Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara tempat bertemunya lempeng-lempeng

besar dunia, kondisi ini membuat Indonesia memiliki sumberdaya alam

mineral yang sangat besar dan dengan kualitas produk yang baik, oleh karena

itu potensi ini penting diperhitungkan untuk waktu yang akan datang agar bisa

dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Mineral merupakan sumberdaya alam yang proses pembentukannya

memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan. Mineral

dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri atau produksi. Dalam

hal demikian mineral lebih dikenal sebagai bahan galian (Sukandarrumidi,

1998 : 1).

Secara geologis bahan galian industri terdapat dalam ketiga jenis

batuan yang ada dialam yaitu terdapat dalam bakuan beku, batuan sedimen

ataupun batuan metamorf. Di Indonesia banyak terdapat batuan beku, batuan

sedimen dan batuan metamorf yang berumur Pra Tersier sampai Kuarter.

Bahan galian industri sangat erat kaitannya denga kehidupan manusia sehari-

hari bahkan dapat dikatakan bahwa manusia tidak terlepas dari bahan galian

industri. Hampir semua peralatan rumah tangga, bangunan fisik, obat,

kosmetik, alat pecah, barang pecah belah sampai kreasi seni dibuat langsung

atau dari hasil pengolahan bahan galian insudtri.


2

Kegiatan ekspolitasi sumberdaya mineral atau bahan galian merupakn

salah satu pendukung sektor pembangunan baik secara fisik, ekonomi maupun

sosial. Hasil pertambangan merupakan sumber daya yang mampu

menghasilkan pendapatan yang sangat besar untuk suatu Negara. Hal ini

dikarenakan harga jual hasil pertambangan sangat tinggi diperdagangkan

dunia.

Indonesia memiliki deposit berbagai jenis bahan tambang yang cukup

melimpah yang harus dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan

perekonomian nasional ataupun daerah. Kegiatan penambangan sering

dikonotasikan sebagai salah satu kegiatan yang merusak lingkungan. Selain

itu, kegiatan penambangan sering menimbulkan konflik diakibatkan tumpang

tindih kepentingan penggunaan lahan. Hal itu dapat terjadi apabila kegiatan

penambangan tidak dikelola dengan baik dan benar.

Setiap kegiatan penambangan pasti akan menimbulkan dampak

lingkungan, baik bersifat positif maupun bersifat negatif. Dampak yang

bersifat positif perlu dikembangkan, sedangkan dampak yang bersifat negatif

harus dihilangkan atau ditekan sekecil mungkin. Untuk mengurangi dampak

negatif tersebut, maka kegiatan penambangan harus dikelola dengan baik

sejak awal hingga akhir kegiatan. Kegiatan penambangan yang tidak

berwawasan atau tidak mempertimbangkan keseimbangan dan daya dukung

lingkungan, serta tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak

negatif terhadap lingkungan, sehingga seharusnya kegiatan penambangan

harus mempertimbangkan keseimbangan lingkungan sekitar penambangan.


3

Namun demikian, kegiatan penambangan yang memperhatikan masalah

lingkunagn serta dikelola dengan baik, maka tidak mustahil bahwa lahan

bekas penambangan yang direklamasi dengan benar akan menjadikan lahan

tersebut lebih bermanfaat dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan

penambangan.

Bahan tambang merupaka salah satu sumberdaya alam yang dikuasai

oleh Negara dan harus dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan

rakyat (amanat UUD 1945 pasal 33 ayat). Oleh karena itu, sektor

pertambangan merupakan salah satu sektor yang memegang perana penting

dalam menunjang pembangunan nasional.

Kegiatan pertambangan salain mendatangkan devisa dan menyerap

lapangan kerja juga rawan terhadap kerusakan lingkungan. Banyak kegiatan

penambangan yang mengundang sorotan masyarakat sekitarnya karena

kerusakan lingkungan, apalagi penambangan tanpa izin yang selain merusak

lingkungan juga membahayakan jiwa penambang karena keterbatasan

pengetahuan para penambang dan juga karena tidak adanya pengawasan dari

pihak berwenang.

Kebutuhan akan bahan galian kontrruksi dan industri seperti batu,

pasir, lempung, tanah urug, pasir kuarsa dan batu gamping tampak semakin

meningkat seiring dengan semakin berkembangnya pembangunan berbagai

sarana maupun prasarana fisik diberbagai daerah di Indonesia. Hal ini dipicu

oleh adanya pemekaran-pemekaran provinsi, kabupaten atau kota baru di

Indonesia yang jumlahnya cukup banyak. Permintaan bahan galian ini akan
4

memacu kegiatan penambangan, baik yang dilakukan perusahaan-perusahaan

besar maupun perusahaan kecil (tambang rakyat).

Kegiatan penambangan, disamping berdampak positif, juga tidak

jarang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan apabila tidak

dikelola dengan baik dan tidak memperhatikan keseimbangan dan daya

dukung lingkungan disekitarnya. Bukit atau pegunungan dan sumberdaya

alam lain seperti tanah dan sumber air semestinya tidak boleh rusak selama

proses dan pasca penambangan. Keinginan untuk mengalahkan kehidupan

ekonomi yang dinamis demi kehidupan masyarakat umum, tidak berarti

dibolehkan mengorbankan kelestarian lingkungan.

