Anda di halaman 1dari 13

KERUSAKAN EKOSISTEM MANGROVE

Oleh :
Siti Zulaikha B1J011118
Steni Di!anti K" B1J0111#0
Khai$ina %e&iliani '" B1J0111(0
TUGAS TERSTRUKTUR EKO)OGI
KEMENTERIAN *ENDIDIKAN DAN KEBUDA'AAN
UNIVERSITAS JENDERA) SOEDIRMAN
%AKU)TAS BIO)OGI
*UR+OKERTO
#01,
I" *ENDA-U)UAN
A" )ata$ Belakan.
Ekosistem mangrove sebagai ekosistem peralihan antara darat dan laut telah
diketahui mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai penghasil bahan organik,
tempat berlindung berbagai jenis binatang, tempat memijah berbagai jenis ikan
dan udang, sebagai pelindung pantai, mempercepat pembentukan lahan baru,
penghasil kayu bangunan, kayubakar, kayu arang, dan tanin (Soedjarwo, 1979!
"asing#masing kawasan pantai dan ekosistem mangrove memiliki historis
perkembangan yang berbeda#beda! $erubahan keadaan kawasan pantai dan
ekosistem mangrove sangat dipengaruhi oleh faktor alamiah dan faktor campur
tangan manusia (%aryono, &'''!
(ecepatan kerusakan hutan mangrove mencapai ) *+'!''' ,a-tahun! .uas
hutan mangrove di /ndonesia sekitar 0!&*1!'11 ,a yang tersebar di beberapa
pulau, seperti Sumatera, 1awa dan 2ali, 3usa 4enggara, (alimantan, Sulawesi,
"aluku dan /rian! 5istribusi hutan mangrove terbesar terdapat di /rian-$apua ()
6* 7 dan Sumatera () 1*7 (%8"8 9%orld 8onservation "onitoring 8entre9,
199&! 4etapi, lebih dari setengah hutan mangrove yang ada (*7,67, ternyata
dalam kondisi rusak parah, diantaranya 1,6 juta ,a dalam kawasan hutan dan +,7
juta ,a di luar kawasan hutan! Secara fisik kerusakan#kerusakan lingkungan yang
diakibatkannya berupa abrasi, intrusi air laut, hilangnya sempadan pantai serta
menurunnya keanekaragaman hayati dan musnahnya habitat dari jenis flora dan
fauna tertentu (Sunarto, &'':!
(awasan pantai dan ekosistem mangrove menjadi sasaran kegiatan
eksploitasi sumberdaya alam dan pencemaran lingkungan akibat tuntutan
pembangunan yang masih cenderung menitikberatkan bidang ekonomi! Semakin
banyak manfaat dan keuntungan ekonomis yang diperoleh, maka semakin berat
pula beban kerusakan lingkungan yang ditimbulkan! Sebaliknya makin sedikit
manfaat dan keuntungan ekonomis, makin ringan pula kerusakan lingkungan yang
ditimbulkannya! 5ampak#dampak lingkungan tersebut dapat diidentifikasi dengan
adanya degradasi kawasan pantai dan semakin berkurangnya luas ekosistem
mangrove (%aryono, &'''!
Eksploitasi dan degradasi kawasan mangrove mengakibatkan perubahan
ekosistem kawasan pantai seperti tidak terkendalinya pengelolaan terumbu
karang, keanekaragaman ikan, hutan mangrove, abrasi pantai, intrusi air laut
danpunahnya berbagai jenis flora dan fauna langka, barulah muncul kesadaran
pentingnya peran ekosistem mangrove dalam menjaga keseimbangan ekosistem
kawasan pantai! konversi ekosistem mangrove menjadi lahan pertanian, perikanan
(pertambakan, dan pemukiman yang tersebar hampir di seluruh /ndonesia! ;ntuk
itu perlu diambil langkah#langkah penanganan konservasi ekosistem mangrove
(%aryono, &'''!
B" Ru&u/an Ma/alah
1! <pa penyebab kerusakan ekosistem hutan mangrove di /ndonesia!
&! ;paya apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kerusakan ekosistem
mangrove di /ndonesia!
II" *EMBA-ASAN
%ilayah pesisir merupakan habitat utama dari hutan mangrove di /ndonesia!
