Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENELITIAN

KERUSAKAN PANTAI
(STUDI KASUS PANTAI KUMBE)

HERMANSYAH (2016 22 201 071)


ADRIAN RIADI PUTRA (2016 22 201 002)
MARIA KRISTINA KIDI HAYON (2016 22 201 097)
FREDERIK TANDIRAU (2016 22 201 072)
MUHAMMMAD INDRA MULYONO (2016 22 201 014)
TARSISIUS PAULUS MANCE (2016 22 201 079)
ESTAKIUS EWALDINUS (2016 22 201 0)
DAVID WADU DOKO RIWU (2016 22 201 0)
ARMANDO BORGIAS FOFID (2016 22 201 0)

JURUSAN TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI iv
BAB IPENDAHULUAN Error! Bookmark not defined.
BAB IISTUDI PUSTAKA 3
BAB III METODEPENELITIAN 5
DAFTAR PUSTAKA 9
Lampiran 1 Dokumentasi 10
Lampiran 2 Rekapitulasi Data Kuisioner 11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai Negara kepulauan mempunyai lebih dari 17.000 pulau
dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling bumi melalui
katulistiwa (Bambang Triatmodjo, 2006). Wilayah pantai dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan manusia seperti sebagai pusat pemerintahan, pemukiman, industri,
pelabuhan, pertambangan, pertanian, perikanan tangkap, pariwisata, dan lain
sebagainya. Adanya pantai disuatu daerah atau kota dapat menguntungkan dimana
dapat dilihat kebanyakan daerah atau kota tersebut berkembang dengan baik dan
maju.
Wilayah pesisir merupakan daerah peralihan laut dan daratan. Kondisi
tersebut menyebabkan wilayah pesisir mendapatkan tekanan dari berbagai
aktivitas dan fenomena yang terjadi di darat maupun di laut. Fenomena yang
terjadi di daratan antara lain abrasi, banjir, dan aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat yaitu pembangunan permukiman, pembabatan hutan untuk
persawahan, pembangunan tambak dan sebagai yang pada akhirnya memberi
dampak pada ekosistem pantai. Demikian pula fenomena-fenomena di lautan
seperti pasang surut, gelombang badai dan sebagainya. (Hastuti, 2012).
Kabupaten Merauke merupakan kawasan terluar dari Indonesia Bagian
Timur dengan luasan total sekitar 4.677.938,47 hektar dan memiliki wilayah
pesisir yang cukup Panjang dengan garis pantai ± 1.050 km (Pusat Data dan
Informasi Kabupaten Merauke, 2007). Kawasan pesisir tersebut umumnya
didiami oleh nelayan sebagai kelompok pendatang dan masyarakat adat sebagai
pemilik hak ulayat pantai. Secara geografis, letak Kabupaten Merauke berada 0-3
meter di atas permukaan laut dengan topografi umumnya datar dan berawa (slope
0 – 3 %) dan semakin ke utara bergelombang dan berbukit (slope 3 – 8 %) ( Irba
Djaja).
Pantai Kumbe adalah salah satu daerah wisata yang terletak di Kabupaten
Merauke. Pantai ini terletak di daerah yang telah berkembang dan padat
penduduk. Dapat dilihat pantai ini semakin hari menjadi rusak oleh karena faktor
alam dan juga adanya faktor manusia. Banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh

