Oleh:
BILLY GUSTINAR SURYA RIESNAWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2022
POTENSI AKAR POHON DALAM MENGURANGI RESIKO
LONGSOR. Evaluasi Berdasar Pengetahuan Lokal dan
Pengukuran di Lapangan
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
BILLY GUSTINAR SURYA RIESNAWAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
Pertanian Strata Satu (S1)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN
MALANG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul penelitian : POTENSI AKAR POHON DALAM MENGURANGI
RESIKO. Evaluasi Berdasar Pengetahuan Lokal dan Pengukuran di Lapangan
Nama Mahasiswa : Billy Gustinar Surya Riesnawan
NIM : 185040200111048
Jurusan : Tanah
Program Studi : Agroekoteknologi
Pembimbing Utama,
Diketahui,
Ketua Jurusan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bojonegoro, Jawa Timur pada 28 Mei 1999 dan
merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, dari Bapak Alm Putut S0utrisno dan Ibu
Sri Listiana. Riwayat pendidikan penulis berawal Taman Kanak-kanak di TK
Pertiwi di Tahun 2004 hingga 2005 dari pendidikan dasar di SDN 2 Kadipaten
Bojonegoro di tahun 2006 hingga 2012, dilanjutkan dengan pendidikan sekolah
menengah pertama SMPN 5 Bojonegoro pada tahun 2012 hingga 2015 dan di
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di
SMAN 2 Bojonegoro hingga tahun 2018. Setelah itu, pada tahun 2018 penulis
terdaftar sebagai mahasiswa strata-1 program studi Agroekoteknologi, Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya, Jawa Timur melalui jalur Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN).
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif dalam LKM SC (Sport
Corner) 2019-2020 sebagai wakil ketua umum, Selain itu penulis juga pernah
aktif dalam LKM Bengkel Seni sebagai anggota dan juga penulis juga pernah
aktif dalam LKM IAAS UB sebagai manajer STD (Science and technology
development) 2019-2020. Penulis beberapa kali terlibat dalam kegiatan
kepanitiaan seperti Tani Joyo Cup 2019 sebagai Koordinasi Lapangan, Olimpiade
Dekan 2019 sebagai staff keamanan, IAAS Tractor Learning sebagai trainer, dan
Galang Mitra Kenal Profesi (GATRAKSI) tahun 2021. Penulis juga pernah
mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) cabor bola basket pada tahun
2019 . Penulis pernah menjadi surveyour pada kegiatan P2L (Pekarangan Pangan
Lestari) Kementrian Pertanian. Penulis pernah menjadi surveyour pada kegiatan
magang yang berada di Sukosewu pada Peternakan lebah dengan menggunakan
Sistem Agroforestri (Agrosilvopastura). Selain itu penulis aktif dalam
mengembangkan usaha Kala Teduh Nursery (Tanaman Hias) dan Mantrakultura
clothing (Konveksi).
