Anda di halaman 1dari 13

Nama : Putu Satya Mahesa Ariartha

NIM : 2114101209
Isu : 15, 11, dan 5

UJIAN TENGAH SEMESTER


LINTAS PRODI SOSIOLOGI LINGKUNGAN
Dosen Pengampu: Muhammad Idris, M.Pd.

Judul Isu: Isue No 15

Link: https://www.youtube.com/watch?v=Oyoud99LfRs

Latar Belakang

Nikel adalah komoditas yang selalu dijanjikan Jokowi dan Luhut kepada
Para investor di luar negeri nikel selalu dilekatkan dengan energi hijau karena
perannya sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik, tim narasi newsroom
melakukan peliputan kepulauan Maluku Utara yang menjadi salah satu lokasi
eksplorasi tambang nikel ia menemukan potensi masalah lingkungan dan sosial
dalam eksplorasi nikel di sana potensi masalah itu bisa memicu persoalan di masa
depan nikel itu tak hanya akan menempel di baterai kendaraan listrik tapi juga
bisa mengendap dalam tubuh dan otak. Ketika Luhut ke Amerika menemui Elon
yang ditawarkan dan dibicarakannya jelas yakni nikel begitu juga saat Presiden
Jokowi bertemu Elon diskusinya sama yakni nikel komoditi tambang ini sedang
naik daun selama 1 jadi hujan tren kenaikan sejak awal bulan ini ini adalah
komposisi penggunaan logam nikel 2017 hampir 70% penggunaannya untuk baja
tahan karat tapi pada 2030 nikel diprediksi menjadi bahan baku baterai mobil dan
motor listrik atas dasar inilah Jokowi dan Luhut punya kepentingan menemui
Elon sebagai pemilik Tesla perusahaan mobil listrik ternama di dunia help single
data us mencatat sebanyak 23 persen kandungan nikel dunia berasal dari
Indonesia.
Pada 2019 Indonesia berada di nomor dua di bawah Cina sebagai penghasil
logam nikel dengan produksi logam mencapai 480.000 ton. Andaikan biji nikel
tidak diekspor ke China maka Indonesia akan jadi produsen logam nikel terbesar
di dunia, produksi logam cina sangat bergantung pada Indonesia faktor kurangnya
jumlah smelter jadi penyebab produksi logam nikel kita kalah dari China alhasil
program hilirisasi nikel pun dilakukan Jokowi lewat permen SDM nomor 11
tahun 2019 aturan larangan ekspor bijih nikel diberlakukan agar bisa diekspor biji
harus diolah dulu menjadi logam di smelter khusus milik perusahaan besar di sisi
lain secara tidak langsung kebijakan hilirisasi Jokowi dalam nikel membuat kita
menjadi rentan sampai 2022 ada 23 smelter nikel di Indonesia yang sudah
beroperasi dari 23 smelter itu 21 diantaranya dimiliki oleh Cina , oleh sebab itu
membuat Cina punya kendali penuh atas ekspor nikel di Indonesia ketika ramai
berinvestasi di Indonesia banyak pabrik Cina membangun pabrik smelter dengan
teknologi roderick electric furnace atau rkf massal teknologi ini lebih banyak
menghasilkan nikel kelas 2 yang hanya diperuntukkan buat baja tahan karat.