%ilayah ini dikenal dengan keindahan dan sekaligus konflik kepentingan,
sehingga ekosistem di wilayah tersebut menghadapi berbagai ancaman dan
masalah perusakan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia, seperti pekerjaan
reklamasi pantai, pengeboman dan peracunan terumbu karang, pembangunan
perumahan, jembatan penghubung antar pulau, pembangunan dermaga,
pencemaran limbah rumah tangga dan industri, penebangan dan konversi
mangrove menjadi lahan pertanian, tambak, kolam ikan, daerah industri dan
sebagainya, sehingga menghilangkan sebagian besar mangrove, terutama di
negara tropis, seperti /ndonesia ($urnobasuki, &'11!
,utan mangrove di /ndonesia berada dalam ancaman serius dan terus
meningkat dari berbagai pembangunan, di antara yang utama adalah
pembangunan yang cepat yang terdapat di seluruh wilayah pesisir yang secara
ekonomi vital! (onservasi kemanfaatan lain seperti untuk budidaya perairan,
infrastruktur pantai termasuk pelabuhan, industri, pembangunan tempat
perdagangan dan perumahan, serta pertanian, adalah penyebab berkurangnya
sumber daya mangrove dan beban berat bagi hutan mangrove yang ada! Selain
ancaman yang langsung ditujukan pada mangrove melalui pembangunan tersebut,
ternyata sumber daya mangrove rentan terhadap aktivitas pembangunan yang
terdapat jauh dari habitatnya ($urnobasuki, &'11!
.uas hutan mangrove di /ndonesia pada tahun 1999 mencapai :,6' juta
hektar dan yang telah mengalami kerusakan sekitar *,+' juta hektar! (erusakan
tersebut antara lain disebabkan oleh konversi mangrove menjadi kawasan
pertambakan, pemukiman, dan industri, padahal mangrove berfungsi sangat
strategis dalam menciptakan ekosistem pantai yang layak untuk kehidupan
organisme akuatik! (onversi mangrove yang tidak terkendali dibarengi dengan
penumpukan limbah organik dari sisa pakan dan feses pada budi daya udang
intensif disinyalir telah menyebabkan munculnya berbagai jenis penyakit udang di
tambak! 4erdapat pula ancaman lain seperti reklamasi dan sedimentasi,
pertambangan dan sebab#sebab alam seperti badai! (Setyawan, &''&!
Ekosistem mangrove sangat peka terhadap gangguan dari luar terutama
melalui kegiatan reklamasi dan polusi! %aryono (197+ = Saenger et al. (19:+,
dan (usmana (199+ melaporkan bahwa ada tiga sumber utama penyebab
kerusakan ekosistem mangrove, yaitu>
a! $encemaran
$encemaran lingkungan dapat menjadi ancaman serius terhadap
ekosistem mangrove! Sebagai kawasan peralihan dari darat ke laut, maka
semua jenis bahan pencemar dari kedua lokasi tersebut dapat terakumulasi di
kawasan mangrove! 2ahan pencemar yang secara kasat mata mudah dijumpai
dan mempengaruhi ekosistem mangrove adalah minyak bumi dan sampah
domestik padat!
b! $enebangan yang berlebihan atau tidak terkontrol
$enebangan pohon menjadi ancaman serius terhadap kelestarian
ekosistem mangrove, karena tidak hanya menyebabkan hilangnya pepohonan
yang ditebang namun juga mengubah iklim mikro sehingga mengganggu
kehidupan ekosistem secara keseluruhan! $enebangan pepohonan mangrove
secara intensif dapat menyebabkan berubahnya penampakan vegetasi dari
hutan berpohon menjadi semak#semak belukar yang didominasi! $enebangan
pohon untuk berbagai keperluan, termasuk untuk pembukaan tambak!
c! (onversi ekosistem mangrove
(onversi ekosistem mangrove yang kurang mempertimbangkan faktor
lingkungan menjadi bentuk lahan yang berfungsi non#ekosistem seperti
pemukiman, pertanian, pertambangan, dan pertambakan!
