Anda di halaman 1dari 11

MEMPERTAHANKAN KELESTARIAN EKOSISTEM DI MALANG SELATAN SEBAGAI ANTISIPASI DIBUKANYA JALUR LINTAS SELATAN

MAKALAH

OLEH MUHAMMAD ASROFI AL-KINDI MUHAMMAD CHOIRU NASTAIN

KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) GONDANGLEGI Jl. Raya Putat Lor Gondanglegi Telp (0341)879741 Juli 2012

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu misi dari delapan misi yang akan diwujudkan Kabupaten Malang ialah meningkatkan kualitas dan fungsi lingkungan hidup serta pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Misi ini bertujuan meningkatkan kualitas fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang ditandai dengan semakin menurunnya kasus pelanggaran lingkungan, meningkatkan luas lahan yang dihutankan kembali dan penghijauan serta meningkatkan sumber daya alam yang terkelola. Misi di atas harus dipertanggungjawabkan oleh pemerintah dan masyarakat Kabupaten Malang. Tanggung jawab ini dipertegas oleh undangundang nomor 5 tahun 1990 bab 1 pasal 4 tentang konservasi sumber daya alam yang berbunyi konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya merupakan tanggung jawab dan kewajiban pemerintah serta masyarakat. Namun, realita yang terjadi di lapangan kurang sesuai dengan misi tersebut, seperti yang kita ketahui pada jalur lintas selatan yang membentang dari Kecamatan Tirtoyudo hingga Donomulyo. Pembangunan jalur tersebut kurang memperhatikan kelayakan pembangunan berwawasan lingkungan. Padahal, keadaan geografis Malang Selatan berupa daerah yang labil karena rawan gempa serta longsor. Kondisi tersebut terungkap ketika Komisi D DPRD Jawa Timur melakukan kunjungan kerja (kunker) di Jalur Lintas Selatan (JLS) Kabupaten Malang pada Jumat 29 Januari 2010. Padahal jalan tersebut belum dipakai, tapi ada beberapa bagian yang kondisinya sudah retakretak, kata Wakil Ketua Komisi D Mahdi. Hal serupa juga diungkapkan anggota Komisi D DPRD Jatim, Jalaludin Alham. Dia mengatakan dalam kunker JLS, pihaknya banyak menemukan kejanggalan dalam pengerjaan proyek tersebut. Dia menilai pembangunan mega proyek tersebut tidak sesuai dengan bestek (besaran teknis). Sebab sebagian jalan yang menghubungkan Malang, Blitar dan Lumajang, banyak terjadi keretakan. Keretakan itu

dikarenakan tidak ada penahan di sisi jalan. Pelaksanaan proyek tersebut hanya terfokus pada pengaspalan jalan saja. Di sisi lain pembangunan Jalur Lintas Selatan banyak memberi manfaat berupa peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat, mobilitas penduduk, serta pertumbuhan kawasan ekonomi, yang banyak mengurangi ruang terbuka hijau (RTH). Inilah masalah yang akan timbul setelah JLS diresmikan sebagai jalur utama antarkabupaten di Provinsi Jawa Timur. Pembangunan JLS merupakan usaha pemerintah dan masyarakat dalam memajukan kesejahteraan penduduk, namun dampak dari pembangunan sendiri justru mengurangi RTH yang mengakibatkan kerusakan alam serta berdampak pada penurunan kesejahteraan generasi yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembangunan berwawasan lingkungan, yangs berkelanjutan dan RTH tetap bisa dilestarikan keberadaannya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas ditentukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah karakteristik wilayah di lingkup pembangunan Jalur Lintas Selatan di Malang Selatan ? 2. Bagaimanakah dampak Jalur Lintas Selatan terhadap lingkungan sekitar Malang Selatan ? 3. Bagaimanakah upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi dampak yang akan muncul setelah dibukanya Jalur Lintas Selatan ?

BAB II PEMBAHASAN

A. Karakteristik Wilayah di Lingkup Jalur Lintas Selatan Malang selatan terletak pada pesisir selatan Pulau Jawa, sehingga memiliki daerah berupa karst atau kapur dan pantai-pantai bertebing curam. Dengan vegetasi utama kayu jati serta keanekaragaman flora fauna seperti macan kumbang, bulus, kura-kura, biawak, landak dan berbagai macam fauna lainnya. Bahkan pernah ditemukan satwa yang hampir punah seperti banteng Jawa dan harimau putih. Beberapa vegetasi berupa pohon bakau sebagai pihak penyangga daerah Jalur Lintas Selatan yang tumbuh di pesisir pantai. Dari sisi geologis, Malang Selatan terletak di daerah tumbukan dua lempeng tektonik Indo Australia yang bergerak menuju utara dan Eurasia ke selatan. Keduanya saling bergerak sekitar 7 cm. sehingga rawan akan terjadi gempa dan tsunami. Walaupun tergolong sebagai daerah kapur, ternyata daerah Malang Selatan mempunyai potensi di bidang pertanian dan pertambangan, seperti lahan pertanian di Kecamatan Wonomulyo dan pasir besi di Pantai Wonorogo Kecamatan Gedangan. Selain kedua potensi di atas Malang Selatan juga menyimpan potensi pariwisata pantai dan gua seperti Pantai Ngliyep, Balekambang, Junggring Saloka, Licin, Sendang Biru, Bajul Mati, Kondang Merak, Gua Cina, dan lain-lain.

