Anda di halaman 1dari 13

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2020/2021

FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS SILIWANGI
Mata Kuliah : Asling dalam Pembangunan Nama : Fahri Agung Nugraha S
Waktu : 90 menit NPM : 197011014
Sifat Ujian : Tutup Buku No Urut absen Kelas B

Dosen : Indra Mahdi, Drs.,Ir.,MT


Kerjakan Langsung di lembar soal ini.

1. Kabupaten Lahat merupakan salah satu penghasil batu bara terbesar di Indonesia.
batubara yang ada di Kabupaten ini setiap tahunnya jumlah batubara yang diperoleh
bisa mencapai 20 juta ton.
a. Apa masalah lingkungan yang timbul akibat penambangan batu bara di
kabupaten Lahat Sumatra selatan.
Jawaban:
 Pencemaran Air
Batubara yang mengandung uranium dalam konsentrasi rendah,
torium, dan isotop radioaktif yang terbentuk secara alami yang
jika dibuang akan mengakibatkan kontaminasi radioaktif, Emisi
merkuri ke lingkungan terkonsentrasi karena terus menerus
berpindah melalui rantai makan dan dikonversi menjadi
metilmerkuri, yang merupakan senyawa berbahaya dan
membahayakan manusia.
 Pencemaran Tanah
Tanah juga mengalami pencemaran akibat pertambangan
batubara ini, yaitu terdapatnya lubang- lubang besar yang tidak
mungkin ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya
kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi.
 Pencemaran Udara
Polusi udara di sebabkan pembakaran batubara yang
Menghasilkan gas nitrogen oksida yang terlihat cokelat dan juga
sebagai polusi yang membentuk acid rain (hujan asam) dan
ground level ozone, yaitu tipe lain dari polusi yang dapat
membuat kotor udara.
 Berkurangnya wilayah hutan
Perluasan tambang sehingga mempersempit lahan usaha
masyarakat, akibat perluasan ini masyarakat pribumi sangat di
rugikan dan selain itu dapat menyebabkan terjadinya banjir
karena hutan di wilayah hulu yang semestinya menjadi daerah
resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini diperparah oleh buruknya
tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa oleh
perusahaan.

b. Bagaimana cara mengatasi dampak akibat penambangan batu bara di kabupaten


Lahat Sumatra selatan.

Jawaban:
Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau meminimalisasi dampak dari
pertambangan batu bara di kabupaten Lahat, Sumatra Selatan yakni dibuat
aturan lahan milik masyarakat tidak boleh dan tak lagi diperjualbelikan, cukup
disewakan sampai batubara habis digali. Sehingga setelah perusahaan berhenti
beroperasi dan lahan direklamasi, lahan dapat kembali dimanfaatkan masyarakat.

2. Jalan Trans Papua adalah jalan nasional yang menghubungkan provinsi Papua Barat
dan Provinsi Papua, membentang dari kota Sorong di Provinsi Papua Barat hingga
Merauke di Provinsi Papua dengan total panjang mencapai 4330,07 km.
a. masalah apa yang muncul terhadap lingkungan yang ditimbulkan akibat
pembangunan jalan Trans Papua.
Jawaban:
 Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) memprediksi
pembangunan jangka panjang proyek Jalan Trans-Papua dapat
memusnahkan 12.469 hektare tutupan hutan atau sekitar tiga
kali daripada kota Yogyakarta. Sementara 4.772 hektare lahan
yang terancam merupakan hutan lindung.
 Pembangunan Jalan Tol Trans Papua ini mengakibatkan
banyaknya tutupan hutan yang menurun. Penurunan luas
tutupan hutan di Kawasan Lindung/Konservasi berimplikasi
terhadap hilangnya fungsi Kawasan Lindung sebagai penyokong
daya dukung dan tampung ekosistem di sekitarnya.
 Selama proses pembangunan Jalan Tol Trans Papua masih
terjadi illegal logging di beberapa tempat, bahkan banyak kamp
kayu hasil penebangan ke arah Taman Nasional Lorentz Papua
yang termasuk kawasan dilindungi.

