Anda di halaman 1dari 4

Diospyros Celebica (Kayu Eboni) Deskripsi Ebony Makassar (Diospyros celebica), adalah

spesies pohon berbunga dalam keluarga Ebenaceae yang endemik di pulau Sulawesi di
Indonesia . Diospyros Celebica adalah nama kayu hitam yang berasal dari sulawesi selatan
dari spesies eboni (Ebenaceae). Anggotanya di seluruh dunia mencapai sekitar 450-500
spesies pohon dan perdu yang selalu hijau atau sebagian ada pula yang menggugurkan daun.
Kebanyakan tumbuhan ini berasal dari daerah tropis, dan hanya beberapa spesies yang
tumbuh di daerah beriklim sedang.Tetapi jenis kayu hitam ini berbeda dengan spesies kayu
hitam yang ada di seluruh dunia. Diospyros Celebica memiliki ciri khas yaitu Pohon yang
lurus dan tegak dengan tinggi sampai dengan 40 m. Diameter batang bagian bawah dapat
mencapai 1 m. Kulit batangnya beralur, mengelupas kecil-kecil dan berwarna coklat hitam.
Pepagannya berwarna coklat muda dan di bagian dalamnya berwarna putih kekuningkuningan. Daun tunggal terletak berseling, berbentuk jorong memanjang, dengan ujung
meruncing, permukaan atasnya mengkilap, seperti kulit dan berwarna hijau tua, permukaan
bawahnya berbulu dan berwarna hijau abu-abu.enis ini hanya terdapat di Sulawesi di hutan
primer pada tanah liat, pasir atau tanah berbatu-batu yang mempunyai drainase baik, dengan
ketinggian mencapai 600 m dpl. Secara alami, kayu hitam Sulawesi ditemukan baik di hutan
hujan tropika maupun di hutan musim. Kayu ini telah diekspor ke luar negeri semenjak abad
ke-18. Pasar utamanya adalah Jepang, dan juga Eropa dan Amerika Serikat. Karena
perkembangan populasi yang lambat dan karena tingginya tingkat eksploitasi di alam, kini
kayu hitam Sulawesi telah terancam kepunahan. Ekspor kayu ini mencapai puncaknya pada
tahun 1973 dengan jumlah sekitar 26,000 m3, dan kemudian pada tahun-tahun berikutnya
terus menurun karena kekurangan stok di alam Detil data Diospyros celebica Bakh. Spesies :
Diospyros celebica Bakh. Nama Inggris : Black ebony Nama Indonesia : Eboni Nama Lokal :
kayu maitong (Sulawesi), sora (Sulawesi), toetandu (Sulawesi), kayu lotong (Sulawesi
Selatan), kayu makasar (Sulawesi selatan) Deskripsi : Pohon vang lurus batangnya ini dapat
mencapai tinggi 40 m dengan garis tengah batang 100 cm dan sering berbanir besar. Kulit
batangnya beralur dan mengelupas kecil-kecil, berwarna coklat-hitam. Daunnva tungal
berseling, berbentuk jorong memanjang, permukaan bawahnya berbulu dan berwarna hijau
abu-abu. Permukaan atas daun tidak berbulu dan berwarna hijau tua. Bunganya
mengelompok pada ketiak daun, berwarna putih. Buahnya bulat telur, berbulu dan berwarna
merah kuning sampai coklat bila tua. Kayu Eboni terdiri atas kayu gubal yang berwarna putih
sampai merah muda dan kayu teras yang berwarna hitam atau coklat vang berbaris-baris
hitam. Kayu ini sangat berat, dengan Berat jenis 0,76; kelas keawetan dan kekuatannya
digolongkan dalam kelas satu. Distribusi/Penyebaran : Penyebaran di Sulawesi dan Maluku
Habitat : Jenis ini dapat dijumpai di hutan primer pada tanah liat, pasir atau tanah berbatubatu yang mempunyai drainase baik, pada ketinggian kurang dari 400 m dpl. Perbanyakan :
Perbanyakan dari biji, pertumbuhan sangat lambat Manfaat tumbuhan : Karena kualitasnya
yang baik, kayu ini termasuk kayu ekspor yang sangat mahal dan mempunvai banyak
kegunaan termasuk di antaranya untuk tiang jembatan, vinir mewah, mebel, patung, ukiran
dan hiasan rumah. Sumber Prosea : 5(2): Timber trees: Minor commercial timbers p.191
(author(s): Soerianegara, I, D.S. Alonzo, S. Sudo, MSM Sosef) Kategori : Identitas propinsi
Sulawesi
Tengah
Galeri
Spesies-spesies
Genus
Diospyros
:
Mengenal Lebih Jauh Tentang Kayu Eboni PENDAHULUAN Kayu Eboni (Diospyros

