1** Principal contact for correspondence (aestrik hanya sebagai penulis koresponden)
2 Nama, et al.
47this research use three treatment, that is Treatment in this research Is a complete ration
48making with 3 treatments ie Azolla 15%, 20%, and 25% .The best results are obtained at
49the treatment with 25% addition of Azolla having the highest protein content). Unusual
50abbreviations are not included in the abstract.
51Keywords: essence writing; symbol; one space; one paragraph; concise. (Maximum 5
52 words, bold, separated by semicolon, italic)
53
54 PENDAHULUAN
55
56 Pendahuluan merupakan justifikasi tentang subyek yang dipilih didukung dengan
57pustaka yang relevan. Tidak terlalu luas tapi juga tidak terlalu singkat. Kajian literatur
58sebagai dasar pernyataan kebaruan ilmiah dari naskah, pernyataan kebaruan ilmiah, dan
59permasalahan penelitian atau hipotesis. Memuat latar belakang penelitian sebagai teori
60dasar dilakukannya penelitian dan harus diakhiri dengan tujuan penelitian.
61 Format penulisan dari teks pendahuluan sampai kesimpulan adalah Time New
62Roman (TNR), 12pt, jarak antar baris 1 (satu) spasi dan dalam 1 (satu) kolom. Contoh
63ketentuan umum naskah dalam pendahuluan sampai pembahasan untuk penulisan sitasi
64pustaka di dalam teks, dua penulis ditulis: Krieg and Hutmacher (1986) atau (Sudiono dan
65Julaeha, 2004); tiga penulis atau lebih: Simanungkalit, dkk. (2006) atau (Paknejad, et al.,
662009). Penulisan sitasi naskah bersumber dari internet (AEKI-AICE, 2010), sitasi
67skripsi/tesis/laporan penelitian (Nurhapsah dan Sahabuddin, 2011), sitasi artikel jurnal
68(Lillieskov, et al., 2002), sitasi buku (Wirawan dan Wahyuni, 2004), sitasi bab buku
69(Nuddin, dkk., 2017), dan sitasi seminar/prosiding (Setyaningsih, dkk., 2015). Untuk
70naskah yang berbahasa Inggris, penulisan kata “dan” diganti menjadi “and”, kata “dkk”
71diganti menjadi “et al”.
72
73 METODE PENELITIAN
74
75 Memuat bahan utama yang digunakan dalam penelitian dan metode-metode yang
76digunakan dalam pemecahan permasalahan termasuk metode analisis. Komponen-
77komponen peralatan penunjang tidak perlu dituliskan. Metode penelitian mencakup
78tempat, waktu, metode pengambilan sampel, pelaksanaan penelitian, metoda analisa, dan
79hal lain yang berkaitan. Harus detil dan jelas sehingga orang yang berkompeten dapat
80melakukan penelitian yang sama (repeatable and reproducible). Dicantumkan analisis
81statistika, termasuk rumus-rumus yang digunakan dan dicantumkan sumber literaturnya.
82
83 HASIL DAN PEMBAHASAN
84
85 Hasil menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tabel dan gambar berupa temuan-
86temuan ilmiah yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan tetapi harus
87ditunjang oleh data-data yang memadai. Tabel dan grafik dilengkapi dengan nomor dan
88judul diawali berdasarkan munculnya pada tulisan. Contoh tabel dapat dilihat pada Tabel 1,
89judul tabel ditulis di bagian atas, sedangkan untuk grafik/gambar ditulis di bagian bawah
90(Gambar 1). Tabel dibuat dengan garis horizontal. Bila tabel dan grafik dikutip, sumbernya
91disebutkan sesuai dengan Daftar Pustaka. Tidak mengulang data yang disajikan dalam
92tabel atau grafik satu per satu dalam bentuk kata-kata kecuali hal-hal yang sangat
93menonjol.
94
Judul Artikel 3
97
98Gambar 1. Rata-Rata Kandungan Protein (%) pakan komplit berbasis tongkol jagung
99 dengan penambahan azolla sebagai pakan ternak ruminansia.
100
101 Penggunaan simbol atau kode perlakuan pada tabel dan gambar sebaiknya
102dijelaskan atau dibuat keterangan untuk memudahkan pembacaan tulisan, sebagai contoh
103lihat pada Tabel 1 dan Gambar 1 atau ditulis sedetail mungkin berdasarkan metode yang
104digunakan untuk menghindari simbol/kode perlakuan.
105 Pembahasan membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan hasil
106penelitian lain yang sudah ada sebelumnya, sebaiknya merupakan hasil yang
107dipublikasikan dan disertai dengan sitasi pustaka dan menjelaskan implikasi data yang
108diperoleh bagi ilmu pengetahuan atau pemanfaatannya. Contoh penulisan sitasi pada badan
109tulisan: hasil analisis laboratorium menunjukkan kandungan protein pada penambahan
110Azolla 15% (9,45), penambahan Azolla 20% (9,94) dan penambahan Azolla 25% (10,50).
111Meskipun terdapat perbedaan kandungan protein hasil analisis laboratorium pada setiap
112perlakuan, namun semua ransum komplit mengandung protein diatas level minimum
113kebutuhan minimal protein kasar ransum ruminansia yakni 7,5% (Mide dan Natsir, 2013)
114atau, menurut Rangkuti (2011), bahwa kadar protein kasar yang tinggi dipengaruhi oleh
115beberapa faktor, salah satunya adalah jenis bahan pakan.
116 Pembahasan tidak menulis kembali jika menggunakan kode perlakuan pada bagian
117hasil dan pembahasan (contoh: Tingginya protein kasar pada perlakuan A3 ini disebabkan
118karena penambahan Azolla sebanyak 25%), tetapi menuliskan perlakuan secara detail
4 Nama, et al.
165 Barat. Dalam Arsyad, M., Suherman, & Ramli. Realitas Desa membangun:
166 Gagasan dan Pengalaman. Penerbit: Hasanuddin University Press. Hlm: 122-146.
167Paknejad, F., M. Mirakhori, M. J. Al-Ahmadi, M. R. Tookalo, A. R. Pazoki and P. Nazeri.
168 2009. Physiological Response of Soybean (Glycine max) to Foliar Application of
169 Methanol Under Different Soil Moistures. American Journal of Agricultural and
170 Biological Sciences 4 (4): 311-318.
171Rangkuti, J. H. 2011. Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah (PE) pada
172 Kondisi Tatalaksana yang Berbeda. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi
173 Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
174Setyaningsih, W., Saputro, I.E., Palma, M., and Carmelo, G. 2015. Profile of Individual
175 Phenolic Compounds in Rice ( Oryza sativa ) Grains during Cooking Processes, in:
176 International Conference on Science and Technology 2015. Yogyakarta, Indonesia.
177Simanungkalit, R.D.M., D.A. Suriadi, R. Saraswati, D. Setyorini dan W. Hartati. 2006.
178 Pupuk Organik dan Pupuk Hayati (Organik Fertilizer and Biofertilizer). Balai Besar
179 Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Balai Penelitian dan Pengembangan
180 Pertanian, Bogor.
181Sudiono, J. Prasetyo dan E. Julaeha. 2004. Respon Beberapa Varietas Tanaman Bayam
182 (Amaranthus tricolor) terhadap Infeksi CMV (Cucumber Mosaic Virus) Strain-11
183 pada Fase Pertumbuhan Vegetatif. Agrosains 6 (1): 26-30.
184Wirawan, B. dan S. Wahyuni. 2004. Memproduksi Benih Bersertifikat: Padi, Jagung,
185 Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau. Cet. II. Penebar Swadaya, Jakarta.