b. Bagaimana cara mengatasi dampak lingkungan akibat pembangunan jalan Trans


Papua.
Jawaban:
 Membangun dan memodifikasi jalan yang ramah terhadap
lingkungan dengan merujuk pada penelitian dan referensi
terpercaya mengenai jalan yang cocok untuk melindungi hutan
dan ekosistemnya.
 Pembangunan jalan juga harus disertai dengan peningkatan
kualitas layanan kesehatan, pendidikan dan pemerataannya,
serta penyediaan transportasi publik yang terjangkau. Selain itu
strategi pemerintah untuk meningkatkan konektivitas perlu
dilengkapi dengan upaya untuk menyediakan angkutan umum
beserta aturan yang jelas mengenai tarif, trayek, dan hal lain
yang mendekatkan akses warga terhadap layanan dasar dan
pusat kegiatan.
 Pemerintah pusat dan daerah perlu bekerjasama memfasilitasi
percepatan capaian Hutan Adat di Tanah Papua, yang potensi
wilayah adatnya mencapai 2.400.000 ha melalui program
Perhutanan Sosial sebagai program prioritas pemerintah dalam
mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan produktifitas
masyarakat di sekitar dan/atau dalam kawasan hutan.
3. Pembangunan proyek jalan tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu)
merupakan bagian dari Program Mega Proyek Toll Trans Java yang bertujuan
untuk mempercepat sarana transportasi.
a. Masalah apa yang muncul terhadap lingkungan yang ditimbulkan akibat
Pembangunan proyek jalan tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu)
Jawaban:
 Karena adanya perubahan lahan perkebunan dan pertanian,
masyarakat akan terdampak seperti kehilangan tempat tingga,
kehilangan mata pencaharian.
 Pembangunan Tol Cisumdawu menghambat lalu lintas. Masyarakat
harus memutar jalan dikarnakan jalan yang sering digunakan harus di
tutup dikarnaan pembangunan Tol Cisumdawu tesebut.
 Warga sekitar proyek pembangunan Tol Cisumdawu mengalami
kesulitan air.
 Bekurangnya lahan perkebunan mengakibatkan kurangnya resapan air.
Pembukaan lahan dan pembangunan Tol Cisumdawudilakukan dengan
menebang pohon-pohon yang menghalangi pembangunan juga
merupakan salah satu faktor berkurangnya daerah resapan air.
 Kesulitan air bersih.
 Hilangnya habitat hewan dihutan dan perkebunan.

b. Bagaimana cara mengatasi dampak lingkungan akibat Pembangunan proyek


jalan tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu).
Jawaban :
 Penyuluhan untuk menggunakan kendaraan umum agar mengurangi
tingkat kemacetan yang terjadi. Untuk Pemerintah setempat dapat
membuat peraturan atau memberi tahu warga sekitar untuk
menggunakan kendaraan umum di bandingkan menggunakan
kendaraan pribadi.
 Warga sekitar sebaiknya mencari sumber air bersih untuk dipakai
sehari-hari dan menghematnya untuk batas waktu yang tidak
ditentukan.
 Mengganti pekerjaan, jangan bergantung pada satu pekerjaan.
 Gunakan uang kompensasi lahan yang diberikan oleh Pemerintah
dengan bijak. Contohnya untuk membangun usaha atau membeli
rumah di daerah yang tidak terkena pembangunan tol.

