2. Tambang Terbuka
Dilakukan pertama-tama dengan mengupas lapisan tanah penutup. Pada saat ini
metode penambangan mana yang akan dipilih dan kemungkinan mendapatkan
peralatan tidak mengalami masalah. Peralatan yang ada sekarang dapat
dimodifikasi sehingga berfungsi ganda. Perlu diketahui bahwa berbagai jenis
batubara memerlukan jenis dan peralatan yang berbeda pula. Mesin-mesin
tambang modern sudah dapat digunakan untuk kegiatan penambangan dengan
jangkauan kerja yang lebih luas dan mampu melaksanakan berbagai macam
pekerjaan tanpa perlu dilakukan perubahan dan modifikasi besar. Pemilihan
metode panambangan batubara baik yang akan ditambang secara tambang dalam
ataupun tambang terbuka ditentukan oleh factor :
a. Biaya penambangan
b. Batubara yang dapat diambil (coal recovery)
c. Pengotoran hasil produksi oleh batuan ikutan
Dalam memperhitungkan biaya penambangan dengan metode tambang terbuka
harus termasuk juga biaya pembuangan tanah penutup batubara sampai pada
kemiringan lereng yang seaman mungkin (slope angle). Perbandingan antara
lapisan batuan tanah penutup dengan batubara merupakan factor penentu dalam
memilih metode penambangan, untuk itu perlu dihitung terlebih dahulu break even
stripping ratio, yaitu perbandingan antara selisih biaya untuk penambangan satu
ton batubara secara tambang dalam dan tambang terbuka dibagi dengan biaya
pembuangan setiap ton tanah penutup lapisan batubara.
Pada saat ini sebagian besar penambangan batubara dilakukan dengan metode
tambang terbuka, lebih-lebih setelah digunakannya alat-alat besar yang mempunyai
kapasitas muat dan angkut yang besar untuk membuang lapisan tanah penutup
batubara. Dengan demikian pekerjaan pembuangan lapisan tanah penutup batubara
menjadi lebih murah dan menekan biaya ekstraksi batubara. Selain itu prosentase
batubara yang diambil jauh lebih besar dibanding dengan batubara yang dapat
diekstraksi dengan cara tambang dalam. Penambangan batubara dengan metode
tambang terbuka saat ini diperoleh 85% dari total mineable reserve, sedang dengan
metode tambang dalam paling besar hanya 50% saja. Walaupun demikian
penambangan secara tambang terbuka mempunyai keterbatasan yaitu :
a. Dengan peralatan yang ada pada saat sekarang ini keterbatasan kedalaman
lapisan batubara yang dapat ditambang.
b. Pertimbangan ekonomis antara biaya pembuangan batuan penutup dengan biaya
pengambilan batubara
1. Contour Mining
Tipe penambangan ini pada umumnya dilakukan pada endapan batubara yang
terdapat di pegunungan atau perbukitan. Penambangan batubara dimulai pada
suatu singkapan lapisan batubara dipermukaan atau cropline dan selanjutnya
mengikuti garis contour sekeliling bukit atau pegunungan tersebut. Lapisan batuan
penutup batubara dibuang kearah lereng bukit dan selanjutnya batuan yang telah
tersingkap diambil dan diangkut. Kegiatan penambangan berikutnya dimulai lagi
seperti tersebut diatas pada lapisan batubara yang lain sampai pada suatu ketebalan
lapisan penutup batubara yang menentukan batas limit ekonominya atau sampai
batas maksimum kedalaman dimana peralatan tambang tersebut dapat bekerja.
