Anda di halaman 1dari 5

TES 2 ILMU NEGARA SUMBER MATERI 3 DAN 4

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Negara

MATA KULIAH ILMU NEGARA


PENGAMPU : Drs. Ketut Sudiatmaka, M.Si.

OLEH:
Nama: Putu Satya Mahesa Ariartha
NIM: 2114101209
Prodi: Ilmu Hukum
No Urut: 27
Kelas: F

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Tahun Ajaran 2021/2022
Tes 2 Ilmu Negara Sumber makalah 3 dan 4

1. Apa perlunya kekuasaan negara dipisah-pisahkan? Jelaskan!


Pembagian suatu kekuasaan sangatlah penting mengingat agar tidak
terjadinya tindakan kesewenang–wenangan dari masing–masing
pemerintahan atau lembaga–lembaga, dibentuk agar sesuai dengan konsep
kedaulatan rakyat yang berorientasi pada tegaknya the rule of law,
pengendalian kekuasaan, otonomi daerah, serta check and balance.
Pemisahan kekuasaan terdiri dari yang sifatnya horizontal dalam arti
kekuasaan dipisah–pisahkan ke dalam fungsi–fungsi yang tercermin dalam
lembaga–lembaga negara yang sederajat dan saling mengimbangi,
pembagian kekuasaan yang bersifat veritkal dalam arti perwujudan
kekuasaan itu dibagikan secara vertical ke bawah kepada lembaga-
lembaga tinggi negara di bawah lembaga pemegang kedaulatan rakyat.
Konsep dari Jhon Locke yaitu membagi kekuasaan negara menjadi cabang
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan federatif. Pandangan Jhon Locke,
kekuasaan eksekutif dan federatif harus berada pada tangan yang sama;
supremasi kekuasaan legislatif terhadap kekuasaan yang lain. Pelaksanaan
fungsi eksekutif dan yudisial harus dilakukan dalam pelaksanaan undang–
undang sesuai dengan undang–undang yang berlaku. Supremasi yang
disebutkan di sini adalah hasil dari Revolusi Prancis 1688, di mana
Parlemen mengambil alih raja. Dalam hal ini, ada pemisahan kekuasaan
untuk mencegah kesewenang-wenangan dan untuk menjamin terciptanya
peradilan yang independen. Montesquieu mengajukan teori bahwa
kekuasaan negara dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, kekuasaan
legislatiflah yang membentuk undang-undang. Kedua, lembaga eksekutif
yang menegakkan hukum; Ketiga, peradilan bertanggung jawab untuk
mengelola peradilan.
Jadi, sebenarnya, kekuasaan legislatif dan kekuasaan negara
dipisahkan menurut prinsip checks and balances. Melalui prinsip checks
and balances kekuasaan negara dapat diatur, dibatasi, bahkan dikendalikan
semaksimal mungkin, sehingga dapat mencegah dan memberantas
penyalahgunaan kekuasaan oleh mereka yang secara tidak sengaja
menduduki jabatan pada pejabat administrasi atau badan negara yang
bersangkutan. melakukan yang terbaik. Konsep pembagian kekuasaan
negara oleh Mostequieu ini dikenal dengan Trias Politica yang diterapkan
oleh banyak pemerintahan di dunia, termasuk di Indonesia.
Kekuasaan Negara perlu dipisah-pisahkan dalam bentuk pembagian
kekuasaan bertujuan untuk menghindari terjadinya pemusatan kekuasaan
atau wewenang pada satu pihak atau lembaga. Jika suatu kekuasaan atau
wewenang hanya berpusat pada satu tangan saja, makan akan muncul
pemerintahan yang bersifat absolut atau otoriter. Pemerintahan absolut
merupakan bentuk pemerintahan yang dikepalai presiden, raja, ratu, atau
kaisar yang memegang kekuasaan dengan tidak terbatas. Sementara itu,
pemerintahan otoriter merupakan bentuk pemerintahan yang kepala
pemerintahannya bertindak sewenang-wenang dan tidak memerhatikan
aspek kebebasan individu. John Locke adalahorang pertama yang
mengemukakan teori pemisahan kekuasaan negara.