celebica Back) atau yang lebih dikenal dengan kayu Hitam adalah salah satu jenis kayu
spesifik (asli) Sulawesi yang termasuk jenis kayu mewah (fancy wood) yang tumbuh tersebar
di Sulawesi terutama Sulawesi Tengah (Kabupaten Parigi,Poso, Donggala,Toli-Toli,
Kolonodale dan Luwuk), Sulawesi Selatan (Kabupaten Maros, Barru, Luwu dan Mamuju)
dan Sulawesi Utara (Kabupaten Minahas dan Bolaang Mongndow). Jenis inidigemari oleh
masyarakat dunia karena nilai artistik baik dari tekstur dan warna kayuserta keawetan
sehingga banyak dijadikan meubel atau barang kerajinan berupa hiasan dinding, patung,
ukiran dan lain sebagainya. Keberadaan kayu eboni dewasa ini sangat memprihatinkan,
karena permintaan akan kebutuhan kayu eboni yang tidak diimbangi dengan keberhasilan
budidaya menyebabkan populasi di alam jenis kayu ini banyak mengalami tekanan baik dari
segi penyebaran maupun potensinya. Hal ini disebabkan oleh tingginya nilai ekonomi
sehingga jenis ini mengalami tekanan ekploitas secara sangat intensif. Karena laju penurunan
populasi yang sangat cepat inilah maka jenis ini oleh World Conservation Union (WCN)
yaitu lembaga yang bergerak dalam bidang konservasi sumberdaya alam global dan untuk
spesies, lembaga ini mengeluarkan daftar tentang jenis-jenis flora maupun fauna yang
terancam kepunahan. Dalam 2000 WCN Red List of Threatened Species, Eboni (Diospyros
celebica Bakh) termasuk kategori Vulnerable (batas resiko tinggi punah di alam/rentan
terhadap eksploitasi. PENGENALAN JENIS A. Nama dan Jenis Kayu Eboni/kayu hitam
(Diospyros celebica Bakh) adalah salah satu jenis tumbuhan berkayu yang termasuk dalam
marga Diospyros merupakan salah satu marga dari suku Ebeneceae. Dalam dunia
perdagangan kayu eboni dikenal dengan nama Macassar ebony (Inggris, Amerika Serikat),
ebene de Makassar (Perancis) gestreept ebben (Belanda), Macassar ebenhols (Jerman) ebeno
de Macassar (Spanyol) ebeno di Macassar (Italia) dan Indonesisk ebenholt (Swedia).
Sedangkan untuk nama daerah dikenal berbagai macam nama diantaranya Toe (Donggala,
Poso dan Manado), Limara (Luwu), Sora (Malili) dan ayu Maitong (Parigi). B. Fenotipe
Pohon Eboni (Diospyros celebica Bakh) adalah tumbuhan berkayu yang berukuran sedang
sampai besar dengan tinggi dapat mencapai 40 meter dengan bebas cabang 10 sampai 26
meter. Diameter batang dapat mencapai 150 cm dengan akar papan/banir yang dapat
mencapai 4 meter dari permukaan tanah. Bentuk batang silinder dengan permukaan bersisik
dan berwarna hitam. Daunnya berbentuk memanjang dan tunggal dengan ukuran 12-35 cm
dan lebar 2,5-7 cm. Bagian dasar daun tumpul sampai agak menjantung dan ujung daun
lancip sampai agak lancip. C. Tempat Tumbuh Secara alami tegakan eboni dijumpai di daerah
pegunungan-pegunungan berbukit dataran rendah hingga mencapai ketinggian 700 meter dari
permukaan laut, tetapi eboni pertumbuhannya kurang/tidak optimal jika tumbuh diatas 400
dpl sehingga untuk kegiatan budidaya ketinggian maksimum 400 mdpl. Memperhatikan pada
penyebaran alamnya di Sulawesi,tegakan eboni ada yang tumbuh di daerah hutan musim
humida memiliki iklim basah (tipe A-D) dengan curah hutan rata-rata 2737 mm per tahun
(Luwu, Mamuju, Poso) dan yang tumbuh di hutan Monsoon beriklim musim (tipe C) dengan
rata-rata curah hujan tahunan sekitar 1709 mm per tahun (Parigi). Pohon eboni tergolong
jenis pohon semi toleran terhadap cahaya. Rata-rata temperatur udara yang dibutuhkan untuk
perkembangan pertumbuhan dan perkembangan tanaman eboni 22-280C. Daerah penyebaran
eboni menunjukkn bahwa pohon eboni tumbuh di daerah geologis tua dengan berbatuan
bermacam-macam seperti batu kapur, batu pasir, batu liat, napl, sabak dan lain sebagainya,
begitu pula terhadap tanahnya, pohon eboni tumbuh pada berbagai macam tanah mulai tanah