Aktivitas sektor-sektor penambangan dibeberapa tempat atau lokasi

sering mendatangkan masalah berupa penurunan kualitas lingkungan yang

disebabkan oleh pertambangan, termasuk melakukan reklamasi lahan pasca

penambangan sudah menjadi isu lokal dan nasional. Salah satu hal penting

dalam industri penambangan pasir kuarsa dengan sistem tambang terbuka di

Indonesia adalah bagaimana melakukan reklamasi lahan dan mengembalikan

agar kelestarian lingkungan tetap terjaga.

Masalah yang akan muncul di depan mata berikutnya adalah dampak

ekologis dari penutupan lokasi tambang maka sebelumnya perlu dipikirkan

dan dibuat suatu penelitian serta penataan ruang karena bila tidak dilakukan

kompehensif, maka penutupan tambang hanya akan meninggalkan kerusakan

bentang alam dan lingkungan, misalnya pada lokasi tambang terbuka yang

akan tersisa adalah lubang-lubang raksasa yang tidak bisa digunakan apa-apa,
5

kegiatan penambangan pasir kuarsa juga merubah bentang alam akibat

pengerukan bukit-bukit sehingga kehilangan fungsinya.

Kondisi seperti ini terjadi di Desa Sukajaya Kecamatan Pamarican

Kabupaten Ciamis. Desa Sukajaya merupakan desa yang melakukan kegiatan

penambangan pasir kuarsa untuk dijadikan sumber mata pencaharian

masyarakatnya. Pada awalnya kegiatan penambangan hanya dilakukan oleh

sebagain kecil masyarakat Desa Sukajaya karena keterbatasan pengetahuan

mereka tentang potensi sumberdaya alam yang ada disekitarnya. Seiring

dengan perkembangan zaman dan mudahnya penyebaran informasi lokasi

penambangan pasir kuarsa di Desa Sukajaya menarik para investor untuk

melakukan penambangan dengan skala yang lebih besar.

Dalam kegiatan pembangunan, pasir kuarsa merupakan salah satu

unsur yang sangat penting. Pasir kuarsa dapat digunakan sebagai bahan

pembuat keramik, gelas, batubata, semen dan lain-lain.

Penambangan pasir kuarsa di Desa Sukajaya melibatkan langsung

masyarakat desa dalam aktivitas penambangan. Sekitar 18 orang memiliki

lahan di daerah penambangan pasir kuarsa dan sekitar 112 orang bekerja

sebagai buruh dalam kegiatan penambangan. Kondisi ini memberi peluang

kepada masyaakat Desa Sukajaya untuk mendapatkan lapangan pekerjaan

yang menjanjikan.

Namun selain memberi lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat,

kegiatan penambangan pasir kuarsa di Desa Sukajaya Kecamatan Pamarican

Kabupaten Ciamis juga berdampak langsung terhadap kondisi lingkungan di


6

sekitar daerah penambangan. Jika tetap dibiarkan dan tidak ada penanganan

khusus terhadap kerusakan lingkungan di Desa Sukajaya akibat kegiatan

penambangan akan mempengaruhi keadaan sosial masyarakatnya.

Tuntutan moral yang berlaku dalam komunitas sosial manusia, kini

berlaku juga terhadap komunitas biotis dan komunitas ekologis. Artinya,

kewajiban dan tanggung jawab moral manusia tidak lagi hanya dibatasi

terhadap semua manusia. Manusia juga dituntut untuk mempunyai kewajiban

dan tanggung jawab moral terhadap lingkungan hidup dan kehidupan alam

semesta ini, bahkan semua entitas yang abiotis.

Berdasarkan permasalahan dan uraian diatas, maka perlu kiranya

dilakukan suatu penelitian dengan judul “DAMPAK KEGIATAN

PENAMBANGAN PASIR KUARSA TERHADAP LINGKUNGAN DI

DESA SUKAJAYA KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN

CIAMIS”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kegiatan penambangan pasir kuarsa di Desa Sukajaya

Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis?

2. Bagaimanakah dampak dari kegiatan penambangan pasir kuarsa di Desa

Sukajaya Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis?


7

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran judul penelitian maka

penulis akan memberikan pengertian beberapa konsep yang terkandung

dalam judul penelitian ini adalah :

1. Dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik bersifat

positif maupun negative (Alwi Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi Ketiga, 2000)

2. Kerusakan lingkungan adalah tindakan yang menimbulkan perubahan

langsung/tidak langsung terhadap fisik dan atau hayatinya yang

mengakibatkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi lagi dalam

menunjang pembangunan berkelanjutan.

3. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

4. Penambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,

penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan

bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas).

5. Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silica

(SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses

pengendapan.
8

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah kegiatan penambangan pasir kuarsa di

Desa Sukajaya Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis.

2. Untuk mengetahui bagaimanakah dampak dari kegiatan penambangan

pasir kuarsa di Desa Sukajaya Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Dapat mengetahui bagaimanakah kegiatan penambangan pasir kuarsa di

Desa Sukajaya Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis.

2. Dapat mengetahui bagaimanakah dampak dari kegiatan penambangan

pasir kuarsa di Desa Sukajaya Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis.

Anda mungkin juga menyukai