9
masyarakat di daerah pantai maka dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan
akan lahan dan pembangunan infrastruktur tanpa memperhitungkan dampak
negatif yang akan terjadi di daerah tersebut.
Beberapa tahun terakhir dapat dilihat sering terjadi kenaikan muka air laut
dan perubahan iklim yang berkaitan langsung dengan pemanasan global.
Kenaikan air laut ini adalah merupakan salah satu penyebab semakin mundurnya
garis pantai sehingga gelombang bisa mencapai ke daratan. Kondisi ini semakin
memperparah kerusakan pantai. Kerusakan ekosistem kawasan pesisir di
Kabupaten Merauke memerlukan penanganan yang serius dan dilakukan secara
terintegrasi. Dengan adanya masalah pada Pantai Kumbe maka perlu dicari solusi
penanggulangan yang setidaknya dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi oleh
faktor-faktor yang dapat merusak pantai.
B. Urgensi Penelitian
Penelitian terhadap studi kasus kerusakan Pantai Kumbe ini diharapkan
dapat memberikan gambaran kepada masyarakat tentang tingkat kerusakan yang
terjadi di Pantai Kumbe sehingga masyarakat dapat mengurangi aktivitas yang
dapat merusak wilayah pantai tersebut.
C. Masalah
Dapat dilihat dari permasalahan yang terjadi di Pantai Kumbe yang
disebabkan oleh peningkatan kebutuhan lahan dan infrastruktur. Hal ini terjadi
dikarenakan meningkatnya aktivitas masyarakat di daerah pantai. Lahan kosong
yang awalnya merupakan daerah hutan kini telah beralih fungsi menjadi daerah
pemukiman penduduk. Adanya alih fungsi lahan ini dapat mengakibatkan
penurunan kualitas dan kuantitas air. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya air
yang meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan meningkatnya aliran permukaan
(surface run off) yang pada saat musim hujan akan menyebabkan banjir. Selain itu
aktivitas penambangan pasir ilegal yang dapat dilihat dengan banyaknya
kubangan – kubangan yang terjadi di daerah pantai dan daerah pesisir, hal ini
menyebabkan pengikisan oleh gelombang air laut atau abrasi. Serta kurangnya
kesadaran dari masyarakat pesisir maupung pengunjung yang masih membuang
sampah disekitar pantai yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Hal ini
memperparah kondisi kerusakan lingkungan pantai yang terjadi di Pantai Kumbe.

10
Dengan adanya aktivitas manusia ini maka dapat berakibat terhadap perubahan
garis pantai, erosi, abrasi, sedimentasi, dan kerusakan lingkungan.
Kerusakan pantai di seluruh wilayah Indonesia sangat banyak, mulai dari tingkat
kerusakan ringan, berat sampai sangat berat. Kerusakan tersebut perlu ditanggulangi
dengan usaha – usaha perlindungan pantai, baik perlindungan secara alami atau buatan.
Perlindungan alami dapat dilakukan apabila tingkat kerusakan masih ringan atau sedang
dan sarana prasarana yang dilindungi jauh dari garis pantai. Apabila tingkat kerusakan
sudah sangat berat, dimana garis pantai sudah sangat dekat dengan fasilitas yang
dilindungi seperti daerah permukiman, pertokoan, jalan, tempat ibadah, dan sebagainya
maka perlindungan buatan adalah yang paling efektif (Bambang Triatmodjo, 2014).

D. Tujuan dan target luaran


Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah diperolehnya solusi
tentang bagaimana cara meminimalisir kerusakan Pantai Kumbe oleh adanya
aktivitas manusia dan faktor alam.
Rencana luaran yang ditargetkan dari penelitian ini adalah sebagai
informasi kepada masyarakat tentang pengaruh dari aktivitas manusia dan faktor
alam yang dapat merusak pantai.
Kontribusi penilitian terhadap ilmu pengetahuan adalah untuk
memperkaya ilmu pendidikan terutama dibidang Teknik Pantai dan Ilmu
Lingkungan.

11
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Definisi Pantai
Ada dua istilah tentang kepantaian dalam bahasa Indonesia diantaranya
yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Pesisir adalah daerah darat di tepi laut
yang masih mendapat pengaruh laut seperti pasang surut, angin laut, dan
perembesan air laut. Sedangkan pantai adalah daerah di tepi perairan yang
dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah, (Bambang
Triatmodjo, 1999). Penjelasan mengenai beberapa definisi tentang kepantaian di
atas dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 2.1. Batasan Pantai


B. Gelombang
Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung
pada gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut diantaranya gelombang angin
yang dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang surut
yang dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit terutama matahari dan
bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi
atau gempa di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak, dan
sebagainya, (Bambang Triatmodjo, 2014).
Di antara beberapa bentuk gelombang yang telah disebutkan di atas, yang
paling penting dalam bidang teknik pantai adalah gelombang angin (untuk
selanjutnya disebut gelombang) dan pasang surut. Gelombang adalah salah satu
bentuk energi yang dapat membentuk pantai, menimbulkan arus dan transport