berkapur, latosol, podsolik merah kuning hingga tanah dangkal berbatu-batu. D. Sifat Kayu
Berat jeniskayu eboni berkisar 1,01 sampai 1,27 dengan rata-rata 1,1 termasuk kayu yang
sangat keras dan termasuk kayu dengan kelas kuat 1. E. Kegunaan Kayu eboni termasuk kayu
lux dengan nilai dekoratif dan ekonomis yang sangat tinggi sehingga banyak digunakan untuk
pembuatan mebeler, dekorasi (hiasan) dan lain-lain. BUDIDAYA A. Pengumpulan Buah dan
Biji Eboni mulai berbungan dan berbuah umur 5-7 tahun dengan musim berbunga
diperkirakan bulan April-Mei dan berbuah masak bulan September-November. Pengumpulan
buah masak sebaiknya dikumpulkan di atas pohon atau memakai jaring untuk menghindari
buah jatuh ke lantai hutan. Karena buah yang diperoleh dari lantai hutan mudah rusak akibat
serangan jamur. Ciri-ciri buah masak kulit buah berwarna merah kuning atau warna sawo,
berbulu dan bijinya berwarna coklat tua. Biji baru umumnya memiliki daya kecambah tinggi
sekitar 85% dan akan terus turun jika disimpan. Penurunan data kecambah bisa dipertahankan
hingga 70% dalam waktu 12 hari jika diberi perlakuan dengan mencampur biji dengan arang
basah dengan perbandingan seimbang (1:1). B. Pembuatan Bibit Pohon eboni termasuk jenis
pohon semi toleran sehingga persemaiannya harus dibuat pada tempat yang agak teduh.Biji
harus segera disemai pada polybag yang telah terisi media, Bibit siap tanam jika telah
berumur sekitar 8-10 bulan dengan tinggi 25-30 cm. Sedangkan jika penggunaan bibit
menggunakan anakan alam, maka pengumpulannya menggunakn cara cabutan. Maksimum
tinggi bahan cabutan untuk bibit yaitu 15 cm dan sebelum ditanam dilapangan terlebih dahulu
disapih dipersemaian selama 4-5 bulan. C. Penanaman Persiapan lahan penanaman pohon
eboni tergantung dari kondisi lahannya, untuk lokasi tanah kosong atau padang alang-alang
dilakukan pembersihan secara total, sedangkan pada areal bekas pembalakan penyiapan lahan
dalam bentuk 1 -2 meter. Penanaman pada areal terbuka harus didahului dengan penanaman
pohon peneduh sebagai naungan. Jarak tanam pohon peneduh digunakan 3 x 1,5 atau 2,5 x
2,5 dan jarak tanam pohon eboni 5 x 5 atau 3 x 3. Pohon peneduh dikurangi secara pertahap
saat eboni mencapai tingkat sampling. Pengendalian gulma dilaksanakan 4 kali dalam tahun
pertama dan 2 kali dalam tahun kedua dan ketiga. Untuk pengendalian gulma pada
penanaman dengan sistem jalur dilakukan hingga tahun kelima. PENGENALAN SUMBER
BENIH Dalam upaya menyelamatkan dan pembudidayaan eboni di Sulawesi perlu ditunjang
denga ketersediaan benih dan bibit yang berkualitas serta dalam jumlah yang cukup. Untuk
memenuhi hal tersebut di atas telah ditunjuk beberapa lokasi sumber benih oleh Kepala
BPTH Sulawesi berdasarkan hasil identifikasi dan deskripsi TIM BPTH dan dinas setempat.
Adapun lokasi-lokasi sumber benih untuk jenis eboni yaitu: 1. Propinsi Sulawesi Barat, Kab.
Mamuju, Kec. Papalang, Desa Batu Papang. dengan luas 100 Ha. 2. Propinsi Sulawesi
Selatan, Kab.Barru, Kec. Barru, Desa Coppo. dengan luas 10 Ha. 3. Propinsi Sulawesi
Selatan, Kab. Luwu Timur, Kec. Mangkutana, Desa Mango Lembo Kalaena. dengan luas 95
Ha. (terbagi dalam 2 lokasi yakni 55 Ha dan 40 Ha). 4. Propinsi Sulawesi Tengah, Kab.Parigi
Moutong, Kec. Sausu, Desa Sausu. dengan luas 57 Ha. 5. Propinsi Sulawesi Tengah,
Kab.Morowali, Kec. Lembo, Desa Wawopada. dengan luas 25 Ha. 6. Propinsi Sulawesi
Utara, Kab.Minahasa Utara, Kec.Lipupang barat, Desa airbanua. dengan luas 3 Ha.

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

phenylpropen

Anda mungkin juga menyukai