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN..........................................................................................13
1.1 Latar Belakang........................................................................................13
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................15
1.6 Tujuan......................................................................................................15
1.7 Hipotesis..................................................................................................16
1.8 Manfaat....................................................................................................16
1.9 Alur Pikir.................................................................................................16
II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................18
2.1 Longsor....................................................................................................18
2.2 Akar Pencegah Longsor..........................................................................20
2.3 IJA dan ICA.............................................................................................21
2.4 Pengetahuan Ekologi Lokal dan Modern................................................22
2.5 Hubungan Longsor dengan PEL..................................................................23
3 METODE PENELITIAN...............................................................................25
3.1 Waktu dan Tempat..................................................................................25
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................25
3.3 Rancangan Percobaan..............................................................................25
3.4 Variabel Pengamatan...............................................................................26
3.5 Pelaksanaan Penelitian............................................................................27
3.5.1 Tahap Wawancara Petani......................................................................27
3.5.2 Pengumpulan hasil-hasil penelitian tentang akar pohon dalam
mengurangi resiko longsor.............................................................................27
3.5.3 Pengukuran IJA dan ICA dari jenis pohon utama yang berpotensi
meningkatkan stabilitas tebing.......................................................................29
3.5.4 Pengukuran Diameter Batang (DBH)...................................................30
3.5.5 Pengambilan Contoh Tanah dan Analisis Laboratorium.....................31
3.5.6 Observasi Lapangan..............................................................................31
3.6 Analisis Data...........................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
LAMPIRAN...........................................................................................................37
DAFTAR TABEL
1. Klasifikasi Nilai IJA dan ICA............................................................................22
2. Parameter Pengamatan.......................................................................................26
3. Klasifikasi Nilai Indeks Jangkar Akar (IJA) dan Indeks Cengkeram Akar (ICA)
(Hairiah, et.al., 2008).............................................................................................30
DAFTAR GAMBAR
1. Skema Perpaduan Pengetahuan Ekologi Lokal (PEL) dan Pengetahuan..........16
2. Skema pengukuran proximal akar pohon menurut Hairiah et al (2021). DH=
diameter akar horizontal, DV= diameter akar vertikal..........................................29
3. DBH...................................................................................................................30
4. Leaflet................................................................................................................32
DAFTAR LAMPIRAN
1. Form Kuisioner Wawancara..............................................................................37
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketersediaan lahan pertanian yang produktif terus berkurang karena
semakin meluasnya lahan terdegradasi baik karena bencana alam, maupun mist-
managemen lahan yang memicu terjadinya banjir, longsor, ataupun kekeringan
dan kebakaran di musim kemarau. Penggunaan lahan pertanian yang intensif
dengan kanopi terbuka di daerah berlereng sangat rentan terhadap longsor dan
erosi sehingga mengurangi luasan lahan milik petani. Dampak lebih luas akibat
longsor di tebing lahan dan di tebing sungai adalah menurunkan kualitas dan
jumlah air bersih akibat meningkatnya konsentrasi sedimen dalam aliran air
sungai sehingga mengurangi ketersediaan air bersih bagi manusia di sekitarnya.
Dampak lebih luas dari peningkatan konsentrasi sedimen dalam aliran sungai
adalah mempercepat terjadi pendangkalan sungai dan kembali meningkatkan
resiko terjadi banjir. Longsor dapat terjadi karena ada beberapa faktor yang
mempengaruhi baik secara geologi, morfologi, fisik maupun karena ada kegiatan
manusia (Priyono, 2015). Selain itu faktor -faktor kondisi alami seperti topografi
termasuk kondisi lereng (kemiringan, bentuk lereng, panjang lereng), kondisi
tanah (tekstur, struktur dan konsistensi tanah, kekerasan batuan), kerapatan dan
jenis tutupan lahan (Rasyid, 2012)
Pohon berperan penting untuk menjaga kestabilan lereng secara hidrologis
dan mekanis (Hairiah et al.,2000). Faktor hidrologis meliputi intersepsi air hujan
dan transpirasi, sedangkan secara mekanis adalah dari kekuatan perakaran pohon
dan tumbuhan bawah yang berinteraksi erat dangan tanah (Styczen dan Morgan,
1995). Abe dan Ziemer (1991), menyatakan bahwa longsor dapat dikurangi oleh
akar-akar pohon melalui 2 mekanisme yaitu: (1) Akar mencengkeram tanah di
lapisan permukaan tanah (kedalaman 0-5 cm), sehingga dapat menghambat
hanyutnya partikel tanah oleh limpasan permukaan; namun bila akar mudah putus
maka peran akar di permukaanpun akan berkurang; (2) Akar menopang tegaknya
batang sehingga menghambat terjadinya longsor.
Dalam system agroforestri distribusi perakaran pohon dan tanaman sela
sangat beragam bergantung pada kondisi lingkungan tanahnya dan managemen
pohon yang dilakukan oleh petani. Sebaran dan kerapatan akar sebagian besar
berkembang di lapisan atas saja, biasanya semakin dalam semakin berkurang (van
Noordwijk. et al, 2015; dan Kemper, R., et al., 2020). Kondisi tersebut
memungkinkan pohon mudah tumbang oleh dorongan massa tanah yang bergerak
ke bawah selama musim penghujan (Arsyad, 2010).
