Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PERSEPSI DAN KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH:
1. HIKMAWATI
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan hikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Perilaku Organisasi.
Makalah ini merupakan salah satu tugas Perilaku Organisasi pada Sekolah
Tinggi Elektronika dan Komputer Semarang (STEKOM).Selanjutnya kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Daniel
Jerry,S.Kom.,M.Si.,M.Cs(cand) selaku dosen pengajar mata kuliah Perilaku
Organisasi dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan paper ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif
bagi kita semua.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 4
A.Latar belakang…………………………………………………………. 4
B.Rumusan masalah………………………………………………………. 5
C.Tujuan………………………………………………………………….. 5
D.Manfaat penulisan……………………………………………………… 5
BAB II PENYAJIAN…........................................................................... 6
A. Persepsi ................................................................................................. 6
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi persespi ………………….............. 7
C. Kesalahan persepsi…………………………………………............... 9
D. Komunikasi…………………………………………………............. 10
E. Proses dan Unsur komunikasi……………………………….............. 15
BAB III PENUTUP…............................................................................. 21
A. Kesimpulan ……………………………….............................. 21
B. Saran …………………………………………………………. 22
C. Daftar Pustaka ……………………………………………...... 23
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya persepsi tergantung pada komunikasi, komunikasi
pun tergantung pada persepsi, keduanya merupakan berkaitan sangat erat. Persepsi
timbul karena adamya faktor internal dan eksternal, faktor internal antara lain
tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai
tujuan. Sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan.
Persepsi dan komunikasi ini amat erat dan penting sekali diketahui guna
memahami ilmu prilaku. Komunikasi terjadi jika seseorang ingin menyampaikan
informasi kepada orang lain. dan komunikasi tersebut dapat berjalan baik dan tepat
dan jika penyampaian informasi tadi menyampaikannya dengan patut, dan penerima
informasi menerimanya tidak dalam bentuk distorsi.
Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, lewat penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Persepsi adalah suatu proses
kognitif yang kompleks dan yang menghasilkan suatu gambar unik tentang
kenyataan yang barangkali sangat berbeda dengan kenyataannya.
Komunikasi merupakan hal yang amat penting dalam perilaku organisasi,
komunikasi tidak sekedar proses penyampaian informasi yang simbol-simbolnya
dapat dilihat, didengar, dan dimengerti, tetapi proses penyampaian informasi secara
keseluruhan termasuk di dalamnya perasaan dan sikap dari orang yang
menyampaiakan tersebut.
Komunikasi acap kali dipergunakan sebagai alasan terjadinya serta persoalan
di dunia ini, sebagaimana dikatakan oleh Hicks dan Gullet :
Perhaps it is true, as some one has suggested, that the heart of all the world’s
problems-at least men with each others is man’s inability to communicate as well as
he thunk he is communicating.
(Barangkali adalah benar yang telah disarankan seseorang, bahwa jantung persoalan-
persoalan di dunia ini adalah sedikitnya karena ketidakmampuan manusia untuk
berkomunikasi dengan sebaik yang ia perkirakan dalam berkomunikasi).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan persepsi dan apa saja subproses dalam persepsi?
2. Apakah Prinsip-prinsip dalam pemilihan persepsi?
3. hal apasaja yang dibutuhkan dalam Organisasi presepsi?
4. Mengapa diperlukan adanya Presepsi sosial?
5. Apakah Pengertian Komunikasi dan Aspek apasaja yang penting di dalam
berkomunikasi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar Dapat mengetahui apa itu presepsi dan subproses apasaja yang ada dalam
persepsi tersebut.
2. Agar dapat mengetahui prinsip prinsip dalam pemilihan persepsi
3. Agar dapat mengetahui hal hal penting apasaja yang di perlukan dalam organisasi
persepsi
4. Agar dapat mengetahui alasan mengapa di perlukan adanya persepsi sosial.
5. Agar dapa mengetahui pengertian dan aspek – aspek yang penting dalam sebuah
komunikasi.

