Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PENAMBANGAN BATUBARA (TUGAS SDA

fekon 2012)
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat kepada Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan uraian makalah tentang EKSTERNALITAS DALAM
PENGELOLAAN SDA.
Makalah ini disusun sebagai syarat dalam mengikuti semester
mata kuliah Ekonomi SDA dan lingkungan Universitas Khairun.
Makalah ini merupakan wujud kontribusi kepada dunia
pendidikan ditanah air. Kemajuan zaman dan perkembangan dunia
yang semakin maju menuntut kita agar menjadi generasi yang
cerdas, terampil, kreatif, mandiri dan memiliki kepribadian yang sesuai
dengan budaya bangsa. Sehingga memiliki daya saing yang tinggi
juga berkarakter dan berakhlak mulia.
Saya menyusun makalah ini berdasarkan pencarian di internet
standar isi 2013 dan akan selalu berusaha menyesuaikan dengan
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Saya menyadari makalah ini masih banyak kekurangan
sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya saya memanjatkan doa kepada Allah SWT.
Semoga berkenan melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak
yang telah memberikan sumbangan pikiran, moral, maupun materi
dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga uraian makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua. Amin.

Ternate, 01 januari 2014

JAMAL ARIFUDIN
NPM: 020312071

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil tambang batu bara terbesar di dunia.
Salah satu daerah penghasil tambang terbesar di Indonesia adalah Kalimantan Selatan.
Pertumbuhan tambang di Kalimantan Selatan sendiri semakin pesat karena semakin banyak
lahan tambang baru yang ditemukan. Namun pertumbuhan yang pesat tidak diseimbangi
dengan pengelolaan yang baik oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kurangnya
sosialisasi tentang pengelolaan tambang dengan baik, menyebabkan banyak dampak buruk
yang dihasilkan. Walaupun sekarang tidak terlalu terasa, namun beberapa tahun lagi dampak
pengelolaan tambang yang salah bisa mengganggu stabilitas ekosistem.

Perlunya usaha-usaha yang dilakukan dari sekarang untuk mengatasi pengelolaan tambang
yang salah. Mulai dari sosialisasi sampai tindakan nyata. Sehingga diharap keseimbangan
alam akan terjaga.
Lokasi Indonesia yang terletak pada 3 tumbukan (konvergensi) lempeng
kerak bumi, yakni lempeng Benua Eurasia, lempeng Benua India-Australia dan
lempeng Samudra Pasifik melahirkan suatu struktur geologi yang memiliki
kekayaan potensi pertambangan yang telah diakui di dunia. Namun, potensi yang
sangat tinggi ini masih belum tergali secara optimal. Disamping itu, tingkat
investasi di sektor ini relatif rendah dan menunjukkan kecenderungan menurun
akibat terhentinya kegiatan eksplorasi di berbagai kegiatan pertambangan.
Menurut studi yang dilakukan Fraser Institute dalam Annual Survey of Mining
Companies (December 2002), iklim investasi sektor pertambangan di Indonesia
tidak cukup menggairahkan. Banyak kalangan menghawatirkan bahwa dengan
kondisi seperti ini maka masa depan, industri ekstraktif khususnya pertambangan
di Indonesia akan segera berakhir dalam waktu 5 sampai 10 tahun. Kondisi ini
patut disayangkan karena industri ini memberikan sumbangan yang cukup besar
bagi perekonomian nasional maupun daerah.
Dampak ekonomi dari keberadaan industri pertambangan antar lain
penciptaan output, penciptaan tenaga kerja, menghasilkan devisa dan
memberikan kontribusi fiskal. Pada makalah ini akan dibahas mengenai gambaran
kondisi pertambangan mineral, iklim investasi pertambangan, tinjauan manfaat
ekonomi kegiatan pertambangan, permasalahan yang dihadapi industri
pertambangan dan rekomendasi kebijakan.
Endapan batubara adalah salah satu sumber daya alam yang
digunakan sebagai sumber energi alternatif pengganti minyak,
sebagai sumber energi manusia. Penggunaan batubara sebagai sumber
energi untuk memenuhi kebutuhan manusia semakin lama semakin
meningkat. Meningkatnya penggunaan batubara sebagai sumber
energi menyebabkan penggunaan batubara tidak berdasarkan kualitas
melainkan berdasarkan tingkat kebutuhan manusia. Penggunaan
batubara berdasarkan tingkat kebutuhan menyebabkan penambangan
batubara tidak dilaksanakan berdasarkan kualitas seperti antrasit atau
bituminus, melainkan nilai kalori yang dibutuhkan oleh pasar. Hal
tersebut menyebabkan penambangan pada lapisan batubara dengan
nilai kalori rendah seperti lignit akan tetap dilaksanakan ketika pasar
membutuhkan.
Batubara kelas lignit pada kondisi lapangan memiliki kenampakan fisik
yang relatif sama dengan batubara lempungan. Hal ini menyebabkan
sulitnya membedakan antara lignit dengan batubara lempungan secara
megaskopis. Kehadiran batubara lempungan pada suatu lapisan
batubara baik sebagai parting, split, maupun yang berada di bagian
atas maupun bawah suatu lapisan batubara akan mempengaruhi
kualitas batubara tersebut. Pengaruh batubara lempungan terhadap
kualitas batubara berupa peningkatan kadar abu yang dihasilkan dari
sisa pembakaran batubara. Kadar abu batubara yang tinggi akan
menurunkan kualitas batubara. Hal tersebut karena abu batubara
berkaitan dengan lamanya penggunaan umur peralatan yang
digunakan dalam pembakaran batubara. Semakin tinggi kadar abu,
maka pengotoran pada alat semakin tinggi sehingga umur alat menjadi
lebih pendek. Untuk mengetahui pengaruh batubara lempungan
terhadap kadar abu batubara, salah satu metode yang dapat
digunakan adalah melalui pendekatan uji geostatistik.
Geostatistik adalah suatu metode yang digunakan dalam suatu riset
atau penelitian dibidang geologi untuk melakukan analisis data
secara kauntitatif seperti untuk mengetahui apakah suatu variabel
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel lain. Metode
ini belum dilakukan dalam penelitian-penelitian terdahulu.
Pembangunan industri pada sektor usaha bidang pertambangan
batubara adalah suatu upaya pemerintah dalam meningkatkan devisa
negara dan bila ditinjau dari segi pola kehidupan masyarakat sangat
berhubungan langsung dengan peningkatan kebutuhan barang dan
jasa, pemakaian sumber-sumber energi, dan sumber daya alam.
Penggunaan sumber daya alam secara besar-besaran tanpa
mengabaikan lingkungan dapat mengakibatkan berbagai dampak
negatif yang terasa dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang. Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu upaya dan
pendekatan dalam pemanfaatan sumber daya alam yaitu suatu
pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan generasi sekarang
tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Sebagaimana dikemukakan oleh Hadi (2001)
menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan secara implisit juga
mengandung arti untuk memaksimalkan keuntungan pembangunan
dengan tetap menjaga kualitas sumber daya alam.
Pengelolaan lingkungan bagi industri di bidang usaha tambang
batubara merupakan hal terpenting dari suatu kegiatan usaha yang
harus dilakukan agar industri tetap berjalan dan berkelanjutan.
Pembangunan industri yang berkelanjutan mencakup tiga aspek yaitu
lingkungan (environment), ekonomi (economy) dan sosial/ kesempatan
yang sama bagi semua orang (equity) yang dikenal sebagai 3E. Aspek
lingkungan tidak berdiri sendiri namun sangat terkait dengan dua
aspek lainnya. Dalam kegiatan internal industri, peluang untuk
memadukan aspek lingkungan dan ekonomi sangat besar, tergantung
cara mengelola lingkungan dengan bijak dan menguntungkan. Faktor
sosial yang sebagian besar menyangkut masyarakat sekitar atau di
luar industri juga sangat terkait dalam pengelolaan lingkungan.

I.2 Rumusan Masalah


Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah karakteristik
batubara lempungan Formasi Wahau dan pengaruhnya tersebut
terhadap kadar abu batubara. Masalah-masalah tersebut dapat dibagi
menjadi 2 pertanyaan, yaitu:
1. Bagaimana karakteristik batubara lempungan Formasi Wahau
pada log geofisika (berupa log gamma Ray dan Density log)?
2. Bagaimana pengaruh batubara lempungan terhadap kadar abu
batubara di daerah penelitian menurut uji geostatistik?

I.3 Maksud dan Tujuan


I.3.1 Maksud
1. Mempelajari karakteristik batubara lempungan Formasi Wahau
melalui analisis data log geofisika.
2. Mempelajari pengaruh kehadiran batubara lempungan terhadap
kadar abu yang dihasilkan dari sisa pembakaran batubara Formasi
Wahau.