"enurut Setywan dan (usumo (&''6 penggunaan lahan di sekitar
ekosistem mangrove yang dapat mengakibatkan kerusakan di antaranya >
1" *e$ta&0akan
$embuatan tambak merupakan ancaman utama kelestarian ekosistem
mangrove dunia! (euntungan besar dari tambak udang telah menyebabkan
dikonversinya hampir seluruh ekosistem mangrove! (onversi ekosistem
mangrove menjadi tambak ikan merupakan tekanan utama terhadap
kelestarian ekosistem mangrove di dunia, sehingga harus dikendalikan dan
dikelola dengan baik!
#" *e$tanian
(onversi ekosistem mangrove menjadi lahan pertanian pangan
dilakukan dengan mengubah arah aliran air sungai, sehingga sedimentasi
mengumpul pada area tertentu yang akhirnya menjadi daratan, selanjutnya
untuk mengurangi tingkat salinitas, dilakukan penggelontoran secara teratur
tanah tersebut dengan air tawar untuk mendesak keluarnya kandungan garam
dari dalam sedimen! (egiatan pertanian dapat menyebabkan hilangnya area
mangrove karena dikonversi menjadi sawah atau tegalan! (egiatan
penggembalaan juga dapat mengganggu kelangsungan ekosistem mangrove
karena perumputan terhadap bibit#bibit mangrove! (egiatan pertanian intensif
juga dapat menyebabkan eutrofikasi apabila penggunaan pupuk kimia
dilakukan secara berlebihan!
," Kaa/an 1en.e&0an.an 2an 0an.unan
$embangunan ekonomi, pertambahan penduduk yang cepat dan migrasi
dari kawasan pedalaman meningkatkan terkanan terhadap kawasan pantai!
($appas dkk!, 1990! <ktivitas pemukiman secara nyata dapat mempengaruhi
kawasan mangrove karena limbah yang dihasilkannya, serta adanya aktivitas
kehidupan sehari#hari! (egiatan transportasi menghasilkan bahan pencemar
logam berat, khususnya $b, yang dapat mengganggu kehidupan mangrove!
<ktivitas pelabuhan, pengilangan minyak, industri semen, dan kawasan
perumahan secara kontinu menghasilkan bahan pencemar yang dapat
mengganggu kehidupan di kawasan mangrove! 5ebu dari pabrik semen dapat
menutupi stomata dan lentisel tumbuhan mangrove, sehingga mengganggu
fotosintesis dan respirasi! .imbah domestik seperti sampah padat dapat
mengganggu perakaran mangrove dan pertumbuhan bibit mangrove!
(lasifikasi tingkat faktor penyebab kerusakan oleh masyarakat, yaitu faktor
sosial ekonomi kurang berpengaruh terhadap kerusakan ekosistem mangrove
dengan nilai range 1''#16', faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap
kerusakan dengan nilai range 161#&'', dan faktor sosial ekonomi sangat
berpengaruh terhadap kerusakan mangrove dengan range nilai &'1#+''! ,al ini
dapat kita lakukan dengan memberikan kuisioner terhadap responden di beberapa
desa atau daerah yang akan kita amati (3ovianty et al!, &'1&!
"enurut 3ovianty et al! (&'1& faktor alam yang menjadi penyebab
kerusakan ekosistem mangrove adalah abrasi dan sedimentasi! Sedimentai
mungkin terjadi karenan terjadinya proses pengendapan sedimen dari sungai dan
dari angkutan sedimen pantai menjadi lebih besar yang menyebabkan terjadinya
pendangkalan perairan dan akibatnya adalah terjadinya abrasi! 5i satu sisi
sedimentasi dibutuhkan untuk pemantapan ekosistem mangrove, namun
sedimentasi yang berlebih dapat mengubah ekosistem ini menjadi ekosistem darat!
Sehingga dalam jangka panjang akan mengubah ekosistem mangrove menjadi
ekosistem daratan, dengan jenis komponen biotik (flora dan fauna yang berbeda,
sehingga tidak hanya mempengaruhi ekosistem alami, namun juga mempengaruhi
kultur masyarakat!
"enurut $urnobasuki (&'11 tindakan atau langkah strategis yang dapat
dilakukan untuk menyikapi kerusakan ekosistem mangrove, diantaranya>
1! /nventarisasi
(egiatan inventarisasi mangrove menjadi sangat penting untuk menunjang
proses pemantauan, pengelolaan dan konservasi dari mangrove! (egiatan ini
dilakukan untuk melihat kondisi mangrove di /ndonesia dalam hal perkembangan
atau data kepunahan yang terjadi!