D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah yaitu Meningkatkan pengetahuan penulis dan
pembaca dan Mengetahui dan mengerti tentang persepsi dan komunikasi.
BAB II
PENYAJIAN

A. PERSEPSI
1. Pengertian Persepsi
Persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu;
proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui penginderaannya. Persepsi
adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan
pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman
psikologi. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa
persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu
pencatatan yang benar terhadap situasi.
Berikut ini beberapa pengertian persepsi menurut para ahli yaitu:
a) Brian Fellows, Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme
menerima dan menganalisis informasi
b) Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken, Persepsi adalah sarana yang
memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.
c) Philip Goodaracre dan Jennifer Follers, Persepsi adalah proses mental yang
digunakan untuk mengenali rangsangan.
d) Joseph A. Devito, Persepsi adalah proses dengan makna kita menjadi sadar akan
banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita.

Hammer dan Organ berpendapat mengenai persepsi yaitu, Manusia dalam


mengorganisasikan, menafsirkan, dan memberi arti kepada suatu rangsangan selalu
menggunakan inderanya, yaitu melalui proses mendengar, melihat, merasa, meraba,
dan mencium, yang dapat terjadi terpisah-pisah atau serentak. Intensitas dan tingkat
penggunaan indera akan mempengaruhi pula tingkat kepekaan seseorang dan ini
kemudian turut mempengaruhi persepsi, dan pemecahan masalah dari seseorang.
Selain itu terdapat pula unsur lainnya, seperti yang di kemukakan oleh Combs
cs mengemukakan sebagai berikut:”Setiap kali seseorang dihadapkan pada suatu
rangsangan yang sudah biasa ia hadapi, maka ia akan langsung mengumpulkan
informasi (dari pengalamannya) dan membandingkannya dengan rangsangan yang
ia hadapi sekarang. Bagaimana ia memberi arti terhadap rangsangan tersebut
tergantung kepada keperibadian dan aspirasi yang bersangkutan.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).
Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi.
Walupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan
sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori (Desiderato).
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, lewat penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Persepsi adalah suatu proses
kognitif yang kompleks dan yang menghasilkan suatu gambar unik tentang
kenyataan yang barangkali sangat berbeda dari kenyataannya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi sangat bersifat pribadi dan
usaha sungguh-sungguh memahami persepsi orang merupakan bagian penting dari
studi perilaku organisasi. Dalam kehidupan berorganisasi, sering sekali kita
dihadapkan pada perbedaan interpretasi yang menyebabkan perbedaan pilihan
tindakan dan perilaku terhadap suatu obyek yang sama.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang, yaitu:
a) Psikologi.
Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu yang terjadi di alam dunia ini
sangat pengaruhi oleh keadaan psikologi.
b) Famili.
Pengaruh yang besar terhadap anak-anak adalah familinya, orangtua yang telah
mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan
di dunia ini.
c) Kebudayaan.
Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor
yang kuat di dalam mempengaruhi sikap nilai dan cara seseorang memandang dan
memahami keadaan di dunia ini.
Faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain:
a) Intensitas.
Semakin besar intensitas stimulus dari luar, semakin besar juga hal itu dapat
dipahami.
b) Ukuran.
Semakin besar ukuran suatu objek semakin mudah untuk diketahui
c) Berlawanan atau Kontras.
Prinsip berlawana dengan sekelilingnya ini akan menarik banyak perhatian.

d) Pengulangan.
Stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dari
pada yang sekali dilihat atau di dengar

e) Gerakan.
Orang akan memberikan banyak perhatian kepada benda yang bergerak.

Faktor-faktor dari dalam yang mempengaruhi persepsi adalah :


1. Belajar dan persepsi. Contoh: seseorang anak yang telah diajari oleh orang tuanya
bahwa daging babi itu haram dan liur anjing itu mengandung najis, maka pada diri
anak akan timbul persepsi bahwa anjing dan babi itu harus dijauhi.
2. Motivasi dan pesepsi motivasi mempengaruhi terjadinya persepsi. Sebagai contoh:
membicarakan tentang seks akan sangat menarik perhatian, tetapi bagi masyarakat
yang sudah biasa tidak begitu menarik.
3. Persepsi dan kepribadian, kepribadian, nilai-nilai, dan juga termasuk usia akan
mempengaruhi persepsi seseorang. Contoh: pada usia-usia tua lebih senang dengan
musik-musik klasik sedang pada usisa muda lebih suka musik yang lain.