Salah satu upaya mengurangi resiko terjadinya longsor dapat dilakukan
dengan meningkatkan stabilitas tebing sungai maupun tebing lahan secara
vegetative yaitu dengan menanam aneka pohon bernilai ekonomi tinggi dan juga
mempunyai nilai konservasi yang tinggi (Hidayat dan Dedy, 2019). Aneka ragam
sebaran akar pohon (akar primer menyebar vertical dan dalam dan akar horizontal
menyebar lebih dangkal) dalam system agroforestri sangat bermanfaat untuk
“Jangkar hidup tanah” atau “living anchor” dan “Pencengkeram tanah” atau “soil
binding” sehingga dapat mengurangi kekuatan geser tanah dan mencegah
meluncurnya tanah ke lereng yang lebih bawah (Hairiah et.al.,2020), di lapangan
dilakukan dengan mengukur 2 nilai Index: Index Jangkar Akar (IJA) dan Index
Cengkeram Akar (ICA). Untuk tujuan memitigasi resiko terjadinya longsor,
system perakaran pohon yang dibutuhkan adalah akar yang berkembang dalam,
intensif, dan kuat dengan kandungan lignin yang tinggi (Hairiah et al.2021),
sehingga pohon lebih tahan terhadap dorongan masa tanah dan air dari tempat
yang lebih atas.
Managemen lahan agroforestri oleh petani yang melibatkan pemangkasan
cabang dan ranting pohon untuk pengaturan sinar matahari yang masuk
berpengaruh terhadap sebaran perakaran pohon. Pemangkasan ranting pohon akan
meningkatkan jumlah akar mati dan meningkatkan jumlah akar baru di lapisan
tanah atas seperti yang ditunjukan oleh tanaman Peltophorum dasyrachis dan
Caliandra calothyrsus di ultisol, Lampung Utara (van Noordwijk et al, 1991).
Sementara itu Pratiwi (2021) melaporkan bahwa 6 bulan setelah pemangkasan
batang pohon kopi di UB-Forest (Karangploso) justru menurunkan jumlah akar
horisontal sekitar 79% dan akar vertikal sekitar 19% bila dibandingkan dengan
pohon tanpa pangkasan. Penurunan jumlah akar semakin besar bila batang kopi
dipangkas lebih rendah lagi hingga 50 cm; dengan demikian kondisi tersebut akan
meningkatkan resiko kekeringan saat musim kemarau.
Petani agroforestri mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengelola
lahan agroforestri yang diperoleh secara turun temurun dari orang tuanya,
termasuk diantaranya pemilihan jenis tanaman yang ditanam, pemupukan,
pencegahan hama dan penyakit dan pemanennya yang terus berkembang sesuai
dengan masalah dan kebutuhannya, namun demikian pengetahuan akan
managemen bagian dalam tanah masih belum banyak dipahami (Purnamasari et
al., 2022). Peningkatan pemahaman di tingkat petani telah banyak dilakukan oleh
berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta (Munir dan Setiani, 2018) melalui
pelatihan dan pendampingan di lapangan, tetapi materinya masih terfokus kepada
bagian di atas tanah karena informasi tentang akar pohon, fungsi dan manfaatnya
dalam agroforestri masih terbatas pada penyerapan air dan hara saja. Guna
mengoptimalkan jasa lingkungan pohon terutama dalam menstabilkan tebing
lahan Agroforestri, maka perlu dilakukan pemahaman ekologi lokal petani tentang
peran akar pohon dalam meningkatkan stabilitas tebing yang diiringi dengan
pemahaman ekologi ilmiah dari hasil-hasil penelitian (Barrios et al, 2012) agar
transfer pengetahuan tentang peran akar pohon untuk mengurangi resiko longsor
dapat lebih mudah dan lancar.