12
sedimen dalam arah tegak lurus dan sepanjang pantai, serta menyebabkan gaya-
gaya yang bekerja pada bangunan pantai.
C. Potensi Daerah Pantai
Perkembangan daerah pantai umumnya berkembang lebih pesat bila
dibandingkan dengan daerah pedalaman. Banyak potensi sumberdaya yang bisa
dikembangkan di daerah pantai seperti perikanan laut, perikanan tambak,
pariwisata, transportasi, sumber energi, pendidikan, penelitian, pertahanan, dan
potensi-potensi lainnya.
D. Kawasan Pemukiman
Pesatnya pertumbuhan penduduk mengakibatkan banyaknya lahan kosong
dialih fungsikan menjadi tempat untuk membangun daerah pemukiman.
Peningkatan pertumbuhan penduduk berdampak pada terjadinya perubahan tata
guna lahan. Semakin banyak jumlah penduduk maka semakin tinggi pula
kebutuhan akan sarana dan prasarana.
E. Bentuk Pantai
Bentuk profil pantai sangat dipengaruhi oleh serangan gelombang, sifat-
sifat sedimen seperti rapat massa dan tahanan terhadap erosi, ukuran dan bentuk
partikel, kondisi gelombang dan arus, serta bathimetri pantai. Pantai bisa
terbentuk dari material dasar yang berupa lumpur, pasir atau kerikil (gravel).
Kemiringan dasar pantai tergantung pada bentuk dan ukuran material dasar.
F. Permasalahan Daerah Pantai
Mengingat panjangnnya daerah pantai di Indonesia dan sangat intensif
pemanfaatan untuk kegiatan manusia serta pengaruh gelombang, arus, dan pasang
surut yang terjadi secara terus menerus, mengakibatkan timbulnya masalah-
masalah sebagai berikut:
1. Erosi pantai, yang merusak kawasan pemukiman dan prasarana kota berupa
mundurnya garis pantai. Erosi pantai bisa terjadi secara alami oleh serangan
gelombang atau karena adanya kegiatan manusia seperti penebangan hutan
bakau, pengambilan karang pantai, pembangunan pelabuhan atau bangunan
pantai lainnya, perluasan daerah tambak kearah laut tanpa memperhatikan
sempadan pantai, dan sebagainya.

13
2. Pembelokan atau pendangkalan muara sungai yang dapat menyebabkan
tersumbatnya aliran sungai sehingga mengakibatkan banjir di daerah hulu.
3. Sedimentasi di daerah pantai yang menyebabkan majunya garis pantai. Disatu
pihak majunya garis pantai dapat menguntungkan karena timbul lahan baru,
sementara disisi lain dapat merugikan karena dapat menyebabkan masalah
pada sistem drainase di daerah pantai.
4. Pencemaran lingkungan oleh limbah dari kawasan industri atau pemukiman/
perkotaan yang dapat merusak ekologi.
5. Penurunan tanah dan intrusi air asin pada akuifer akibat pemompaan air tanah
berlebihan.
G. Prosedur Pembobotan dan Penentuan Urutan Prioritas
Dalam melakukan pembobotan dan penentuan urutan prioritas untuk
kerusakan pantai tidaklah mudah. Untuk itu diperlukan tolak ukur penilaian
perubahan terhadap pantai agar lebih objektif dalam penentuan tingkat
kerusakannya. Maka perlu dilakukan pengamatan terhadap perubahan pantai
dalam suatu kurun waktu tertentu. Pada daerah yang akan dinilai, diamati jenis
kerusakannya (erosi/ abrasi, sedimentasi dan lingkungan) lalu ditentukan
pembobotan dan urutan prioritasnya. Pengamatan tersebut dikaitkan dengan
tataguna lahan dan perekonomian daerah untuk ditentukan tingkat
kepentingannya. Kriteria kerusakan pantai dalam hal ini yang akan ditinjau adalah
berupa:
1. Pengurangan daerah pantai:
a. Pengurangan daerah pantai berpasir atau lunak disebut erosi,
b. Pengurangan daerah pantai berbatu/bangunan disebut abrasi
2. Sedimentasi dan pendangkalan muara
3. Kerusakan lingkungan pantai
Dalam kriteria tersebut dikelompokkan dalam beberapa jenis kerusakan berikut
ini:
a. Erosi
b. Abrasi
c. Pendangkalan muara dan sedimentasi