2. Dilihat dari hakikak demokrasi, bagaimana pangangan anda terkait


teori J.J Rousseau? Jelaskan!
Di tinjau dari pengertiannya, demokrasi merupakan pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Untuk mengatur kehidupan
masyarakat suatu negara diperlukannya hukum. Hukum yang didalamnya
berisikan sanksi tegas sesuai pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat
tersebut. Salah satu tujuan hukum adalah untuk mencapai keadilan.
Keadilan hukum merupakan satu kesatuan dimana keadilan hukum dapat
tercermin dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Pentingnya
keadilan hukum dapat dilihat dari konsiderans peraturan perundang –
undangan bagian landasan filosofis yang mengacu pada keadilan hukum,
landasan sosiologis mengacu pada kemanfaatan hukum dan landasan
yuridis mengacu pada kepastian hukum. Landasan filosofis sebagai dasar
utama dalam perkembangan ilmu pengetahuan perundang-undangan
dimana tujuan hukum, sumber hukum dan normativitasnya akan
menyatukan hakikat keadilan hukum. Hal ini sejalan juga dimana etika
politik tidak identik dengan demokrasi tetapi demokrasi sebagai sistem
politik lebih memberi peluang bagi penyelesaian konflik secara damai.
Sistem politik ini bisa menumbuhkan kepercayaan antar kelompok
kepentingan. Setidaknya aturan mainnya memberi harapan kalau pihak
lain berkausa tidak akan mencelakakan kelompok rival, demikian pula
sebaliknya.
Sedangkan demokrasi menurut Jean-Jacques Rousseau merupakan
kehendak berdasarkan masyarakat. Jean-Jacques Rousseau menegaskan
ketika pembuat undang-undang sekaligus pelaksana maka itu adalah
keburukan karena banyak kehendak umumyang muncul. Jean-Jacques
Rousseau mencontohkan bentuk republik sebagai suatu negara tanpa
memperhatikan bentuk pemerintahannya karena yang diperintahkan oleh
undang-undang. Di dalam demokrasi juga tidak terdapat kehendak
pemerintah yang mempertemukan antara kehendak umum dan kehendak
pribadi apabila terjadi konflik. Seluruhnya hanyalah kehendak pribadi
yang berhadapan dengan kehendak umum. Hal ini terjadi karena
kekuasaan eksekutif berada di dalammasyarakat. Jean-Jacques Rousseau
juga mengemukakan bahwa kelemahan demokrasi adalah melemahkan
kekuasaan eksekutif namun kelebihannya adalah meleburnya kehendak
umum dengan menghapuskan perantaranya yaitu kehendak pemerintah.
Dari pemikiran J. J. Rousseau kita bisa menerapkan teori demokrasi di
Indonesia karena negara dibuat untuk kesejahteraan rakyat agar negara
menjadi aman, tentram, damai, sejahtera, dan bahagia.

3. Apa yang dapat anda simpulkan sebagai indikator negara modren


terkait dengan asal mula negara? Jelaskan!
kesimpulannya yang saya dapatkan bahwa di negara modern masih
memiliki aparat negara atau pejabat negara yang berusaha
mempertahankan posisi Dan kekuasaan sehingga gagal mewujudkan
tujuan negara yang sebenarnya. oleh karena itu untuk menghindari
penyalahgunaan kekuasaan, perlu adanya mekanisme pengawasan oleh
lembaga lain, khususnya untuk melindungi kepentingan rakyat. oleh
sebab itu semua ketentuan hukum baik itu tertulis ataupun tidak tertulis
harus dijalankan untuk mencapai keseragaman, kesederhanaan, dan
kepastian hukum. Indikator atau standar negara modern adalah Konstitusi.
Istilah "konstitusi" berasal dari "Constituer" (Perancis) yang berarti
"membuat". Penggunaan istilah yang dipertimbangkan dalam Konstitusi
berarti pembentukan negara atau konstitusi dan deklarasi negara. Dalam
negara modern, penyelenggaraan kekuasaan negara dilakukan menurut
undang-undang (asas konstitusi). Konstitusi Karl Schmitt, atau verfassung,
dianggap sebagai keputusan tertinggi. Jadi konstitusi memiliki derajat
status atau hegemoni dalam suatu negara. Supremasi konstitusional berarti
bahwa konstitusi menempati tempat tertinggi dalam tatanan hukum
negara.

4. Dilihat dari teori kekuatan, bagaimanakah asal mula negara itu?


Jelaskan!
Teori kekuatan bertitik tolak dari pandangan yang sosiologis
kolektifistis dimana manusia selalu hidup dalam suatu kelompok
sekalipun kelompok tersebut hanya terdiri dari beberapa manusia saja
walaupun Teori ini berdasarkan pada pandangannya kepada keadaan alam
bebas namun gambaran keadaan tersebut adalah berbeda dengan apa yang
telah dikemukakan oleh Thomas Hobbes dan Jhn Locke Yang seakan-akan
menggambarkan kehidupan manusia itu secara sendiri-sendiri. Menurut
teori kekuatan ini manusia dalam keadaan alamiah pun sudah selalu
hidup berkelompok minimal terdiri atas seorang yang ibu bersama anak-
anaknya sebab Menurut teori ini Bagaimana mungkin seorang bayi dapat
hidup tanpa didampingi dan diasuh oleh ibunya dan apakah mungkin
seorang bayi begitu dilahirkan lantas dapat hidup seorang diri tanpa
bantuan orang lain. Dalam keadaan alamiah tersebut faktor kekuatan lah
yang menentukan seseorang untuk menjadi pemimpin kelompok. atau
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kekuatan lah yang menciptakan
kekuasaan. Oleh karena itu maka faktor kekuatan lah yang dianggap
sebagai faktor satu-satunya Yang menimbulkan negara. kekuatan
merupakan sumber dan pencipta negara. negara dilahirkan dari
pertarungan kekuatan sehingga pihak yang kuatlah yang akan menang dan
selanjutnya akan memegang kekuasaan
Dari Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa negara itu terlahir
dari dominasi kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah.
Dengan demikian penganut teori kekuasaan berpendapat bahwa asal mula
kekuasaan disebabkan adanya keunggulan kekuatan dari yang lain. artinya
dapat menguasai suatu kekuasaan, baik dalam bidang-bidang tertentu dan
demikian juga suatu wilayah atau tempat maupun negara. negara terbentuk
dengan penaklukan dan pendudukan, yakni penaklukan dan pendudukan
dari kelompok yang lebih kuat atas kelompok yang lemah. karenanya ciri
utama dari pembentukan negara menurut teori ini adalah penindasan dari
golongan tertentu yang merasa dirinya kuat kepada golongan lainnya yang
lemah ini tidak ada pilihan lain selain daripada harus tunduk, patuh dan
menggabungkan diri dengan kelompok yang lebih kuat. hal tersebut
adalah sesuai dengan keadaan alamnya, dimana Hukum Rimba masih
berlaku.

Anda mungkin juga menyukai