4. PT. Greenfieds mendirikan perusahaan Peternakan Sapi perah di Wlingi Blitar dan
Malang Jawa Timur.. Dengan mampu menampung lebih dari 10.000 ekor sapi perah
di lahan seluas 172 hektar.
a. Masalah apa yang muncul terhadap lingkungan yang ditimbulkan akibat
perusahaan Peternakan Sapi perah yang mampu menampung lebih dari
10.000 ekor sapi
Jawaban :
Meninjau dari identifikasi masalah mengenai pencemaran air yang dilakukan
oleh PT. Greenfields, didapatkan evaluasi masalah yang terjadi diantaranya
adalah :
 Jebolnya tanggul limbah peternakan PT.Greenfileds akibat curah hujan yang
tinggi.
 Lambannya penanganan masalah pencemaran limbah yang dilakukan oleh
PT.Greenfields.
 Terjadinya konflik antara pihak PT.Greenfileds dengan masyarakat sekitar.
 Gubernur Jawa Timur dan Dinas Lingkungan Hidup Jawa Timur memberikan
izin operasional kepada PT.Greenfileds.
b. Bagaimana cara mengatasi dampak lingkungan akibat perusahaan
Peternakan Sapi perah yang mampu menampung lebih dari 10.000 ekor sapi.
Jawaban :
 Warga sekitar ingin PT. Greenfields untuk mengolah limbah yang dihasilkan dari
pabrik tersebut dengan cara membangun kembali tanggul yang jebol sehingga
limbah tersebut tidak mencemari lingkungan disekitar. Dan diharapkan PT.
Greenfields untuk membuat dan memiliki dokumen Izin Pembuangan Limbah
Cair (IPLC). IPLC ini menjadi bagian dari kelengkapan izin lingkungan, sifatnya
wajib dipenuhi.
 . Aksi pemerintah untuk menanggulangi permasalahan ini sangat dibutuhkan
karena banyak warga yang merasa dirugikan atas dugaan pencemaran
lingkungan ini, dan pemerintah diharapkan melakukan penyelidikan yang serius
untuk menyelesaikan permasalahan. Terlebih lagi warga menemukan bukti
saluran pipa (pembuangan limbah) yang langsung ke sungai, sehingga itu
menjadi sebuah bukti bahwa PT. Greenfields melanggar dari AMDAL itu sendiri.
 . Pemerintah pun dapat menutup PT. Greenfields untuk berhenti beroperasi jika
pabrik tersebut tidak melakukan perbaikan dalam pengelolaan limbah tersebut.
 . Perusahaan Membuat Ulang Dokumen AMDAL. Tentu setelah kejadian ini,
dokumen amdal yang ajukan pada saat pembangunan sudah tidak sesuai
dengan yang terjadi dilapangan. Oleh karena itu perusahaan harus membuat
ulang dokumen amdal agar pemerintah dan masyarakat medapatkan
kepercayaan untuk penanganan masalah limbah ini. Dan setiap orang yang
menjalankan suatu bidang usaha wajib memelihara kelestarian kemampuan
lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan
yang berkeseimbangan dan berkelanujutan.

5. Pembangunan wisata marina direncanakan oleh Pemerintah Kabupaten Belitung


yang berada di muara S. Cerucuk, Pantai Tanjungpendam, Kec. Tanjungpandan.
Dalam rangka mengembangkan industri wisata bahari dan meningkatkan
perekonomian pesisir pulau-pulau kecil, dan perairan pedalaman, kabupaten
Belitung.

a. Masalah apa yang muncul terh.adap lingkungan yang ditimbulkan akibat


Pembangunan wisata marina
Jawaban:
 Menurunnya kualitas udara serta meningkatkan kebisingan.
 Perubahan pola arus laut, gelombang serta abrasi, sedimentasi dan erosi
di garis pantai juga akibat adanya endapan di sisi barat breakwater.
 Gangguan terhadap biota laut berupa terjadinya kepunahan ekosistem
dan habitat di dalamnya.
 Gangguan aktivitas lalu lintas berupa kemacetan di jalan raya terutama di
persimpangan jalan keluar masuk Kawasan pantai tanjung pandan.