1.2 Rumusan Masalah
Upaya pengurangan resiko longsor di lahan agroforestri di daerah berlereng,
adalah dengan mengoptimalkan fungsi “jangkar hidup” dan “cengkeraman akar”
dari akar pohon yang kuat dengan memilih jenis-jenis pohon yang berperakaran
dalam dan kuat dengan kandungan lignin yang tinggi. Namun demikian, informasi
fungsi akar untuk penguat tebing masih belum banyak diketahui di tingkat petani,
untuk itu perlu dilakukan penggalian pengetahuan petani tentang longsor dan
upaya menekan resiko terjadinya longsor secara vegetative. Beberapa pertanyaan
penelitian yang ada:
1.3 Apakah petani agroforestri di daerah pegunungan telah mempunyai teknik
dan cara mengurangi longsor di lahannya, bagaimana caranya?
1.4 Apakah pengetahuan peran akar pohon dalam meningkatkan stabilitas
tebing telah banyak diketahui petani agroforestri yang tinggal di
pegunungan? Apa indikatornya?
1.5 Apakah informasi tentang karakter akar beraneka jenis pohon yang
berpotensi dalam meningkatkan stabilitas tebing telah tersedia?
1.6 Tujuan
Memahami pengetahuan ekologi lokal (PEL) petani agroforestri tentang
pentingnya akar pohon dalam meningkatkan stabilitas tebing sebagai upaya
memitigasi longsor di daerah pegunungan, dibandingkan dengan pengetahuan
ekologi modern/ilmiah (PEM) dari hasil penelitian di daerahnya.
1.7 Hipotesis
Keterangan :
IJA : Indeks Jangkar Akar (Index Root Anchoring)
ICA : Indeks Cengkeram Akar (Index Root Binding)
dv : diameter akar vertikal (vertical root diameter)
dh : diameter akar horizontal (horizontal root diameter)
db : diameter batang (stem diameter)
Berdasarkan nilai IJA dan ICA, selanjutnya dikelaskan berdasarkan kategori yang
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Klasifikasi Nilai Indeks Jangkar Akar (IJA) dan Indeks Cengkeram Akar (ICA)
(Hairiah, et.al., 2008)
Gambar 3. DBH
Informasi yang digali dari leaflet sendiri adalah manfaat akar bagi
tanaman, tanah dan makhluk hidup, dimana pada informasi ini sangat berguna
bagi petani untuk sebagai pengetahuan tambahan terkait pentingnya akar, selain
itu pula juga sebagai fasilitator untuk mendapatkan data pengetahuan lokal petani
terhadap manfaat akar dalam mitigasi bencana longsor menurut dari pengetahuan
petani sendiri.
200
150
100
50
0
ar
i ri et il ei ni li us r er r r
u ua ar Ap
r M Ju Ju st be ob be be
an br M
Ag
u e m t m m
J Fe pt Ok ve se
Se No De
Sumber : bmkg.go.id
terakhir.
Berdasarkan rata-rata data curah hujan selama 5 tahun terakhir, Iklim yang
berada di Desa Ngantang menurut Schmidt dan Ferguson termasuk dalam kategori
basah karena memiliki 4 bulan kering (intensitas hujan < 60 mm bulan) dan bulan
8 bulan basah (intensitas hujan > 100 mm bulan).
4.1.2 Karakteristik Fisika dan Kimia Tanah
a. Fisika Tanah
b. Kimia Tanah
4.2 Pengetahuan Ekologi Lokal
4.3 Karakteristik Jenis Pohon Berdasarkan PEL
4.4 Karakteristik Jenis Pohon Berdasarkan PEI
4.4.1 Karakteristik Akar Pohon
4.4.2 IJA dan ICA
4.4.3 Kualitas Akar
4.5 Pembahasan
5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abe, K., & Ziemer, R. R. (1991). Effect of tree roots on a shear zone: modeling
reinforced shear stress. Canadian Journal of Forest Research, 21(7), 1012–
1019. doi:10.1139/x91-139
Adger, W. N. (2000). Social and ecological resilience, are they related? Progress in
Human Geography, 24(3), 347-364. https://doi.
org/10.1191/030913200701540465.