PEMBAHASAN
PENAMBANGAN BATU BARA
Pertambangan adalah suatu kegiatan mencari, menggali,
mengolah, memanfaatkan dan menjual hasil dari bahan galian berupa
mineral, batu bara, panas bumi, minyak dan gas. Seharusnya kegiatan
pertambangan memanfaatkan sumberdaya alam dengan berwawasan
lingkungan, agar kelestarian lingkungan hidup tetap terjaga.
A. ASAL MULA BATU BARA
1. Pengertian Bahan Galian Batu Bara
Bahan Galian Batu bara adalah bahan galian yang terbentuk dari sisa
tumbuhan yang terperangkap dalam sedimen dan dapat dipergunakan sebagai bahan
bakar, Jenis sedimen ini terperangkap dan mengalami perubahan material organik
akibat timbunan (burial) dan diagenesa.
Batubara awalnya merupakan bahan organik yang terakumulasi dalam rawa-
rawa yang dinamakan peat. Pembentukan batubara memerlukan kondisi-kondisi
tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman
karbon kira-kira 340 juta tahun yang lalu (Jtl) adalah masa pembentukan Batubara
yang paling produktif.
2. Materi Pembentuk Batubara
A. Alga, dari zaman prekambrium hingga ordovisium dan bersel tunggal
sangat sedikit endapan batubara dari periode ini Silofita, Dari zaman
Silur hingga devon tengah merupakan turunan dari alga. Sedikit
endapan batubara dari periode ini.
B. Plirodefita, umur devon atas hingga karbon atas. Tumbuhan
pembentuknya merupakan tumbuhan tanpa bunga dan biji serta
berkembangbiak dengan spora.
C. Gimnospermae, Dari zaman permian hingga kapur tengah. Tumbuhan
heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, contohnya Pinus.
D. Angiosspermae, dari zaman kapur atas hingga kii. Jenis tumbuhan
modern, buah menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga,
kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga secara umum
kurang terawetkan.
3. Pembentukan Batubara
Ada dua proses yang terjadinya pembentukan batu bara, yaitu :
A. Tahap Diagenetik atau biokimia yaitu dimulai pada saat material
tanaman terdeposisi, hingga lignit terbentuk. Agen utama yang
berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat
oksidasi, dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses
pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta
membentuk gambut.
B. Tahap malihan atau geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit
menjadi biuminus, dan akhirnya antrasit.
4. Kelas dan Jenis Batubara
A. Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam
berkilauan. (luster) metalik. Mengandung antara 86 % 98 % unsur
karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8 %
B. Bituminus mengandung 68 86 % Unsur karbon (c) dan berkadar air
8-10 % dari beratnya.
C. Subbituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air. Sehingga
menjadi sumber panas yang kurang efisien dibanding dengan
bituminus.
D. Lignit atau batubara cokelat adalah batubara yang sangat lunak yang
mengandung air 35 75 % dari beratnya.
E. Gambut, berpori dan memiliki kadar air diatas 75 % serta nilai kalori
yang paling rendah

B. Metode Penambangan Batubara


Kegiatan pertambangan batubara merupakan kegiatan
eksploitasi sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dan
umumnya membutuhkan investasi yang besar terutama untuk
membangun fasilitas infrastruktur.
Karakteristik yang penting dalam pertambangan batubara ini
adalah bahwa pasar dan harga sumberdaya batubara ini yang
sangat prospektif menyebabkan industri pertambangan batubara
dioperasikan pada tingkat resiko yang tinggi baik dari segi aspek
fisik, perdagangan, sosial ekonomi maupun aspek politik.
Kegiatan penambangan batubara dapat dilakukan dengan
menggunakan dua metode yaitu:
1. Penambangan permukaan (surface/ shallow mining) , meliputi
tambang terbuka penambangan dalam jalur dan penambangan
hidrolik.
2. Penambangan dalam (subsurfarcel deep mining).
Sistem penambangan batubara yang sering diterapkan oleh
perusahaan - perusahaan yang beroperasi adalah sistem tambang
terbuka (Open Cut Mining) . Penambangan batubara dengan
sistem tambang terbuka dilakukan dengan membuat jenjang
(Bench) sehingga terbentuk lokasi penambangan yang sesuai
dengan kebutuhan penambangan.
Metode penggalian dilakukan dengan cara membuat jenjang
serta membuang dan menimbun kembali lapisan penutup dengan
cara back filling per blok penambangan serta menyesuaikan
kondisi penyebaran deposit sumberdaya mineral,
Kegiatan penambangan apabila dilakukan di kawasan hutan
dapat merusak ekosistem hutan. Apabila tidak dikelola dengan baik,
penambangan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan secara
keseluruhan dalam bentuk pencemaran air, tanah dan udara.
Adapun akibat dari kegiatan penambangan terbuka (open
mining), di antaranya;
A. Menimbulkan lubang besar pada tanah.
B. Penurunan muka tanah atau terbentuknya cekungan pada sisa
bahan galian yang dikembalikan ke dalam lubang galian.
C. Bahan galian tambang apabila di tumpuk atau disimpan pada stock
fliling dapat mengakibatkan bahaya longsor dan senyawa beracun
dapat tercuci ke daerah hilir.
D. Mengganggu proses penanaman kembali reklamasi pada galian
tambang yang ditutupi kembali atau yang ditelantarkan terutama
bila terdapat bahan beracun, kurang bahan organiklhumus atau
unsur hara telah tercuci .

c. Pengangkutan Batu Bara


Cara pengangkutan batu bara ke tempat batu bara tersebut akan
digunakan tergantung pada jaraknya.
Untuk jarak dekat, batu bara umumnya diangkut dengan
menggunakan ban berjalan atau truk. Untuk jarak yang lebih jauh di
dalam pasar (dalam negeri) batu bara diangkut dengan menggunakan
kereta api atau tongkang atau dengan alternatif lain misalnya batu
bara dicampur dengan air untuk membentuk bubur batu dan diangkut
melalui jaringan pipa.
Kapal laut umumnya digunakan untuk pengakutan internasional
dalam ukuran berkisar dari Handymax (40,000-60,000 DWT), Panamax
(about 60,000-80,000 DWT) sampai kapal berukuran Capesize (sekitar
lebih dari 80,000 DWT).
Sekitar 700 juta ton batu bara diperdagangkan secara
internasional pada tahun 2003 dan sekitar 90% dari jumlah tersebut
diangkut melalui laut. Pengangkutan batu bara dapat sangat mahal.
dalam beberapa kasus, pengangkutan batu bara mencapai lebih dari
70% dari biaya pengiriman batu bara. Tindakan-tindakan pengamanan
diambil di setiap tahapan pengangkutan dan penyimpan batu bara
untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan hidup.
KESIMPULAN

Setiap kegiatan pastilah menghasilkan suatu akibat, begitu juga dengan kegiatan

eksploitasi bahan tambang, pastilah membawa dampak yang jelas terhadap lingkungan

dan juga kehidupan di sekitarnya, dampak tersebut dapat bersifat negatif ataupun positif,

namun pada setiap kegiatan eksploitasi pastilah terdapat dampak negatifnya, hal tersebut

dapat diminimalisir apabila pihak yang bersangkutan bertanggung jawab terhadap

pengolahan sumber daya alamnya dan juga memanfaatkannya secara bijaksana.

Sebagai contoh adalah kegiatan pertambangan batubara di pulau Kalimantan yang

bisa dibilang telah mencapai tahap yang kronis, dengan menyisakan lubang-lubang besar

bekas kegiatan pertambangan dan juga dampak-dampak yang lainnya. Hal tersebut

setidaknya dapat diminimalisir dan dikurangi dampaknya apabila kita melakukan

tindakan perbaikan dan juga memanfaatkan SDA secara bijaksana

3.2 Saran

1. Sumber daya alam batubara dan minyak bumi semakin berkurang, kondisi ini
diperparah lagi dengan tidak dapatnya diperbaharui; untuk itu kita harus
menghemat penggunaan batu bara dan minyak bumi.
2. Lakukan pelestarian sumber daya alam dengan tidak terlalu melakukan
eksploitasi Sumber daya alam.
3. Gunakanlah peralatan hidup sehari-hari yang hemat energy dan BBM.

Rekomendasi:
file:///G:/Folder%20Baru%20(2)/Rini%20Rahmiati%20%20Dampak
%20Pertambangan%20Batu%20Bara%20Terhadap%20Lingkungan
%20Sekitar.htm
file:///G:/Folder%20Baru%20(2)/MAKALAH%20BATUBARA
%20%E2%80%9CDAMPAK%20DAN%20SOLUSI%E2%80%9D
%20%20%20Isya%20Ansyari%20Blog.htm
file:///J:/makalah/DAMPAK%20NEGATIF%20PENAMBANGAN
%20BATUBARA%20%20%20save%20our%20nature.htm
http://blogsiantar4all.blogspot.com/2013/05/makalah-batubara.html
Para pekerja tambang mengoperasikan truk dan mesin di tambang batu bara milik PT
Exploitasi Energi Indonesia Tbk di kabupaten Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur.
(Reuters/Zevanya Suryawan)
Teruskan

Print
Lihat komentar

Tambang mencakup 70 persen wilayah Samarinda, mencemari air,


menimbulkan banjir dan kurang membuat rakyat sejahtera dari
segi ekonomi.
SAMARINDA Kapal-kapal berisi gunungan-gunungan batu bara berlalu di
atas Sungai Mahakam yang tercemar setiap beberapa menit. Dilihat dari atas,
mereka membentuk garis bertitik-titik hitam sejauh mata memandang, yang
berlayar menuju pembangkit-pembangkit listrik di China dan India.

Perburuan batu bara yang telah menarik penambang internasional ke


Kalimantan Timur telah merusak ibukota provinsi Samarinda, yang berisiko
ditelan pertambangan jika eksploitasi deposit mineral itu berkembang lebih
jauh.

Tambang mencakup lebih dari 70 persen wilayah Samarinda, menurut data


pemerintah, memaksa desa-desa dan sekolah untuk menjauhi longsoran
lumpur yang beracun dan sumber-sumber air yang tercemar.

Kerusakan hutan di sekitar kota untuk membuka jalan bagi tambang juga
telah menghancurkan penahan alami melawan banjir, menimbulkan air bah
setinggi pinggang saat musim hujan.

Dan meski 200 juta ton batu bara digali dan dikirim dari Kalimantan Timur
setiap tahun, ibukota masih sering mengalami listrik padam selama berjam-
jam karena pembangkit listrik yang sudah tua terus bermasalah.

Seorang petani bernama Komari telah tinggal di pinggir kota Samarinda sejak
1985 dan hidup dari menanam padi dan beternak ikan. Namun tambang-
tambang batu bara telah meracuni air yang digunakan untuk sawah dan
kolamnya, ujarnya.

"Padi ini tumbuh di atas air beracun, ujar pria berusia 70 tahun itu, yang
tinggal di rumah kayu sederhana berkamar satu bersama istrinya.

Kami masih memakannya tapi sepertinya buruk untuk kami, ujarnya,


menambahkan bahwa air itu membuat kulitnya gatal.

