Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA

DAMPAK PERTAMBANGAN BATU BARA


TERHADAP LINGKUNGAN, SOSIAL, DAN
EKONOMI

DISUSUN OLEH :

ELATIKA PIPERNINGRUM

112220170

KELAS M

DOSEN:

WIDYA TRI UTOMO,S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa
menyelesaikan karya tulis ilmiah tentang "Dampak Pertambangan
Batubara Terhadap Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi"

Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak
mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat


kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian
dalam karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, saya dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
karya tulis ilmiah ini.

Saya berharap semoga karya tulis ilmiah yang saya susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Yogyakarta, 7 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………..1

DAFTAR ISI………………………………………………………….2

BAB 1…………………………………………………………………4

A. Latar Belakang ……………………………………………….4


B. Rumusan Masalah…………………………………………….5
C. Tujuan………………………………………………………...5

BAB 2………………………………………………………………....6

A. Dampak terhadap Lingkungan………………………………..6


B. Dampak terhadap kehidupan sosial…………………………..8
C. Dampak terhadap perekonomian……………………………..9

BAB 3………………………………………………………………..11

Kesimpulan ……………………………………………………….....11

Daftar Pustaka……………………………………………………….12
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tambang


batubara terbesar di dunia. Ada 20 provinsi yang memiliki sumber
daya batu bara, namun Sumatra dan Kalimantan Timur merupakan
provinsi dengan tingkat sumber daya batubara tertinggi di
Indonesia. Sekitar 82% dari total sumber daya batubara di
Indonesia. Sumber daya batubara di Indonesia mencapai kurang
lebih 162 miliar ton dan dan cadangan sebesar 28,3 miliar ton.

Pertumbuhan produksi batubara ini dari tahun ke tahun


meningkat pesat, dengan rata-rata produksi sekitar 200 juta ton
tiap tahunnya. Batubara telah memainkan peran yang sangat
penting selama berabad-abad, tidak hanya membangkitkan listrik,
namun juga merupakan bahan bakar utama bagi produksi baja,
semen, pusat pengolahan alumina, pabrik kertas, industri kimia,
serta farmasi. Batubara merupakan komoditi utama dalam
subsektor pertambangan umum. Batubara juga menempati posisi
vital dan salah satu sumber energi primer bagi dunia industri di
Indonesia.

Batubara merupakan sumber daya alam yang tidak dapat


diperbaharui, artinya sumber daya yang tidak dapat dipulihkan
sama sekali dikarenakan pembentukkannya sangat lambat.
Pertambangan batubara juga sama dengan pertambangan umum
yang meliputi tahapan penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta pasca tambang. Kegiatan
pertambangan merupakan kegiatan yang beresiko dan melibatkan
alat alat yang berteknologi tinggi, selain itu juga harus ada aturan
regulasi dari beberapa sektor. Kegiatan pertambangan ini juga
mengubah bentang alam menjadi lahan yang siap ditambang
sehingga mampu mengubah tatanan ekosistem. Kegiatan usaha
pertambangan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, sosial,
dan ekonomi untuk lingkungan sekitar. Dampak negatif yang
ditimbulkan yaitu kerusakan lingkungan, masalah kesehatan,
perebutan lahan. Salah satu kerusakan lingkungan yang
diakibatkan oleh kegiatan pertambangan adalah area yang
ditambang dibiarkan menganga. Di sisi lain, dampak positif
adanya kegiatan pertambangan adalah membuka lapangan
pekerjaan bagi para penduduk daerah, sumber devisa negara,
sumber pendapatan asli daerah

Pemahaman positif setiap orang tentang kegiatan


pertambangan sangat diperlukan mengingat pemahaman negatif
dapat menghambat sektor pertambangan. Tahapan penambangan
yang baik harus dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif
dari kegiatan pertambangan terhadap lingkungan, sosial, ekonomi.
Pandangan masyarakat apabila memiliki pemahaman yang baik
akan mengantarkan pada pengelolaan bahan tambang yang
menguntungkan saat ini yang berupa nilai tambah ekonomi,
kesejahteraan masyarakat daerah sekitar, dan tidak merugikan
generasi masa depan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dampak kegiatan penambangan batubara bagi
lingkungan sekitar?
2. Apa saja dampak kegiatan penambangan batubara bagi
kehidupan sosial ?
3. Apa saja dampak kegiatan penambangan batubara terhadap
keberlangsungan perekonomian di masyarakat?
4. Apa saja ciri praktik penambangan yang baik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak penambangan batubara bagi
lingkungan sekitar
2. Menambah wawasan tentang pertambangan batubara
3. Untuk mengetahui dampak penambangan batubara bagi
kehidupan sosial
4. Untuk mengetahui dampak kegiatan penambangan
batubara terhadap keberlangsungan perekonomian di
masyarakat
5. Menambah pengetahuan apa yang harus dilakukan dan
dilarang dalam kegiatan penambangan batubara
6. Menambah pengetahui tentang ciri praktik penambangan
yang baik atau sesuai aturan
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Dampak terhadap lingkungan sekitar

