Anda di halaman 1dari 4

FORMAT LEMBAR JAWABAN SOAL UJIAN

Nama : Yusi Ega Pratama


Nomor Mahasiswa : 20/455025/GE/09259
Mata kuliah/Kode : Pengembangan Pulau Pulau Kecil dan Pesisir/GPW2205
Ujian Semester : Ujian Tengah Semester 3
Tahun Akademik : 2021
Nomor Urut/Presensi : 48
Tanggal Ujian : 6 Oktober 2021

SOAL A : Drs. Joko Christanto, M.Sc.

1. Berikan alasan secara singkat mengapa wilayah pesisir dan pulau pulau kecil perlu
dikelola secara terpadu dan berkelanjutan

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Indonesia yang jumlahnya puluhan ribu memiliki
nilai yang luar biasa sehingga pengelolaannya perlu diatur dengan Undang-Undang. Undang-
Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Pengembangan pesisir dan pulau kecil perlu dikelola secara terpadu karena merupakan kekayaan
yang dikuasai oleh negara, yang perlu dijaga kelestariannya dan dimanfaatkan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat, baik bagi generasi sekarang maupun bagi generasi yang akan datang
dan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil memiliki keragaman potensi Sumber Daya Alam
yang tinggi, dan sangat penting bagi pengembangan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, dan
penyangga kedaulatan bangsa, oleh karena itu perlu dikelola secara berkelanjutan dan
berwawasaan global, dengan memperhatikan aspirasi dan partisipasi masyarakat, dan tata nilai
bangsa yang berdasarkan norma hukum nasional
Kawasan pesisir perlu dikelola secara terpadu dan berkelanjutan karena kawasan pesisir
itu sendiri merupakan area yang paling produktif yang menyediakan berbagai habitat dan
layanan ekosistem yang berharga serta selalu menarik perhatian manusia dan aktivitas manusia.
Kelengkapan dalam kawasan pesisir juga menjadikan daerah ini sebagai kawasan eksotis yang
memiliki daya tarik ekonomi yang luar biasa baik secara lokal maupun internasional.. Berbagai
bisnis dapat dengan cepat di sekitar wilayah pesisir. Akibatnya kita dapat memastikan juga
bahwa kawasan ini merupakan kawasan yang benar-benar memperoleh tekanan yang besar.
Konsentrasi populasi, ketersediaan sumber daya dalam jangka panjang bisa mengakibatkan
kelangkaan sumber daya. Apabila terjadi kehilangan sumber daya (biodiversity loss), keragaman
genetik, dan bencana lainnya potensial mengganggu keberlanjutannya. Kondisi yang ada saat ini
seperti perubahan iklim, tsunami, rob, bahkan degradasi air tawar menyebabkan terjadinya risiko
penurunan kualitas kawasan. Kerusakan ekosistem dan hilangnya barier pantai mempercepat
terjadi penurunan kemampuan kawasan dalam me-recovery. Untuk itu perlu kebijakan yang
mampu memproteksi dan menopang keberlanjutan dari wilayah pesisir itu sendiri agar dampak
aktivitas manusia dapat dikendalikan dan sebagian wilayah pesisir dipertahankan untuk
konservasi.

2. Sebutkan dan uraikan secara singkat potensi, kendala, peluang dan tantangan
pengembangan wilayah pesisir dan pulau pulau kecil