Pencemaran laut jadi salah satu hal yang jarang terekspos ke publik
seringkali ketika hujan air laut jadi coklat pekat ke merah-merah and ini
diakibatkan limpahan ore nikel ke laut air laut menjadi merah ekosistem di
perairan sekitar oh jadi rusak tak karuan, dalam perjalanannya wartawan
mengumpulkan banyak sampel air laut di perairan sekitar kawasi termasuk sungai
todoku yang terletak di belakang Kampung, hasil sampel air lalu bawa ke Jakarta
untuk diuji kandungan nikel nya di laboratorium dari 12 sampel yang diuji sebelah
sampel dalam batas kadar normal namun pada sampel yang kami ambil di titik
hilir sungai todoku angkanya mencapai 0,056 MG perliter ini sebetulnya sudah
melewati ambang batas aman untuk biota laut yang mencapai 0,05 MG perliter
hasil sampel representatif tidak memperlihatkan adanya pencemaran karena
wartawan datang pada waktu yang tidak tepat ketika wartawan di sana hujan
Sudah lama tak turun di kawasan akibatnya limpahan dari darat lalu mengendap di
dasar laut jika datang pada musim hujan air laut akan terasa sangat pekat seperti
video yang diambil awal Juni lalu argumentasi ini bisa dibuktikan dari hasil lab di
titik lain pada satu sampel yang diambil sungai suku angka kandungan nikel nya
mencapai sembilan koma 43 MG perliter tentu saja angka ini sudah melebihi batas
kadar pencemaran sesuai aturan yang hanya membatasi 0,5 MG perliter.

Pihak yang Terlibat:

1. Pemerintah Indonesia
Dalam menanggapi bahaya ancaman nikel yang berdampak pada
rusaknya alam maka dengan itu Presiden Jokowi membuat suatu kebijakan
melalui Permen SDM nomor 11 tahun 2019 aturan larangan ekspor bijih
nikel diberlakukan agar bisa diekspor biji harus diolah dulu menjadi logam,
sehingga kualitas nikel Indonesia kuat mata dunia.
2. Pengusaha Nikel
Pada 2019 Indonesia berada di nomor dua di bawah Cina sebagai
penghasil logam nikel dengan produksi logam mencapai 480.000 ton.
Andaikan biji nikel tidak diekspor ke China maka Indonesia akan jadi
produsen logam nikel terbesar di dunia, oleh sebab itu membuat Cina punya
kendali penuh atas ekspor nikel di Indonesia ketika ramai berinvestasi di
Indonesia banyak pabrik Cina membangun pabrik smelter dengan teknologi
roderick electric furnace atau rkf massal teknologi ini lebih banyak
menghasilkan nikel kelas 2 yang hanya diperuntukkan buat baja tahan karat.
3. Masyarakat Setempat
Sebelum adanya Permen SDM Nomor 11 Tahun 2019, masyarakat
sangat merasakan dampak kerusangan alam yang di alami karena
pertambangan nikel tersebut, sehingga membuat aktivitas keseharian
masyarakat menjadi terhambat.
Judul Isu : Isue No. 11

Link Isu : https://www.youtube.com/watch?v=w1GayXzWDRo

Latar Belakang

Di Kabupaten Ketapang memiliki beberapa hutan desa yang hak


pengelolaannya ditujukan untuk kesejahteraan Desa tapi kondisinya terancam oleh
beberapa faktor salah satunya kebakaran hutan. Pada tahun 2019 Ketapang
menjadi kabupaten yang memiliki titik api terbanyak sejumlah 1061 titik
kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 dan 2019 di desa Pematang Gadung
menjadi bukti nyata ancaman di depan mata luas wilayah yang terbakar mencapai
11 hektar pada 2015 dan lebih dari 1700 hektar pada 2019 kebakaran lahan
bukanlah satu-satunya ancaman yang mengintai bayang-bayang kerusakan
lingkungan dan kehidupan sosial tak terhindarkan akibat aktivitas pertambangan
emas ilegal yang membabi buta Pertambangan emas tanpa izin atau peti di
Kabupaten Ketapang awalnya menjadi lahan pencarian masyarakat yang sifatnya
mendadak saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 90-an awalnya para penambang
hanya menggunakan alat tradisional seperti Cangkul dan Dulang lalu pada 2002
mereka mulai menggunakan mesin Robin dan sejak 2008 hingga sekarang mereka
menggunakan mesin dompeng mesin mobil hingga alat berat seperti excavator