&! $emantauan berkala dan evaluasi
$emantauan dan evaluasi di wilayah pesisir dan ekosistem mangrove
dibutuhkan teknologi yang efektif dan efesien! ,al ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan teknik yang dewasa ini sudah terbukti dan banyak digunakan, yaitu
metode pengindraan jarak jauh (remote sensing melalui citra satelit yang
dikombinasikan dengan data di lapangan!
+! $engelolaan berkelanjutan
4umbuhnya kesadaran akan fungsi perlindungan, produktif dan sosio#
ekonomi dari ekosisitem mangrove di daerah tropika, dan akibat semakin
berkurangnya sumber daya alam tersebut, mendorong terangkatnya masalah
kebutuhan konservasi dan kesinambungan pengelolaan terpadu sumber daya#
sumber daya bernilai tersebut! 4indakan pengelolaan ekosistem mangrove
mempunyai tujuan utama untuk menciptakan ekosistem yang produktif dan
berkelanjutan untuk menopang berbagai kebutuhan pengelolaannya!
0! ?ehabilitasi
Ekosistem mangrove sangat dipengaruhi oleh pengendapan atau
sedimentasi, ketinggian rata#rata permukaan laut dan pencemaran perairan itu
sendiri! ,al ini akan mengakibatkan terjadinya penurunan oksigen dengan cepat
yang selanjutnya akan menyebabkan kerusakan! Secara umum dengan kondisi
semakin rusaknya mangrove, maka sangat diperlukan upaya pemulihan atau
rehabilitasi agar mangrove dapat hijau dan lestari kembali!
*! $emanfaatan secara lestari
"angrove memberikan banyak manfaat bagi masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung! "ulai dari pemanfaatan bahan dasar mangrove
sampai peranan mangrove dalam memperbaiki atau mempertahankan kondisi
lingkungan di sekitarnya yang berimbas bagi kehidupan manusia! 5engan
kebutuhan manusia yang semakin bertambah seiring dengan pertambahan
populasinya, maka hal ini akan sulit untuk diterapkan tanpa adanya komitmen kita
bersama dan adanya perlindungan hukum bagi kawasan mangrove itu sendiri! <da
banyak cara dalam memanfaatkan mangrove secara lestari, diantaranya ada lima
bentuk utama, yaitu>
(a tambak tumpang sari, dengan mengkombinasikan tambak dengan penanaman
mangrove=
(b hutan rakyat, dengan pengelolaan yang berkelanjutan dengan siklus tebang 1*#
+' tahun atau tergantung dari tujuan penanaman=
(c budaya memanfaatkan mangrove untuk mendapatkan hasil hutan selain kayu=
(d silvofishery (mina hutan=
(e bentuk kombinasi pemanfaatan mangrove yang simultan!
;paya perbaikan ekosistem mangrove tidak lepas dari kontribusi atau
partisipasi masyarakat sekitar! $enyebab kerusakan pada ekosistem mangrove itu
sendiri dapat diamati dengan metode sensus, melalui teknik penarikan data
dengan mengambil seluruh anggota popu#lasi sebagai responden! 5alam hal
pengelolaan hutan mangrove pemerintah merupakan salah satu lembaga yang
berperan penting! "isalnya dengan adanya $E?5< S;.;4 3o! +: tahu &''+
tentang pengelolaan wilayah pesisir dan laut terpadu berbasis masyarakat dalam
pasal 10! 2erdasarkan hasil penelitian di wilayah S;.;4 ternyata perhatian
pemerintah kurang dalam rehabilitasi hutan mangrove ($ontoh, &'11!
2erbeda dengan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat memiliki peran
yang sangat besar dalam rehabilitasi hutan mangrove! ,asil wawancara dengan
nelayan dalam penelitian $ontoh (&'11, dikatakan bahwa mereka banyak
mendapatkan pengetahuan tentang mangrove karenan keterlibatan suatu yayasan!
Selian itu lembaga ini mengajarkan bagaiaman cara menanam mangrove yang
baik, dan melakukan pengamatan langsung terhadap rehabilitasi ekosistem
mangrove!