Agus, F. 2002. Konservasi tanah dan pertanian sehat. Dalam Sitompul, S.M. dan
S.R. Utami (Eds.), Akar Pertanian Sehat. Konsep dan pemikiran.
Rangkuman makalah. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang,
Indonesia: 77-88.
Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Barrios, E., Trejo, MT. 2003. Implication of local soil knowledge for integrated soil
management in Latin America. Geoderma 111 (2003): 217-231.
Berkes, F., Colding, J., & Folke, C. (2000). Rediscovery of traditional ecological
knowledge as adaptive management. Ecological Applications, 10(5), 1251-
1262. Retrieved August 2, 2013 from
https://www.fws.gov/nativeamerican/pdf/ tekberkes-2000.pdf.
Blanco, J., & Carrière, S. (2016). Sharing local ecological knowledge as a human
adaptation strategy to arid environments: Evidence from an ethnobotany
survey in Morocco. Journal of Arid Environments, 127, 30-43. https://doi.
org/10.1016/j.jaridenv.2015.10.021.
Chirico, G. B, Marco, B, Paolo, T, Riccardo, R., Federico, P. 2013. Role Of
Vegetation On Slope Stability Under Transient Unsaturated Conditions.
Procedia Environmental Sciences 19 ( 2013 ) 932 – 941.
Dixon,J.H. 2001.Agroforestry Knowledge Toolkit For Windows (WinAKT):
Methodological Guidelines, Computer Software and Manual. Bangor:
School of Agricultural and Forest Science. University of Wales. Bangkok.
Eti,Munir Wulanjari dan Setiani, Cahyanti. 2018. Strategi Pemberdayaan Petani
Dalam Berusahatani. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
Hairiah K, Widianto W, Suprayogo D, Van Noordwijk M. 2020. Tree roots
anchoring and binding soil: reducing landslide risk in Indonesian
agroforestry. Land 9 (8): 256. DOI: 10.3390/land9080256
Hairiah, K. Widianto, S.R., Utami. D., Suprayogo. Sunaryo. S. M., Sitompul. B.,
Lusiana. R., Mulia. M., Van Noordwijk dan G., Cadish. 2000.
Pengelolaan Tanah Masam Secara Biologi, Refleksi Pengalaman dari
Lampung Utara. ICRAF. Bogor.
Hairiah, K., Widianto dan Didik Suprayogo. 2008. Adaptasi dan Mitigasi
Pemanasan Global : Bisakah agroforestri mengurangi resiko longsor dan
emisi gas rumah kaca. Kumpulan makalah INAFE. UNS. Surakarta.
Hairiah. K, Mustofa Agung Sardjono dan Sambas Sabarnurdin. 2003. Pengantar
Agroforestri. ICRAF. Bogor. 44pp.
Hanggari, Euthalia Sittadewi. 2017. Peran Vegetasi Dalam Aplikasi Soil
Engginering. Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 12, No.
2, Desember 2017
Hidayat, Rokhmat dan Dedi, Moh Munir.2019. Longsor di Sungai Cipunagara
dan Desain Penanganannya. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi,
Vol. 10 No. 1, April 2019: 19 – 27
Joshi, L.; Schalenbourg, W.; Johansson, L.; Khasanah, N.; Stefanus, E.;
Fagerstrom, M.H. and M. van Noordwijk. 2004. Soil and water movement:
Combining local ecological knowledge with that of modellers when
scalling up from plot to landscape level. In van Noordwijk, M.; Ong C.K.
and G. Cadish (eds.) Belowground Interactions in Tropi
Kemper, R., Bublitz, T. A., Muller, P., Kautz, T., Doring, T. F., dan Athmann, M.
2020. Vertical Root Distribution of Different Cover Crops Determined with
the Profile Wall Method. Journal of Agriculture. 10(503): 1-17.