14
4. Kerusakan Lingkungan
a. Permukiman
b. Kualitas air laut
c. Terumbu karang
d. Hutan mangrove
e. Bangunan bermasalah
Selanjutnya keempat jenis kerusakan pantai tersebut dinilai tingkat
kerusakannya. Tingkat kerusakan tersebut dibagi dalam lima kelas yaitu ringan,
sedang, berat, amat berat, dan amat sangat berat, yang tergantung pada kondisi
lapangan. Menentukan bobot tingkat kerusakan dan tingkat kepentingan
didasarkan pada pembobotan yang dilakukan oleh Litbang PU Pengairan 1993
seperti ditunjukkan dalam tabel 1 dan tabel 2 berikut ini.
Tabel 1. Bobot Tingkat Kerusakan
Jenis Kerusakan
No Tingkat Kerusakan
Erosi/ Abrasi Sedimentasi Lingkungan
1. R (Ringan) 50 25 50
2. S (Sedang) 100 50 100
3. B (Berat) 150 75 150
4. AB (Amat Berat) 200 100 200
5.
ASB (Amat Sangat 250 125 250
Berat)

Tabel 2. Bobot Tingkat Kepentingan
No. Tingkat Kepentingan Bobot
1. Pemukiman nelayan, tempat usaha, tempat ibadah, industri 175 - 250
besar cagar budaya, daerah wisata yang mendatangkan
devisa Negara, jalan Negara, daerah perkotaan, dsb.
2. Desa, jalan provinsi, pelabuhan laut/ sungai, bandar udara, 125 - 175
industry sedang/ kecil.
3. Lahan pertanian dan atau tambak tradisional 100 - 125
4. Tempat wisata domestik, tambak dan lahan pertanian 75 - 100
intensif.
5. Hutan lindung, hutan bakau, api-api. 50 - 75

15
6. Sumber material, bukit pasir dan lahan kosong. 00 – 50
Dari hasil analisis data lapangan dan usulan bobot prioritas pada
perencanaan Pola Pembangunan Jangka Panjang Daerah Pantai di Indonesia (Nur
Yuwono, 1998) maka diusulkan bobot prioritas sebagai berikut ini :
1. Bobot di atas 500 : amat sangat diutamakan (A)
2. Bobot antara 400 sd 499 : sangat diutamakan (B)
3. Bobot antara 300 sd 399 : diutamakan (C)
4. Bobot antara 200 sd 299 : kurang diutamakan (D)
5. Bobot kurang dari dari 200 : tidak diutamakan (E)

BAB III
METODE PENELITIAN

16
A. Studi Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian campuran (mixed methods), yaitu
metode penelitian yang mengkombinasikan antara metode kuantitatif dan
kualitatif agar diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable, dan
obyektif (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini dilihat juga perilaku atau
aktivitas dari masyarakat pesisir di Pantai Kumbe yang menyebabkan kerusakan
pada lingkungan pantai.
Dalam penelitian ini dilakukan teknik pengumpulan data kuantitatif dan
kualitatif melalui wawancara, pengisian kuisioner, dan observasi lapangan yang
dilakukan selama kurang lebih empat bulan di Pantai Kumbe.

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Kabupaten Merauke memiliki beberapa pantai, salah satunya adalah Pantai
Kumbe yang lokasinya terletak dijalan Menara Lampu Satu, Kelurahan Samkai,
Kecamatan Merauke. Berikut dapat dilihat lokasi penelitian pada gambar 3.

Gambar 3.1. Lokasi Penelitian

C. Bagan Alir Penelitian


Langkah awal yang dilakukan dalam penilitian ini adalah studi
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah dan tujuan
penelitian kemudian dikaji dalam kajian pustaka dan berbagai teori dasar.
Diagram alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.

Mulai

17
Identifikasi Masalah Kerusakan Pantai Lampu Satu

Survei Lapangan
Kondisi fisik pantai
Pemanfaatan lahan pantai
Aktifitas perairan
Kerusakan pantai

Kondisi Fisik Pantai


Pantai pantai berlumpur
Pelindung alami dan buatan
Tingkat kerusakan / erosi
Perubahan garis pantai
Bangunan-bangunan terancam

Penyusunan tingkat kerusakan dan jenis kerusakan pantai

Analisis Penyebab Kerusakan Pantai

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 4. Diagram alur penelitian

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pantai selatan Kabupaten Merauke merupakan endapan pantai yang berupa
endapan klastika lepas, halus – kasar yang terdiri dari lumpur dan pasir halus –
kasar (Subarnas, 2009). Sehingga pantai Kumbe terbentuk dari material dasar
yang berupa lumpur dan pasir.
Berdasarkan hasil survey, analisis data, dan tingkat kriteria kerusakan
pantai, fungsi dari pantai Kumbe adalah merupakan salah satu daerah wisata yang
ada di Kabupaten Merauke dan kondisi saat ini dalam keadaan kurang baik
(rusak) yang harus ditangani untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi.
Hasil survey terhadap bangunan pelindung pantai dan aktivitas masyarakat yang
membuat rusaknya pantai adalah sebagai berikut:
1. Kurang rapatnya kubus beton sebagai pelindung pemecah gelombang sehingga
dapat dilihat terjadi erosi dan abrasi.
2. Tembok laut (seawall) berbentuk dinding vertikal yang berfungsi sebagai
pelindung pantai terhadap serangan gelombang dan untuk menahan serangan
gelombang ke daratan dapat dilihat hanya terdapat beberapa meter saja, tidak
sebanding dengan panjang pantai sehingga sebagian daratan tidak terlindungi
di tambah lagi tembok laut yang di pantai Kumbe sudah sekitar 75%
mengalami kerusakan.
3. Adanya aktivitas masyarakat dalam pengambilan pasir yang membuat
berubahnya daerah pantai. Pasir yang ditambag adalah pasir yang ada disepanjang
pantai yang merupakan sempadan pantai yang berupa gundukan

19
Gambar 4.3. Akibat Erosi dan Abrasi
4. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada masyarakat yang tinggal di
daerah persisir diperoleh data bahwa gelombang pasang mencapai jarak 100
meter dari daerah pemukiman warga.
5. Kurang sadarnya masyarakat tentang kebersihan pantai baik yang tinggal di
pesisir maupun masyarakat yang berkunjung, sehingga dapat dilihat banyak
sampah yang berserakan. Hal ini juga dapat merusak kualitas air.

Gambar 4.5. Sampah yang Berserakan di Daerah Pesisir

6. Pada saat gelombang pasang turut membawa material berupa lumpur yang
sangat mengganggu bagi pengunjung yang akan datang.

Mundurnya Garis Pantai

20
Dari hasil analisis tingkat kriteria kerusakan pantai, dapat disimpulkan
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1. Bobot Tingkat Kerusakan

Bobot
No. Lokasi Total Prioritas
Tingkat
Erosi/Abrasi Sedimentasi Lingkungan Nilai
Kepentingan
Pantai
1. Lampu 150 0 100 250 50 300 C
Satu

Keterangan:
A = Amat Sangat Diutamkan

B = Sangat Diutamakan

C = Diutamakan

D = Kurang Diutamakan

E = Tidak Diutamakan

Dari hasil tingkat kriteria kerusakan pantai diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
penanganan pantai Lampu Satu termasuk didalam prioritas C atau diutamakan.

21
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa prioritas penanganan Pantai Kumbe berada pada urutan
prioritas C (diutamakan). Pada daerah tersebut terjadi kemunduran garis pantai
sehingga berpotensi membahayakan daerah pemukiman warga pesisir.
B. Saran
Adapun saran untuk pemecahan masalah di atas diuraikan sebagai berikut:
1. Penambahan kubus beton sebagai pelindung pemecah gelombang untuk
mencegah terjadi erosi dan abrasi.
2. Penambahan tembok laut (seawall) yang berfungsi sebagai pelindung
pantai terhadap serangan gelombang dan untuk menahan serangan
gelombang ke daratan sebanding dengan panjang pantai sehingga seluruh
daratan terlindungi.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak melakukan penambangan
pasir dan membuang sampah sembarangan di area pesisir Pantai Lampu
Satu.
4. Bagi Pemerintah Daerah perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi
kerusakan pantai yang terjadi seperti perbaikan infrastruktur bangunan
pelindung pantai serta upaya-upaya lain yang perlu dilakukan.
5. Dari hasil studi kerusakan pantai, diperlukan penelitian lebih lanjut detail
terhadap bangunan perlindungan pantai yang akan direncanakan.

22
Daftar Pustaka

Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta Offset.

Triatmodjo, Bambang. 2006. Perencanaan Bangunan Pantai. Yogyakarta: Beta


Offset.