Pengorganisasian persepsi itu meliputi tiga hal, yaitu :

a) Kesamaan dan Ketidaksamaan.


Suatu objek yang mempunyai ciri yang sama dipersepsi ada hubungannya,
sedangkan suatu objek yang mempunyai ciri yang tidak sama adalah terpisah.

b) Kedekatan dalam Ruang.


Objek atau peristiwa yang dilihat oleh orang karena adanya kedekatan dalam
ruang tertentu, akan dengan mudah diartikan sebagai objek atau peristiwa yang ada
hubungannya.

c) Kedekatan dalam Waktu.


Objek atau peristiwa juga dilihat sebagai hal yang mempunyai hubungan karena
adanya kedekatan atau kesamaan dalam waktu
C. KESALAHAN PERSEPSI
Persepsi merupakan suatu proses dimana individu mampu mengartikan
lingkungan sekitarnya dengan panca indera yang dimiliki. Berdasarkan buku
Perilaku Organisasi (Robbins, 2001) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
memengaruhi persepsi individu diantaranya adalah:
1) Pemberi kesan
2) Sasaran
3) Situasi

Meskipun persepsi merupakan hasil pengamatan dari panca indera, namun pada
kenyataannya terdapat kesalahan-kesalahan persepsi dari individu yaitu:

1) Efek Halo
Efek Halo merupakan proses individu menginterpretasikan sesuatu hanya
berdasarkan satu karakteristik saja. dalam halo effect orang yang mempersepsi
mempergunakan satu kepribadian seseorang sebagai dasar untuk menilai orang
tersebut secara keseluruhan.
2) Kesan pertama.
Tidak jarang ketika kita bertemu pertama kali dengan orang lain kita mempunyai
kesan tertentu, entah kesan baik atau buruk. Namun seringkali kita terpengaruh
terhadap kesan pertama tersebut dan dijadikan dasar untuk memberi penilaian
berikutnya.
3) Proyeksi
Proyeksi yang menimbulkan kesalahan persepsi disini adalah individu
membandingkan karakteristik diri sendiri dengan karakteristik individu lain dalam
situasi yang sama.

4) Pembentukan Stereotip
Yang dimaksud dengan stereotype adalah kecenderungan melihat orang bukan
berdasarkan perilaku individual orang tersebut tetapi berdasarkan perilaku
kelompoknya. Stereotype biasanya didasarkan pada jenis kelamin, ras, umur, agama,
kewarganegaraan, atau pekerjaan.
D. KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi atau pesan dari
penyampai informasi kepada penerima informasi. Unsur-unsur dalam komunikasi
yaitu:
1) Komunikan (penyampai informasi)
2) Pesan
3) Komunikator (penerima informasi)
4) Media
Pentingnya komunikasi dalam organisasi dalam hal ini organisasi mampu
berjalan dengan adanya komunikasi yang lancar yang dilakukan oleh individu-
individu yang terlibat didalamnya. Pertama, lewat komunikasi yang baik pemimpin
mampu mengeluarkan ide-ide kreatifnya kepada bawahan begitupun sebaliknya.
Kedua, dengan strategi komunikasi yang baik mampu menyelesaikan masalah-
masalah yang terdapat dalam organisasi tersebut.
Komunikasi Organisasi merupakan bentuk pertukaran pesan antara unit-unit
komunikasi yang berada dalam organisasi tertentu.
Menurut Wiryanto, Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu
sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat
resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.
Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.
Komunikasi organisasi serupa dengan komunikasi internal. Pengertian dari
komunikasi internal adalah pertukaran gagasan di antara para administrator dan
karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai
pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga
pekerjaan dapat berjalan.
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi
organisasi,hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta
budaya organisasi.
Gaya Komunikasi Mengendalikan

Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The Controlling Style)


ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan
mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang
menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau
one-way communications.
Pihak - pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih
memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk
berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk
berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan
balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan
pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan
pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan
kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’
gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada
orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering
dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif,
dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang
bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan
orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.