Bersama 18 petani lainnya, Komari telah mengajukan tuntutan hukum


melawan pejabat-pejabat pemerintah, menyalahkan mereka karena
mencemari sumber-sumber air dan mengizinkan pertambangan yang marak.

Mereka tidak mencari kompensasi, hanya meminta pemerintah mewajibkan


sebuah perusahaan batu bara dekat rumah-rumah mereka untuk
membersihkan pencemaran air dan menyediakan layanan kesehatan.

Samarinda Dirusak Para Kroni

Udin, yang memiliki dan mengendarai mobil sewaan dan lahir di Samarinda
30 tahun yang lalu, mengatakan kota itu telah berubah sama sekali.

Waktu saya kecil, rumah saya masih hutan dengan orangutan dan beragam
burung yang berwarna-warni. Namun sekarang tampak suram, ujarnya.

Menurut Jatam, lembaga swadaya masyarakat yang mewakili komunitas-


komunitas yang terimbas pertambangan di seluruh Indonesia, akar
permasalahannya jelas: para pejabat lokal telah menerima suap dari
perusahaan supaya mendapatkan izin pertambangan.

Sekumpulan kroni telah melakukannya pada Samarinda. Kami menyebutnya


mafia pertambangan, ujar Merah Johansyah dari Jatam Samarinda.

Jatam dan Indonesian Corruption Watch baru-baru ini melaporkan sebuah


kasus pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menuduh perusahaan
Indonesia, Graha Benua Etam, pada 2009 menyuap mantan kepala Dinas
Pertambangan dan Energi Samarinda untuk mendapatkan izin.

Kedua lembaga ini menyebut sedikitnya Rp 4 miliar diberikan sebagai


sogokan, dan sejumlah uang itu mengalir pada mantan walikota untuk
kampanye politik.
Perusahaan tersebut tidak dapat dimintai komentar.
Sogokan dibayar tidak hanya untuk mendapatkan izin pertambangan, ujar
Merah.
Ia mengatakan uang suap juga membantu perusahaan menambang di daerah
yang dilarang dan menghindari kewajiban-kewajiban seperti konsultasi
masyarakat dan melakukan analisa mengenai dampak lingkungan.

Sementara itu, penegakan hukum sangat kurang.

Para aktivis mengatakan perusahaan-perusahaan telah mengabaikan


kewajiban hukum mereka untuk mengisi lubang-lubang bekas galian setelah
aktivitas mereka selesai. Lebih dari 10 orang, termasuk tujuh anak-anak,
tewas antara 2011 dan 2012 karena jatuh ke lubang-lubang ini, menurut
laporan media lokal.

Kerusakan Tambang Menyebar

Gambaran yang suram dari Samarinda ini sangat jauh dari masa kejayaan
kota ini dulu, sebuah hutan rindang dengan orangutan serta burung-burung
eksotis, banyak diantaranya hanya bisa ditemukan di Kalimantan.

Kisah ini umum terjadi di pulau ketiga terbesar di dunia tersebut, yang suatu
kali hampir tertutupi oleh pohon, namun sekarang telah kehilangan setengah
hutannya, menurut lembaga perlindungan alam liar WWF.

Seperti di Amazon, hutan hujan Kalimantan berlaku seperti busa, menyerap


karbon yang diakibatkan perubahan iklim dari atmosfer.

Sebuah laporan terbaru dari LSM World Development Movement


mengingatkan bahwa perburuan batu-bara menyebar ke bagian-bagian
Kalimantan yang dikonservasi, seperti Kalimantan Tengah.

Hutan di provinsi ini saat ini hampir tak tersentuh namun perusahaan-
perusahaan seperti BHP Billiton telah berencana menambang batu bara.

BHP mengatakan semua perkembangannya di Kalimantan akan didasarkan


pada analisa mengenai dampak lingkungan dan sosial yang rinci.