b. Bagaimana cara mengatasi dampak lingkungan akibat Pembangunan wisata


marina. ?
Jawaban :
 Harus mengikuti prosedur standar untuk pengoperasian dan pemeliharaan
peralatan dan kendaraan, menanam pepohonan sebagai buffer di
sekeliling untuk meredam kebisingan kualitas udara, mengatur waktu
pelaksanaan pekerjaan.
 Sebelum kegiatan reklamasi dilakukan terlebih dahulu areal reklamasi
diblok bagian tepinya untuk mengurangi pergerakan sedimen ke arah
tengah bagian kiri dan kanan perairan, Melakukan pengerukan (reklamasi)
pada sisi yang terjadi abrasi/gerusan untuk memepertahankan kedalaman
kolam air dan mempertahankan panjang garis pantai.
 Mengatur tekanan shovel pada saat penggalian dasar laut untuk pondasi
maka akan mengurangi turbulensi, membuat penghalang agar
penyebaran kualitas air dapat dilokalisir, menyiapkan untuk pengelolaan
tumpahan minyak, Membangun infrastruktur pelindung pantai, reklamasi
(penimbunan) pada sisi yang terjadi abrasi/guresan, pemeliharaan kapal
secara rutin.
 Mengatur sirkulasi dump-truck dilokasi kegiatan sehingga tidak terjadi
gangguan kelancaran lalu lintas dipersimpangan jalan akses dengan pintu
masuk menuju kawan Pelabuhan, memasang rambu-rambu lalu lintas
dipersimpangan jalan akses dengan pintu masuk Kawasan Pelabuhan,
menginstruksikan kepada pengemudi kendaraan agar tidak memarkirkan
kendaraan dipersimpangan jalan akses dengan pintu masuk lokasi
kegiatan sehingga kinerja jalan akses tidak terganggu.

6. Pemerintah provinsi sulawesi selatan mencanangkan pembangunan gedung


pemerintahan yang baru yaitu Gedung Twin Tower Untuk masing-masing bangunan
tower ada 35 lantai.

a. Masalah apa yang muncul terhadap lingkungan yang ditimbulkan akibat


Pembangunan Gedung Twin Tower.

Jawaban:
 Karena pembangunan ini dibangun di atas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
padahal kota Makassar masih kekurangan lahan untuk RTH, maka
pembangunan ini akan memunculkan dampak bagi lingkungan, yaitu
berkurangnya pepohonan yang dapat membantu dalam mengatasi
dampak negatif hujan alam. Maka akan timbul dampak negatif seperti
tidak terserapnya karbon-monoksida (CO), tidak terserapnya kabon-
dioksida (CO2), tidak teredamnya kebisingan, tidak tertahannya
hembusan angin, dan tidak terserap atau tertapisnya bau.
b. Bagaimana cara mengatasi dampak lingkungan akibat Pembangunan Gedung
Twin Tower
 Cara lebih aman yaitu dengan membangun Twin Tower di lokasi yang
berbeda, agar tidak melanggar peraturan daerah tentang larangan
membangun bangunan gedung di kawasan Ruang Terbuka Hijau serta
terhindar dari dampak lingkungan yang nantinya ditimbulkan dari
pembangunan tersebut.

7. Pelabuhan Patimban merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui PERPRES


No.47 Tahun 2016 tentang Penetapan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang,
Provinsi Jawa Barat sebagai Proyek Strategis Nasional. Proyek ini dimaksudkan
untuk meningkatkan performa logistik kelautan di Indonesia.

a. Masalah apa yang muncul terhadap lingkungan yang ditimbulkan akibat


Pembangunan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat
Jawaban:
 Hilangnya produktivitas lahan akibat dari kegiatan pembebasan lahan.
 Penurunan kualitas udara akibat mobilisasi alat berat dan material.
 Penurunan kualitas air laut akibat kegiatan reklamasi dan pembangunan
fasilitas laut.
 Perubahan fishing ground akibat dan reklamasi dan pembangunan
fasilitas laut.
 Peningkatan laju air lanan (run-off) akibat dan kegiatan pembangunan
fasilitas darat.
 Hilangnya ruang terbuka hijau,
 Peningkatan kebisingan akibat dari kegiatan operasional jalan akses.
 Banjir.
 Peningkatan suhu udara akibat kegiatan operasional pelabuhan.