Penggunaan mesin serta alat berat menyebabkan areal peti meluas signifikan
pemantauan lapangan dan analisa spasial menunjukkan peti menyebar di
sepanjang sungai pesaguan dan sungai kepuluh yang melintasi tiga Kecamatan
yakni Matan Hilir Selatan Sungai Melayu raya dan Tumbang Titi sedikitnya 211
pekerja tambang mengadu nasib di areal seluas 13286 hektar yang setara dengan
32 kali negara Vatikan para pekerja tambang bukan hanya masyarakat lokal
namun mereka juga berasal dari Jawa Sumatera dan Sulawesi para penambang
menggunakan merkuri dalam proses pemurnian emas padahal merkuri memiliki
julukan The Big Tree Hivi metal alias satu dari tiga jenis logam paling berbahaya
paparan tinggi terhadap merkuri dapat menyebabkan kerusakan saluran
pencernaan sistem saraf dan kekebalan tubuh penggunaan merkuri tertuang dalam
Perpres Nomor 21 tahun 2019 dalam Perpres tersebut merkuri ditargetkan dihapus
100% pada tahun 2025 limbah merkuri yang akhirnya mengarah ke sungai
membuat air Sungai Keruh dan dampaknya dirasakan langsung oleh para nelayan
biasanya 10 kg ikan bisa terjadi dalam sehari namun akibat adanya peti para
nelayan hanya mendapat dua ekor ikan dari jaring yang ditebar selama 3 hari 3
malam fakta kesulitan mendapat ikan tak hanya dialami amat dan sabar nelayan
lain pun merasakan dampak yang sama.

Tuturnya, kadang ikannya besar-besar dan sangat mudah juga kan didapat
jadi mereka biasanya dijual juga ya pasti untuk makan pasti cukuplah tapi kalau
yang dibanding sekarang sangat jauh berbeda jangankan untuk dijual kadang
untuk makan aja susah berbeda kondisinya dengan para nelayan Sebelumnya
bertemu dengan seorang pemancing udang nelayan udang ini justru cukup
beruntung karena mendapat beberapa ekor udang sebab titik sungainya tidak
dilewati aliran dari peti faktor lingkungan hidup tetap menjadi masalah krusial
yang perlu mendapat pengawasan intensif dengan adanya kegiatan peti yang
nyaris tanpa pengawasan dapat dibayangkan Bagaimana kerusakan lingkungan
hidup yang terjadi proses mengambil mineral yang berada di bagian bawah tanah
mengubah bentang alam Perubahan tersebut berdampak pada kerusakan
infrastruktur ekologi yang merupakan zona kehidupan manusia sementara
pemulihan kondisi lingkungan akibat tambang sangat sulit dilakukan dalam kurun
waktu 12 tahun terakhir laju kerusakan akibat peti per hari mencapai tiga kali luas
lapangan sepak bola.

Pihak yang Terlibat:

1. Pemerintah

Pemerintah melalui kebijakannya dalam pengelolaan lingkungan


melalui Perpres Nomor 21 tahun 2019 dalam Perpres tersebut merkuri
ditargetkan dihapus 100% pada tahun 2025 limbah merkuri yang akhirnya
mengarah ke sungai membuat air Sungai Keruh dan dampaknya dirasakan
langsung oleh para nelayan.

2. Oknum Masyarakat
Oknum masyarakat yang serakah akan Sumber Daya Alam akan
menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan instannya, tampa
mempertimbangkan dampak yang di timbulkan dalam penggunaan merkuri
terhadap lingkungan dan masyarakat yang bergantung terhadap alam.