Gaya Komunikasi Dua Arah

Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya,
setiap anggota organisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan
ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana
yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan
pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan
kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya
arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua
arah (two-way communication).
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini,
adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan
membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun
dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak
komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan
kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu
permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin
berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu
organisasi.

Gaya Komunikasi Berstruktur

Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara


tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,
penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender)
lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan
jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur
yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University,
menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama
Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan mereka
bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu
merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi,
kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
muncul.

Gaya Komunikasi Dinamis

Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena


pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi
pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering
dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga
(salesmen atau saleswomen).
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang
pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi
ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat
kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai
kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.
1. Beberapa Hal Mengenai Komunikasi
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua
orang atau lebih sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. Delapan unsur pokok di
dalam proses komunikasi yaitu sebagi berikut:
a) Pengiriman/Sumber adalah orang yang mempunyai ide untuk mengadakan
komunikasi.
b) Encoding adalah menterjemahkan informasi menjadi serangkaian simbol untuk
komunikasi.
c) Message (pesan) adalah informasi yang sudah disandikan dikirimkan oleh pengirim
kepada penerima.
d) Channel (saluran) adalah media komunikasi formal antara seorang pengrim dan
seorang penerima.
e) Receiver (penerima) adalah individu yang menanggapi pesa dari pengirim.
f) Decoding (pengartian) adalah interpretasi suatu pesan menjadi informasi yang
berarti.
g) Noise (gangguan) adalah faktor yang menimbulkan gangguan, kebingungan
terhadap komunikasi.
h) Umpan balik adalah balikan dari proses komunikasi sebagai suatu reaksi terhadap
informasi yang disampaikan oleh pegirim.

Jenis Komunikasi Organisasi

Menurut Pace and Fules, terdapat beberapa jenis komunikasi terarah dalam
komunikasi organisasi, sebagai berikut.

Komunikasi Atasan ke Bawahan (Downward communication)

Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran
manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari
atas ke bawah ini adalah:
a) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan
(job rationale)
c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures
and practices)
d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level
(1972): Metode Penulisan, Metode Lisan, Metode Tulisan diikuti Lisan, dan Metode
Lisan diikuti Tulisan.

Komunikasi Bawahan ke Atasan (Upward Communication)

Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada
atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah sebagai
penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan,
penyampaian informasi mengenai persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas
yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran-saran perbaikan
dari bawahan, penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun
pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya
segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh
informasi dari bawah. Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi
ke atas terlihat amat sulit: 1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan
pikiran mereka 2. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang
dialami pegawai 3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan
pegawai 4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa
yang disampaikan pegawai

Komunikasi Horisontal (Horizontal Communication)

Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang
memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah untuk
memperbaiki koordinasi tugas, upaya pemecahan masalah, saling berbagi informasi,
upaya pemecahan konflik, dan upaya membina hubungan melalui kegiatan bersama.
Komunikasi Lintas Saluran (Interline Communication)

Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional.


Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena
biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena
terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-
orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan
kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.
Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-
saluran:

1. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta


izin terlebih dahulu dari atasannya langsung
2. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus
memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya.

E. PROSES DAN UNSUR KOMUNIKASI


A. PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan
kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara
komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan. Proses komunikasi
dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk
mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :

Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi


dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak
motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil
menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak).
Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat
abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi.
Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat
penyandi: mengubah pesan abstrak menjadi konkret.

Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi,


mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut
transmitter, alat pengirim pesan.

Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan
dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.

Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi


melalui peralatan jasmaniah komunikan.

Penyandian Balik, pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang
komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal
budinya berhasil menguraikannya (decoding).

Penginterpretasian, pada tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang


komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
B. UNSUR – UNSUR ORGANISASI
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain
sebagai berikut :

1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama


Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang
dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya
organisasi menjadi saat bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerja sama,
sebab setiap orang tidak mengetahui bagaimana cara bekerja sama tersebut akan
dilaksanakan. Pengertian tempat di sini dalam arti yang konkrit, tetapi dalam arti
yang abstrak, sehingga dengan demikian tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu
menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah wadah
sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi
buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.