B. Dampak Pembangunan Jalur Lintas Selatan terhadap Lingkungan Sekitar Dalam suatu pembangunan pasti menimbulkan dampak atau pengaruh positif maupun negatif. Adapun dampak dari pembangunan JLS antara lain: a. Dampak yang telah terjadi selama pembangunan Jalur Lintas Selatan a) Dampak positif 1. Menunjang perekonomian Kabupaten Malang 2. Memudahkan akses transportasi antarkabupaten di Jawa Timur 3. Meratakan pembangunan di Kabupaten Malang 4. Memudahkan pemanfaatan potensi yang ada di Malang Selatan

b) Dampak negatif 1. Berkurangnya daerah resapan air akibat dari pengerasan jalan 2. Berkurangnya ruang terbuka hijau 3. Peralihan fungsi lahan pertanian menuju lahan terbangun 4. Meningkatnya potensi banjir dan longsor akibat berkurangnya ruang terbuka hijau 5. Merusak ekosistem dalam skala kecil b. Dampak yang akan terjadi setelah Jalur Lintas Selatan dibuka a) Dampak positif 1. Tumbuhnya kawasan ekonomi di daerah Malang Selatan 2. Meningkatnya lapangan pekerjaan, karena usaha pemerintah dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia 3. Meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Malang melalui potensi pariwisata yang ada 4. Memudahkan akses transportasi antarkabupaten 5. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan di daerah sekitar Jalur Lintas Selatan 6. Meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar pembangunan 7. Memudahkan pemerintah dalam menambah fasilitas-fasilitas baru
b) Dampak negatif

1. Rusaknya ekosistem hutan, sawah, sungai, dan pantai, akibat dari peralihan fungsi lahan hijau menuju lahan terbangun. 2. Peresapan air berkurang karena kemungkinan peralihan fungsi lahan menjadi lahan terbangun seperti pengerasan jalan, pengerasan permukaan tanah, perumahan, industri, serta gedunggedung baru. 3. Udara bersih semakin berkurang karena banyaknya kendaraan yang melewati Jalur Lintas Selatan. 4. Lahan kosong banyak dimanfaatkan untuk bisnis dan investasi. Ditandai adanya sikap masyarakat setempat yang kurang berwawasan masa depan. Mereka mudah terlena dengan harga lahan yang melambung tinggi.

5. Karena pembangunan Jalur Lintas Selatan berdekatan dengan pinggiran pantai, maka tidak menutup kemungkinan, abrasi atau pengikisan oleh air laut menjadikan tanah mudah longsor. Bisa dipastikan, ekosistem pantai mengalami kerusakan yang berangsurangsur. 6. Reklamasi adalah pengurukan laut untuk dijadikan lahan. Reklamasi disebabkan oleh tingginya kebutuhan lahan baik untuk perekonomian atau pun lainnya. Reklamasi akan menyebabkan rusaknya ekosistem karena pengambilan tanah dari bukit-bukit di sekitar Jalur Lintas Selatan 7. Erosi yang disebabkan oleh air laut karena matinya atau rusaknya hutan bakau sebagai penahan gelombang. 8. Tanah ambles adalah turunnya permukaan tanah secara tiba-tiba akibat intrusi air laut 9. Intrusi air laut adalah masuknya air laut ke dalam permukaan tanah karena pengambilan air tanah secara besar-besaran. Sehingga tanah menjadi tidak subur dan berdampak pada ekosistem hutan. 10. Ledakan penduduk berakibat pada kepadatan penduduk yang dapat menimbulkan pemukiman kumuh. 11. Sampah akan semakin banyak jika suatu daerah mengalami kepadatan penduduk. 12. Longsor disebabkan tidak adanya penahan erosi seperti pepohonan. Pohon-pohon hilang akibat pembangunan secara besar-besaran. Apalagi daerahnya berbukit-bukit seperti keadaan morfologi di daerah Jalur Lintas Selatan. 13. Macan, biawak, dan binatang-binatang banyak menempati daerah sekitar Jalur Lintas Selatan. Bahkan ada rumor, di daerah sekitar Jalur Lintas Selatan masih terdapat harimau Jawa Albino. Belum lagi seperti bulus, kura-kura serta binatang beraneka ragam lain yang mempunyai habitat di sekitar pembangunan akan mengalami penurunan pada kuantitasnya, akibat dari emigrasi fauna.