3. Masyarakat Setempat

Karena perbuatan Oknum Masyarakat baik di luar maupun dalam daerah,


masyarakat setempat justru mendapatkan imbasnya, dengan sulitnya
mendapatkan hasil alam dikarenakan penggunaan Merkuri yang kian
banyak di gunakan dalam penambangan emas.
Judul Isu :Isue No. 5

Link Isu : https://www.youtube.com/watch?v=g96Q3eE-hVw

Latar Belakang

Akibat asap kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Kota Palangkaraya
Ibukota Kalimantan Tengah polusi terparah mencapai 1300 persen diatas ambang
udara yang sehat bagi manusia saat itu udara bersih adalah barang mewah yang
sulit didapat sebaliknya panikan seperti ini mudah dijumpai setiap hari karhutla
tahun 2015 tak hanya terjadi cuman Tengah 5 profesi lain juga dinyatakan sebagai
wilayah darurat bencana. Eldawati Seorang warga desa mantangai hulu
Kalimantan Tengah menceritakan pengalamannya banyak warga kami yang
terkena penyakit ISPA disini juga banyak yang karena penyakit paru-paru dan itu
banyak yang terjadi yang paru-paru sama yang dibilang orang banyak orang tua
lanjut usia itu dan para anak-anak kebanyakan mereka menghirup yang sudah
dianggap takut

Di tahun yang sama saat kebakaran hutan terjadi dokter Agus Dwi Susanto
melakukan riset dampak kebakaran hutan terhadap kesehatan warga di Pekanbaru
Riau Hasil riset dilakukan terhadap 89 responden yang terpapar asap kebakaran
hutan di situ terlihat bahwa Sebagian besar masyarakat yang yang menjadi sampel
penelitian 71,5 part persen itu mengalami gejala-gejala pernapasannya seperti batu
kemudian batuk berdahak kemudian nafas agak beratnya sakit tenggorokan itu
adalah gejala-gejala respirasi yang dan sedih luar itu terdapat juga keluhan-
keluhan nonrespirasi yang seperti keluhan mata merah ya kemudian keluhan pada
kulit keluhan mual atau saluran cerna ditemukan sekitar 80 4,7 persen pada
sampel penelitian tersebut kadar karbon monoksida atau CEO Dalam Nafas juga
jadi perhatian penting sebab Seo dikenal sebagai polutan udara yang berbahaya
bagi kesehatan manusia dari hasil riset itu kita temukan bahwa sekitar 72-600 n
masyarakat yang menjadi sampel penelitian itu terdapat gangguan fungsi paru
terjadi penurunan fungsi paru sedangkan karbon monoksida rata-rata dari sampel
penelitian sebut kita temukan nilainya 32,64 BBM
Kita ketahui bahwa nilai normal dari karbon monoksida dari udara yang
dihembuskan oleh seseorang itu di bawah 5 bbm-nya ini nilainya cukup tinggih
32,64 BBM menyambungkan anak-anak dan lansia adalah korban yang paling
Rentan Hai selain kesehatan pendidikan anak pun terkena dampaknya lima juta
siswa kehilangan hak belajar akibat penutupan sekolah kegiatan ekonomi lumpuh
bagi keluarga berpenghasilan rendah kondisi ini membuat mereka makin
menderita kalau orang mampu nggak papa Pak kalau orang miskin 2016 kami
melihat selain pembukaan lahan eks PLG itu juga sekarang ini kan banyak lahan-
lahan untuk perkebunan sawit jadi perkebunan sawit ini kami juga melihat sama
kebakaran itu dikerjakan mereka bukan kami yang petani peladang sangat rugilah
melihat keadaan seperti ini kenapa pemerintah tidak memberikan semacam
peraturan yang tegas kepada mereka untuk tidak lagi membakar rugian ekonomi
diperkirakan mencapai 220 Triliun Rupiah atau lebih dari lima kali kerugian
akibat Tsunami Aceh tahun.