2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang


Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses
kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut di
lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna
dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai
kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu
organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan antar
kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-
baiknya.

3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing


Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau
pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian
kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata
lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan
bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.
4. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu
perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik
hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi tidak baik. Selain itu dengan cara
mengorganisasi secara baik akan mendapat keuntungan antara lain sebagai berikut :
- Pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara
efisien dan efektif

Organisasi juga mempunyai unsur-unsur pendukung agar bisa berjalan dan


terlaksana, berikut unsur-unsur organisasi :
1) Man
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering
disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari
semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri
dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam
organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan
fungsinya masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semua itu
secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
2) Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan
yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena
itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya
dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-
sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3) Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan
tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir
tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang
harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network).
4) Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua
sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah,
gedung/bangunan/kantor).
5) Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi.
kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan
(regulation) yang telah ditetapkan. Dan juga beberapa tujuan tertentu,
6) Pemahaman Unsur-Unsur Organisasi
Unsur-unsur dasar organisasi dipahami secara selektif untuk menciptakan
evaluasi dan reaksi yang menunjukan apkah yang dimaksud oleh setiap unsur dasar
tersebut dan seberapa baik unsur-unsur ini beroperasi bagi kebaikan anggota
organisasi.
Unsur-unsur organisasi tidak secara langsung menciptakan iklim komunikasi
organisasi, tetapi bergantung pada persepsi anggota organisasi mengenai :

1. Nilai hukum dan peraturan tersebut


2. Kegiatan-kegiatan yang dikenai hukum dan peraturan tersebut

7) Pengaruh Komunikasi
Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam
produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi.
Usaha dalam hal ini merujuk kepada penggunaan tubuh secara fisik dalam bentuk
mengangkat, berbiara, atau berjalan, dan memecahkan masalah.
Usaha biasanya terdiri atas 4 unsur :