Meski ada kerusakan, Kalimantan terus menarik pencinta alam dari seluruh
dunia untuk melihat hutan hujan tertua di planet ini dan lebih dari 1.400
spesies binatang dan 15.000 jenis tumbuhan.
Namun para ahli lingkungan mengingatkan mungkin tidak akan banyak yang
tersisa jika kerusakan lingkungan terus terjadi dengan kecepatan seperti
sekarang ini. (AP)
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) TAMBANG BATU BARA DI PT.
KALTIM PRIMA COAL BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Kalimantan Timur
merupakan salah satu penghasil tambang yangmemiliki potensi sumber daya alam
yang kaya di Indonesia, minyak mentah,emas, intan, dan batubara adalah beberapa
hasil tambang yang berskala besar ditiap tahunnya . Tambang batubara merupakan
produk andalan yang berasal dari Kalimantan Timur sekarang ini. Namun, batubara
adalah suatu kategori sumber daya alam yang tak terbaharui, sehingga
keberadaannya harus dijaga. Sehingga pembangunan nasional dapat bergulir terus-
menerus dengan mengedepankansumber daya alam yang dikelola secara
baik.Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkankesejahteraan
masyarakat yang berkeadilan dan berprikemanusiaan. Ketersediaansumberdaya
alam dalam meningkatkan pembangunan sangat terbatas dan tidak merata,
sedangkan permintaan sumberdaya alam terus meningkat, akibat peningkatan
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Namun, dalamtahap
pembangunan nasional, beberapa masyarakat kini dianggap berkesan acuhs ecara
minor terutama akan aturan main dalam menanggapi lingkungan,dikhawatirkan
akan terjadi ekploitasi lahan usaha yang pada akhirnya gangguan kesetimbangan
lingkungan tidak dapat dihindarkan.Dalam rangka upaya mengendalikan
pencemaran dan kerusakanlingkungan akibat pembangunan maka, perlu dilakukan
perencanaan pembangunan yang dilandasi prinsip pembangunan berkelanjutan.
Prinsip pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan memadukan
kemampuanlingkungan, sumber daya alam dan teknologi ke dalam proses
pembangunanuntuk menjamin generasi masa ini dan generasi masa mendatang.
Analisa mengenai dampak lingkungan lahir dengan dirumuskannyaundang- undang
tentang lingkungan hidup di Amerika Serikat, yaitu NationalEnvironmental Policy Act
(NEPA), pada tahun 1969. Amdal merupakan suatureaksi masyarakat terhadap
kerusakan lingkungan yang disebabka oleh aktivitasmanusia yang terutama
disebabkan oleh pembangunan dan penggunaan teknologiyang berlebihan dan
terkesan mengabaikan lingkungan. Hal ini termasuk dalamkesehatan lingkungan
yang dalam artian derajat kesehatan tergantung terhadapkondisi lingkungan. Oleh
sebabnya, apabila ada perubahan-perubahan terjadi pada kondisi lingkungan di
sekitar manusia, akan terjadi pula perubahan- perubahan pada kondisi kesehatan
masyarakat dalam lingkungan masyarakattersebut.Di dalam Undang-undang Nomor
23 Tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup pasal 18 ayat 1, menyatakan
bahwa setiap rencana usahadan/atau kegiatan yamg mempunyai dampak besar
dan penting wajib dilakukankajian AMDAL. Kajian AMDAL tersebut perlu dilakukan
guna mengurangidampak negatif yang ditimbulkan dari operasional kegiatan
terutama pencemaranudara yang diperkirakan punya pengaruh buruk terhadap
kesehatan. 1.2Rumusan Masalah 1.Bagaimana deskripsi umum daerah
pertambangan batu bara di PT. KaltimPrima Coal? 2.Apa paradigma kesehatan
lingkungan yang terjadi di PT. Kaltim Prima Coal? 3.Bagaimana upaya penanganan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif akibat kegiatan
pertambangan di PT. Kaltim Prima Coal? 1.3Tujuan 1.Untuk mengetahui deskripsi
umum daerah pertambangan batu bara di PT.Kaltim Prima Coal 2.Untuk mengetahui
paradigma kesehatan lingkungan yang terjadi di PT.Kaltim Prima Coal 3.Untuk
mengetahui upaya penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasidampak
negatif akibat kegiatan pertambangan di PT. Kaltim Prima Coal BAB II TINJAUAN
PUSTAKA 2.1. Pengertian Limbah Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang PengelolaanLingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran
lingkungan hidup adalah: masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan atau komponenlain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnyaturun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.Karena
limbah industri pada umumnya bersifat sebagai bahan berbahayadan beracun (B3),
maka substansi atau zat beracun di lingkungan yang sangatmenjadi perhatian ialah
yang bersumber pada kegiatan manusia yang dibuang kelingkungan sebagai
limbah.Karena kajian toksikologi adalah bahan beracun, maka obyek
toksikologilingkungan ialah limbah kimia yang beracun, umumnya termasuk
kelompok limbah bahan berbahaya dan beracun (hazardous waste and toxic
chemical).Sedangkan yang dimaksud dengan toxicologi lingkungan adalah
pengetahuan yang mempelajari efek substansi toksik (beracun) yang terdapat
dilingkungan alam maupun lingkungan binaan; mempelajari dampak atau
resikokeberadaan substansi tersebut terhadap makhluk hidup.Didalam Peraturan
Pemerintah R.I. Nomor 18 Tahun 1999 tentangPengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun, yang dimaksud dengan B3dapat diartikan Semua bahan/
senyawa baik padat, cair, ataupun gas yangmempunyai potensi merusak terhadap
kesehatan manusia serta lingkungan akibatsifat-sifat yang dimiliki senyawa
tersebut.Limbah B3 diidentifikasi sebagai bahan kimia dengan satu atau
lebihkarakteristik : mudah meledak mudah terbakar bersifat reaktif beracun
penyebab infeksi bersifat korosif. Limbah B3 dari kegiatan industri yang
terbuang ke lingkungan akhirnyaakan berdampak pada kesehatan manusia.
Dampak itu dapat langsung darisumber ke manusia, misalnya meminum air yang
terkontaminasi atau melaluirantai makanan, seperti memakan ikan yang telah
menggandakan (biologicalmagnification) pencemar karena memakan mangsa yang
tercemar. 2.2. Paradigma Kesehatan Lingkungan Dalam paradigma Kesehatan
Lingkungan ada 4 simpul yang berkaitandengan proses pajanan B3 yang dapat
mengganggu kesehatan. Simpul 1 : Jenis dan skala kegiatan yang diduga menjadi sumber
pencemar atau biasa disebut sebagai sumber emisi B3. Sumber emisi B3 pada umumnya berasal dari
sektor industri, transportasi,yang mengeluarkan berbagai bahan buangan yang mengandung
senyawakimia yang tidak dikehendaki. Emisi tersebut dapat berupa gas,
cairan,maupun partikel yang mengandung senyawa organik maupun anorganik.
Simpul 2 : Media lingkungan (air, tanah, udara, biota) Emisi dari simpul 1 dibuang ke lingkungan,
kemudian menyebar secara luasdi lingkungan sesuai dengan kondisi media
transportasi limbah. Bila melaluiudara, maka sebarannya tergantung dari arah
angin dominan dan dapatmenjangkau wilayah yang cukup luas. Bila melalui air
maka dapat menyebar sesuai dengan arah aliran yang sebarannya dapat sangat
jauh. Komponen lainyang ikut menyebarkan emisi tersebut adalah biota air yang
ikut tercemar. Simpul 3 : Pemajanan B3 ke manusia Di lingkungan, manusia dapat menghirup
udara yang tercemar, minum air yang tercemar, makan makanan yang terkontaminasi dan
dapat pulakemasukan B3 melalui kulit. Pada umumnya titik pemajanan B3
kedalamtubuh manusia melalui pernafasan, oral (mulut) dan kulit. Simpul 4 :
Dampak Kesehatan yang timbul Akibat kontak dengan B3 atau terpajan oleh pencemar melalui
berbagai caraseperti pada simpul 3, maka dampak kesehatan yang timbul
bervariasi dariringan, sedang, sampai berat bahkan sampai menimbulkan
kematian,tergantung dari dosis dan waktu pemajanan. Jenis penyakit yang
ditimbulkan, pada umumnya merupakan penyakit non infeksi antara lain :
keracunan,kerusakan organ, kanker, hypertensi, asma bronchioli, pengaruh pada
janinyang dapat mangakibatkan lahir cacat (cacat bawaan), kemunduran
mental,gangguan pertumbuhan baik fisik maupun psikis, gangguan kecerdasan
dll(Wijanto,___)Akibat yang ditimbulkan lebih jauh : biaya mahal, belum tentu
berhasil untuk pemulihan kesehatan, generasi yang tidak produktif, kehidupan
sosial yangtidak mapan bahkan depresi berkelanjutan. 2.3. Pengertian AMDAL dan
ANDAL Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaah secara cermat
danmendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan.
Sedangkan,Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi
mengenaidampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup,yangdiperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Selanjutnya AMDAL
dirumuskansebagai suatu analisis mengenai dampak lingkungan dari suatu proyek
yangmeliputi pekerjaan evaluais dan pendugaan dampak proyek dari bangunanya,
prosesnya maupun system dari proyek terhadaplingungan yang berlanjut
kelingkungan hidup.Berdasarkan Amdal dan Andal yang ada, umumnya
dilatarbelakangi olehisu-isu yang menjadi permasalahan dalam menanggapi
keseimbangan lingkunganitu sendiri, diantaranya,: 1)Dampak perubahan bentang
alam yang menyebabkan terjadinya gangguanestetika lingkungan. 2)Kemungkinan
terjadinya penurunan kualitas udara akibat pengerukan dan penggalian oleh
penggunaan alat berat yang menyebabkan penurunankesuburan tanah. 3)Dampak
peningkatan erosi tanah terhadap penurunan kualitas ekosistem perairan sungai.
4)Gangguan satwa liar akibat hilangnya vegetasi penutup tanah. 5)Kemungkinan
terjadinya air asam tambang yang menyebabkan gangguanterhadap ekosistem
darat dan perairan. 6)Penuruan kualitas udara akibat pengoperasian alat-alat berat
dan pengangkutan batubara yang menyebabkan penurunan kesehatan masyarakat.
7)Penurunan kualitas sungai yang pada gilirannya akan menimbulkan dampak sosial
karena masyarakat setempat sangat tergantung pada keberadaan sungaitersebut.
2.4. Pengertian Batubara Batubara merupakan salah satu tambang bahan bakar
fosil yang dimilikiIndonesia yang kaya. Secara umum, batubara adalah batuan
sedimen dalam tanahyang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organic
utamanya adalah sisa-sisatumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan
yang selama beribu-ributahun lamanya. Unsur utamanya adalah karbon (berwarna
hitam pekat), hydrogen,nitrogen, sulfur dan oksigen serta tidak menutup
kemungkinan memiliki zat-zattambahan yang kandungannya kecil. Batubara dalam
tambang memiliki bijih yang sangat kasar dalam bentuk serbuk, pasir dan
terkadang batuan yang cukuphingga besar. Artinya dalam pengelolaan yang baik
dapat meminimalisir gangguan, baik gangguan kesehatan maupun lingkungan. 2.5.
AMDAL Pertambangan Kegiatan pertambangan yaitu suatu kegiatan untuk
mengambil bahangalian berharga dari lapisan bumi, Selama kurun waktu 50 tahun,
konsep dasar pengolahan relatif tidak berubah, yang berubah adalah skala
kegiatannya.Mekanisasi peralatan dan teknologi pertambangan telah menyebabkan
skala pertambangan semakin besar dan ekstraksi kadar rendah pun menjadi
ekonomissehingga semakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus digali.
Inimenyebabkan kegiatan t ambang menimbulkan dampak lingkungan yang besar
dan penting. Dampak besar dan penting itulah yang selanjutnya dikaji
didalamAMDAL.Kegiatan pertambangan selain menimbulkan dampak lingkungan,
jugamenimbulkan dampak sosial kompleks. Oleh sebab itu, AMDAL suatu kegiatan
pertambangan harus dapat menjawab dua tujuan pokok (World Bank,
1998),(1).Memastikan bahwa biaya lingkungan, sosial dan kesehatan
dipertimbangkandalam menentukan kelayakan ekonomi dan penentuan alternatif
kegiatan yangakan dipilih. (2).Memastikan bahwa pengendalian, pengelolaan,
pemantauan sertalangkah-langkah perlindungan telah terintegrasi di dalam desain
danimplementasi proyek serta rencana penutupan tambang. 2.6. Ruang Lingkup
Kegiatan Pertambangan Di dalam AMDAL akan dikaji dampak yang ditimbulkan dari
sutaukegiatan pada setiap tahapan, tahap-tahapan tersebut seperti tahap pra
konstruksi,konstruksi, operasi dan pasca operasi. Didalam pertambangan tahapan-
tahapantersebut adalah:Kegiatan pertambangan pada umumnya memiliki tahap-
tahap kegiatansebagai berikut: Eksplorasi Ekstrasi Pembangunan infrastuktur,
jalan akses dan sumber energi Pembangunan kamp kerja dan kawasan pemukiman
Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang wajib untuk melakukan AMDALdapat
dilihat pada Lampiran PERMEN LH NO 11 tahun 2006 tentang JenisRencana Usaha
dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AnalisisMengenai Dampak
Lingkungan Hidup. 2.7.Dampak Penambangan Batu Bara Terhadap Kesehatan
Masyarakat Mekanisasi peralatan pertambangan telah menyebabkan skala
pertambangan semakin membesar. Perkembangan teknologi
pengolahanmenyebabkan ekstraksi bijih kadar rendah menjadi lebih ekonomis,
sehinggasemakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus di gali. Hal ini
menyebabkankegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat
besar dan bersifat penting. US-EPA (1995) telah melakukan studi tentang
pengaruhkegiatan pertambangan terhadap kerusakan lingkungan dan kesehatan
manusia pada 66 kegiatan pertambangan. Hasil studi memperlihatkan bahwa
pencemaranair permukaan dan air tanah merupakan dampak lingkungan yang
sering terjadiakibat kegiatan tersebut.Frekuensi terjadinya dampak lingkungan dari
66 kegiatan pertambangan. Catatan: Tidak termasuk pencemaran oleh emisi gas
buang yang keluar darialat pengendali pencemaran udara.United Nations
Environment Programme (UNEP, 1999) menggolongkandampak-dampak yang
timbul dari kegiatan pertambangan sebagai berikut: Kerusakan habitat dan
biodiversity pada lokasi pertambangan Perlindungan ekosistem/habitat/biodiversity
di sekitar lokasi pertambangan. Perubahan landskap/gangguan visual/kehilangan
penggunaan lahan Stabilisasi site dan rehabilitasi Limbah tambang dan
pembuangan tailing Kecelakaan/ terjadinya longsoran fasilitas tailing Peralatan
yang tidak digunakan , limbah padat, limbah rumah tangga Emisi Udara Debu
Perubahan Iklim Konsumsi Energi Pelumpuran dan perubahan aliran sungai
Buangan air limbah dan air asam tambang Perubahan air tanah dan kontaminasi
Limbah B3 dan bahan kimia Pengelolaan bahan kimia, keamanan, dan
pemaparan bahan kimia ditempat kerja Kebisingan Radiasi Keselamatan dan
kesehatan kerja Toksisitas logam berat Peninggalan budaya dan situs arkeologi
Kesehatan masyarakat dan pemukiman di sekitar tambangPenambangan dapat
menyebabkan kecelakaan-kecelakaan yang seriusseperti kebakaran-kebakaran,
ledakan-ledakan, atau lorong-lorong galian yangrubuh yang dapat menimbulkan
dampak pada orang-orang yang bermukim dikomunitas sekitar tambang. Dampak
dan bahaya yang mengancam kesehatanmasih juga dirasakan di tempat-tempat
bekas daerah yang pernah ditambang,karena orang-orang dapat terpapar limbah
tambang dan bahan-bahan kimia yangmasih melekat di tanah dan di
air.1.Gangguan Kesehatan yang Dialami Pekerja TambangGangguan-gangguan
kesehatan yang sering dialami oleh pekerja tambangdiantaranya : a. Debu,
tumpahan bahan kimia, asap-asap yang beracun, logam-logam berat dan radiasi
dapat meracuni penambang dan menyebabkangangguan kesehatan sepanjang
hidup mereka. b. Mengangkat peralatan berat dan bekerja dengan posisi tubuh
yang janggal dapat menyebabkan luka-luka pada tangan, kaki, dan punggung.
c.Penggunaan bor batu dan mesin-mesin vibrasi dapat menyebabkankerusakan
pada urat syaraf serta peredaran darah, dan dapatmenimbulkan kehilangan rasa,
kemudian jika ada infeksi yang sangat berbahaya seperti gangrene, bisa
mengakibatkan kematian. d.Bunyi yang keras dan konstan dari peralatan dapat
menyebabkanmasalah pendengaran, termasuk kehilangan pendengaran. e.jam
kerja yang lama di bawah tanah dengan cahaya yang redup dapatmerusak
penglihatan. f. Bekerja di kondisi yang panas terik tanpa minum air yang cukup
dapatmenyebabkan stres kepanasan. Gejala-gejala dari stres kepanasan berupa
pusing-pusing, lemah, dan detak jantung yang cepat, kehausanyang sangat, dan
jatuh pingsan.2.Gangguan Kesehatan yang Dialami Masyarakata.Udara yang
tercemar Penyakit paru-paru hitam (black lung diseases) disebabkan oleh debu batu
bara yang menyumbat paru-paru, menyebabkan masalah pernapasanyang sangat
serius dan permanen. Penambang-penambang batu bara bawahtanah, anak-anak
dan perempuan-perempuan yang bekerja memisahkan batudari batu bara, sering
mengalami penyakit paru-paru hitam ini.Debu dari pertambangan dapat membuat
sulit bernapas. Jumlah debuyang banyak menyebabkan paru-paru dipenuhi cairan
dan membengkak.Tanda-tanda dari kerusakan paru-paru akibat terpapar debu
antara lain: napas pendek, batuk-batuk, napas yang berdesah batuk-batuk yang
mengeluarkan dahak kuning atau hijau (lender dari paru- paru) sakit leher kulit
membiru dekat kuping atau bibir sakit dada tidak ada nafsu makan rasa lelah
b.Air yang tercemar Pertambangan menggunakan air dalam jumlah yang banyak
danmeninggalkan sejumlah besar limbah yang mencemari sumber-sumber air dan
orang-orang yang bergantung pada pertambangan. Walaupun semuaoperasi
tambang cenderung mencemari air, namun kebanyakan masalahyang paling besar
datang dari kegiatan perusahaan-perusahaan besar. Air permukaan dan air tanah di
lokasi-lokasi tambang dapat tercemar selama bertahun-tahun kemudian. Karena air
habis digunakan, lahan dapatmengalami kekeringan dan tidak dapat digunakan
untuk pertanian ataumenggembala ternak. Kerusakan jangka panjang akibat air
yangterkontaminasi akan berakhir jauh lebih lama dibanding keuntunganekonomis
jangka pendek yang diperoleh dari kegiatan pertambangan. c. Lahan dan tanah
menjadi rusak Rusaknya tanah akibat kegiatan pertambangan dapat
menyebabkantanah menjadi tidak subur sehingga tanaman menjadi sulit tumbuh
didaerah tersebut. Hal ini dapat berdampak pada terjadinya kesulitan pangandan
kelaparan.d.Masalah-masalah sosialPertambangan berdampak langsung pada
kesehatan, yakni ketikaorang-orang bekerja dengan kondisi yang berbahaya dan
terpapar oleh bahan-bahan kimia beracun. Di samping itu pertambangan juga
berdampak pada kondisi kesehatan melalui masalah-masalah sosial yang
dibawanya.Kota-kota dan perkampungan tambang terbentuk cepat, dengan sedikit
atautanpa perencanaan. Hal ini biasanya menimbulkan banyak masalah. Oranglaki-
laki berdatangan mencari pekerjaan di tambang, kaum perempuanyang
membutuhkan penghasilan menjadi pekerja seks, dan kombinasi inidapat menjadi
sumber yang dapat dengan cepat menyebarkan infeksiHIV/AIDS dan penyakit
kelamin menular lainnya. Kondisi mendadak kayadan mendadak miskin yang
dibawa oleh sektor pertambangan ini seringdiikuti oleh meningkatnya kekerasan
terhadap perempuan dan anak-anak, perlakukan sewenang-wenang yang dilakukan
oleh pemilik tambangterhadap pekerja tambang dan perkelahian untuk
memperebutkan hak atassumberdaya. Banyak warga yang terpaksa meninggalkan
komunitasmereka karena alasan kekerasan atau karena merasa tidak mungkin lagi
bisa hidup seperti saat sebelum tambang dibuka. 2.8. Penanganan Penambangan
Untuk metoda penambangan bawah tanah (underground mining) dampak
negatifnya terhadap lingkungan hidup agak terbatas. Yang perlu diperhatikan
dandiwaspadai adalah dampak pembuangan batuan samping (countryrock/waste)
dan air berlumpur hasil penirisan tambang (mine drainage). Kecuali untuk metode
ambrukan (caving method) yang dapat merusak bentang alam(landscape) atau
morfologi, karena terjadinya amblesan (surfacesubsidence).Metoda penambangan
bawah tanah yang dapat mengurangi timbulnya gas-gas beracun dan berbahaya
adalah penambangan dengan auger (auger mining),karena untuk pemberaiannya
(loosening) tidak memakai bahan peledak.Untuk menekan terhamburnya debu ke
udara, maka harus dilakukan penyiraman secara teratur disepanjang jalan angkut,
tempat-tempat pemuatan, penimbunan dan peremukan (crushing). bahkan disetiap
tempat perpindahan(transfer point) dan peremukan sebaiknya diberi bangunan
penutup serta unit pengisap debu.Untuk menghindari timbulnya getaran (ground
vibration) dan lemparan batu (fly rock) yang berlebihan sebaiknya diterapkan cara-
