Anda di halaman 1dari 5

DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP KUALITAS AIR TANAH DAN EROSI

APRIL 26, 2017 | GICHAY

Untuk memenuhi Tugas Pertama Individu Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan.

Oleh: Gita Yuliana Bernadus (34414595) / 3ID01

Latar Belakang

Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai
ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah
permukaan bumi dan di bawah permukaan air (Badan Pusat Statistik, 2017). Kegiatan pertambangan
pada dasarnya membawa dampak dalam dua sisi, yaitu sisi yang memacu kemakmuran ekonomi dan sisi
yang mengacu pada perubahan lingkungan disekitarnya yang memerlukan proses pemulihan.

Batu bara adalah salah satu komoditi tambang yang banyak diusahakan di Indonesia dalam rangka
memenuhi kebutuhan energi. Tambang batubara di Indonesia umumnya dilakukan dengan cara
tambang terbuka dan beberapa tambang bawah tanah, yang secara umum berdampak pada kerusakan
permukaan bumi. Dampak tersebut secara otomatis akan mengganggu ekosistem diatasnya, termasuk
tata air (Subardja, 2007). Hasil dari pertambangan batubara yang berupa lubang, selain berdampak pada
perubahan tata air tanah juga disinyalir memiliki peluang untuk terjadinya bencana erosi karena
perubahan struktur tanah yang awalnya kokoh menjadi berlubang dan rentan akan longsor. Air
(terutama air tanah) adalah sumber kehidupan bagi makhluk hidup terutama manusia, air yang baik
dapat meningkatkan kualitas hidup, dan sebaliknya air yang buruk dapat menurunkan kualitas hidup dan
jika air tercemar dapat membahayakan makhluk hidup yg menggunakan dan mengkonsumsinya.
Fenomena seperti erosi mungkin tidak terlalu kentara, tetapi jika erosi tersebut terus berlanjut dapat
menyebabkan bencana yang lebih besar lagi seperti longsor yang tentunya dapat membahayakan
makhluk hidup disekitarnya.

Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya perlu dilakukan pengkajian ulang, untuk mengetahui


apakah kemakmuran ekonomi yang didapatkan layak jika dibandingkan dengan dampak lingkungan
imbasnya terutama dalam segi air tanah dan peluang bencana seperti erosi. Jika kemakmuran ekonomi
yang didapatkan layak, tentunya tetap diperlukan identifikasi akan permasalahan-permasalahan yang
timbul akibat kegiatan pertambangan batubara yang nantinya akan dijadikan referensi dalam
menanggulangi dampak yang terjadi.
Pembahasan

Seperti yang kita ketahui, pertambangan batu bara memiliki dua sisi dampak, yaitu dampak
kemakmuran ekonomi bagi masyarakat sekitar tambang dan sumber devisit negara, serta dampak
perubahan lingkungan alam sekitar tambang yang cenderung bersifat negatif dan sangat memerlukan
tindakan lebih lanjut dalam proses pemulihannya.

Dampak pertama tentunya tidak perlu ditanyakan lagi, negara yang memiliki tambang terutama energi
yang dibutuhkan oleh hamper semua orang pastinya akan makmur dan maju dan biasanya akan
menjadikan tambang tersebut sebagai pemasukan keuangan utama negara, salah satunya negara
tersebut yaitu Indonesia. Indonesia memiliki potensi sumber daya batubara sekitar 60 miliar ton dengan
cadangan 7 miliar ton. Dapat dibayangkan betapa banyaknya tambang batubara yang ada di Indonesia.
Dampak perubahan lingkungan alam sekitar tambang yang cenderung negatif juga tidak boleh kita
lupakan. Kemakmuran dan kesejahteraan yang dibawa oleh tambang batubara ternyata juga diikuti oleh
suatu dampak perubahan lingkungan yang berakibat pada ketidakseimbangan ekosistem lingkungan,
seperti pada kondisi air tanah dan erosi.

Di berbagai Negara, para ilmuwan telah membuktikan bahwa tambang batubara menyebabkan polusi
air. Secara umum dampak dari air asam tambang (acid mine drainage) terutama dari tambang-tambang
yang ditinggalkan, terasa ratusan bahkan ribuan kilometer sungai secara global meliputi :

Kontaminasi air minum

Kontaminasi suplai air industri

Mengganggu pertumbuhan dan reproduksi flora dan fauna air

Membatasi fungsi sungai dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Menurunkan hasil panen pertanian

Menurunkan hasil panen perikanan

Penurunan nilai lahan/[roperti yang berada di sekitar badan air yang tercemar asam tambang.
Air asam tambang terbentuk akibat terpaparnya bebatuan alami saat proses pembukaan tambang. Air
asam terbentuk saat mineral sulfide teroksidasi dan bercampur dengan air. Kualitas air semakin
menurun saat logam-logam berbahaya terlarut di dalamnya dan bebatuan sekitar. Tercemarnya air
tanah didaerah sekitar tambang dengan asam tambang tersebut dapat membahayakan makhluk hidup
disekitaran tambang yang menggunakan maupun mengkonsumsinya.