(elompok masyarakat seperti kelompok tani, kelompok nelayan dan
kelompok agama yang ada melibatkan diri dalam usaha p#lestarian ekosistem
hutan bakau! (elompok ini juga rutin melakukan penanaman bakau, ada yang
dilakukan tiap tiga bulan sekali ada juga yang melakukan tiap bulan sekali!
.embaga pendidikan memiliki peran untuk mengembangkan bantuan teknis dan
teknologi dalam pengelolaan sumberdaya alam dalam hal ini pelertarian
ekosestem bakau! .embaga pendidikan yang ada di desa 4iwoho memberikan
kewajiban kepa#da setiap siswa untuk menanam 1 pohon bakau dan mengawasi
bakau tersebut sam#pai tumbuh! .embaga ini juga memberikan kurikulum khusus
yang disebut muatan lo#kal yang mengajarkan tentang bakau dan kegunaannya
($ontoh, &'11!
"enurut @raha et al.(&''9 salah satu cara untuk menjaga kelestarian
ekosistem mangrove dan mempertahankan fungsi ekologis dan biologisnya, yaitu
dengan melakukan studi penentuan tingkat kekritisan dan konservasi
memanfaatkan Sistem /nformasi @eografis (S/@ dan $enginderaan 1auh
(/nderaja perlu dilakukan! "etode penelitian yang digunakan penulis yaitu
dengan mengumpulkan data pada penelitian yang meliputi >
1" Data &an.$34e 2an lin.kun.an
5ata mangrove diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung terhadap
vegetasi mangrove di lokasi penelitian, data yang diambil meliputi jenis tegakan,
jumlah tegakan pohon dan anakan (semai! 4idak hanya vegetasi mangrove,
dilakukan pula pengukuran parameter lingkungan yang meliputi suhu perairan
sekitar mangrove, p, perairan dan jenis substrat!
#" Data SIG
5ata yang dikumpulkan berupa peta ?upa 2umi /ndonesia (?2/ skala 1>
&*!''' digital tahun 199:, yang diperoleh dari 2<(AS;?4<3<.! Software
yang digunakan yaitu <rc@/S 9!& dan E3B/ untuk pengolahan data!
," Data *en.in2$aan Jauh
"enurut 5epartemen (ehutanan (&''6, berdasarkan cara pengumpulan
data, penentuan tingkat kekritisan lahan mangrove dapat dilakukan dengan tiga
cara, yaitu >
1! $enilaian dengan menggunakan teknologi @/S (Geographic Information
System dan inderaja (citra satelit
a! 4ipe penggunaan lahan yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori,
yaitu>
1 hutan (kawasan berhutan,
& tambak tumpang sari dan perkebunan dan
+ areal non vegetasi hutan (pemukiman, industri, tambak non tumpang sari,
sawah dan tanah kosong
b! (erapatan tajuk, berdasarkan nilai 35B/ (3ormaliCed 5ifference
Begetation /ndeD dapat diklasifikasikan menjadi kerapatan tajuk lebat,
kerapatan tajuk sedang dan kerapatan tajuk jarang
c! (etahanan tanah terhadap abrasi yang dapat diperoleh dari peta land
system dan data @/S lainnya! 5alam hal ini, jenis#jenis tanah dapat
dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu jenis tanah tidak peka erosi
(tekstur lempung, jenis tanah peka erosi (tekstur campuran dan jenis
tanah sangat peka erosi (tekstur pasir!
&! $enilaian secara langsung di lapangan (terestris
a! 4ipe penutupan dan penggunaan lahan yang dapat diklasifikasikan menjadi
lima kategori, yaitu 1 hutan mangrove murni, & hutan mangrove
bercampur tegakan hutan lain, + hutan mangrove bercampur dengan
tambak tumpang sari atau areal tambak tumpang sari murni, 0 hutan
mangrove bercampur dengan penggunaan lahan non vegetasi (pemukiman,
tambak non tumpangsari dan sebagainya dan * areal tidak bervegetasi
b! 1umlah pohon per hektar
c! 1umlah permudaan per hektar
d! .ebar jalur hijau mangrove
e! 4ingkat abrasi
+! (riteria#kriteria penentuan tingkat kekritisan lahan mangrove berdasarkan
faktor sosial ekonomi!