cara peledakan yang benar, misalnya dengan menggunakan detonator tunda
(millisecond delaydetonator) dan peledakan geometri (blasting geometry) yang
tepat.Lumpur dari penirisan tambang tidak boleh langsung dibuang ke badan air
(sungai, danau atau laut), tetapi harus ditampung lebih dahulu di dalam kolam-
kolam pengendapan (settling pond) atau unit pengolahan limbah (treatment plant)
terutama sekali bila badan air bebas itu dipakai untuk keperluan domestik oleh
penduduk yang bermukim disekitarnya.Segera melaksanakan cara-cara reklamasi/
rehabilitasi/restorasi yang baik terhadap lahan-lahan bekas penambangan. Misalnya
dengan meratakan daerah-daerah penimbunan tanah penutup atau bekas
penambangan yang telah ditimbunkembali (back filled areas) kemudian ditanami
vegetasi penutup (ground cover vegetation) yang nantinya dapat dikembangkan
lebih lanjut menjadi lahan pertanian atau perkebunan. Sedangkan
cekungancekungan bekas penambanganyang berubah menjadi genangan-
genangan air atau kolam-kolam besar sebaiknyadapat diupayakan agar dapat
dikembangkan pula menjadi tempat budi-daya ikanatau tempat rekreasi. BAB III
PEMBAHASAN3 . 3.1 Deskripsi Tempat PT. Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan
tambang batubara yangterletak di Kabupaten Kutai Timur yang didirikan dengan
akta No 28 tanggal 8Maret 1982 dan mendapatkan pengesahan dari Menteri
Kehakiman RI sesuaidengan Surat Keputusan No. Y.A.5/208/25 tanggal 16 Maret
1982 dan telahdiumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 20 Juli
1982 No 61Tambahan Nomor 967. Sejak awal beroperasi pada tahun 1992, KPC
merupakan perusahaan modal asing (PMA) yang dimiliki oleh British
PetroleumInternational Ltd(BP) dan Conzinc Rio Tinto of Australia Ltd. (Rio Tinto)
dengan pembagian saham masing-masing 50%. Berdasarkan Akta No. 9 tanggal 6
Agustus 2003 dan Bukti Pelaporan dariMenteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI
No. C-UM 02 01.12927tertanggal 11 Agustus 2003, saham KPC dimiliki oleh BP dan
Rio Tingo telahdialihkan kepada Kalimantan Coal Ltd. Dan Sengata Holding Ltd, dan
yangselanjutnya pada tanggal 18 Oktober 2005, sesuai dengan Akta Notaris No
3tanggal 18 Oktober 2005, PT. Bumi Resources Tbk telah mengakusisi
sahamKalimantan Coal Ltd dan Sengata Holding Ltd. Berdasarkan akta notaris No
34tanggal 4 Mei 2007, pemegang saham PT Kaltim Prima Coal mengalihkan
30%sahamnya kepada Tata Power (Mauritius) Ltd. Berdasarkan Perjanjian Kontrak
Karya Pengusahaan PertambanganBatubara (PKP2B) yang ditandatangai pada
tanggal 8 April 1982, pemerintahmemberikan izin kepada KPC untuk melaksanakan
eksplorasi, produksi danmemasarkan batubara dari wilayah perjanjian sampai
dengan tahun 2021.Wilayah perjanjian PKP2B ini mencakup daerah seluas 90.938
Ha di KabupatenKutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur. 3.2 Paradigma Kesehatan
Lingkungan Proyek Batu-Bara. Simpul 1 : Jenis dan skala kegiatan yang diduga menjadi
sumberpencemar atau biasa disebut sebagai sumber emisi B3. Dalam hal ini adalah sumber emisi
yang berasal dari kegiatan pertambangan batu bara. Kegiatan pertambangan batu-
bara yang menghasilkan sumber emisidiantaranya adalah: 1.Eksplorasi Kegiatan
eksplorasi tidak termasuk kedalam kajian studi AMDALkarena merupakan rangkaian
kegiatan survey dan studi pendahuluan yangdilakukan sebelum berbagai kajian
kelayakan dilakukan. Yang termasuk sebagai kegiatan ini adalah pengamatan
melalui udara, survey geofisika,studi sedimen di aliran sungai dan studi geokimia
yang lain, pembangunan jalan akses, pembukaan lahan untuk lokasi test
pengeboran, pembuatanlandasan pengeboran dan pembangunan anjungan
pengeboran. 2.Ekstraksi dan Pembuangan Limbah Batuan Diperkirakan lebih dari
2/3 kegiatan ekstaksi bahan mineral diduniadilakukan dengan pertambangan
terbuka. Teknik tambang terbuka biasanyadilakukan dengan open-pit mining, strip
mining, dan quarrying, tergantung pada bentuk geometris tambang dan bahan
yang digali.E kstrasi bahan mineral dengan tambang terbuka sering
menyebabkanterpotongnya puncak gunung dan menimbulkan lubang yang besar.
Salahsatu teknik tambang terbuka adalah metode strip mining (tambang
bidang).Dengan menggunakan alat pengeruk, penggalian dilakukan pada suatu
bidang galian yang sempit untuk mengambil mineral. Setelah mineraldiambil,
dibuat bidang galian baru di dekat lokasi galian yang lama. Batuanlimbah yang
dihasilkan digunakan untuk menutup lubang yang dihasilkanoleh galian
sebelumnya. Teknik tambang seperti ini biasanya digunakan untuk menggali deposit
batubara yang tipis dan datar yang terletak didekat permukaan tanah.
3.Pembangunan infrastruktur jalan akses dan pembangkit energi Kegiatan
pembangunan infrastruktur meliputi pembuatan akses didalam daerah tambang,
pembangunan fasilitas penunjang pertambangan,akomodasi tenaga kerja,
pembangkit energi baik untuk kegiatan konstruksimaupun kegiatan operasi dan
pembangunan pelabuhan. Termasuk dalamkegiatan ini adalah pembangunan sistem
pengangkutan di kawasantambang (misalnya : crusher, ban berjalan, rel kereta,
kabel gantung, sistem perpipaan atau konsentrat bijih). Dampak lingkungan, sosial
dan kesehatan yang ditimbulkan olehkegiatan ini dapat bersifat sangat penting dan
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1.Letak dan lokasi tambang
terhadap akses infrastruktur dan sumber energi. 2. Jumlah kegiatan konstruksi dan
tenaga kerja yang diperlukan sertatingkat migrasi pendatang. 3. Letak kawasan
konsensi terhadap kawasan lindung dan habitat alamiah,sumber air bersih dan
badan air, pemukiman penduduk setempat dantanah yang digunakan oleh
masyarakat adat. 4. Tingkat kerawanan kesehatan penduduk setempat dan pekerja
terhadap penyakit menular seperti malaria, AIDS, schistosomiasis. 4. Pembangunan
Pemukiman Karyawan Dan Base Camp Pekerja Kebutuhan tenaga kerja dan
kualifikasi yang dibutuhkan untuk kegiatan pertambangan seringkali tidak dapat
dipenuhi dari penduduk setempat. Tenaga kerja trampil perlu didatangkan dari luar,
dengandemikian diperlukan pembangunan infrastruktur yang sangat besar.Jika
jumlah sumberdaya alam dan komponen-komponen lingkunganlainnya sangat
terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pendatang, sumberdaya alam
akan mengalami degradasi secara cepat.Akibatnya akan terjadi konflik sosial karena
persaingan pemanfaatansumber daya alam. Sebagai contoh, kegiatan
pertambangan seringkalidikaitkan dengan kerusakan hutan, kontaminasi dan
penurunan penyediaanair bersih, musnahnya hewan liar dan perdagangan hewan
langka, serta penyebaran penyakit menular. Simpul 2 : Media lingkungan Media
lingkungan yang ikut tercemar dikarenakan kegiatan pertambangan batu-bara. Emisi
dari simpul 1 (proyek kegiatan pertambangan batu bara)yang dibuang ke
lingkungan, kemudian menyebar secara luas di lingkungansesuai dengan kondisi
media transportasi limbah. Emisi dari kegiatan tersebutmencemari air, udara dan
tanah. A.Air Dari kegiatan proyek batu bara PT. Kaltim Prima Coal berdampak
padakondisi air di daerah pertambangan tersebut, seperti : 1.Terjadinya perubahan
bentang alam dan krisis air akibat penggalianyang luar biasa besar terhadap
kerusakan bentang lahan dan kawasan air,sungai dan laut menjadi tercemar oleh
limbah tambang tangkapan air sehingga kandungan air tanah menurun , musim
kemarau, susah air danmusim hujan, terjadi banjir. 2. Air permukaan dan air tanah
di lokasi-lokasi tambang dapat tercemar oleh logam berat kegiatan tambang batu-
bara sehingga warga menjadikesulitan mendapatkan air. 3.Terjadinya air asam
tambang.Drainase asam tambang terjadi ketika air dan udara bercampur
dengansulfur dari lapisan bawah tanah (sulfida) untuk membentuk cairan asamyang
melarutkan logam-logam berat dan limbah tambang beracun lainnya. 4.Dapat
terjadi bencana banjir yang sangat berbahaya, dapatmenyebabkan rusak atau
jebolnya bendungan penampung tailing sertainfrastruktur lainnya. B.Udara Dari
kegiatan proyek batu bara PT. Kaltim Prima Coal berdampak padakondisi udara di
daerah pertambangan tersebut, seperti : 1. Penambangan Batubara menyebabkan
polusi udara, hal ini diakibatkandari adanya pembakaran batubara. Menghasilkan
gas nitrogen oksidayang terlihat cokelat dan juga sebagai polusi yang membentuk
acid rain(hujan Asam) dan ground level ozone, yaitu tipe lain dari polusi
yangdapat membuat kotor udara. Selain itu debu-debu hasil pengangkatan
batubara juga sangat berbahaya bagi kesehatan. 2.Polusi udara akibat dari flying
ahses yang berbahaya bagi kesehatan penduduk dan menyebabkan infeksi saluran
pernapasan. 3.Gas-gas yang terbentuk dari kegiatan batubara menghasilkan
metan,karbon dioksida serta karbon monoksida, dan gas-gas lain yang
akanterperangkap di celah-celah batuan yang ada di sekitar lapisan batubara.Yang
dapat mencemari udara. 4.Gas-gas yang muncul di tambang dalam (underground)
terbagi menjadi gas berbahaya (hazardous gas) dan gas mudah nyala (combustible
gas). Gas berbahaya adalah gas yang dapat mempengaruhi kesehatan yang dapat
menyebabkan kondisi fatal pada seseorang, sedangkan gas mudah nyala adalah
gas yang berpotensi menyebabkan kebakaran dan ledakan di dalam tambang.
5.Pada tambang dalam, gas berbahaya yang sering ditemukan adalahkarbon
monoksida (CO), sedangkan yang dapat muncul tapi jarangditemui adalah hidrogen
sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen dioksida (NO2). 6.Untuk gas
mudah nyala pada tambang batubara, sebagian besar adalahgas metan (CH4).
Metan adalah gas ringan dengan berat jenis 0,558, tidak berwarna, dan tidak
berbau. Gas ini muncul secara alami di tambang batubara bawah tanah sebagai
akibat terbukanya lapisan batubara dan batuan di sekitarnya oleh kegiatan
penambangan. Dari segi keselamatan tambang, keberadaan metan harus selalu di
kontrol terkait dengan sifatnya yang dapat meledak. Gas metan dapat terbakar dan
meledak ketika kadarnya di udara sekitar 5-15 persen dengan ledakan paling hebat