Subarnas, A. 2009. Inventarisasi Endapan Gambut Daerah Kabupaten Merauke, Provinsi


Papua

Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Abdoel Djamali, R, dkk. 2016. Pemetaan Kognotif Penyebab dan Dampak Eksploitasi Pasir
Sepanjang Sempadan Pantai di Kabupaten Merauke

23
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul
I. Ketua Tim Pengusul
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dina Limbong Pamuttu, S.T., M.T.
2 Jabatan Fungsional -
3 Jabatan Struktural Dosen
4 NIDN -
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sawa Erma, 12 Juni 1985
6 Alamat Rumah Jl. Mangga Dua Merauke
7 Nomor HP 085244066052
8 Alamat Kantor Jl. Kamizaun Mopah Lama
9 Nomor Telepon/Faks 0411-587636/ 0411-580505
10 Alamat e-mail dinaunmus@gmail.com
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1=- orang;S-2= - orang; S-3= - orang
1. Hidrologi
2. Sistem Perencanaan Bangunan Air
12 Mata Kuliah yang Diampu 3. Matematika Teknik
4. Komputer Dasar
5. Prog. Komputer T. Sipil

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Institut Teknologi
Universitas Musamus,
Nama Perguruan Tinggi Sepuluh Nopember,
Merauke
Surabaya
Bidang Ilmu TeknikSipil Teknik Sipil (Keairan)
Tahun Masuk – Lulus 2009 – 2012 2014 - 2017
Studi Pengaruh
Kuat Tekan Beton PAsir Tampungan Waduk-
Judul Skripsi/Thesis Lokal Dengan Menggunakan Waduk Terhadap
Beberapa Merk Semen Penurunan Debit Banjir
Sungai Bengawan Solo
Dr. techn. Umboro
Hariyadi, S.Pd., M.T. Lasminto, S.T., M.T
Nama Pembimbing &
Hairulla, S.T

24
C. Karya Ilmiah
No Tahun Judul Penerbit/Jurnal
Hasanuddin
Analysis Study Of Reservoir Impact Toward Flow
University/
1 2016 Rate Reduction From Bengawan Solo River’s
Proceedings ISBN
Flood
978-602-72676.7.1

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
resikonya.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah penelitian dana DIPA UNMUS
2017.

Merauke,21 Juni 2017


Ketua/Anggota,*)

(Dina Limbong Pamuttu, S.T., M.T.)

25
II. Anggota 1 Tim Pengusul
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Jeni Paresa, ST., MT
2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
Kasubag Akademik dan Kemahasiswaan
3 Jabatan Struktural
Fakultas Teknik
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19802011006
5 NIDN 1208128001
6 Tempat dan Tanggal Lahir Salu, 08 Desember 1980
7 Alamat Rumah Jl. Cemara
8 Nomor Telepon/Faks/HP 08114907776
9 Alamat Kantor Jl. Kamizaun Mopah Lama
10 Nomor Telepon/Faks 0411-587636/ 0411-580505
11 Alamat e-mail
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 15 orang; S-2= - orang; S-3= - orang
1. Teknik Pantai
2. Pelabuhan
3. Pengembangan Sumber Daya Air
13 Mata Kuliah yang Diampu
4. Pengelolaan Air Tanah
5. Hidrologi
6. Manajemen Kualitas Air

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Universitas Kristen Indonesia
Nama Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin
Paulus Makassar
Bidang Ilmu Teknik Sipil Keairan
Tahun Masuk – Lulus 1999 – 2004 2009 - 2012
Perencanaan Traffict Light Pada
Simpang Jl. Masjid Raya, Jl. Studi Pengaruh Krib Hulu
Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Urip Sumoharjo, Jl. G. Tipe Impermeabel Terhadap
Bawakaraeng dan Jl. Maccini Belokan di Sungai
Baru Makassar
Prof. Dr. Moh. Saleh Pallu
M. Eng
Nama Pembimbing/Promotor
Dr.Eng. Mukhsan Putra
Hatta, ST., MT

C. Pengalaman Penelitian
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian Jml (Juta
Sumber *
Rp)
Pemanfaatan Tanah Lempung Kepasiran Sebagai
1 2013 Bahan Bangunan di Kampung Sota Distrik Sota Dikti 12
Perbatasan Republik Indonesia – Papua New Guinea
2 2014 Pemanfaatan Limbah Beton sebagai Bahan Dikti 11
Stabilisasi Tanah Ekspansif terhadap Nilai Kuat
Tekan Bebas Guna Perkuatan Jalan Lingkungan di