Kegiatan penambangan batubara merupakan kegiatan


eksploitasi sumber daya alam yang tidak diperbarui, dimana
didalam kegiatan penambangan dapat berdampak pada rusaknya
ekosistem. Apabila ekosistem sudah rusak diartikan ekosistem
tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Fungsi
dari ekosistem itu sendiri adalah sebagai sumber lahan makanan
bagi mahluk hidup, menjaga keseimbangan ekosistem yang
dinamis, ruang hidup bagi makhluk hidup, dan tempat interaktif
untuk hidup. Mekanisasi peralatan dan teknologi pertambangan
telah menyebabkan skala pertambangan semakin besar sehingga
menambah lapisan bumi yang harus digali. Hal ini menimbulkan
dampak terhadap lingkungan seperti sebagai berikut

1. Perubahan bentang alam

Kegiatan penambangan batubara dimulai dengan pembukaan


tanah dan pembongkaran batubara yang menyebabkan perubahan
terhadap bentang alam. Lubang-lubang tambang yang telah digali
ini harus ditutup melalui kegiatan reklamasi. Kegiatan reklamasi
adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki
kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali
sesuai peruntukannya. Namun penutupan lubang tambang secara
keseluruhan sangat sulit untuk dipenuhi karena kekurangan tanah
penutup akibat deposit batubara yang terangkat keluar dari lubang
tambang jauh lebih besar dibandingkan tanah penutup yang ada.
Walaupun di dalam aturan atau kebijakan pemerintah harus ada
kegiatan reklamasi, namun pada kenyataannya perusahaan
pertambangan batubara banyak yang meninggalkan lubang-lubang
yang besar. Hal inilah yang memicu terjadinya kerusakan
lingkungan.

2. Penurunan tingkat kesuburan tanah

Penurunan tingkat kesuburan tanah terjadi karena aktivasi


pertambangan batubara yang mengupas tanah pucuk dan tanah
penutup. Pengupasan tanah pucuk ini dapat merubah sifat sifat
tanah terutama sifat fisik tanah yang awalnya terbentuk secara
alamiah dengan lapisan-lapisan yang tertata rapi dari lapisan atas
sampai lapisan paling bawah akan terganggu akibat dari
pengupasan tanah ini. Tanah yang dikupas akan diletakkan di
tempat yang telah ditentukan dengan keadaan terpisah antara tanah
pucuk atau tanah paling atas dengan tanah penutup atau tanah
paling bawah. Setelah proses pembongkaran deposit batubara,
maka tanah pucuk dan tanah penutup dikembalikan ke lubang
tambang dengan cara backfilling. Waktu pengembaliin tanah
pucuk dan tanah penutup membutuhkan waktu yang lebih lama
tergantung dengan kecepatan proses kegiatan pertambangan
berlangsung. Kondisi tanah yang telah dikembalikan ke lubang
tambang, akan sangat rentan terhadap kesubuhan tanah akibat
tanah telah rusak karena dibongkar. Curah hujan yang tinggi dapat
mempengaruhi kondisi tanah tersebut sehingga tanah dapat
kekurangan unsur hara yang dibutuhkan tanaman pada saat
dilakukan revegetasi tanaman.

3. Terancamnya keanekaragaman hayati

Pembukaan lahan untuk kegiatan penambangan batubara dapat


menganggu keanekaragaman hayati

4. Pencemaran lingkungan akibat limbah-limbah yang dihasilkan


oleh aktivitas penambangan.

Limbah pertambangan biasanya mengandung asam sulfat dan


senyawa besi yang dapat mengalir keluar daerah pertambangan.
Limbah pertambangan yang bersifat asam menyebabkan korosi
dan melarutkan logam berat sehingga air yang tercemar oleh
limbah pertambangan tersebut dapat memusnahkan fauna laut.
5. Penurunan kualitas udara

Penurunan kualitas udara disebabkan oleh pembongkaran


batubara dan aktivitas pengangkutan batubara dan peralatan dari
dalam dan keluar lokasi penambangan. Selain itu dengan
pembukaan lahan untuk kegiatan pertambangan juga harus
membakar lahan. Hal ini mampu memicu penurunan kualitas
udara

Dampak pertambangan batubara tidak hanya saat kegiatan


pertambangan berlangsung, namun juga muncul pada pasca operasi
tambang. Industri pertambangan banyak yang meninggalkan lubang-
lubang bekas penambangan. Hal ini dapat memicu turunnya kualitas
dan kuantitas air. Air lubang tambang yang bocor ke tanah dapat
mencemari air tanah dan dapat menganggu ekosistem tanah

B. Dampak terhadap kehidupan sosial

Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya


merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Perusahaan
memerlukan masyarakat sekitar dalam pengembangan perusahaan,
sedangkan masyarakat memerlukan perusahaan untuk membantu
perekonomian. Oleh karena itu, aktivitas perusahaan tidak dapat
dipungkiri memiliki dampak sosial terhadap masyarakat sekitarnya.
Adapun dampak kehidupan sosial yang ditimbulkan dari kegiatan
pertambangan batubara diantaranya:

1. Menurunnya kualitas kesehatan akibat debu


2. Terjadinya perubahan pola pikir masyarakat

Kegiatan pertambangan mengubah pola pikir masyarakat


guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adanya kompensasi
uang pengganti lahan dan rusaknya lahan pertanian mendorong
masyarakat untuk beralih mata pencaharian yang awalnya
petani menjadi penambang.