pada saat konsentrasinya 9,5 persen pada saat terdapat sumber api
yangmemicunya. C.Tanah Tidak hanya air dan udara yang tercemar, tanah juga
mengalami pencemaran akibat pertambangan batubara ini, yaitu: .Kondisi fisik,
kimia dan biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak
berprofil, terjadi bulk density (pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, pH
rendah, pencemaran oleh logam-logam berat pada lahan bekas tambang, serta
penurunan populasi mikroba tanah. Terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak
mungkin ditutup kembaliyang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan
kandungan asamyang sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung zat kimia
sepertiFe, Mn, SO4, Hg dan PB. Fe dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun bagi
tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembangdengan baik. SO4
berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah, akibat pencemaran tanah
tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati Terjadinya erosi dan
sedimentasi. Terjadinya gerakan tanah atau longsoran Simpul 3 : Pemajanan B3 ke
manusia Di lingkungan, manusia dapat menghirup udara yang tercemar, minum air
yang tercemar, makan makanan yang terkontaminasi dan dapat pulakemasukan B3
melalui kulit yang bersal dari kegiatan pertambangan batu- bara. Pada umumnya
titik pemajanan B3 kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, oral (mulut) dan
kulit.Pencemaran air, tanah dan udara akibat dari kegiatan pertambangan batu-
bara ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, oral dan kulit : .Untuk
pencemaran udara yang penyebabnya dimulai dari pembakaranhutan untuk
membuka lahan pertambangan, gas-gas yang terbentuk darikegiatan
pertambangan batu bara sepeti metan, karbon dioksida, karbonmonoksida sampai
gas gas yang muncul di dalam tambang (gas berbahaya dan mudah menyala)
masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, terhirup oleh pekerja yang
tidak menggunakan masker atauterhirup oleh masyarakat sekitar yang beresiko,
umumnya adalahmasyarakat yang daerah bermukimnya paling dekat dengan
lokasitambang. Untuk pencemaran tanah dan air dapat masuk ke dalam tubuh
manusiamelalui oral (mulut). Tanah yang tercemar berakibat terhadap
tercemarnyaair tanah dan permukaan serta ditambah dengan adanya air asam
tambangmengakibatkan kualitas air menurun untuk dikonsumsi setiap
harinya.Bahan berbahaya dan beracun yang terkandung didalamnya dapat
terikutmasuk melalui makanan dan minuman. Debu, tumpahan bahan kimia,
serpihan logam-logam berat, panggangan sinar matahari dan radiasi dapat
memapar pekerja melaluikontak dengan kulit. Simpul 4 : Dampak Kesehatan
Dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat kegiatan pertambangan batu
baraterhadap kesehatan manusia. Akibat kontak dengan B3 atau terpajan oleh
pencemar melalui berbagai cara seperti pada simpul 3, maka dampak kesehatan
yang timbul bervariasi dari ringan, sedang, sampai berat bahkansampai
menimbulkan kematian, tergantung dari dosis dan waktu pemajanan. Pada
pertambangan di PT. Indominco Mandiri yang mengalami paparandari kegiatan
proyek batubara, diantaranya adalah : Pekerja pada pertambangan batu-bara dan
Warga sekitar yang beresiko Gangguan-gangguan kesehatan yang sering dialami
oleh pekerja tambangdiantaranya : g.Debu, tumpahan bahan kimia, asap-asap yang
beracun, logam-logam berat dan radiasi dapat meracuni penambang dan
menyebabkan gangguankesehatan sepanjang hidup mereka. h.Mengangkat
peralatan berat dan bekerja dengan posisi tubuh yang janggal dapat menyebabkan
luka-luka pada tangan, kaki, dan punggung. i.Penggunaan bor batu dan mesin-
mesin vibrasi dapat menyebabkankerusakan pada urat syaraf serta peredaran
darah, dan dapat menimbulkankehilangan rasa, kemudian jika ada infeksi yang
sangat berbahaya sepertigangrene, bisa mengakibatkan kematian. j.Bunyi yang
keras dan konstan dari peralatan dapat menyebabkanmasalah pendengaran,
termasuk kehilangan pendengaran. k.Jam kerja yang lama di bawah tanah dengan
cahaya yang redup dapatmerusak penglihatan. l.Bekerja di kondisi yang panas terik
tanpa minum air yang cukupdapat menyebabkan stres kepanasan. Gejala-gejala
dari stres kepanasan berupa pusing-pusing, lemah, dan detak jantung yang cepat,
kehausanyang sangat, dan jatuh pingsan. Selain pada tenaga kerja tambang,
dampak kegiatan pertambangan juagdialami oleh warga sekitar yang beresiko,
diantaranya adalah: .Penambangan dapat menyebabkan kecelakaan-kecelakaan
yang seriusseperti kebakaran-kebakaran, ledakan-ledakan, atau lorong-lorong
galianyang rubuh yang dapat menimbulkan dampak pada orang-orang yang
bermukim di komunitas sekitar tambang. Bahkan dampak jangka panjangnya dapat
mengancam kesehatan walaupun sudah berupa tempat-tempat bekas daerah
tambang, karena orang-orang dapat terpapar limbahtambang dan bahan-bahan
kimia yang masih melekat di tanah dan di air. Debu dari kegiatan tambang batubara
dapat menyebabkan penyakit paru-paru hitam (black lung diseases). Di samping itu
debu dari silikamenyebabkan silikosis (silicosis). Penderita penyakit paru-paru hitam
atausilikosis memiliki resiko yang tinggi untuk mengidap penyakit lainnyaseperti:
tuberkulosis (TBC), bronkitis kronis, penyakit jantung, kanker paru-paru, radang
paru-paru, asma, rematik arthritis, lupus, radangrematik, dan sklerosis. Pencemaran
air membuat orang, tanaman, ikan dan hewan-hewanmenjadi sakit.Bahkan asam
sulfur Jika dicampur dengan air dan logam berat akanmembentuk drainaise asam
tambang. Asam sulfur berbau seperti telur busuk. Kontak dengan asam sulfur akan
menyebabkan kulit terbakar, butaatau bahkan kematian. Pertambangan juga
berdampak pada kondisi kesehatan melaluimasalah-masalah sosial yang
dibawanya. Kota-kota dan perkampungantambang terbentuk cepat, dengan sedikit
atau tanpa perencanaan. Hal ini biasanya menimbulkan banyak masalah. Orang
laki-laki berdatanganmencari pekerjaan di tambang, kaum perempuan yang
membutuhkan penghasilan menjadi pekerja seks, dan kombinasi ini dapat menjadi
sumber yang dapat dengan cepat menyebarkan infeksi HIV/AIDS dan penyakit
kelamin menular lainnya. 3.3 Penanganan Kegiatan Pertambangan Batu-Bara
Sebelum disetujuinya pelaksanaan proyek pertambangan batu-bara, para
pengusaha harus tunduk pada hukum yang berlaku : Hukum yang lebih tegas Untuk
meminimalisasi dampak negative tersebut, maka menjadi kewajiban pemerintah
unutk menegakkan hokum secara konsisten sehingga parakontraktor yang
melaksanakan kegiatan penambangan batubara dapatmelaksanakan segala
ketentuan hokum yang berlaku dalam bidang pertambangan sesuai dengan pasal
30 Undang-Undang No.11 tahun 1967tentang Pertambangan secara tegas,
yaitu :Apabila selesai melakukan penambangan dan galian pada suatu tempat
pekerjaan, pemegang kuasa pertambangan yang bersangkutan
diwajibkanmengembalikan tanah sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
bahaya penyakit atau bahaya lainnya. Pengusaha pertambangan harus mematuhi
rambu-rambu hukium yang berlaku mengenai pertambangan. Adanya pengawasan
secara efektif dari aparat pemerintahArtinya tidak ada sikap ragu-ragu dari aparat
pemerintah ketika melihat pelanggaran hukum. Upaya Pencegahan dan
Penanggulangan Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak
yangditimbulkan oleh penambang batu bara dapat ditempuh dengan beberapa
pendekatan, untuk dilakukan tindakan-tindakan tertentu. Pertama pendekatan
teknologi, dengan orientasi teknologi preventif (control/protective) yaitu
pengembangan sarana jalan/jalur khusus untuk pengangkutan batu bara sehingga
akan mengurangi keruwetan masalaht ransportasi. Pejalan kaki (pedestrian) akan
terhindar dari ruang udara yangkotor. Menggunakan masker debu (dust masker)
agar meminimalkan risikoterpapar/terekspose oleh debu batu bara (coal dust).
Kedua, pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungansehingga
akan terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakanlingkungan. Upaya
reklamasi dan penghijauan kembali bekas penambangan batu bara dapat
mencegah perkembangbiakan nyamuk malaria. Dikhawatirkan bekas lubang/kawah
batu bara dapat menjadi tempat perindukan nyamuk (breeding place). Ketiga,
pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalamkegiatan pengusahaan
penambangan batu bara tersebut untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang
berlaku (law enforcement) dan keempat pendekatan edukatif, kepada masyarakat
yang dilakukan serta dikembangkan untuk membina dan memberikan
penyuluhan/penerangan terus menerus memotivasi perubahan perilaku dan
membangkitkan kesadaran untuk ikut memeliharakelestarian lingkungan. Selain itu
perlu diupayakan kajian penelitian yanglebih mendalam. Secara Teknis dapat
dilakukan : Reklamasi Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau
menatakegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan,agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya,
diantaranyaadalah : 1.Revegetasi Perbaikan kondisi tanah meliputi: perbaikan ruang
tubuh, pemberiantanah pucuk dan bahan organik serta pemupukan dasar dan
pemberiankapur. Secara ekologi, spesies tanaman lokal dapat beradaptasi dengan
iklimsetempat tetapi tidak untuk kondisi tanah. Untuk itu diperlukan pemilihan
spesies yang cocok dengan kondisi setempat, terutama untuk jenis-jenis yang cepat
tumbuh, misalnya sengon, yang telah terbuktiadaptif untuk tambang. Dengan
penanaman sengon minimal dapat mengubah iklim mikro padalahan bekas
tambang tersebut. Untuk menunjang keberhasilan dalammerestorasi lahan bekas
tambang, maka dilakukan langkah-langkahseperti perbaikan lahan pra-tanam,
pemilihan spesies yang cocok, dan penggunaan pupuk. Untuk mengevaluasi tingkat
keberhasilan pertumbuhan tanaman padalahan bekas tambang, dapat ditentukan
dari persentasi daya tumbuhnya, persentasi penutupan tajuknya, pertumbuhannya,