Batas ekonomis ini ditentukan oleh beberapa variable antara lain :
Peralatan yang digunakan untuk cara penambangan ini pada umumnya memakai
peralatan yang mempunyai mobilitas tinggi atau dikenal mobile equipment. Alat-
alat besar seperti :
a. Alat muat : wheel loader, track loader, face shovel, back hoe
b. Alat angkut jarak jauh : off highway dump truck
c. Alat angkut jarak dekat : scraper
Alat-alat tersebut dipergunakan untuk pekerjaan pembuangan lapisan penutup
batubara, sedangkan untuk pengambilan batubaranya dapat digunakan dengan alat
yang sama atau yang lebih kecil tergantung tingkat produksinya. Kapasitas alat
angkut berupa off highway dump truck antara 18 ton sampai 170 ton. Di Indonesia,
tipe contour mining diterapkan antara lain di Tambang Batubara Ombilin Sawah
Lunto Sumatera Barat.
Ditempat ini penambangan secara besar-besaran telah dimulai sejak tahun 1977
dengan menggunakan mobile equipment berupa alat muat yang terdiri dari front
end loader berkapasitas 5-6 m3 dan face shovel 7 m3, sedang untuk alat angkut
digunakan off highway dump truck berkapasitas 35 ton dan 50 ton, selain itu
dipergunakan scrapper kapasitas 15 m3. Mengingat batuan penutupnya sangat
keras maka digunakan peledakan, dengan menggunakan beberapa unit alat bor drill
blasthole machine yang mempunyai kemampuan bor berdiameter sampai 6 inches,
sedangkan bahan peledaknya dipergunakan ammonium nitrat dan solar (ANFO).
Pengekstraksian batubara digunakan excavator berukuran 4 m3 dengan alat angkut
berupa coal houler kapasitas 18 ton.
Open pit mining adalah cara penambangan secara terbuka dalam pengertian umum.
Apabila hal ini diterapkan pada endapan batubara dilakukan dengan jalan
membuang lapisan batuan penutup sehingga lapisan batubaranya tersingkap dan
selanjutnya siap untuk diekstraksi. Peralatan yang dipakai pada penambangan
secara open pit dapat bermacam-macam tergantung pada jenis dan keadaan batuan
penutup yang akan dibuang. Dalam memilih peralatan perlu dipertimbangkan :
1. Peralatan yang bersifat mobile antara lain track shovel, front end loader,
bulldozer, scrapper
2. Peralatan yang bersifat bekerja secara continue membuang lapisan tanah
penutup tanpa dibantu alat angkut.
3. Stripping Mining
Kejadian tersebut diatas disebabkan oleh terlepasnya energy yang tersimpan secara
alamiah dalam endapan batubara. Energy yang terpendam tersebut merupakan
akibat terjadinya perubahan atau deformasi bentuk endapan batubara selama
berlangsungnya pembentukan deposit tersebut. Pelepasan energy tersebut
disebabkan oleh adanya perubahan keseimbangan tegangan yang terdapat pada
massa batuan akibat dilakukannya kegiatan pembuatan lubang-lubang bukaan
tambang. Disamping itu kegagalan dapat disebabkan batuan dan batubara itu tidak
mempunyai daya penyangga disamping factor-faktor alami dari keadaan geologi
endapan batubara.
Penambangan batubara secara tambang dalam kenyataannya sangat ditentukan
oleh cara mengusahakan agar lubang bukaan dapat dipertahankan selama mungkin
pada saat berlangsungnya penambangan batubara dengan biaya rendah atau
seekonomis mungkin. Untuk mencapai keinginan tersebut maka pada setiap
pembuatan lubang bukaan selalu diusahakan agar :
1. Kemampuan penyangga dari atap lapisan
2. Kekuatan lantai lapisan batubara
3. Kemampuan daya dukung pillar penyangga
Dimanfaatkan semaksimal mungkin. Namun apabila cara manfaat sifat alamiah
tersebut sulit dicapai maka beberapa cara penyanggaan batuan telah diciptakan
oleh ahli tambang. Metode panambangan secara tambang dalam pada garis
besarnya dapat dibedakan yaitu :
a. Room and Pillar atau disebut pula Board and Pillar
b. Longwall
Kedua metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri
terutama pada keadaan endapan batubara yang dihadapi disamping factor lainnya
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode penambangan tersebut.