C. Upaya-Upaya yang Perlu Dilakukan dalam Mengantisipasi Dampak yang akan Muncul setelah Dibukanya Jalur Lintas Selatan Adapun antisipasi yang perlu dilakukan antara lain: 1. Membatasi antara ruang terbuka hijau dengan ruang terbangun. Diberikan batasan-batasan terhadap area yang boleh dibuat bangunan dengan area yang dilarang didirikan suatu bangunan maupun pengerasan permukaan. 2. Membatasi kuota pemberian IMB (Izin Mendirikan Bangunan) terhadap pihak yang akan mendirikan bangunan di area Jalur Lintas Selatan. 3. Dilakukan sosialisasi tentang dampak pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan terhadap daerah Jalur Lintas Selatan di masa yang akan datang. 4. Mengutamakan daerah labil, dimanfaatkan untuk area hijau, serta melarang pendirian bangunan-bangunan di area tersebut. 5. Menggalakkan konservasi sumber daya alam, sesuai Undang-Undang nomor 5 tahun 1990 BAB I pasal 3 tentang konservasi SDA dan ekosistem yang berbunyi Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan : 1. Karakteristik Malang Selatan didominasi oleh perbukitan dan pantai-pantai bertebing curam, serta tanah berkapur yang mengandung mineral. Keadaan ini memang menyulitkan akses transportasi dan mobilitas penduduk. Namun, jika keadaan ini dimanfaatkan dengan baik dan benar maka daerah Malang Selatan akan menjadi daerah yang strategis untuk perekonomian dan perdagangan di Jawa Timur. 2. Dampak yang ditimbulkan Jalur Lintas Selatan selama ini belum begitu terlihat. Namun, diprediksi beberapa tahun yang akan datang, jalur ini memberikan pengaruh yang besar terhadap daerah di sekitarnya. Baik dampak positif maupun negatif. 3. Usaha mempertahankan kelestarian lingkungan di Jalur Lintas Selatan, diperlukan upaya penyelamatan area hijau, konservasi alam sejak dini, dan melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. B. Saran Adapun saran yang dapat menunjang penulisan dan pembahasan masalah sebagai berikut: 1. Bagi pemerintah, sebaiknya lebih memperhatikan kelestarian alam dan pembangunan berwawasan lingkungan di dalam mega proyek Jalur Lintas Selatan, agar dampak buruk yang terjadi di Jalur Pantai Utara tidak sampai terulang di Jalur Lintas Selatan. 2. Bagi masyarakat, diharapkan untuk ikut serta dalam proses pembangunan Jalur Lintas Selatan yang berwawasan lingkungan, dengan cara menjaga kelestarian ekosistem, meskipun daerah itu akan beralih fungsi. 3. Bagi pembaca, diharapkan memberikan kritik dan saran untuk penulisan makalah, karena masih diperlukan pembenahan-pembenahan untuk menuju kesempurnaan.

DAFTAR PUSTAKA http://www.google.com Diakses pada tanggal 03 Juli 2012 http://malangraya.web.id/2009/08/25/dephut-tolak-keinginan-pemkabmengelola-pasir-besi/ Diakses pada tanggal 03 Juli 2012 http://malangraya.web.id/2009/03/16/gus-ipul-jls-prioritas-utamapemprov/ Diakses pada tanggal 03 Juli 2012 http://malangraya.web.id/2009/08/30/rp-150-m-untuk-perbaikan-jalanjalur-selatan/. Diakses pada tanggal 03 Juli 2012 UU No 05 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Djamin, Djanius.2006.Pembangunan dan Pengembangan Wilayah.Medan:USU Press

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama Nomor Induk : Muhammad Asrofi Al-Kindi : 2521

adalah ketua tim Delegasi Olimpiade Geografi UM 2012 dari SMA/MA/SMAK*) MAN Gondanglegi menyatakan bahwa tulisan ini

adalah hasil karya kami dan belum pernah dipublikasikan dalam olimpiade/lomba yang lain. Jika terbukti tulisan ini adalah hasil jiplakan, maka kami bersedia menerima sanksi apapun dari panitia penyelenggara Olimpiade Geografi UM 2012.

Mengetahui, Guru Pendamping Tim

Hormat saya, Ketua Tim

Ady Irawan SP.d

(M. Asrofi Al-Kindi) NIS. 2521

NIP. 197910212009011006

*) Coret yang tidak perlu

BIODATA

Guru Pembimbing Nama Tempat, Tgl Lahir Alamat : Ady Irawan SP.d : Malang, 21 Oktober 1979 : Jalan Gatot Subroto 27 Turen

Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang No telepon : (0341) 2900719 / 08563540488

Ketua Kelompok Nama Tempat, Tgl Lahir Alamat : Muhammad Asrofi Al-Kindi : Malang, 12 januari 1996 : Panggungrejo, Gondanglegi, Malang

Anggota Kelompok Nama Tempat, Tgl Lahir Alamat : Muhammad Choiru Nastain : Malang, 08 Desember 1995 : Rt. 34 Rw 08 Panggungwaru, Sumberoto, Donomulyo, Malang

10

Anda mungkin juga menyukai