Kawasan pertambangan yang juga dapat menimbulkan dampak erosi yang dapat berakibat buruk
terhadap lahan dan ekosistem dikawasan sekitar tambang. Hempasan air hujan akan langsung
menumbuk permukaan tanah yang menyebabkan terjadinya erosi. Tumbukan air hujan secara terus
menerus dapat mengikis lapisan atas tanah (top soil) sehingga dapat menimbulkan longsor. Dengan
longsornya lapisan tanah yang kaya unsur hara tersebut akan menghambat pertumbuhan vegetasi pada
tanah yang ditinggalkannya, juga dapat membahayakan makhluk hidup disekitaran tambang. Antara
terkena longsor yang dapat membahayakan nyawa, maupun banjir akibat erosi yang tentunya dapat
menimbulkan kerugian. Tidak hanya manusia, makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan juga dapat
terkena dampaknya, seperti hewan dapat terganggu habitatnya yang dapat mengakibatkan perubahan
fatal pada ekosistem daerah-daerah sekitar tambang.

Kesimpulan

Pertambangan batubara memang memiliki dampak positif berupa kemakmuran ekonomi hasil tambang.
Namun, pertambangan batubara juga membawa dampak negatif berupa perubahan lingkungan alam
yang mengakibatkan berubahnya ekosistem lingkungan sekitar tambang seperti tercemarnya air tanah
dan peluang bencana seperti erosi. Pertambangan batubara dapat menyebabkan perubahan pada air
tanah didaerah sekitar tambang karena air asam tambang yang dapat menyebabkan kerugian pada
makhluk hidup disekitar tambang seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Kegiatan pertambangan batu
bara juga dapat menyebabkan erosi yang berakibat pada berubahnya struktur tanah dan memiliki
peluang untuk longsor yang tentunya sangat berbahaya bagi makhluk hidup disekitar tambang.

Perlu dilakukan penanggulangan yang tentunya adalah solusi terhadap dampak dan pengaruh negatif
dari pertambangan batubara. Solusi tersebut salah satunya yaitu dengan pendekatan teknologi dan
lingkungan. Pendekatan teknologi dapat diterapkan dalam rangka menanggulangi pencemaran air akibat
pertambangan batubara, yaitu seperti dengan menerapkan pengolahan limbah hasil tambang untuk
mencegah dan mengurangi asam tambang bercampur dengan air tanah. Pendekatan lingkungan dapat
diterapkan dalam upaya menggulangi erosi tanah disekitar tambang seperti reklamasi tambang lama
dan reboisasi lahan disekitar tambang maupun bekas tambang.

Daftar Pustaka

https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/10

Subardja, A et al. 2007. Pemulihan Kualitas Lingkungan Penambangan Batubara: Karakterisaasi dan
Pengendalian air asam Tambang di Berau. Laporan Teknis, Proyek DIPA Puslit Geoteknologi LIPI TA
2007.

http://ordinaryyogo.blogspot.co.id/2015/06/kerusakan-kualitas-air-akibat-kegiatan.html

http://muchlis-vatriadi.blogspot.co.id/2013/12/makalah-dampak-pertambangan-di-berau.html

Dyah Marganingrum dan Rhazista Noviardi. 2010. PENCEMARAN AIR DAN TANAH DI KAWASAN
PERTAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL, KALIMANTAN TIMUR. Riset Geologi dan
Pertambangan Vol. 20 No. 1, Pusat penelitian Geoteknologi LIPI: Bandung.

http://saveour-nature.blogspot.co.id/2013/01/dampak-negatif-penambangan-batubara.html

Lampiran
Gambar Pertambangan Batubara:

Contoh berita:

http://www.voaindonesia.com/a/eksploitasi-batu-bara-rusak-kalimantan/1803156.html

https://www.merdeka.com/peristiwa/longsor-tambang-batu-bara-di-kukar-satu-korban-ditemukan-
tewas.htm

Anda mungkin juga menyukai