Helma Hidayati
Email: 2110128320003@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
Abstrak
Penambangan batubara adalah kegiatan jangka panjang, sangat teknis dan
padat modal. Selain itu, fitur mendasar dari pertambangan batubara adalah
pembukaan lahan dan modifikasi lanskap untuk potensi dampak lingkungan, sosial
dan ekonomi pada masyarakat. Adanya dekarbonisasi ekologi mempengaruhi
perubahan bentang alam, mengurangi kesuburan tanah, dan menimbulkan ancaman
terhadap keanekaragaman hayati, penurunan kualitas air, penurunan kualitas udara,
dan polusi. Penambangan pasca operasi juga meninggalkan lubang drainase tambang
dan tambang asam. Bekas tambang batubara dapat menimbulkan dampak lingkungan
yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas air. Dampak sosial dari pertambangan
batubara antara lain konflik antara masyarakat dan dunia usaha, memburuknya
kesehatan masyarakat, perubahan pola pikir masyarakat, dan perubahan struktur sosial
masyarakat. Kehadiran kegiatan pertambangan batubara dapat berupa: Perintis dalam
dunia usaha, memajukan pembangunan daerah, memberikan manfaat ekonomi daerah
dan nasional, mendukung peluang usaha, mengembangkan infrastruktur baru,
mengamankan kesempatan kerja, membuka daerah terpencil, memperluas
pengetahuan teknologi ke masyarakat pertambangan.
A. PENDAHULUAN
Kehidupan manusia saat ini memiliki berbagai tantangan permasalahan yang
terjadi baik dari segi ekonomi, sosial maupun sumber daya manusia. Kegiatan sehari-
hari manusia mencari suatu solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam hal
mengurangi berbagai macam dampak kerugian terhadap sumber daya alam yang ada.
Akan tetapi di sisi lain, faktor yang menyebabkan kerusakan alam adalah manusia
sendiri karena membutuhkan pekerjaan untuk mencari nafkah supaya mendapatkan
kehidupan yang layak. Sehingga keinginan mereka untuk bekerja ditambang batubara
menjadi solusi dalam mengurangi pengangguran dan dampak kemiskinan.
Penambangan batubara adalah kegiatan jangka panjang, sangat teknis dan padat
modal. Selain itu, fitur mendasar dari pertambangan batubara adalah pembukaan
lahan dan modifikasi lanskap untuk potensi dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi
pada masyarakat lokal. Dekarbonisasi ekologi berdampak pada perubahan bentang
alam, yaitu mengurangi kesuburan tanah, dan mengancam keanekaragaman hayati,
menurunkan kualitas air, menurunkan kualitas udara, dan polusi. Penambangan pasca
operasi juga menyisakan lubang drainase tambang dan tambang asam. Bekas tambang
batubara dapat menimbulkan dampak lingkungan yang berkaitan dengan kualitas dan
kuantitas air. Dampak sosial dari pertambangan batubara antara lain konflik antara
masyarakat dengan dunia usaha, memburuknya kesehatan masyarakat, perubahan pola
pikir masyarakat, dan perubahan struktur sosial masyarakat.
Keberadaan kegiatan pertambangan batubara berpotensi untuk membuka
dunia usaha, memajukan pembangunan daerah, memberikan manfaat ekonomi daerah
dan nasional, mendukung pada peluang usaha, mengembangkan infrastruktur baru,
mengamankan kesempatan kerja, membuka daerah terpencil, pengetahuan teknis.
dapat berupa perluasan komunitas pertambangan. Berbicara mengenai permasalahan
perusahaan pertambangan, penulis memilih daerah Kabupaten Paser Desa Batu
Kajang, hal ini disebabkan secara geografis Kabupaten Paser memiliki 10 kecamatan,
5 kelurahan, dan 139 desa yang berpotensi. Perjalanan dari Banjarmasin cukup
ditempuh selama 8 jam. Kegiatan pertambangan di Desa Batu kajang mencangkup
pertambangan batubara. Dari kegiatan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap perekonomian Kabupaten Paser akan tetapi berpengaruh juga ke
lingkungan Desa Batu kajang yang mengakibatkan lingkungannya tidak sehat.
B. METODE
Studi ini menggunakan metodologi tinjauan sistematis dan data didasarkan
pada penelitian yang dilakukan oleh pemangku kepentingan lain sebelum penggunaan
fitur pencarian online Google Cendekia. Artikel dipilih berdasarkan relevansi dan
memiliki bagian teks lengkap. Kata kunci yang digunakan untuk pencarian adalah
Dampak, Arang, Kesehatan, dan Lingkungan. Artikel ini akan diterbitkan dalam
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, difilter jika publikasi artikel adalah dari tahun
2017 hingga 2021 (5 tahun). kesehatan dan lingkungan. Kriteria eksklusi untuk
penelitian ini adalah teks artikel yang tidak lengkap, namun dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode penelitian yang sistematis dan memiliki fase PRISMA
(Preferred Reporting Items For Systematic Review). Setelah itu Anda akan tahu
bahwa analisis selesai. Kriteria peer-review artikel harus konsisten dengan dataset
tentang dampak kesehatan dan lingkungan dari industri batubara yang dimuat dalam
publikasi penelitian dan disajikan dalam bentuk naratif.
C. PEMBAHASAN
Bahan tambang yang saat ini masih menjadi primadona adalah batubara, yang
digunakan sebagai salah satu sumber energi primer. Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki potensi sumberdaya energi dan mineral yang cukup besar,
termasuk di dalamnya batubara. Ada 20 provinsi yang memiliki sumberdaya batubara,
dengan Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur merupakan provinsi dengan tingkat
sumberdaya batubara tertinggi di Indonesia, yaitu setara dengan 82% dari total
sumberdaya batubara di Indonesia. Sumber daya batubara Indonesi mencapai 161,34
miliar ton (MT) dan cadangan sebesar 28,17 MT (Dirjen Mineral dan Batubara, 2013).
Batubara merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui atau tidak
dapat diperbarui. Artinya, sekali mineral ini habis, tidak dapat dipulihkan atau
dikembalikan keadaan semula. Seperti pertambangan pada umumnya, pertambangan
batubara melibatkan penelitian umum, eksplorasi, studi kelayakan, dan merupakan
rangkaian kegiatan yang melibatkan tahapan konstruksi. Penambangan, pengolahan
dan pemurnian, transportasi dan penjualan, pascatambang. Operasi pertambangan
adalah transaksi bisnis yang kompleks dan sangat kompleks, operasi jangka panjang
yang sarat risiko yang melibatkan teknologi tinggi, padat modal dan peraturan
peraturan yang dikeluarkan oleh berbagai sektor.
Selain itu, karakteristik mendasar industri pertambangan adalah membuka
lahan dan mengubah bentang alam sehingga mempunyai potensi merubah tatanan
ekosistem suatu wilayah baik dari segi biologi, geologi dan fisik maupun tatanan
sosio ekonomi dan budaya masyarakat. Keberadaan industri pertambangan batu bara
dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat
setempat. Dari sisi dampak negatifnya, pertambangan lebih sering dipahami sebagai
aktifitas lebih banyak menimbulkan permasalahan dari pada manfaat, mulai dari
mengganggu kesehatan, konflik perebutan lahan, terjadinya kerusakan lingkungan,
hingga areal bekas pertambangan yang dibiarkan menganga.
Di sisi lain, banyak manfaat dari kegiatan pertambangan, seperti membuka
daerah terisolir, sumber pendapatan asli daerah, membuka lapangan pekerjaan hingga
merupakan sumberdevisa negara (Hakim I, 2014).
Dampak Sosial
Keberadaan perusahaan tambang di tengah-tengah masyarakat merupakan
wujud dan partisipasi pada peningkatan dan pengembangan pembangunan masyarakat.
Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua komponen
yang saling mempengaruhi. Dimana perusahaan memerlukan masyarakat sekitar
dalam pengembangan perusahaan itu sendiri begitupun sebaliknya, masyarakat
memerlukan perusahaan tersebut dalam peningkatan perekonomian masyarakat serta
pengembangan daerah akibat keberadaan perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
aktivitas perusahaan tidak dapat dipungkiri memiliki dampak sosial terhadap
masyarakat sekitarnya. Adapun dampak sosial yang ditimbulkan dari kegiatan
pertambangan batubara diantaranya :
1. Adanya konflik yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan karena masalah
pembebasan lahan, pencemaran air dan udara, adanya kecemburuan sosial antara
penduduk lokal dengan warga pendatang. Lebih lanjut, Purwanto (2015) menyatakan
konflik di masyarakat muncul dalam bentu unjuk rasa karena terganggunya ruas jalan
oleh truk pengangkut batubara, rusaknya jalan, terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Konflik dimasyarakat sebagian besar juga dipicu oleh masalah limbah yang
keberadannya mengganggu sumber air minum , rendahnya jumlah tenaga kerja lokal
yang diterima di perusahaan serta masalah ganti rugi lahan masyarakat (Raden dkk,
2010)
2. Menurunnya kualitas kesehatan akibat debu. Penurunan tingkat kesehatan
masyarakat bisa dilihat dengan semakin seringnya masyarakat yeng terkena batuk dan
penyakit pernapasan lainya.