26
Kampung Sota Distrik Sota Perbatasan Republik
Indonesia – Papua New Guinea
Perlakuan Campuran Batako dengan Menggunakan
3 2015 Dikti 14,5
Abu Sekam Padi sebagai Bahan Aditif
Pemanfaatan Semen Portland Sebagai Bahan
4 2016 Stabilisasi Tanah terhadap Kecepatan Permeabilitas Dikti 11,6
Pada Bangunan Air di Kabupaten Merauke

D. Karya Ilmiah
Volume/Nom
No Judul Artikal Ilmiah Nama Jurnal
or/Tahun
Pemanfaatan Tanah Lempung Kepasiran Sebagai
Vol.2 Jurnal Ilmiah
1 Bahan Bangunan di Kampung Sota Distrik Sota
No.2/2013 MUSTEK ANIM HA
Perbatasan Republik Indonesia – Papua New Guinea
Pemanfaatan Limbah Beton sebagai Bahan
Stabilisasi Tanah Ekspansif terhadap Nilai Kuat Vol.3 No.3
Jurnal Ilmiah
2 Tekan Bebas Guna Perkuatan Jalan Lingkungan di Desember
MUSTEK ANIM HA
Kampung Sota Distrik Sota Perbatasan Republik 2014
Indonesia – Papua New Guinea
Studi Pengaruh Krib Hulu Tipe Impermeabel Pada Volume 4 No.
Jurnal Ilmiah
3 Gerusan di Belokan Sungai ( Studi Kasus Panjang 2 Agustus
MUSTEK ANIM HA
Krib 1/10 dan 1/5 Lebar Sungai) 2015
Pengaruh Penggunaan Semen dan Bahan Additive Volume 4 No.
Polimer Terhadap Daya Dukung Tanah di Kawasan 2 Agustus Jurnal Ilmiah
4
Kebun Coklat Distrik Tanah Miring Kabupaten 2015 MUSTEK ANIM HA
Merauke
Volume 4 No.
Perlakuan Campuran Batako dengan Menggunakan Jurnal Ilmiah
5 2 Agustus
Abu Sekam Padi Sebagai Bahan Aditif MUSTEK ANIM HA
2015
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
pengabdian Dana DIPA UNMUS 2017.

Merauke, 21 Juni 2017


Ketua/Anggota,*)

( Jeni Paresa, ST., MT. )

III. Anggota 2 Tim Pengusul

27
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muchlis Alahudin, ST., MT
2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP 197726062012121001
5 NIDN 1226067701
6 Tempat dan Tanggal lahir Pare-Kediri, 26 Juni 1977
7 E-mail muchlisalahudin@yahoo.co.id
8 Nomor HP 0853 9805 7345
9 Alamat Kantor Universitas Musamus Merauke, Jalan. Kamizaun
Mopah Lama Merauke 99600
10 Nomor Telepon/Faks 0853 9805 7345 / -
11 Lulusan yang Telah S-1 = 10 Orang
Dihasilkan
13 Mata Kuliah yang Diampu Fisika Bangunan
Studio Perancangan Arsitektur IV
Perancangan Ruang Dalam

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Merdeka Universitas
Malang Hasanuddin
Makassar
Bidang Ilmu Teknik Arsitektur Arsitektur
Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2009– 2011
Judul Skripsi/Thesis Perancangan Sekolah Kenyamanan
Tinggi Agama Termah Bangunan
Kristen Merauke Hunian Tradisional
Toraja
Nama Pembimbing 1.Ir. Donny DAP, 1. Dr. Ir. Victor
MTArs Sampebulu’,
2.Ir. Nurhamdoko M.Eng
Boni, MTA 2. Baharuddin
Hamzah, ST.,
M.Arch., Ph.D

C. Pengalaman Penelitian
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jml
Sumber
(Juta Rp)
Pengaruh Material Atap Dan Kondisi
DIPA
Lingkungan Pada Greenhouse/Rumah Tanaman
1. 2012 UNMUS 7.5
Universitas Musamus (Unmus) Merauke
TA 2012
Terhadap Kondisi Termal Di Dalam Bangunan

2. 2014 Kondisi Lingkungan Sekitar Terhadap DIPA 7.5


Kenyamanan Termal Rumah Sewa (Studi Kasus UNMUS
Rumah Sewa di Kelurahan Seringgu Jaya

28
Merauke) TA 2014

Aplikasi Hibrid Solas Cell-Wind Power Untuk


3. 2015 Mendukung Penyediaan Irigasi Pertanian (Studi DIKTI 74.999
Kasus Lahan Sawah 1600 M2)

