PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alamnya.
Terdapat beraneka ragam jenis bahan galian dan mineral yang terkandung di
dalamnya. Mineral merupakan sumberdaya alam yang proses pembentukannya
memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan. Mineral
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri atau produksi. Bahan
galian di bedakan menjadi 3 jenis
Bahan galian strategis disebut pula bahan galian golongan A
Bahan galian vital disebut pula sebagai bahan galian golongan B
Bahan galian non strategis dan non vital disebut pula bahan galian
golongan C
Bahan galian industri sebagian besar termasuk bahan galian golongan C,
walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan galian golongan yang lain.
Secara geologi bahan galian terdapat dalam ke tiga jenis batuan yang ada di
alam yaitu: batuan sedimen, metamorf, batuan beku. Baham galian tersebut
dapat di gunakan sebagai bahan bangunan dan untuk memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat.
Masalah lingkungan seperti pencemaran, kerusakan dan bencana dari
tahun ke tahun masih terus berlangsung dan semakin luas. Kondisi tersebut tidak
hanya menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan tetapi juga memberikan
dampak yang sangat serius bagi kesehatan dan jiwa manusia. Buruknya kualitas
lingkungan, di antaranya disebabkan antara lain oleh pertambahan penduduk
yang semakin pesat dan meningkatnya kebutuhan akan sumber daya.
Pertambahan penduduk telah meningkatkan kebutuhan terhadap sandang,
pangan, papan, air bersih dan energi. Hal tersebut mengakibatkan eksploitasi
terhadap sumber daya alam semakin tinggi serta cenderung mengabaikan
aspekaspek lingkungan hidup. Pertambahan jumlah penduduk dengan segala
konsekuensinya akan memerlukan lahan yang luas untuk melakukan aktivitasnya
dan memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan akan berdampak pada
penurunan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan (Kartodihardjo,
dkk.,2005). Kerusakan sumber daya alam terus mengalami peningkatan, baik
dalam jumlah maupun sebaran wilayahnya. Secara fisik kerusakan tersebut
disebabkan oleh tingginya eksploitasi yang dilakukan, bukan hanya dalam
kawasan produksi yang dibatasi oleh daya dukung sumber daya alam, melainkan
juga terjadi di dalam kawasan lindung dan konservasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Kerusakan tersebut disebabkan baik oleh usaha-usaha komersial
yang secara sah mendapat ijin maupun oleh individu-individu yang tidak
mendapat ijin. Kerusakan lingkungan karena eksploitasi tanah/lahan juga terjadi
di Desa Cikeusik. Jumlah penduduk yang terus meningkat dalam kondisiekonomi
yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan
pertanian menjadi pertambangan bahan galian C (pasir) tanpa memperhatikan
konservasi lahan.
Kabupaten Majalengka terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas
sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Majalengka.
Kantor Bupati terletak di Pendopo, selatan dari Alun-alun Majalengka berdekatan
dengan Masjid Agung Al Imam. Keadaan morfologi dan fisiografi wilayah
Kabupaten Majalengka sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh perbedaan
ketinggian suatu daerah dengan daerah lainnya.
Bagian utara wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di
bagian selatan berupa pegunungan. Gunung Ciremai (3.076 m) berada di bagian
timur,yakni di perbatasan dengan Kabupaten Kuningan. Gunung ini adalah
gunung tertinggi di Provinsi Jawa Barat, dan merupakan taman nasional, dengan
nama Taman Nasional Gunung Ciremai.
Dilihat dari letaknya yang cukup strategis, Kabupaten Majalengka memilki
sumber daya alam yang begitu besar, dari berbagai macam komoditas
(perkebunan, pertanian, dan pertambangan) yang dapat berperan besar dalam
kemajuan ekonomi masyarakatnya, salah satu contoh nyatanya adalah
petambangan pasir, daerah penambangan pasir yang salah satunya terdapat di
di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka.
Penambangan pasir dianggap memberikan kontribusi yang cukup besar
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Majalengka, Hal ini dapat
terlihat dari begitu banyaknya aktivitas penggalian pasir yang dilakukan oleh
masyarakat di berbagai daerah di Kabupaten Majalengka salah satunya di Desa
Cikeusik
Kecamatan
Sukahaji.
Kegiatan
penambangan
pasir
sering
dikonotasikan sebagai salah satu kegiatan yang merusak lingkungan, hal itu
dapat terjadi apabila kegiatan penambangan tidak dikelola dengan baik dan
benar maka setiap kegiatan penambangan pasti akan menimbulkan dampak
lingkungan, baik bersifat positif maupun bersifat negatif. Meskipun demikian
besarnya permintaan pasar terhadap pasir turut mendorong berkembangnya
kegiatan ini dengan pesat. Akibatnya, munculah berbagai masalah terhadap
lingkungan.
Gambar 1
Penambangan Pasir di Desa Cikeusik
II.
III.
TINJAUAN PUSTAKA
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Secara geografis Kecamatan Sukahaji terletak di timur Kabupaten
Majalengka yaitu antara 108o15 - 108o12 Bujur Timur, 6o48 - 6o56 Lintang
Selatan. Dengan luas wilayah 3.252 Ha. Dilihat dari topografinya, Kecamatan
Sukahaji sebagian besar desanya merupakan daerah dataran, dengan
ketinggian antara 17-580 mdpl. Adapun batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Selatan : Kecamatan Sindang dan Kecamatan Maja
Sebelah Barat
: Kecamatan Cigasong
Sebelah Utara
: Kecamatan Palasah dan Kecamatan Jatiwangi
Sebelah Timur
: Kecamatan Rajagaluh
Desa Cikeusik merupakan bagian dari wilayah dari wilayah administrasi
Kecamatan Sukahaji yang berada pada koordinat 108o1805 Bujur Timur,
6o4829 Lintang Selatan.dengan luas wilayah 321 hektar yang terdiri atas 3
Dusun, 3 RW dan 10 RT. Sedangkan jarak dari desa Cikeusik ke Ibu Kota
Kecamatan 3km, ke Ibu Kota Kabupaten 7km, dan ke Ibu Kota Provinsi
120km.
Secara
geografis,
Desa
Cikeusik
adalah
merupakan
wilayah
mata air Cigowek, Garadaha, Citelang, Racak dan mata air Leuwipicung serta di
dukung oleh mudahnya air bawah tanah. Adapun batas wilayah administrasi
Desa Cikeusik adalah :
Sebelah Barat
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
: Desa Palabuan
: Desa Jayi
: Desa Bayureja
: Desa Salagedang.
IV.
PEMBAHASAN
Dampak penambangan pasir ini, mengakibatkan dampak positif dan
masyarakat,
hal
ini
terlihat
pada
masyarakat
ekonomi
seseorang
atau
daya
kreativitas
masyarakat,
masyarakat
dapat
mencari
tempat
baru
untuk
mencari
makanan
demi
pasir
biasanya
Gambar 2
Jalan Rusak akibat Penambangan Pasir
V.
ANALISIS
Sumberdaya alam adalah barang public yang sulit dalam menentukan
Nilai
ekonomi
diukur
dalam
terminomologi
sebagai
Gambar 3
Taksonomi Valuasi Ekonomi untuk Sumberdaya Alam dan Lingkungan
(Sumber: Catatan Perkuliahan ESDL)
VI.
KESIMPULAN
Disusun Oleh:
Dwina Ilmia Andriany
Yoga Mustawa
Andi Irawan
Arini Kharisma Bariesta
10070312024
10070312047
10070312061
10070312083