3. Terjadinya perubahan pola pikir masyarakat. adanya kegiatan pertambangan
merubah pola pikir masyarakat didalam mencari uang guna memenuhi kebutuhan
hidup. Adanya kompensasi uang penggantian lahan, rusaknya lahan pertanian, serta
adanya kesempatan bekerja di pertambangan mendorong masyarakat untuk beralih
mata pencarian dari profesi petani ke profesi lain. Hal ini tidak lepas dari hubungan
masyarakat dengan perusahaan tersebut, begitu juga sebaliknya. Keberadaan
perusahaan juga sangat berpengaruh besar terhadap kondisi perubahan sosial yang
dulunya masyarakat sangat tergantung dengan alam demi pemenuhan kebutuhan
hidup, sekarang masyarakat justru beralih ketergantung pada perusahaan yang berada
di tengah-tengah masyarakat itu sendiri. Hal ini disebabkan kebutuhan masyarakat
yang semakin hari semakin menanjak dan pemenuhan penghasilan hidup semakin
bertambah. kondisi masyarakat yang dulunya swasembada pangan, kini pemenuhan
kebutuhan ekonominya digantikan oleh hasil-hasil dari produksi tambang yang lebih
banyak menghasilkan uang.
4. Struktur sosial di masyarakat juga mengalami perubahan karena masyarakat sekitar
pertambangan termotivasi untuk mampu menyesuaikan perubahan struktur sosial
yang disebabkan banyaknya masyarakat pendatang yang menjadi karyawan di
perusahaan pertambangan batubara maupun masyarakat pendatang berusaha di
sekitaar perusahaan batubara. Aprianto dan Rika (2012) menyatakan terdapat tiga
jenis pendatang yang melakukan migrasi masuk baik secara permanen ataupun
nonpermanen. Jenis yang pertama adalah jenis migrasi yang paling banyak terjadi
dimana kebanyakan pendatang melakukan migrasi sirkuler (ulang-alik), dimana
kebanyakan dari pendatang tersebut adalah pekerja di pertambangan.Pengaruh negatif
struktur sosial masyarakat di sekitar perusahaan pertambangan yang mungkin bisa
terjadi adalah perilaku dan atau kebiasaan yang bersifat negatif seperti perjudian,
kebiasaan minumminuman keras dan pola hidup konsumtif para karyawan yang bisa
mendorong perubahan masyarakat lokal menjadi lebih konsumtif dan bila hal tersebut
tidak didukung oleh perubahan kemampuan daya beli masyarakat lokal akan
menyebabkan kecemburuan sosial yang pada akhirnya bisa menyebabkan ketidak
harmonisan (Basuki, 2007).
5. Kehadiran perusahaan juga mempengaruhi perilaku gotong royong terutama
partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan kerja bakti dan kegiatan keagamaan.
Suprihatin (2014) menyatakan, sebelum hadirnya pertambangan batubara, warga
sangat antusias dalam mengikuti segala kegiatan gotong royong. Frekuensi kegiatan
gotong royong masyarakat pun lebih intensif dan terkoordinir dengan baik serta masih
dilakukan secara tradisional dengan peralatan serta kondisi yang sederhana. Setelah
pertambangan batubara hadir dan beroperasi, perilaku masyarakat dalam bergotong
royong lebih berorientasi pada materi atau sistem bayaran (upah).