(riteria#kriteria penentuan tingkat kekritisan lahan mangrove berdasarkan
faktor sosial ekonomi, yaitu mata pencaharian utama, lokasi lahan usaha,
pemanfaatan kayu bakar dan persepsi terhadap hutan mangrove! "etode
pelaksanaannya yaitu dengan menggunakan kuisioner terhadap responden yaitu
warga sekitar lokasi penelitian dan stakeholder (pengguna (@raha et al., &''9!
III" *ENUTU*
2erdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut >
1! (erusakan ekosistem mangrove di /ndonesisa sebagian besar diakibatkan
oleh konversi hutan mangrove menjadi lahan lain seperti pertambakan,
perikanan, pertanian, perindustrian, pemukiman, pertambangan, dan
pembangunan lainnya! selain itu kerusakan diakibatkan oleh penebangan
pohon, pencemaran, sedimentasi dan abrasi!
&! ;paya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki ekosistem mangrove yang
rusak, di antaranya >
a! ?ehabilitasi
b! /nventarisasi
c! $emantauan berkala dan evaluasi
d! $engelolaan berkelanjutan
e! $emanfaatan secara lestari, dan
f! "elakukan studi penentuan tingkat kekritisan dan konservasi
memanfaatkan Sistem /nformasi @eografis (S/@ dan $enginderaan 1auh
(/nderaja!
DA%TAR RE%RENSI
@raha, Eoga /bnu, Fainul ,idayah, dan %ahyu <ndy 3ugraha! &''9! $enentuan
(awasan .ahan (ritis ,utan "angrove 5i $esisir (ecamatan "odung
"emanfaatkan 4eknologi Sistem /nformasi @eografis dan $enginderaan
1auh! Volume 2, No.2.
(usmana, 8! 199+! < study on mangrove forest management based on ecological
data in easter Sumatra, /ndonesia! $h!5! 5isertation! Gaculty of <griculture,
(yoto ;niversity, 1apan! ;npublish!
$appas, E!, 1! $ost, and 8!@! .undin! 1990! 8oastal Fone "anagement and
Environmental <ssessment! /n Environmental Assessment Sourceboo
!pdates. %ashington, 5!8!> 4he %orld 2ank!
$ontoh, Atniel! &'11! $eranan 3elayan 4erhadap ?ehabilitasi Ekosistem ,utan
2akau ("angrove! Bol! B//#&!
$urnobasuki, ,ery! &'11! <ncaman 4erhadap ,utan "angrove di /ndonesia dan
.angkah Strategis $encegahannya! 1#*!
Saenger, $!, E!1! ,egerl, and 1!5!S! 5avie, 19:+! @lobal status of mangrove
ecosystems! /;83! 8ommision on Ecology 3o! +!
Setyawan, <!5! &''&! Ekosistem "angrove sebagai (awasan $eralihan
Ekosistem $erairan 4awar dan $erairan .aut! Enviro & (1> &*#0'!
Setyawan, <hmad 5wi dan (usumo %inarno! &''6! $emanfaatan .angsung
Ekosistem "angrove 5i 1awa 4engah dan $enggunaan .ahan 5i
Sekitarnya= (erusakan 5an ;paya ?estorasinya! Bolume 7, 3omor +!
,alaman> &:&#&91!
Soedjarwo, 1979! "engoptimalkan Gungsi#Gungsi ,utan "angrove ;ntuk
"enjaga (elestariannya 5emi (esejahteraan "anusia! $rosiding Seminar
Ekosistem Ekosistem "angrove > :#9!
Sunarto! &'':! (arya /lmiah ;niversitas $adjadjaran! $eranan Ekologis 5an
<ntropogenis Eosistem "angrove, (Anline,
http>--www!google!com-universitaspadjadjaran-, diakses &* "aret &'11!
%aryono!, 4arsoen, 197+! Studi $ermudaan <lam #ruguiera ginorri$ha .amk! 5i
Segara <nakan 8ilacap! $ublikasi 5inas (ehutanan $ropinsi 1awa 2arat!
2andung!
%aryono, 4arsoen! &'''! (eanekaragaman ,ayati 5an (onservasi Ekosistem
"angrove! 5iskusi $anel $rogram Studi 2iologi (onservasi Gmipa#;i,
5epok!

Anda mungkin juga menyukai