3. Struktur sosial di masyarakat mengalami perubahan.

Masyarakat sekitar kegiatan pertambangan termotivasi


untuk mampu menyesuaikan perubahan struktur sosial yang
disebabkan banyaknya masyarakat pendatang menjadi
karyawan di perusahaan pertambangan batubara.

4. Kehadiran perusahaan pertambangan mempengaruhi


perilaku masyarakat terhadap partisipasinya untuk
lingkungan.

Setelah kegiatan pertambangan batubara hadir dan


beroperasi, perilaku masyarakat dalam bergotong royong lebih
berorientasi pada sistem bayaran. Masyarakat cenderung
memberi bantuan dalam bentuk uang daripada dalam bentuk
tenaga. Selain itu, intensitas partisipasi masyarakat dalam
kegiatan gotong royong juga mengalami penurunan karena
faktor kesibukan kerja masing-masing warga yang kian
bervariasi.

C. Dampak terhadap perekonomian di masyarakat

Kesejahteraan masyarakat meningkat dengan adanya kegiatan


pertambangan batubara. Dampak positif lainnya yaitu tersedianya
fasilitas sosial dan fasilitas umum, tersedianya lapangan pekerjaan
yang mampu menampung masyarakat yang memerluka pekerjaan,
dan mampu meningkat pendapatan masyarakat sekitar tambang.
Potensi ekonomi dengan hadirnya pertambangan dalam suatu
negara dalam beberapa hal sebagai berikut:

1. Menjadi pionir roda ekonomi


2. Mendorong pengembangan wilayah
3. Memberikan manfaat ekonomi regional dan nasional
4. Memberikan peluang usaha pendukung
5. Pembangunan infrastruktur baru
6. Membuka isolasi daerah terpencil

Pertambangan batubara jelas memberika dampak kepada


lingkungan,sosial, dan ekonomi. Ketiga dampak tersebut dapat
diminimalisir dengan menerapkan praktik pertambangan yang baik.
Kegiatan pertambangan akan terus berlangsung seiring meningkatnya
jumlah manusia, sehingga perlu perhatian dari semua pihak agar bisa
mendorong kegiatan pertambangan sebagai kegiatan yang minim
dampak negatif. Berikut ini beberapa ciri praktik pertambangan yang
baik antara lain sebagai berikut:

1. Menerapkan teknologi pertambangan yang tepat dan sesuai


2. Menerapkan prinsip efisiensi dan efektivitas dalam
pelaksanaan
3. Melindungi dan memelihara fungsi lingkungan hidup
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat
5. Menghasilkan keuntungan yang memadai
BAB 3

KESIMPULAN

Kekayaan sumber daya batubara yang ada di Indonesia


merupakan salah satu aset pembangunan nasional. Industri
pertambangan batu bara mampu mensejahterakan masyarakat dalam
bentuk fasilitas sekolah yang baik, pemukiman, pelabuhan, jalan,
jaringan listrik, dan dapat memberika kontribusi terhadap
pembangunan ekonomi. Dari tahun ke tahun, batubara menjadi sektor
utama perekonomian di Indonesia. Sektor ini mampu memberikan
sumbangan cukup besar terhadap penerimaan negara yang jumlahnya
meningkat tiap tahun. Hal ini dibuktikan dengan persentase konsumsi
domestic diserap oleh pembangkit listrik sebanyak 71%, industri
semen sebanyak 17%, dan industri tekstil sebanyak 10,1%.

Namun disisi lain, industri pertambangan yang membuka lahan


dengan mengubah bentang alam dan juga berpotensi mengubah
tatanan ekosistem suatu wilayah serta tatanan sosial ekonomi
masyarakat. Dampak kegiatan pertambangan tidak hanya dirasakan
saat kegiatan pertambangan berlangsung, namun juga dirasakan saat
pasca operasi tambang. Banyak perusahaan yang hanya meninggalkan
area pertambangan dengan lubang-lubang yang menganga. Hal ini
memicu terjadinya kerusakan lingkungan..

Dengan adanya praktik pertambangan yang baik diharapkan


mampu menekan dampak negatif dari kegiatan pertambangan dan
mendukung kegiatan pertambangan yang berkelanjutan secara
lingkungan, sosial, dan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

https://ugrg.ft.ugm.ac.id/artikel/batubara-sebagai-sumber-energi-
asal-jenis-dan-kegunaannya/#:~:text=Batubara%20telah
%20memainkan%20peran%20yang,%2C%20industri%20kimia
%2C%20serta%20farmasi.

https://core.ac.uk/download/pdf/295175931.pdf

https://www.academia.edu/12829324/karya_ilmiah_batubara

Arif, Irwandy. (2014). Batubara Indonesia.

HS, Salim. (2005). Hukum pertambangan di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai