Anda di halaman 1dari 16

PENGELOLAAN EKOSISTEM PESISIR

TOPIK : DEGRADASI EKOSISTEM PESISIR

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Akhmadi, M.Si
Elga Araina, S.Si, M.Pd
1.Febbyolla Indah Lestari (193010209012)
KELOMPOK 4 2.Siti Latifah (193010209014)
3.Muhamas Abrar (193020209023)
Pengertian Degresi

Degradasi merupakan perubahan dalam suatu


ekosistem seringkali menyebabkan ekosistem
menjadi tidak stabil, yang kemudian seluruh
aktivitas di dalam ekosistem menjadi
terganggu. Perubahan ekosistem seringkali
disebut juga dengan degradasi ekosistem.
Ekosistem pantai mempunyai berbagai sumber daya alam yang berpotensi
untuk dikembangkan. Salah satu potensinya meliputi keanekaragaman
hayati ekosistem terumbu karang, padang lamun dan mangrove. Jenis
ekosistem ini merupakan habitat nursery ground bagi berbagai macam
spesies ikan karang (Epinephelus sp), gastropoda (Thrombus sp), bivalvia
(Anadara sp), dan kepiting bakau (Scylla serrata). Namun demikian,
semakin meningkatnya upaya pengelolaan sumber daya pesisir dan laut
yang kurang berwawasan lingkungan, sehingga telah berdampak terhadap
penurunan produktivitas primer perairan. Melimpahnya zat hara di zone
yang menjadi pusat perkembangan kegiatan industri perikanan dan
pariwisata akan berkurang peranannya. Padahal peranan positif ekologis
terumbu karang-padang lamun-mangrove adalah sebagai penyeimbang.
faktor biologis, fisis dan kemis (Nybakken, 1992). Misalnya: akar
mangrove, khususnya Rhizophora apicullata dan R. mucronata berperan
sebagai perangkap sedimen terhadap komunitas padang lamun dan terumbu.
Demikian juga peranan terumbu karang sebagai penghalang empasan
gelombang terhadap komunitas padang lamun. Kriterium baik atau
buruknya parameter lingkungan perairan pantai bergantung pada hubungan
interaksi ketiga komunitas tersebut. Perubahan dalam suatu ekosistem
seringkali menyebabkan ekosistem menjadi tidak stabil, yang kemudian
seluruh aktivitas di dalam ekosistem menjadi terganggu. Perubahan
ekosistem seringkali disebut juga dengan degradasi ekosistem. Terjadinya
degradasi di dalam suatu ekosistem kemudian dapat menyebabkan
menurunnya fungsi ekosistem secara ekologis dan ekonomis Salah satu
penyebab menurunnya ekosistem yang paling significan adalah manusia.
Hal ini terjadi ketika manusia memanfaatkan sumber daya alam untuk
kesejahteraan mereka.
Jenis dan faktor penyebab terjadinya degradasi lingkungan
pesisir

Menurut Mustika (2017), jenis dan faktor penyebab terjadinya degradasi


lingkungan pesisir antara lain adalah:
1. Pertama, hilangnya mangrove. Hutan mangrove semakin berkurang dari
tahun ke tahun karena pohon mangrove banyak diambil oleh masyarakat
setempat dan digunakan untuk kayu bakar dan pembukaan lahan baru untuk
pemukiman. Hilangnya kawasan mangrove sebagai penahan gelombang dan
angin serta aliran air laut dan menimbulkan abrasi serta rob yang lebih cepat
ke daratan. Akibatnya sebagian tambak hilang, salinitas tambak meningkat,
tegalan dan sawah menjadi bersalinitas tinggi serta hilangnya sebagian
pemukiman
2. Kedua, gelombang. Gelombang besar
hampir terjadi di seluruh pesisir disebabkan
oleh pemanasan global yang terjadi di seluruh
dunia. Gelombang ini mengakibatkan
pengikisan pantai sehingga terjadi abrasi.
Akibat langsung dari abrasi ini hilangnya
rumah yang berada di pinggir pantai dan
pantai semakin sempit dari tahun ke tahun. Di
samping itu pepohonan juga banyak yang
tumbang. Upaya mengatasi telah dilakukan
oleh masyarakat dan pemerintah dengan cara
membuat penahan gelombang sepanjang
pantai dengan pemasangan bronjong, yaitu
berupa batu gunung yang dimasukkan ke
dalam jaring terbuat dari kawat baja.
3. Ketiga, air pasang (rob). Air pasang
adalah gejala pasang naik turunnya air
laut yang dapat dilihat pada pantai laut
yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
dan matahari. Air pasang terjadi hampir
di seluruh pesisir. Air pasang ini tidak
hanya merendam permukiman tetapi juga
persawahan penduduk, fasilitas umum
seperti sekolah.
4. Keempat, penyempitan dan pendangkalan
muara sungai. Penyempitan dan
pendangkalan sungai seringkali terjadi di
lingkungan pesisir. Akibatnya jarak tempuh
nelayan untuk melaut semakin jauh, karena
harus berputar untuk mencapai muara
sungai. Di samping itu juga terjadi
pendangkalan sungai yang menyebabkan
kapal nelayan tidak bisa setiap saat pergi
melaut karena harus menunggu air pasang.
Pendangkalan sungai ini juga menutup
muara sungai dengan terbentuknya delta di
muara sungai.
5. Kelima, pencemaran perairan.
Pencemaran yang terjadi pada pantai pada
umumnya akibat pembuangan sampah
yang tidak pada tempatnya, hal ini
disebabkan kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap kebersihan
lingkungan dan masih ada anggapan laut
sebagai tempat sampah yang besar. Di
samping ke laut, sampah juga dibuang ke
sungai yang merupakan salah satu
penyebab pendangkalan sungai. Selain itu
pembuangan dari muara sungai yang
bermuara ke pantai yang membawa
sampah dari hulu sungai seperti ranting-
ranting pohon dan lain-lain.
Faktor Lain Yang Meyebabkan Degradasi Ekosistem Pesisir Adalah
Sebagai Berikut :