b. Bagaimana cara mengatasi dampak lingkungan akibat Pembangunan Pelabuhan


Patimban di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.
Jawaban:
 Melakukan koordinasi dengan instansi di sektor perikanan dan pertanian
baik di tingkat Kabupaten dan Provmsi dalam upaya intensifikasi
produktivitas lahan.
 Mobilisasi Alat Berat dan Material menggunakan jalan akses konstruksi
Pelabuhan Patimban yang relatif sepi dan jauh dari pemukiman (jaian
tanah merah)
 Kegiatan reklamasi dilakukan pada area perairan yang telah dibatasi
Seawall.
 Membuat rumpon dasar sesuai Peraturan Menten Kelautan dan
Penkanan No 26/Permen-KP/2014 di sekitar perairan Patimban di luar
DLKP dan DLKR Pelabuhan Patimban
 Koordinasi dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Subang,
terkait dengan pembuatan drainase dan pelabuhan dan sumur resapan
untuk menampung air run-off.
 Melakukan reboisasi
 Mengurangi kecepatan kendaraan untuk meminimalisasi kebisingan.

8. Pembangunan Podomoro Park Buah Batu diharapkan dapat menciptakan


kebangkitan ekonomi di wilayah Bandung selatan dan dapat memberikan multiplier
effect untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

a. Masalah apa yang muncul terhadap lingkungan yang ditimbulkan akibat


Pembangunan Pembangunan Podomoro Park Buah Batu di Kabupaten Bandung
Selatan, Provinsi Jawa Barat
Jawaban:
 Polusi udara yang disebabkan truk pengangkut tanah urug.
 Kemacetan disekitar lokasi proyek pembangunan Podomoro
Park Buah Batu yang disebabkan keluar masuk kendaraan
proyek serta lokasi yang tidak terlalu jauh dari exit toll buah batu.
 Alih fungsi lahan, walaupun Bupati Bandung menyebutkan
daerah tersebut merupakan lahan merah atau lahan yang tidak
produktif tetap saja lahan tersebut awalnya merupakan areal
persawahan yang merupakan salah satu tempat pencaharian
masyarakat sekitar.
 Banjir, banjir sering terjadi di sekitar proyek pembangunan
Podomoro Park Buah Batu yang disebabkan saluran drainase
disekitar proyek tidak berjalan dengan baik.
 Kebisingan, Masyarakat sekitar proyek mengeluhkan kebisingan
yang terjadi dari proyek pembangunan Podomoro Park Buah
Batu yang disebabkan lalu lintas kendaraan proyek atau
kebisingan lain yang terjadi ketika proses pembangunan.

c. Bagaimana cara mengatasi dampak lingkungan akibat Pembangunan


Pembangunan Podomoro Park Buah Batu di Kabupaten Bandung Selatan,
Provinsi Jawa Barat ?
 Membuat saluran drainase baru yang permanen (diberi
perkerasan) sebagai tempat aliran air.
 Pagar-pagar proyek yang mengakibatkan air lumpur dari lokasi
keluar menuju perumahan warga sudah diperbaiki dan
dirapatkan.
 Menutup bak truk dengan terpal serta mencuci ban truk ketika
meninggalkan proyek agar tanah tidak terbawa ke badan jalan.

9. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) merupakan pembangkit yang mengandalkan


energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari
pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang seporos dengan turbin yang
digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap
menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar
serta MFO untuk start up awal. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa PLTU, salah
satunya PLTU Tidore.

a. Masalah apa yang muncul terhadap lingkungan yang ditimbulkan akibat


Pembangunan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Tidore.
Jawaban:
 Abu residu hasil pengolahan batu bara PLTU Tidore. Pembakaran batu
bara yang terus menerus di PLTU Tidore tersebut menyebabkab
banyaknya debu residu hasil pembakaran yang menyebar ke pemukiman
sekitar PLTU. Abu residu hasil pembakaran tidak hanya menempel di
bagian luar bangunan atau lingkungan pemukiman, abu akan masuk juga
ke dalam bangunan dan mengotori bagian dalam bangunan.
 Hasil pembakaran batubara yang bisa mencemari lingkungan. Sisa batu
bara dari hasil pembakaran yang di simpan di bagian luar PLTU bisa
menyebabkan penumpukan, apablia hujan turun sangat deras bisa
mengakibatkan sisa pembakaran batu bara tersebut terlimpas dengan air
hujan yang mengalir
 Faktor kesehatan yang menurun, karena abu residu sisa pembakaran.

b. Bagaimana cara mengatasi dampak lingkungan akibat Pembangunan


Pembangunan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Tidore.
Jawaban:
 Pembangunan-pembangunan PLTU seharusnya sudah untuk di lanjutkan,
untuk PLTU yang sudah beroperasi juga seharusnya sudah mulai di
berhentikan. Pemerintah seharusnya mulai berbenah dan merencanakan
untuk menggantikan PLTU dengan energi terbarukan yang lebih ramah
lingkungan.
 Untuk sisa dari pembakaran batu bara bisa dijadikan bahan untuk material
bangunan, fly ash dan bottom ash sisa pembakaran tersebut bisa
dijadikan campuran untuk digunakan dalam konstruksi bangunan berupa
campuran perekat dinding dan juga kolom atau beton.

10. Proyek MRT Jakarta direncanakan membelah Jakarta dalam 2 jalur, jalur Utara –
Selatan dan jalur Timur – Barat. Jalur Utara - Selatan sendiri pun dibagi menjadi 2
fase, fase pertama dikerjakan sejak 2013 sampai 2018 kemarin. Fase pertama
membentang sepanjang 15,7 km yang akan menghubungkan Lebak Bulus sampai
dengan Bundaran HI, dengan total 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun
bawah tanah). Untuk jalur MRT Jakarta Struktur Layang (Elevated) membentang
sepanjang 9,79 km; dari wilayah Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja. Dari rute
tersebut, terdapat 7 (tujuh) Stasiun Layang, yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete
Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja.

Tuliskan dampak Positif dan Negatif dari pembangunan Proyek MRT Jakarta
terhadap lingkungan khususnya kota jakarta ?

Jawaban:
Dampak Negatif
 Meningkatnya Pencemaran Udara dan Kebisingan oleh Pekerjaan
penyiapan lahan, konstruksi struktur layang dan stasiun,
pengangkutan material dan pekerjaan dengan menggunakan alat
berat lainnya.
 Gangguan Lalu Lintas oleh Kegiatan konstruksi rel dan stasiun
layang, pengangkutan material, keluar masuknya kendaraan
proyek, penutupan jalan dan pengalihan lalu lintas.
 Timbulnya Gangguan Getaran Dan Kerusakan Bangunan Sekitar
Seiring dengan pekerjaan alat berat yang dilakukan menyebabkan
peningkatan intesitas getaran pada area sekitar proyek sebesar 4,5
ritcher (105 dB) yang dapat menggangu warga sekitar proyek
bahkan dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan sekitar.
 Berkurangnya populasi tanaman pelindung jalan Walaupun segmen
layang akan dibangun diatas eksisting jalan, namun namun masih
membutuhkan lahan tambahan yang harus dibebaskan. Oleh
karena itu banyak pohon/tanaman pelindung jalan yang
ditebang/dihilangkan untuk keperluan konstruksi. Hal ini bisa
berdampak ke berkurangnya sumber oksigen&penghijauan
disekitar proyek MRT Jakarta.
Dampak Positif,
Dapat mengurangi kemacetan lalu lintas dan meningkatkan mobilitas masyarakat
dengan beralih ke transportasi umum serta sebagai sarana pendorong pengembangan
dan aktivitas ekonomi di Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai