hak
individu atau tidak memenuhi tujuan awalnya, rakyat memiliki hak untuk
menggulingkan pemerintah.

Montesquieu:
1) Pemisahan Kekuasaan: Montesquieu mengusulkan pemisahan kekuasaan
menjadi tiga cabang, yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Menurutnya, setiap cabang harus mandiri dan tidak boleh terlalu berpengaruh
satu sama lain.
2) Prinsip Check and Balances: Montesquieu memperkenalkan prinsip "check
and balances" di mana setiap cabang pemerintahan memiliki kekuasaan untuk
membatasi kekuasaan cabang lain. Misalnya, cabang legislatif membuat
undang-undang, tetapi cabang eksekutif memiliki kekuasaan veto untuk
menolak undang-undang tersebut.
3) Mencegah Tirani: Montesquieu menganggap pemisahan kekuasaan sebagai
cara untuk mencegah terjadinya tirani atau penyalahgunaan kekuasaan oleh
pemerintah. Dengan membagi kekuasaan secara horizontal, tidak ada satu
cabang pemerintah yang dominan dan dapat menguasai sepenuhnya.
Perbedaan utama antara Locke dan Montesquieu adalah dalam jumlah dan peran
cabang kekuasaan yang diajukan. Locke menambahkan kekuasaan federatif yang
berhubungan dengan urusan luar negeri, sedangkan Montesquieu mengusulkan
kekuasaan yudikatif yang bertanggung jawab atas pengadilan. Selain itu, Locke lebih
menekankan kontrol rakyat terhadap pemerintah, sementara Montesquieu lebih
menekankan pada prinsip check and balances antar cabang kekuasaan.
Meskipun ada perbedaan dalam detail implementasi, baik Locke maupun
Montesquieu sepakat bahwa pemisahan kekuasaan adalah prinsip yang penting dalam
sistem pemerintahan yang efektif. Konsep-konsep ini mempengaruhi perkembangan
sistem pemerintahan modern, termasuk konsep pemisahan kekuasaan dalam konstitusi
negara-negara demokratis saat ini.

Anda mungkin juga menyukai