• Kegiatan manusia yang dapat menyebabkan terjadinya degradasi


wilayah pantai
• Pembukaan hutan manggrove untuk dijadikan tambak udang dan
kayunya dijadikan bahan bangunan.
• Penggunaan plastik, kaleng, peptisida, bahan bakar untuk kebutuhan
aktivitas manusia.
• Ekploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
DAMPAK YANG TERJADI AKIBAT DEGRADASI
EKOSISTEM PANTAI

Konsekuensi yang akan ditimbulkan akibat terjadinya


aktivitas manusia untuk mengeksploitasi dan
mengonversi habis daerah pesisirnya. Yaitu hilangnya
dan terkikisnya pulau-pulau kecil di Indonesia. Perlu
memang untuk dicermati dan direnungkan agar
kehilangan pulau tidak terus berlanjut. Namun yang
paling penting adalah mencegah hilangnya dan
punahnya ekosistem dan habitat mangrove dan pesisir,
hilang dan punahnya keanekragaman hayati baik flora
maupun fauna baik di darat maupun di perairan. Dan
penting rasanya untuk kita hayati bersama agar
dampak-dampak lingkungan seperti abrasi, intrusi, dan
banjir tidak terjadi.
Abrasi Pantai. Pantauan media masa nasional sepanjang
tahun 2005 menunjukkan bahwa sedikitnya telah terjadi 7 Kerusakan Mangrove dan Terumbu Karang.
kasus abrasi pantai di seluruh wilayah Indonesia. penyebab Pada umumnya, kerusakan terumbu karang dan
utama terjadinya abrasi pantai adalah tidak optimalnya hutan mangrove disebabkan oleh kegiatan-
penahan gelombang dan banyaknya aktivitas manusia yang kegiatan manusia perikanan yang bersifat
tidak bertanggung jawab, seperti perusakan karang pantai, destruktif, yaitu penggunaan bahan-bahan peledak,
penebangan bakau, penambangan pasir, serta bangunan yang bahan beracun (cyanida), dan juga aktivitas
melewati garis pantai. penambangan karang untuk bahan bangunan,
reklamasi pantai, kegiatan pariwisata yang kurang
Pencemaran Pantai. Dari sekian banyak penyebab kerusakan bertanggung jawab, dan sedimentasi akibat
lingkungan laut dan pesisir, pencemaran merupakan faktor meningkatnya erosi dan lahan atas..
yang paling penting. Hal ini disebabkan karena pencemaran
tidak saja dapat merusak atau mematikan komponen biotik
(hayati) perairan, tetapi dapat pula membahayakan kesehatan Kematian Sumber daya Hayati. Kasus matinya
atau bahkan mematikan manusia yang memanfaatkan biota sumber daya hayati di wilayah pesisir tahun 2008
atau perairan yang tercemar. turut menambah rumitnya permasalahan
lingkungan di wilayah pesisir.
KONSEP DALAM MENCEGAH TERJADINYA DEGRADASI EKOSITEM PANTAI

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga ekosistem pantai, ekosistem
pulau dan ekosistem mangrove yaitu :

(1) dibangun suatu konsep pengelolaan yang berbasis berkelanjutan (sustainable), memiliki visi ke depan
(future time), terintegrasinya kepentingan ekonomi dan ekologi, dan pelibatan masyarakat.
(2) membangun Kawasan hutan lindung, yaitu kawasan hutan yang ditetapkan fungsinya untuk melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, dan nilai bersejarah,
budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.
(3) Melakukan Kegiatan rehabilitasi hutan harus memperhatikan pola adaptasi tanaman, kesesuaian lahan dan
lingkungan, sebaiknya jenis-jenis endemik setempat, serta disukai dan memberikan tambahan ekonomi bagi
masyarakat.
(4) Perlu dibangun renstra pengelolaan pada ekosistem yang dapat mengurangi tekanan masyarakat terhadap
hutan mangrove diantaranya dilakukan pengalihan mata pencaharian masyarakat, dimana terdapat sebagian
masyarakat yang masih mencari kayu mangrove untuk dijual.
(5) adanya political will untuk Mempertahankan ekosistem mangrove sebagai upaya untuk menjaga
keberadaan pulau-pulau kecil dan gugus pulau.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM
PENGELOLAAN PESISIR

1. Peningkatan pengelolaan kemaritiman, perikanan, daan kelautan, meliputi


meningkatkan pengelolaan wilayah pengelolaan perikanan (WPP) dan penataan
ruang laut dan rencana zonasi pesisir serta pengelolaan ruang laut, mengelola
ekosistem kelautan dan pemanfaatan jasa kelautan secara berkelanjutan.
2. Peningkatan kualitas lingkungan hidup, meliputi pencegahan pencemaran dan
kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
3. Peningkatan ketahanan bencana dan iklim, yaitu perlindungan kerentanan pesisir
dan sektor kelautan.
4. Pembangunan rendah karbon, yaitu perlindungan kerentanan pesisir dan sektor
kelautan, diantaranya inventarisasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan kelautan
dan pemulihan dan rehabilitas ekosistem pesisir.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai