Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

UMKM WARUNG NASI KABITA

Disusun oleh:
1. Afian Gagah (J3A216301)
2. Fiqiana Khotimatul Husna (J3A116099)
3. Masyitha Saskia P. (J3A216403)
4. Riyandhiani K. Dewi (J3A116215)
5. Cut Sefhia (J3A215164)

Kelas : C-P1

PROGRAM KEAHLIAN KOMUNIKASI


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat
serta karunia-Nya laporan ini dapat kami selesaikan sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam laporan Kewirausahaan ini kami membahas tentang UMKM
Warung yang berada di Jalan Lodaya, guna mencapai dan mengetahui UMKM
yang ada di Warung Nasi Kabita.

Dalam proses pembuatan laporan ini, tentunya kami mendapatkan


bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih kami
sampaikan kepada :
 Wahyu Budi Priatna. Selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan.
 Ahmad. Selaku narasumber yang memberikan informasi tentang UMKM
Warung Nasi Kabita.
 Rekan – rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk
laporan ini.

Demikian laporan ini kami buat semoga bermanfaat.

Bogor, Maret 2018


BAB I

PENDAHULUAN

I. LatarBelakang

Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi,


mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau
ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh
Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah
kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia
baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di
Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan
unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an
di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak
1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau
manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di
Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.]DI
Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa
sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan
menjadi berkembang.
II. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah makalah ini, yaitu:


1. Profil usaha (sejarah, modal awal, omset perbulan, struktur
organisasi, bidang usaha, keunggulan produk)
2. Profil pemilik
3. Profil konsumen
4. Pengalaman gagal dan kunci sukses menurut pemilik UMKM
III. Tujuan

1. Menjelaskan Sejarah, modal awal UMKM Warung Nasi Kabita


2. Menjelaskan struktur organisasi yang ada di Warung Nasi Kabita.
3. Mendeskripsikan omset perbulan Warung Kabita
4. Mendeskripsikan bidang usaha dan keunggulan produk Warung
Nasi Kabita
5. Menjelaskan pengalaman gagal dan kunci sukses Warung Nasi
Kabita
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil OWNER

Nama : Ahmad

Alamat tinggal : Jl. Gunung Gede

Berdiri : tahun 1989

Tempat : Jl. Lodaya II

Pendidikan : Sekolah Rakyat

Jumlah Karyawan : 4 Orang

Produk : Makanan

Bidang Usaha : Kuliner

B. Sejarah
Pak Ahmad ada;ah salah satu penjual Warung nasi yang berlokasi di Jl.
Lodaya II belakang kampus IPB. Pak Ahmad atau owner pemilik Warung
Nasi Kabita ini ingin membuat Warung nasi yang enak dan murah
disekitar kampus. Melihat perkembangan Warung Nasi Pak Ahmad
meningkat dan banyak dikunjungi banyak orang, tentunya owner atau Pak
Ahmad befikir bahwa akan membuka Warung nasinya setiap senin-sabtu.
Kemudian Pak Ahmad mencari ide lainnya, agar mengunjung semakin
banyak dan merasakan puas dengan Warung Nasinya. Owner pemilik
Warung Nasi Kabita ini membuat berbagai macam lauk yang tentunya
diminati banyak pengunjung dan bagaimana caranya makan dengan harga
murah dan enak, bahkan memberi minum gratis air putih sepuasnya jika
pengunjung makan di tempat Warung Nasi Kabita. Ide Pak Ahmad
membuat pengunjung sering berdatangan dan untuk selalu membeli makan
di Warung pemilik owner ini.

C. Modal Awal
Modal awal pada awal membuka usaha Warung Nasi Kabita adalh
sekitar Rp. 2.700.000,- . Modal tersebut digunakan untuk membuka
Warung Nasi Kabita, dan membeli bahan baku masakan.

D. Omzet Perbulan
Warung Kabita memiliki omzet setiap bulannya kurang lebih Rp.
60.000.000,-

E. Struktur Usaha
Karena usaha ini milik keluarga, jadi tidak memiliki struktur usaha
tertentu. Ada 4 pekerja yang bekerja dalam membantu Pak Ahmad.
Mereka bekerja membantu memasak. 2 orang bekerja dirumah, dan 2
orang membantu Pak Ahmad di warung.

F. Bidang Usaha
Bidang usaha dari warung kabita ini bergerak di bidang kuliner.

G. Strategi Bisnis
Untuk strategi bisnis, tidak ada yang khusus. Kabita selalu menghadapi
hambatan bisnis. Kabita awalnya mendalami usaha ikan di Pasar Bogor
dan kemudian mendirikan sebuah tempat makan.

H. Keunggulan Produk
Produk dari Kabita memiliki banyak keunggulan seperti rasanya
yang enak, harga yang pas untuk kalangan mahasiswa, penyajian yang
menarik, memiliki warung yang bersih dan pelayanan yang ramah menjadi
daya 6arik tersendiri dari Warung Kabita

I. Profil Konsumen
Konsumen warung kabita kebanyakan adalah mahasiswa dan
pekerja dilingkungan kampus.

a. Nama : Ihsan Novrizon, 12 November 1998, Komunikasi Diploma


IPB/53, “Selain murah, makanan Kabita juga lezat.”
b. Nama : Rama, Teknologi Manajemen Peternakan 53 Diploma IPB,
“Murah, ramah, dekat dengan kampus”

J. Pengalaman Gagal Dan Kunci Sukses


Kabita berdiri pada tahun 1989. Usaha tersebut merupakan usaha
milik sendiri (UMKM). Tempat awal berdirinya Kabita berlokasi di
parkiran motor. Omset dari Kabita sekitar 60 juta dengan modal. Modal
awal sebesar 3,7 juta. Untuk modal sehari-hari, tidak tetap. Kabita sepi
pengunjung ketika mahasiswa/I sedang melaksanakan UTS atau UAS. Jika
hari biasa, Kabita sangat ramai.
Kunci sukses dari Kabita yaitu menyesuaikan harga dengan
mahasiswa tetapi tetap mengedepankan kualitas dan rasa dari makanan.
Oleh karena itu, Kabita selalu ramai. Sementara itu, pengalaman gagal
dialami ketika Kabita baru didirikan. Tidak mudah untuk mendirikan suatu
usaha. Kabita pernah mengalami kegagalan karena sepi pengunjung.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Warung Makan kabita yang berdiri sejak tahun 1989 ini
merupakan usaha keluarga yang dibangun dengan susah payah. Sesuai
dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah, Warung Kabita merupakan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah yang termasuk dalam katergori usaha Mikro. Warung
kabita memiliki asset yang tidak mencapai lima puluh juta rupiah dan
omzet setiap bulannya adalah kurang lebih enam puluh juta rupiah.
LAMPIRAN
1. Foto Bersama Owner Warung Kabita

Anda mungkin juga menyukai