Tak hanya dinilai lambat pemerintah bahkan dinilai telah gagal menjamin
hak hidup hak kesehatan serta hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
Kenapa kok Umi dari dulu teruus terjadi ada pola-polanya kalau ada orang
menanam mau mengganti dari hutan menjadi kelapa sawit atau dari hutan menjadi
sesuatu perkebunan tambang ini sebagainya untuk mempermurah biaya
produksinya jadi Batak Lah kenapa ini jadi lambat disitulah titik titik pangkalnya
dari kepentingan pemodal kepentingan investasi dan mungkin jaringan-jaringan
yang lain yang membikin ini bukan lambat yang memang sengaja enggak
ditangani lambat kita nggak nih ada hambatan tapi kalau dibiarkan kan namanya
bukan ditangani Berikut kita saksikan penanaman pohon varitas unggul benih
pohon kelapa sawit oleh bencana lingkungan terus terjadi tapi atas nama
pertumbuhan ekonomi dan investasi korporasi besar mendapat prioritas Padahal di
lapangan merekalah yang banyak menjadi pelaku kebakaran hutan dan lahan
membuka hutan dengan cara membakar adalah salah satu bentuk kejahatan
lingkungan hidup ironisnya negara lebih banyak hadir sebagai pelindung bagi
pelaku kejahatan lingkungan hidup jadi pemerintah kita ini memiliki cara pandang
pembangunan ekonomi yang disebut trickle-down ekonomi artinya adalah bahwa
pelaku utama dari ekonomi itu adalah bisnis-bisnis skala besar yang bisa
melakukan usaha ekonomi terutama di sektor industri ekstraktif yang ini
diharapkan bisa menetes keuntungannya itu atau manfaatnya kepada kelompok-
kelompok masyarakat lainnya sehingga itulah kemudian pemerintah memberikan
konsesi dan izin-izin dalam luasan yang sangat besar kepada perusahaan-
perusahaan tersebut yang itu diberikan tanpa berkonsultasi atau pun mendapatkan
persetujuan dari masyarakat lokal dan ini bukan hanya menimbulkan konflik
tetapi karena model ekonominya juga yang destruktif dan mengeruk sebanyak-
banyaknya.

Sumber daya alam juga mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan


pencemaran kehilangan hutan kehilangan keanekaragaman hayati dan lain-lain
izin pelepasan kawasan hutan kebijakan seperti ini membuka jalan bagi
perampasan secara sistematis terhadap hak warga atas lingkungan hidup hak
politik hak ekonomi hingga hak sosial budaya selain kebijakan negara yang
menguntungkan bagi korporasi tak sedikit korporasi yang seolah memiliki
impunitas atau kebal dihadapan hukum. kejahatan lingkungan hidup dalam kasus
karhutlah bukanlah kejahatan biasa kejahatan ini dapat dikategorikan sebagai
kejahatan luar biasa atau extra Ordinary Crime inilah yang dikenal sebagai
sebutan jadi ada beberapa hal yang bisa kita lihat dia sebagai kategori ekosida ya
jadi satu kehancuran yang memang tidak bisa dipulihkan kembali gitu sifatnya
sangat masif tidak terpulihkan dan juga ini bersifat lintas generasi-generasi yang
akan datang tidak akan bisa lagi menikmati atau memanfaatkan ekosistem tersebut
seperti semula kejahatan ekosida seperti kasus karhutla menghasilkan kehancuran
lingkungan yang ekstrim ini terjadi akibat akumulasi kerusakan lingkungan yang
berulang atau terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang.

Karena itulah pelaku kejahatan lingkungan tak boleh lagi memiliki imunitas
terhadap Hai diperlukan aturan hukum yang memastikan bahwa kejahatan
lingkungan adalah bentuk kejahatan ekosida sebab penghancuran lingkungan
hidup terbukti tak dapat diselesaikan hanya dengan mengandalkan penegakan
hukum lingkungan yang biasa hanya ngomong kasus lingkungan ya kan kasus
lingkungan misalnya pabrik kecil pabrik kecap pabrik ya kecil-kecil di tengah
masyarakat yang mungkin itu home industri juga merusak lingkungan itu kalau
diam uangnya sembarangan di selokan di apa di sungai juga jurusan lingkungan
tapi kenapa kok