Kuat Tekan Beton Menggunakan Bahan


4. 2016 Campuran Pasir Lokal (Pasir Nasem) dan Pasir DIKTI 10
Impor Dengan Metode DoE

D. Karya Ilmiah

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/T


ahun
1. Kenyamanan Termal Pada Bangunan Mustek Anim- 01 / 2/ 2012
Hunian Tradisional Toraja Ha
(Studi kasus Tongkonan dengan material
ISSN 20896697
atap Seng)
2. Evaluasi Kondisi Bangunan Greenhouse Agrikola 1/3/2013
dan Screenhouse pada Fakultas Pertanian
ISSN 2089-
Universitas Musamus Merauke
1673
3. Kondisi Lingkungan Sekitar Terhadap Mustek Anim- 3 / 1 / 2014
Kenyamanan Termal Rumah Sewa Ha
(Studi Kasus Rumah Sewa Di Kel. ISSN 20896697
Seringgu Jaya Merauke)
4. Pengaruh Termal Dalam Ruangan Visipustaka 16 / 2 / 2014
Perpustakaan Terhadap Kondisi Buku dan
ISSN 1411-
Kenyamanan Pembaca (Studi Kasus
2256
Perpustakaan Universitas Musamus
Merauke)
5. Aplikasi Hibrid Solar Cell – Wind Power Prosiding Snira IV/A/2015
untuk Mendukung Penyediaan Irigasi
ISSN 2302-
Pertanian
4135
6. Kuat Tekan Beton Menggunakan Bahan Mustek Anim- 5 / 2 / 2016
Campuran Pasir Lokal (Pasir Nasem) dan Ha
Pasir Impor Dengan Metode DoE
ISSN 20896697

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

29
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan pengabdian Dana DIPA UNMUS 2017.

Merauke, 21 Juni 2017


Ketua/Anggota,*)

Muchlis Alahudin, ST., MT

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan Pembagian Tugas


No Nama/NIDN Jabatan Bidang Alokasi Uraian Tugas
Ilmu Waktu
(Jam/ming

30
gu/bulan)
1 Dina Limbong Ketua Teknik 4 Mengkoordinir
Pamuttu, S.T., Sipil - kegiatan Penelitian
M.T / - Keairan yang meliputi :
1) Penyusunan draf
rancangan
proposal
2) Perancangan
metode Penelitian
3) Menjadwalkan
jalannya
Penelitian.
4) Mengkoordinir
pelaksanaan
survei lapangan
5) Mengkoordinir,
pengambilan
data, analisa/
pembahasan,
pembuatan
naskah
seminar/artikel,
dan pembuatan
laporan
2 Jeni Paresa, S.T., Anggota 1 Teknik 4 Kegiatan penelitian
M.T/1208128001 Sipil - yang meliputi :
Keairan 1) Penyusunan draf
rancangan
proposal
2) Bekerjasama
dalam
penyusunan
proposal.
3) Menyiapkan
peralatan
penelitian/ survei.
4) Bekerjasama
dalampengambila
n data,
analisa/pembahas
an,

3 Muchlis Anggota 2 Arsitektur 4 Kegiatan penelitian


Alahudin, S.T., - Thermal yang meliputi :
M.T/ 1) Penyusunan draf
rancangan
proposal

31
2) Bekerjasama
dalam
penyusunan
proposal.
3) Menyiapkan
peralatan
penelitian/ survei.
4) Bekerjasama
dalam
pengambilan
data, analisa
/pembahasan,
pembuatan
naskah
seminar/artikel
dan pembuatan
laporan

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

32
Nama : Dina Limbong Pamuttu, S.T., M.T
NIDN :-
Pangkat/Golongan :-
Jabatan Fungsional :-

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul :


KERUSAKAN PANTAI
(STUDI KASUS PANTAI LAMPU SATU MERAUKE)
Yang diusulkan dalam program bantuan penelitian bagi dosen Universitas
Musamus (UNMUS) untuk tahun anggaran 2017 bersifat original dan belum
pernah dibiayai oleh lembaga / sumber dana lain.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya pengabdian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar –


benarnya.

Merauke, 21 Juni 2017

Mengetahui, Yang menyatakan,


Dekan,

(Fransiskus X. Manggau, S.Kom., M.T.) (Dina Limbong Pamuttu, S.T., M.T)


NIP. : 19800428 200605 1 002 NIDN.

33

Anda mungkin juga menyukai