1. Aktivitas
2. Langkah-langkah pelaksanaan kerja
3. Kualias hasil
4. Pola waktu kerja
Kesediaan untuk melakukan usaha sungguh-sungguh atas nama organisasi adalah
satu dari tiga factor komitmen organisasi. Kepercayaan yang kuat serta penerimaan
atas tujuan serta nilai-nilai organisasi, dan keinginan yang besar untuk
mempertahankan keanggotaan dalam organisasi adalah dua factor komitmen
organisasi lainya.
Iklim komunikasi dalam organisasi mempunyai konsekuensi penting bagi
pergantian dan masa kerja pegawai dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif
cenderung meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi. Proses-proses
interaksi yang terlibat dalam perkembangan iklim komunikasi organisasi juga
memberi andil pada beberapa pengaruh penting dalam restrukturisasi, reorganisasi,
dan dalam menghidupkan kembali unsur-unsur dasar organisasi.
8) Kepuasan Komunikasi Organisasi
Kepuasan atas komunikasi kadang-kadang dikacaukan dengan iklim komunikasi
, alasannya adalah bahwa iklim, merupakan fungsi dari bagaimana kepuasan anggota
terhadap komunikasi dalam organisasi.Kepuasan menggambarkan suatu konsep
individu dan konsep mikro sedangkan iklim merupakan konsep makro dan konsep
gabungan.
Kepuasan juga menggambarkan evaluasi atas suat keadaan internal afektif,
sedangkan iklim merupakan deskripsi kondisi eksternal bagi indivivu. Iklim terdiri
dari suatu citra gabungan entitas atau fenomena global, seperti komunikasi atau
organisasi. Kepuasan menggambarkan reaksi afektif individu ata shasil-hasil yang
dinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi dalam organisasi.
Istilah kepuasan komunikasi digunakan untuk menyatakan keseluruhan tingkat
kepuasan yang di rasakan pegawai dalam lingkungan awl komunikasinya. Meskipun
komunikasi terlihat bertumpang tindih dengan iklim komunikasi.Kepuasan
komunikasi ini cenderung memperkaya gagasan iklim dengan menyoroti tingkat
individu dan pribadi.
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dua istilah persepsi dan komunikasi ini amat erat dan penting sekali
diketahui guna memahami ilmu perilaku ini. Komunikasi terjadi jika seseorang ingin
menyampaikan informasi kepada orang lain. Dan komunikasi tersebut dapat berjalan
baik dan tepat jika penyampai informasi tadi menyampaikannya dengan patut, dan
penerima informasi menerimanya tidak dalam bentuk distorsi.
Jika dalam proses penyampaian informasi tidak patut dan terjadi distorsi,
maka komunikasi semacam ini dapat dikatakan komunikasi yang tidak efektif atau
mengalami kegagalan. Kegagalan berkomunikasi bisa terjadi karena banyak
hambatan-hambatan. Salah satu hambatan yang ditimbulkan dari unsur manusia
yang terlibat didalamnya ialah karena persepsi yang berbeda.
Dalam persepsi yang amat menarik dibicarakan adalah proses pemilihan
persepsi, yakni suatu proses bagaimana seseorang bisa tertarik pada suatu objek
sehingga menimbulkan adanya suatu persepsi mengenai objek tersebut. Adapun
faktor penyebab bagaimana seseorang tertarik pada objek tersebut dapat
dikelompokkan atas dua hal yakni faktor dari luar diri seseorang dan faktor dari
dalam diri sendiri. Faktor dari luar misalnya karena intensitas, ukuran, kontras,
pengulangan, gerakan, dan objek tersebut baru atau sudah dikenal. Adapun faktor
dari dalam terdiri dari proses pemahamam atau learning, motivasi, dan kepribadian
seseorang.
Istilah lain lagi yang amat berhubungan dengan persepsi adalah komunikasi.
Banyak pengertian yang dikemukakan tentang komunikasi ini, tetapi ada tiga aspek
penting yang merupakan kontinum dibahas dalam buku ini. Tiga aspek tersebut
adalah informasi, proses komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar
orang. Mengenai informasi ada tiga hal penting yang dikemukakan dalam bab ini
sehingga dapat memberikan pengertian tentang sifat hakekatnya. Tiga hal itu antara
lain kelebihan, pengertian, dan umpan balik. Dengan demikian jika suatu informasi
yang dikomunikasikan itu berlebihan akan menimbulkan beberapa reaksi, misalnya
orang-orang berkomunikasi gagal memperhitungkan dengan tepat informasi yang
diterimanya, banyak membuat kesalahan, menumpuk pekerjaan, penyaringan
informasi, mengerti hanya garis besarnya saja, melempar tugas ke orang lain, dan
menghindar dengan sengaja informasi yang datang. Adapun sifat lain dari informasi
adalah pengertian dan umpan balik. Penerimaan dan pemahaman penerima
informasi akan mempengaruhi pengertian ini, demikian pula umpan balik dari
informasi tersebut.

B. SARAN
Persepsi dan Komunikasi merupakan alat terpenting dalam berorganisasi,
Karena tanpa adanya komunikasi, organisasi tidak akan berjalan dengan maksimal.
Jadi disarankan dalam sebuah organisasi harus dibarengi dengan komunikasi yang
baik agar tercapai sebuah organisasi yang baik
C. Daftar Pustaka
 Kotler, Phillip. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation&
Control. Prentice Hall Int,1995.
 Gaspersz, Vincent. Manajemen Bisnis Total dalam Era Globalisasi. Jakarta :
Penerbit PT.Gramedia, 1997.
 Pace, R. Wayne; Faules, Don F. (1993-12-01). Organizational Communication.
Prentice Hall. ISBN 9780136438007. p.184
 ^Indonesia)[jihadi.staff.umm.ac.id/files/2010/01/2_komunikasi_organisasi.pdf
]
 ^ ,Teori-teori komunikasi|pusat penerbitan universitas terbuka
 ^ Sendjaja, S Djuarsa.1994, Teori Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
 https://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi
 http://www.kajianpustaka.com/2012/10/teori-pengertian-proses-faktor-
persepsi.html
 /persepsi-dan-komunikasi-dalam-organisasi.html
 /persepsi-dan-komunikasi-perilaku.html

Anda mungkin juga menyukai