Pihak yang Terlibat:

1. Pemerintah

Pemerintah dalam penanggulangannya tidak memberikan regulasi


yang jelas yang mengatur terkait pembakaran hutan ini, sehingga
masyarakat mengalami kerugian mencapai Rp. 220 Triliun. Tak hanya di
nilai lambat pemerintah bahkan di nilai gagal menjamin hak hidup, hak
kesehatan serta hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

2. Oknum Pemanfaatan Lahan

Masyarakat sudah mendapatkan pola pembakaran hutan, yang dimana


hitan atau ladang sebelum di manfaatkan oleh okum untuk menekan biaya
oprasional perubahan lahan, pasti di bakar oleh oknum tersebut.

3. Masyarakat Setempat

Dalam berbagai kasus, tidak heran memang masyarakat setempatlah


yang menanggung dampaknya, banyak masyarakat yang memiliki ekonomi
menengah kebawah yang sulit untuk bertahan hidup, bahkan banyak korban
jiwa yang di timbulkan dari efek kebakaran hutan ini, dan muncul varietas
penyakit-penyakit yang menghantar di korban menjadi tak bernyawa.
KAJIAN KASUS LINGKUNGAN MENURUT PERSPEKTIF
SOSIOLOGI LINGKUNGAN

Dari ketiga kasus di atas tergolong Kerusakan lingkungan, dimana


Kerusakan Lingkungan merupakan masalah yang sangat kompleks yang di
sebabkan oleh berbagai faktor. Baik dari sisi manusia maupun alam. Dalam
perspektif Sosiologi Lingkungan, kerusangan lingkungan dapat di analisis dari
beberapa pendekatan, diantaranya:

1. Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural melihat kerusakan lingkungan sebagai akibat


dari sistem sosial yang tidak adil dan tidak berkelanjutan. Sistem sosial ini
menciptakan ketimpangan dan eksploitasi sumber daya alam, yang pada
akhirnya menyebabkan kerusakan lingkungan.

Dalam konteks kasus di atas, banyak upaya dan program pemerintah


yang di lakukan dengan dalil pelestarian lingkungan dengan menggandeng
investor yang justru tidak berkelanjutan dalam pelaksanaannya sehingga di
biarkan begitu saja, dan yang terkena dampaknya adalah Masyarakat itu
sendiri.

2. Pendekatan Kultural

Pendekatan kultural melihat kerusakan lingkungan sebagai akibat dari


nilai-nilai dan norma-norma sosial yang tidak mendukung pelestarian
lingkungan. Nilai-nilai dan norma-norma sosial ini melegitimasi eksploitasi
sumber daya alam dan perilaku merusak lingkungan.

Dalam kasus di atas Sumber Daya Alam di Indonesia sangatlah


melimpah, tidak jarang masyarakat banyak yang tergantung dalam SDA,
akan tetapi banyak masyarakat yang melakukan ekploitasi secara
berlebihan, bahkan menggunakan bahan kimia untuk mendapatkan hasil
yang instan.
3. Pendekatan Interaksional

Pendekatan interaksional melihat kerusakan lingkungan sebagai hasil


dari interaksi antara individu dan lingkungan. Individu dan kelompok sosial
dapat saling mempengaruhi dalam perilaku merusak lingkungan.

Dalam kasus di atas, untuk mencapai kepentingan individu atau


kelompoknya, banyak oknum yang justru memanfaatkan alam tanpa
menjaga atau memulihkannya kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Sriati, I., & Siswanto, S. SOSIOLOGI LINGKUNGAN.

Rahmat, A., & Sriharini, S. (2018). Sosiologi Lingkungan dan Risk Society:
Perspektif Pendidikan Kritis Masyarakat. Ideas: Jurnal Pendidikan,
Sosial, dan Budaya, 4(2), 171-171.

Anda mungkin juga menyukai