perkembanganakarnya, penambahan spesies pada lahan tersebut, peningkatan
humus, pengurangan erosi, dan fungsi sebagai filter alam 2.Penanganan Potensi Air
Asam Tambang Pencegahan pembentukan air asam tambang dengan melokalisir
sebaranmineral sulfida sebagai bahan potensial pembentuk air asam
danmenghindarkan agar tidak terpapar pada udara bebas. Sebaran sulfidaditutup
dengan bahan impermeable antara lain lempung, serta dihindariterjadinya proses
pelarutan, baik oleh air permukaan maupun air tanah. Produksi air asam sulit untuk
dihentikan sama sekali, akan tetapi dapatditangani untuk mencegah dampak
negatif terhadap lingkungan. Air asam diolah pada instalasi pengolah untuk
menghasilkan keluaran air yang aman untuk dibuang ke dalam badan air.
Penanganan dapatdilakukan dengan bahan penetral misalnya batu gamping, yaitu
air asamdialirkan melewati bahan penetral untuk menurunkan tingkat keasaman.
3.Pengaturan Drainase Drainase pada lingkungan pasca tambang dikelola secara
seksama untuk menghindari efek pelarutan sulfida logam dan bencana banjir
yangsangat berbahaya, dapat menyebabkan rusak atau jebolnya bendungan
penampung tailing serta infrastruktur lainnya. Kapasitas drainase harus
memperhitungkan iklim jangka panjang, curahhujan maksimum, serta banjir besar
yang biasa terjadi dalam kurunwaktu tertentu baik periode waktu jangka panjang
maupun pendek. Arah aliran yang tidak terhindarkan harus meleweti zona
mengandungsulfida logam, perlu pelapisan pada badan alur drainase menggunakan
bahan impermeabel. Hal ini untuk menghindarkan pelarutan sulfidalogam yang
potensial menghasilkan air asam tambang. 4.Tataguna Lahan Pasca
TambangPekembangan suatu wilayah, lahan pasca tambang dapat
dipergunakanuntuk pengembangan pemukiman atau kota. Lahan bekas tambang
bauksit sebagai salah satu contoh, telah diperuntukkan bagi pengembangan kota
TanjungpinangUntuk para pekerja tambang yang memiliki resiko paling besar
terpapar,secara khusus dapat dilakukan : Untuk pencemaran udara : 1. Pengusaha
tambang harus menyediakan peralatan untuk mengurangidebu di lokasi tambang.
Pompakan udara segar ke dalam lubang tambang bawah tanah. Tambang-tambang
harus memiliki beberapa saluran udarayang terbuka ke permukaan tanah. Pompa
udara dan kipas angin dapatmengalirkan udara segar masuk ke dalam dan
mengeluarkan debutambang dan udara kotor ke luar. 2. Sediakan kran percikan air
untuk mengendapkan debu agar tidak beterbangan. Simpan air dalam tangki yang
tinggi, dan pompa atau biarkan mengalir ke lubang-lubang dan lorong-lorong
tambang melalui pipa-pipa dengan lubang kecil atau seukuran pancuran mandi. Air
asamyang tidak dapat diminum dapat digunakan untuk keperluan ini. Tetapi perlu
diingat bahwa penambang-penambang juga perlu banyak air minum. 3. Sediakan
peralatan pemotong dan penggiling yang dilengkapi dengansemprotan air untuk
mengendapkan debu. 4. Pengusaha tambang harus menyediakan bahan dan alat
untuk melindungi para penambang dari debu tambang, seperti : Menyediakan
batuan kapur dan selimut-selimut untuk menutup daerahyang akan diledakkan.
Menyediakan masker-masker yang tepat dan pastikan peralatan tersebutdiperiksa
dan dibersihkan secara teratur . Para penambang memerlukan tempat untuk
mengganti baju mereka yang berdebu dan tempat untuk mandi sebelum
meninggalkan lokasitambang, serta tempat lainnya untuk menyimpan pakaian
bersih.Pengusaha tambang juga harus bertanggung jawab untuk mencari caraagar
debu tambang tidak menyebar ke komunitas-komunitas di sekitar tambang. 5.Para
penambang dapat mengurangi jumlah debu tambang yang merekahirup dengan
cara : Basahi dulu permukaan yang akan digali atau dibor untuk menghindaridebu
beterbangan. Tebarkan batu kapur gerus untuk menghindari silika atau debu
tambang beterbangan di udara. Tutup daerah yang akan diledakkan dan digiling
dengan selimut basahatau terpal untuk mengendapkan debu. Sesudah diledakkan
ataudigiling, semprot lokasi itu dengan air. Setelah diledakkan, biarkan debu
tambang mengendap dulu sebelummasuk ke areal tambang. Kenakan pakaian dan
peralatan pelindung. Masker yang terbaik bagi penambang terbuat dari karet
respirator yang terpasang ketat di mukadan berisi saringan (filter) yang dapat
menyaring debu dari jenistambang yang Anda kerjakan. Penambang harus diberi
pelatihan caramemilih masker, menggunakannya dan memeliharanya. Jika masker
debu tidak tersedia, gunakan kain basah di sekitar mulut dan hidungAnda, dan cuci
kain setiap hari. Kacamata atau goggles (alat pelindungmata) akan melindungi
mata Anda (untuk informasi lanjut tentang peralatan pelindung. Cuci tangan dan
muka sebelum makan, minum, atau merokok, danselama bekerja serta setelah
selesai bekerja. Cuci peralatan sesering mungkin. Jangan menepuk tas-tas
yangdiselimuti debu, hal ini akan membuat debu menjadi tersebar di udara,lebih
baik dicuci saja. Jika harus ditepuk, perhatikan arah angin agar debu menjauhi
Anda. Tas kain dapat menangkap banyak debu, gunakantas plastik jika mungkin.
6.Untuk menghindari debu tambang masuk ke dalam rumah warga pemukiman
sekitar tambang : Bersihkan lantai dengan kain pel basah untuk membersihkan
debu.Menyapu lantai akan menyebabkan debu beterbangan. Jika di luar banyak
debu, tutuplah pintu dan jendela rumah. Jika rumahtidak ada pintu atau jendela
yang dapat ditutup, gantungkan kain penutup atau daun pisang yang lebar di pintu
dan jendela. >Untuk pencemaran air : 1.Kebocoran pada kolam penampungan
limbah adalah salah satu dari beberapa perkiraan penyebab utama pencemaran air
dari pertambangan.Maka untuk mencegah terjadinya pencemaran air, kolam
penampunganlimbah harus: Dibangun jauh dari sumber-sumber air atau saluran
pembuangan daerah-daerah aliran sungai. Dilapisi untuk menghindari rembesan ke
air tanah. Dibangun sesuai dengan standar internasional yang terbaik. Diawasi
untuk menghindari kebocoran atau rembesan dan tumpah. Jika operasi tambang
selesai, kolam penampungan limbah harus ditutupdan limbah beracun dikosongkan.
>Kontribusi yang telah dilakukan oleh PT. Kaltim Prima Coal adalah : Kaltim Prima
Coal (KPC) mengalokasikan dana US$5 juta setiap tahun bagiaksi corporate social
responsibility (CSR) yang berbentuk tujuh programuntuk masyarakat sekitar lokasi
usahanya. CSR (Corporate SocialResponsibility) merupakan bentuk peran serta
dan kepedulian perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan. Dari alokasi
dana tadi diatas PT. Kaltim Prima Coal mengelompokkan program pengembangan
masyarakat ke dalam tujuh bidang, yaitu pengembangan agribisnis, kesehatan dan
sanitasi, pendidikan dan pelatihan, pembangunan infrastruktur, pengembangan
usaha kecil dan menengah(UKM), pelestarian alam dan budaya, serta penguatan
kapasitas masyarat dan pemerintah. Program-program pemberdayaan masyarakat
PT KPC tersebutdiarahkan kepada pengembangan sumber daya alam (SDA) yang
terbarukanserta diselaraskan dengan program pemerintah Kabupaten Kutai Timur.
Untuk program agribisnis, KPC membangun 300 hektare untuk penanamankakao.
Masyarakat setempat diberikan bibit, pupuk sampai kepada pelatihanmengenai
penanaman itu. Untuk program agribisnis ini juga dibuatkan kolam udang untuk
masyarakatdi Desa Muara Bengalon. Program agribisnis lainnya adalah membangun
perkebunan pisang dan peternakan ayam di Kampung Kabo. KPC juga memberikan
kredit mikro kepada masyarakat Bengalon dengantotal peminjam tak kurang dari
700 orang. Pembangunan infrastruktur telah dilakukan program irigasi di Desa
Sepaso,dan pembangunan jalan. Masyarakat setempat juga dimanjakan dengan
fasilitas olah raga berupa pembuatan lapangan sepakbola.Sampai saat ini program
CSR yang telah dijalankan oleh PT. KaltimPrima Coal belum sepenuhnya efektif,
karena secara keseluruhan masih terdapat beberapa variable dibawah rata-rata
kesenjangan. Ini mengidikasikan bahwamasyarakat sebagai penerima manfaat
masih belum puas dengan kinerja program CSR yang telah dijalankan pihak PT.
Kaltim Prima Coal, sehinggakinerja program CSR harus lebih ditingkatkan lagi. BAB
IV PENUTUP 5.1Kesimpulan PT. Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan tambang
batubara yang terletak di Kabupaten Kutai Timur yang didirikan dengan akta No 28
tanggal 8 Maret1982. KPC merupakan perusahaan modal asing (PMA) yang dimiliki
olehBritish Petroleum International Ltd(BP) dan Conzinc Rio Tinto of AustraliaLtd.
(Rio Tinto) dengan pembagian saham masing-masing 50% dengan luas90.938 Ha.
Paradigma kesehatan lingkungan daerah pertambangan PT. Kaltim PrimaCoal adalah
simpul 1, simpul 2, simpul 3 dan simpul 4. Penanganan dampak dan akibat dari
kegiatan pertambangan batu-baradilakukan secara umum dan khusus oleh PT.
kaltim Prima Coal. 5.2 Saran Sebaiknya para pengusaha pertambangan batu bara
lebih memperhatikan danmenganalisis dampak lingkungan akibat adanya kegiatan
pertambangan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Potensi Bahaya Tambang Batubara
Bawah Tanah .http://www.kamusilmiah.com Tanggal akses 07 Mei 2010. Bilad, M.
Roil . 2010.Dampak Lingkungan Penggunaan Batubara Sebagai Bahan Bakar
Pengomprongan Tembakau Virginia.http://www.sasak.org. Tanggalakses 07 Mei
2010. Dwi.2009.Analisa CSR pada PT. Kaltim Prima Coal.
(http://fotodeka.wordpress.com/, 7 Mei 2010) Fiyanto, Arif. 2008.Pembangunan PLTU
10.000 MW : Solusi Keliru Pemerintahdalam Mengatasi Krisis
Listrik.http://mentarikalahari.wordpress.com.Tanggal akses 07 Mei 2010. Hendry.
2009.Bahan Galian Batubara. http://mangkutak.wordpress.com Tanggalakses 07 Mei
2010. Nugroho, Sudarmanto Budi. 2009. Pengaruh Kegiatan Penambangan
BatubaraTerhadap Kualitas Udara A mbien.http://docs.google.comTanggal akses
07Mei 2010. Uliyah, Luluk. 2010.Awas, Pertambangan Batubara Sumber Krisis Air
KalimantanTerkini. http://borneo2020.org. Tanggal akses 07 Mei 2010. Wijanto,
Sigit.___.LIMBAH B3 DAN KESEHATAN.(http://limbah.pdf.com, 7 Mei2010)

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Anda mungkin juga menyukai