Kabupaten Kotabaru
Ahmad Habibi
e-mail: 2110128110003@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
Abstrak
Indonesia dengan keanekaragaman hayatinya memiliki potensi besar dengan kekayaan alam khususnya
pertambangan. Indonesia merupakan salah satu penghasil tambang terbesar di dunia, khususnya
tambang batu bara. Banyaknya hasil penambangan tidak mengikuti keserasian ekosistem di lingkungan,
sehingga banyak terjadi pencemaran lingkungan dari limbah batubara. Sekitar 70% kerusakan
lingkungan di Indonesia disebabkan oleh pertambangan. Sekitar 3,97 juta hektar kawasan lindung di
Indonesia terancam oleh pertambangan.Keadaan semakin parah dengan adanya perusahaan dengan
10.235 izin pertambangan mineral dan batubara, hampir 34% di daratan Indonesia. Kalimantan Selatan,
sebagai produsen batubara terbesar di Indonesia, diuntungkan dari hasil penambangan batubara. Sekitar
60 persen dari nilai ekspor nonmigas provinsi itu, atau sekitar 1,5 miliar per tahun, berasal dari ekspor
pertambangan batu bara, menurut catatan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)
Kalimantan Selatan. Seperti yang bisa Anda bayangkan, tingkat kerusakan tambang batu bara di
Kalimantan Selatan adalah .Faktanya, sekitar 45% air di sungai-sungai Kalimantan Selatan tercemar
limbah tambang batu bara. Hal ini menjadi masalah serius karena sebagian besar masyarakat Kalsel
melakukan aktivitas sehari-hari bahkan mandi di sungai. Beberapa sungai sudah berwarna kehitaman
akibat pencemaran limbah pertambangan. Selain itu, kualitas udara juga menurun. akibat aktivitas
PLTU Batubara di Desa Asam-asam, Kabupaten Tanah. Aktivitas pertambangan seperti truk yang lewat
juga berkontribusi terhadap kualitas yang buruk karena debu yang sangat tebal.Oleh karena itu,
diperlukan pengetahuan yang memadai tentang dampak dan solusi untuk memperbaiki lingkungan yang
rusak akibat penambangan agar tercipta keharmonisan antara manusia dan lingkungan, khususnya di
wilayah pertambangan.
Abstract
Indonesia with its biodiversity has great potential with natural wealth, especially mining. Indonesia is
one of the largest mining producers in the world, especially coal mines. The number of mining products
does not follow the harmony of the ecosystem in the environment, so there is a lot of environmental
pollution from coal waste. Around 70% of environmental damage in Indonesia is caused by mining.
Around 3.97 million hectares of protected areas in Indonesia are threatened by mining. The situation
is made worse by the presence of companies with 10,235 mineral and coal mining permits, almost 34%
in mainland Indonesia. South Kalimantan, as the largest coal producer in Indonesia, benefits from coal
mining. Around 60 percent of the province's non-oil and gas export value, or around 1.5 billion per
year, comes from coal mining exports, according to records from the South Kalimantan Department of
Industry and Trade (Disperindag). As you can imagine, the level of damage to coal mines in South
Kalimantan is .In fact, about 45% of the water in South Kalimantan's rivers is polluted by coal mine
1
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Hidup-AKBK3308
waste. This is a serious problem because most of the people of South Kalimantan do their daily activities
and even bathe in the river. Some rivers have turned black due to pollution from mining waste. In
addition, air quality is also declining. due to the activities of the Coal PLTU in Asam-asam Village,
Tanah District. Mining activities such as passing trucks also contribute to poor quality due to very thick
dust. Therefore, it is necessary to have adequate knowledge about the impacts and solutions to repair
the environment damaged by mining in order to create harmony between humans and the environment,
especially in mining areas.
Pendahuluan
Indonesia adalah salah satu negara penghasil batubara terbesar di dunia. Salah satu
daerah di Indonesia yang menghasilkan tambang batubara terbesar adalah Kalimantan Selatan.
Di Kalsel sendiri, perusahaan tambang batubara berada di wilayah seperti Kecamatan Satui dan
Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu, di Pegaron, Kabupaten Banjar, Kabupaten Balangan,
Jorong di Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tapin, Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten
Tabalong tersebar luas.
Majunya pertambangan batu bara telah meningkatkan jumlah perusahaan swasta yang
mengeksplorasi dan menambang batu bara di wilayah Kalimantan Selatan ini. Berbagai
perusahaan pertambangan di Kalimantan Selatan yaitu PT.Adaro Indonesia, PT Arutmin
Indonesia, PT Bantala Coal Mining, dll. Kemajuan sektor ini justru berdampak negatif terhadap
lingkungan karena tidak diimbangi dengan pengelolaan tailing bekas tambang dan penggalian
bekas tambang batu bara yang baik. Hal ini akan merusak rantai ekosistem di kawasan
tersebut.Menurut catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalsel, sekitar
60% nilai ekspor nonmigas Kalsel atau sekitar US$1,5 miliar per tahun berasal dari ekspor
pertambangan batu bara. Bisa dibayangkan betapa parahnya kerusakan akibat tambang batu
bara di Kalimantan Selatan.