Mulyoutami, E., E. Stefanus, W. Schalenbourg, S. Rahayu, dan L. Joshi1. 2004.
Pengetahuan lokal petani dan inovasi ekologi dalam konservasi dan
pengolahan tanah pada pertanian berbasis kopi di Sumberjaya, Lampung
Barat.
Michon, G., Mary, F., Bompard, J. 2000. Kebun Pepohonan Campuran di
Maninjau, Sumatra Barat. Dalam De Foresta, H, A Kusworo, G Michon
dan WA Djatmiko. 2000. Ketika Kebun Berupa Hutan: Agroforest Khas
Indonesia, sebuah sumbangan masyarakat. International Centre for
Research in Agroforestry (ICRAF), Bogor, Indonesia, Institut de Recherhe
pour le Developpement, France dan Ford Foundation, Jakarta Indonesia.
Priyono. 2014. Hubungan Klasifikasi Longsor, Klasifikasi Tanah Rawan
Longsor, dan Klasifikasi Tanah Pertanian Rawan Longsor. J. GEMA.
Hal. 1602-1617.
Priyono. 2015. Hubungan Klasifikasi Longsor, Klasifikasi Tanah Rawan Longsor
dan Klasifikasi Tanah Pertanian Rawan Longsor. J. GEMA. 1603-1617.
Ramadhani N I dan Idajati H. 2017. Identifikasi tingkat bahaya bencana longsor,
Studi kasus: Kawasan Lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah. Jurnal Teknik ITS. Vol. 6, No. 1: C87-C90.
Rasyid., A. R., I. Sastrawati., S. Syam., dan F. S. Jaya. 2012. Mitigasi Daerah
Rentan Gerakan Tanah di Kabupaten Enrekang. Prosiding. Vol. 6.
Jurusan Arsitektur. Fakultas Teknik. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Rendra, Pradnya P. Raditya., N. Sulaksana., B. Yoseph C.S.S.S. Alam. 2016.
Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Agroforestri Sebagai Bentuk Adaptasi
dan Mitigasi Tanah Longsor. Bulletin of Scientific Contribution. 14(2):
117-126.
Rendra, H. D. 2016. Rekayasa Vegetatif untuk Mengurangi Longsor. Surakarta:
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai
Ritzer, George, dan Goodman Douglas J., Teori Sosiologi Modern,
(Jakarta:Kencana,2004), hlm.12.
Setiawan, Ogi dan B. H. Narendra. 2012. Sistem Perakaran Bidara Laut
(Strychnos lucida R.Br.) untuk Pengendalian Tanah Longsor. J.
Penelitian Kehutanan Wallacea. 1(1): 50-61.
Sinclair, F.L. and D.H. Walker. 1998a. A utilitarian approach to the incorporation
of local knowledge in agroforestry research and extension. L.E. Buck; J.
P. Lassoie dan E.C.M. Fernandes (Eds). Agroforestry In Sustainable
Agricultural Systems, CRC Press: 245-275.
Styczen, M.E., dan R.P.C. Morgan. 1995. "Engineering Properties of Vegetation
in Slope Stabilization and Erosion Control: A Bioengineering
Approach". Morgan R.P.C. and R.J Rickson, (Ed.). E and F.N. Spon. pp
558.
Sunaryo dan L. Joshi. 2003. Peranan pengetahuan ekologi lokal dalam sistem
agroforestri. Bahan Ajaran 7. World Agroforestry Centre (ICRAF),
Southeast Asia Regional Office, Bogor, Indonesia : 28 pp.
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi.
Yogyakarta. Yuniarta H, Saido A P, Purwana Y M. 2015. Kerawanan
Bencana Tanah Longsor Kabupaten Ponorogo. e-Jurnal Matriks Teknik
Sipil hal. 194-201
Van Noordwijk, M., Lason, G., Hairiah, K., Wilson, J. 2015. Root distribution of
trees and crops: competition an/or complementarity [Chapter8].
Wallingfor, UK, CAB International. 221-257.