D. KESIMPULAN
Kekayaan sumberdaya batubara merupakan salah satu aset pembangunan
nasional. Industri pertambangan batubara dapat menjadi peran kunci mengkonversi
kekayan alam yang belum dapat dimanfaatkan menjadi kekayaan yang dapat
mensejahterakan rakyat dalam bentuk sekolah, pemukiman, pelabuhan, jalan, jaringan
listrik dan sarana umum lainnya yang dapat memberikan kontribusi terhadap
pembangunan ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, batubara telah memainkan
peran yang cukup penting bagi perekonomian Indonesia. Disisi lain, sebagaimana
karaketristik mendasar industri pertambangan yang membuka lahan dan mengubah
bentang alam, pertambangan batubara juga berpotensi merubah tatanan ekosistem
suatu wilayah, baik dari segi biologi, geologi, dan fisik maupun tatanan sosial
ekonomi masyarakat. Dampak pertambangan tidak hanya muncul ketika terjadi
kegiatan penambangan tetapi juga pasca operasi tambang. Ketika selesai beroperasi,
perusahaan meninggalkan lubang-lubang besar dibekas areal pertambangan yang
berpotensi menimbulkan dampak lingkungan jangka panjang.
Dengan ini dampak pertambangan batubara bagi kesehatan lingkungan, saya
menyimpulkan bahwasannya penambangan batu bara dapat menimbulkan beberapa
dampak negatif bagi kesehatan lingkungan sekitar, yakni dapat menimbulkan
pencemaran air, terjadinya perubahan struktur pada lahan, mengakibatkan kelangkaan
keanekaragaman hayati
REFERENSI
Rusmaniah, R., Mardiani, F., Handy, M. R. N., Putra, M. A. H., & Jumriani, J. (2021).
Social Services Based on Institutional for Youth Discontinued School. The Innovation
of Social Studies Journal, 2(2), 151-158.
Sari, L., Putro, H. P. N., Putra, M. A. H., Syaharuddin, S., & Rusmaniah, R. (2022).
Culinary Distribution in Minggu Raya Banjarbaru as a Learning Resource on Social
Studies. The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 128-134.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Jumriani, J., Handy, M. R. N., & Mutiani, M. (2021).
Business Development Strategies for Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM)
in Kampung Purun. The Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 23-32.
Riswan, R., Rajiani, I., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). The
Role of Economic in Social Studies Education. The Kalimantan Social Studies
Journal, 3(2), 144-151.
Abbas, E. W., Jumriani, J., Syaharuddin, S., Subiyakto, B., & Rusmaniah, R. (2021).
Portrait of Tourism Based on River Tourism in Banjarmasin. The Kalimantan Social
Studies Journal, 3(1), 18-26.
Istika, M., Subiyakto, B., Rusmaniah, R., Handy, M. R. N., & Ilhami, M. R. (2022).
Economic Activities of Tanggui Craftsmen on the Riverbanks of South Alalak
Village. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 101-109.
Niliyani, N., Subiyakto, B., Mutiani, M., Rusmaniah, R., & Ilhami, M. R. (2022).
River Utilization for Communities in Kampung Hijau in Fulfilling Primary
Needs. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 126-133.
Abbas, E. W., Rusmaniah, R., Rival, M., Yusup, Y., & Maulana, M. (2021). Training
in Making Learning Media in The Form of Attractive Photos for Teachers to Increase
Student Learning Motivation At SMPN 7 Banjarmasin. The Kalimantan Social
Studies Journal, 3(1), 27-35.
Lasdya, D., Pebriana, P. H., Rizal, M. S., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022).
Improving Beginning Reading Skills Using Word Card Media for Grade 1 Students at
SDN 004 SALO. The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 83-91.
Nadia, N., Syaharuddin, S., Jumriani, J., Putra, M. A. H., & Rusmaniah, R. (2022).
Identification of The Process for Establishing Tourism Awareness Group (Pokdarwis)
Kampung Banjar. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 116-125.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Mutiani, M., Abbas, E. W., Jumriani, J., & Ilhami, M.
R. (2022). Social Capital of Micro, Small and Medium Enterprises in Kampung Purun
for Improving Entrepreneurship Education. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(2),
1669-1680.
Syaharuddin, S., Mutiani, M., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R.
(2022). Building Linking Capital Through Religious Activity to Improve Educational
Character. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(1), 367-374.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., & Mutiani, M. (2022). The Relevance of Social
Capital in Efforts to Develop Entrepreneurship Education. Journal of Education and
Learning (EduLearn), 16(2).
Rusmaniah, R., Herman, H., Indriyani, P. D., Sari, R. M., & Nugroho, D. A. (2022).
PELESTARIAN KULINER LOKAL JENGKOL TAHILALA SEBAGAI WARISAN
DAN PERWUJUDAN NILAI BUDAYA BANJAR DI DESA PINGARAN. Anterior
Jurnal, 21(3), 57-61.