Potensi pembangunan sumberdaya pesisir, laut dan pulau pulau kecil adalah sumbedaya
yang dapat diperbaharui yaitu perikanan, hutan magrove, terumbu karang, industri. Sumberdaya
yang tidak dapat di perbaharui yaitu minyak bumi, harta karun, bahan tambang dan muneral.
Energi kelautan yaitu pasang surut, gelombang, angin. Jasa lingkungan yaitu pariwisata,
perhubungan dan kepelabuhan. Selain itu masih terdapat potensi sumberdaya alam yaitu yang
bersifat hayati, non hayati, dan jasa lingkungan. Sumber daya hayati merupakan sumberdaya
alam yang bersifat hidup contohnya seperti tumbuhan dan hewan. Contoh sumber daya hayati di
pulau-pulau kecil dan pesisir adalah ikan, mangrove, padang lamun, dan terumbu karang.
Sumberdaya non pesisir dan pulau kecil merupakan sumberdaya bersifat tidak hidup dan
umumnya digunakan sebagai bahan pertambangan. Contohnya pasir laut, bio-farmasi,
polimetalic nodules. Sumberdaya jasa lingkungan berupa keindahan alam, permukaan dasar laut
tempat instalasi bawah air yang terkait dengan kelautan dan perikanan serta energi gelombang
laut yang terdapat di wilayah pesisir (UU RI Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil).
Selain potensi yang ada, dalam proses pengembangan pulau-pulau pesisir juga terdapat
kendala dan tantangannya sendiri. Tantangan dan kendala tersebut diantaranya sebagian besar
penduduk yang ada diwilayah pesisir merupakan penduduk yang miskin sehingga sangat
bergantung pada sumber daya yang ada dalam wilayah pesisir untuk menjadi sumber
penghidupannya. Adanya pertumbuhan penduduk seperti migrasi dan urbanisasi juga menjadi
salah satu tantangan yang harus dihadapi dalam proses pengembangan wilayah pulau-pulau kecil
dan pesisir dan eksploitasu yang berlebihan terhadap sumberdaya alam pesisir. Tantangan yang
diberikan atas pengembangan pulau kecil dan kepesisiran adalah bagaimana cara kita untuk
memanfaatkan atau mengelola sumberdaya tersebut. Tantangan untuk sumberdaya non hayati
butuh alat-alat untuk menunjang pemanfaatan sumberdaya tersebut, kemudian ketika
memanfaatkan sumberdaya tersebut harus dapat memperkirakan sebanyak apa pengambilan
tersebut karena sumberdaya tersebut tidak dapat diperbarui dan butuh waktu lama untuk
memperbaiki. Sedangkan tantangan untuk jasa lingkungan dapat dimanfaatkan selama tidak
merusak bagian dari jasa lingkungan tersebut dan harap memberikan timbal balik kepada
lingkungan
Pengembangan wilayah pesisir dan pulau pulau kecil juga menciptakan peluang berupa
wisata-wisata di dalam pulau-pulau kecil dan pesisir tersebut seperti wisata bahari, terestial, dan
kultural. Wilayah pesisir di Indonesia memiliki peluang untuk menjadi produsen (exporter) dan
juga sebagai simpul transportasi laut di Wilayah Asia Pasifik. Hal ini dapat menggambarkan
peluang untuk meningkatkan pemasaran produk-produk sektor industri Indonesia yang tumbuh
cepat (4-9%)

3. Uraikan secara singkat faktor penyebab kerusakan dan penurunan potensi


sumberdaya alam di wilayah pesisir dan pulau pulau kecil

Faktor penyebab kerusakan dan penurunan potensi sumberdaya alam di wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil dapat diakibatkan oleh faktor manusia maupun alam. Dari faktor manusia
dapat disebabkan oleh permintaan manusia terhadap sumberdaya alam yang melebihi kapasitas
ekosistem wilayah tersebut. Kemudian, limbah organik dan logam berat dari industri juga dapat
merusak ekosistem di pesisir. Gejala overfishing (penangkapan ikan yang berlebihan) dapat
mengurangi stok ikan yang termaksud. Selain itu penyebab kerusakan lingkungan di wilayah
pesisir tersebut lebih didominasi oleh pencemaran minyak, sampah, abrasi pantai, kerusakan
mangrove dan terumbu karang. Dengan melihat penyebab kerusakan tersebut dapat dilihat
bahwa aktivitas manusia lah yang menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan di wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil. Jika dilihat dari dampak kerusakan tersebut sebagai besar akan
berdampak kepada aktivitas manusia dan lingkungan, seperti rusaknya biota laut, terancamnya
pemukiman nelayan, terancamnya mata pencaharian nelayan dan sebagainya. Selain itu,
ekspliotasi sumberdaya yang berlebihan tanpa diiringi konservasi juga bisa menyebabkan jumlah
sumberdaya akan cepat habis dan dapat musnah
Dari faktor alam, fenomena erosi dan sedimentasi serta banjir dan kekeringan akan
membentuk suatu keseimbangan baru yang tidak akan menimbulkan kerusakan lingkungan
dankerugian serius terhadap kehidupan umat manusia. Akan tetapi, ketika erosi dan sedimentasi
serta banjir dan kekeringan diperparah akbiat ulah manusia, seperti penggundulan hutan,
melakukan kegiatan pertanian dan permukiman pada lahan dengan kemiringan lebih dari 40
derajat, melakukan kegiatan pertanian di sepanjang daerah aliran sungai tanpa upaya konservasi
tanah yang memadai, dan membuat rekayasa dan konstruksi pantai tanpa mengindahkan
dinamika hidro-oseanografi setempat, maka terjadilah persitiwa erosi dan sedimentasi serta
banjir dan kekeringan yang dapat merugikan.

Anda mungkin juga menyukai