Masih kurangnya kesadaran akan kerusakan ekosistem di sekitar bekas tambang
batubara dari banyaknya lubang tambang yang tidak mereka eksploitasi, dan penambangan
puing-puing batuan yang hanya limbah dan bahan kimia tertinggal yang terdapat di areal
penambangan “danau buatan” bekas galian tambang. Hal ini berdampak negatif terhadap
masyarakat di daerah tersebut dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bahkan kematian.
Hal ini dikarenakan debu yang tebal akibat aktivitas penambangan dan banyaknya lubang
penambangan yang sangat dalam.
Sebab itu, bekas-bekas galian tambang ini harus diperbaiki untuk melestarikan
lingkungan. Limbah pertambangan sendiri termasuk dalam limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun) sesuai PP No.85 tahun 1999, sehingga berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya dan juga bagi lingkungan.
Metode
2
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Ahmad Habibi
Pada penulisan Aritikel ini memakai penelitian kualitatif. dimana artikel di sajikan
secara deskriptif dan penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan penelitian yang
berdasarkan studi literatur. penelitian kualitatif ini dengan mencari studi perpustakan
mengumpulkan jurnal, dokumen, serta skripsi yang berkaitan yang berdasarkan pada penulisan
artikel ini, kemudian dikaitkan dengan Penelitian ini mendeskripsikan hasil paparan dari jurnal,
buku serta refrensi lainnya, untuk mengetahui Tujuan dan rumusan pada kaitannya.
3
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Hidup-AKBK3308
Untuk air seperti sungai yang telah tercemar limbah pertambangan dengan pencemar
logam berat bagi lingkungan, didefinisikan sebagai racun yang bercampur dengan pemanfaatan
kembali limbah (Ir. Sulistyoweni W, Dipl.SE, SKM dalam buku Teknologi Lingkungan
Volume 1: Hal V-11).
Kualitas udara yang baik dapat ditentukan dengan menggunakan kualitas udara dan
standar emisi Udara dan Indeks Kualitas Udara atau ISPU. Di bawah ini adalah dampak
kesehatan menurut PSI (Pollutant Standards Index) yang menggambarkan nilai ambang batas
untuk lima polutan teratas.(Quelle: Buku Teknik Lingkungan Jilid I, Ir.Sulistyoweni
W,Dipl.SE,SKM)
4
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Ahmad Habibi
b. Pencemaran Udara
Di Kalimantan Selatan sendiri terdapat PLTU batubara yaitu PLTU Asam-asam yang
terletak di Desa Asam-asam, kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah laut. Batubara yang dibakar
di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memancarkan sejumlah polutan seperti NOx dan
SO3, kontributor utama dalam pembentukan hujan asam dan polusi PM2.5. Ahli ilmiah dan
medis telah mengungkap bahaya kesehatan akibat partikel halus berdiameter kurang dari 2.5
mm atau PM2.5 dari emisi udara tersebut. PLTU Batubara juga memancarkan bahan kimia
berbahaya dan mematikan seperti merkuri dan arsen. (sumber : data riset Greenpeace)
c. Pencemaran Tanah
Penambangan batubara dapat menyebabkan rusaknya vegetasi tanah di lingkungan
tersebut, seperti menghancurkan profil tanah genetik, serta menghancurkan habitat hewan dan
ekosistemnya. Penambangangan ini menyebabkan berubahnya pemanfaatan lahan menjadi
area pertambangan. Di Kalimantan Selatan sendiri lubang-lubang bekas galian tambang
batubara sangat besar dan dalam ini merupakan salah satu pencemaran tanah karena lubang-
lubang galian tersebut tidak mungkin ditutup kembali . Hal ini menyebabkan lubang-lubang
tersebut berubah menjadi danau-danau buatan yang mengandung asam yang sangat tinggi dan
sangat berbahaya. Tambang batubara juga dapat menghasilkan gas metana yang mempunyai
potensi sebagai gas rumah kaca. Selain itu erosi merupakan dampak yang sangat signifikan
dari aktivitas penambangan batubara karena penambangan mengakibatkan peningkatan laju
erosi tanah pada muara sungai.
5
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Hidup-AKBK3308
6
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Ahmad Habibi
7
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Hidup-AKBK3308
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penambangan batubara di
Kalimantan Selatan telah menimbulkan dampak lingkungan, khususnya pencemaran air, tanah
dan udara. Pencemaran air di Kalimantan Selatan adalah pencemaran air sungai oleh sisa-sisa
penambangan batubara yang membuat air sungai menjadi hitam dan keruh. Peristiwa ini terjadi
di Desa Serongga, Kabupaten Kotabaru. Bahkan bisa menyebabkan pH turun drastis. Selain
itu, pencemaran udara dihasilkan dari penambangan batubara, baik dari proses kegiatan
penambangan batubara maupun dari pembangkit listrik tenaga batubara, seperti pembangkit
listrik tenaga batubara Asam-Asam.Tempat pembangkit listrik tenaga batu bara melepaskan
bahan kimia berbahaya seperti arsenik dan merkuri.