Wati, R. 2007. Akar Sebagai Jangkar: Hubungan Antara Diameter dan Kualitas
Perakaran Terhadap Kekuatan Akar pada Berbagai Kedalaman di DAS
Konto Hulu. SP. Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang.
Archer, Nicole & Quinton, John & Hess, Tim. 2002. Below-ground relationships
of soil texture, roots and hydraulic conductivity in two-phase mosaic
vegetation in South-East Spain. Journal of Arid Environments. 52. 535-
553. 10.1006/jare.2002.1011.
Yulistyarini, Titut. 2013. Agroforestri Kopi dan Pengaruhnya Terhadap Layanan
Ekosistem di Daerah Resapan Air Krisik (Ngantang, Kabupaten
Malang). Prosiding Seminar Nasional Agroforestri 2013
LAMPIRAN
Lampiran 1. Form Kuisioner Wawancara
FORM WAWANCARA
“Potensi Akar Pohon Dalam Mengurangi Resiko Longsor.
Evaluasi Berdasar Pengetahuan Lokal dan Pengukuran di Lapang”
JURUSAN TANAH, FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG
Billy Gustinar S.R
Responden Tanggal Diinput
oleh
Desa Penulis Diperiksa
oleh
Plot Pewawanc
ara
Interview
A Identitas Petani
1 Usia
.
2 Jenis Kelamin
.
3 Status Perkawinan
.
4 Jumlah Anggota Keluarga
.
5 Pendidikan Terakhir
.
6 Pekerjaan Utama
.
7 Pekerjaan Sampingan
.
8 Pengalaman Usaha Wanatani
.
9 Keterlibatan dalam Sosialisasi
.
1 Kepemilikan Lahan
0 - Milik sendiri
. - Sewa
- Bagi hasil
B Spesifikasi Lahan
1 Kawasan
. - Perhutani
- Milik sendiri
2 Cara Perawatan Lahan
.
3 Cara dan Dosis Pemupukan
.
4 Cara Pengendalian Hama & Penyakit
.
Petunjuk Wawancara
C. Potensi Akar Pohon Dalam Mengurangi Resiko Longsor
1 Apa saja tanaman yang dipilih
. untuk ditanam di lahan agroforestri
milik Bapak/Ibu?
2 Mengapa memilih tanaman tersebut?
.
3 Bagaimana pemanfaatan tanaman
. tersebut? (Dijual atau dikonsumsi
sendiri)
4 Apakah tanaman tersebut bermanfaat
. untuk lingkungan? Ya/tidak, apa
alasannya?
5 Apakah bagian” tanaman yang
. Bapak/Ibu ketahui dan beserta
fungsinya ?
6 Apakah fungsi akar tanaman ?
.
7 Apakah pada tanaman sering terjadi
. pemangkasan atau tidak , jika iya
pemangkasan tersebut untuk apa ?
8 Apakah Bapak/ Ibu pernah melihat
. akar secara langsung di lahan, Jika
pernah akar tanaman apa sajakah itu ?
9 Bagaimana Karakteristik akar yang
. dilihat Bapak/Ibu ?
1 Apakah ada perbedaan akar dengan
0 jenis tanaman lainnya ?
.
1 Bagaimana kelerengan yang berada di
1 lahan bertani Bapak/Ibu?
. (landau/curam/sangat curam)
1 Apakah pernah terjadi longsor di lahan
2 pertanian milik Bapak/Ibu?
.
1 Jika terjadi longsor, sebesar apakah
3 longsor dilahan Bapak/Ibu ?
.
1 Apa faktor yang menyebabkan
4 Longsor ?
.
1 Jika terjadi longsor, bagaimana
5 strategi mengatasinya ?
.
1 Apakah di desa Bapak/Ibu pernah ada
6 penyuluhan tentang mitigasi bencana
. longsor ?
Lampiran 1b.
Tabel xx. Identifikasi manfaat tanaman sebagai mitigasi longsor
Cara
No Nama Lokal Nama Ilmiah Manfaat
pengolahan