Dampak penambangan batubara diharapkan dapat meminimalkan kerusakan paling
serius yang disebabkan oleh penambangan batubara. Seluruh perusahaan tambang batu bara di
Kalsel wajib melakukan reklamasi terhadap seluruh areal bekas tambang agar keseimbangan
ekologi tetap terjaga. Selain itu, perusahaan tambang diharapkan dapat membuang limbah
tambang yang mencemari air sungai di Kalimantan Selatan dengan baik dengan menggunakan
metode bioremediasi.
Daftar Pustaka
ABBAS, E. W. (2020). Menulis Mudah, Menulis Ala Ersis Writing Theory. Program Studi
Pendidikan IPS FKIP Universitas Lambung Mangkurat. https://repo-
dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/17292
Abbas, E. W., Jumriani, J., Handy, M. R. N., Syaharuddin, S., & Izmi, N. (2021).
Actualization of Religious Values through Religious Tourism on the River As a
Source of Social Studies Learning. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 13(3), 1663–
1669. https://doi.org/10.35445/alishlah.v13i3.1013
Abbas, E. W., Jumriani, J., Syaharuddin, S., Subiyakto, B., & Rusmaniah, R. (2021). Portrait
of Tourism Based on River Tourism in Banjarmasin. The Kalimantan Social Studies
Journal, 3(1), 18–26. https://doi.org/10.20527/kss.v3i1.4145
Abbas, E. W., Rusmaniah, R., Rival, M., Yusup, Y., & Maulana, M. (2021). Training in
Making Learning Media in The Form of Attractive Photos for Teachers to Increase
Student Learning Motivation At SMPN 7 Banjarmasin. The Kalimantan Social
Studies Journal, 3(1), 27-35.
Istika, M., Subiyakto, B., Rusmaniah, R., Handy, M. R. N., & Ilhami, M. R. (2022).
Economic Activities of Tanggui Craftsmen on the Riverbanks of South Alalak
Village. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 101-109.
Lasdya, D., Pebriana, P. H., Rizal, M. S., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). Improving
Beginning Reading Skills Using Word Card Media for Grade 1 Students at SDN 004
SALO. The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 83-91.
8
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Ahmad Habibi
Nadia, N., Syaharuddin, S., Jumriani, J., Putra, M. A. H., & Rusmaniah, R. (2022).
Identification of The Process for Establishing Tourism Awareness Group (Pokdarwis)
Kampung Banjar. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 116-125.
Niliyani, N., Subiyakto, B., Mutiani, M., Rusmaniah, R., & Ilhami, M. R. (2022). River
Utilization for Communities in Kampung Hijau in Fulfilling Primary Needs. The
Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 126-133.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, E. W. A., Subiyakto, B., & Putra, M. A. H. (2022). PERAN
MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN UMKM KERAJINAN DI
KAMPUNG PURUN. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN
LAHAN BASAH (Vol. 7, No. 3).
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., & Mutiani, M. (2022). The Relevance of Social Capital in
Efforts to Develop Entrepreneurship Education. Journal of Education and Learning
(EduLearn), 16(2).
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Jumriani, J., Handy, M. R. N., & Mutiani, M. (2021).
Business Development Strategies for Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM)
in Kampung Purun. The Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 23-32.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Mutiani, M., Abbas, E. W., Jumriani, J., & Ilhami, M. R.
(2022). Social Capital of Micro, Small and Medium Enterprises in Kampung Purun
for Improving Entrepreneurship Education. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(2),
1669-1680.
Riswan, R., Rajiani, I., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). The Role of
Economic in Social Studies Education. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2),
144-151.
Rusmaniah, R. (2017). PEMBINAAN MORAL REMAJA PUTUS SEKOLAH PADA PSBR
BUDI SATRIA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. Jurnal Socius, 6(02).
Rusmaniah, R. SOCIAL CAPITAL CONTRIBUTION IN THE CONTINUOUS
STRATEGY OF JENGKOL MANUFACTURERS IN THE COVID-19
PANDEMIC. JURNAL SOCIUS, 11(1), 1-11.
Rusmaniah, R., Herman, H., Indriyani, P. D., Sari, R. M., & Nugroho, D. A. (2022).
PELESTARIAN KULINER LOKAL JENGKOL TAHILALA SEBAGAI WARISAN
DAN PERWUJUDAN NILAI BUDAYA BANJAR DI DESA PINGARAN. Anterior
Jurnal, 21(3), 57-61.
Rusmaniah, R., Mardiani, F., Handy, M. R. N., Putra, M. A. H., & Jumriani, J. (2021). Social
Services Based on Institutional for Youth Discontinued School. The Innovation of
Social Studies Journal, 2(2), 151-158.
Sari, L., Putro, H. P. N., Putra, M. A. H., Syaharuddin, S., & Rusmaniah, R. (2022). Culinary
Distribution in Minggu Raya Banjarbaru as a Learning Resource on Social
Studies. The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 128-134.
Syaharuddin, S., Mutiani, M., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022).
Building Linking Capital Through Religious Activity to Improve Educational
Character. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(1), 367-374.
9
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM