Anda di halaman 1dari 2

Hujan guyur Jakarta, sungai Ciliwung tidak

meluap
Setelah hujan yang berlangsung selama berjam-jam mulai reda, Kamis (25/02) sore saya melalui
gang-gang sempit di Kampung Pulo, Jakarta.

Kawasan yang ada di pinggir sungai Ciliwung ini biasa dilanda banjir, sehingga memaksa warga
mengungsi.

Namun kali ini, rumah-rumah petak di gang padat penduduk tersebut tampak kering.

Hanya basahnya jalan setapak yang menandakan hujan belum lama turun.

Saya bertemu dengan Pak Mahmud yang sudah tinggal di daerah tersebut sejak tahun 1984.

Mahmud menjelaskan, tahun ini sungai Ciliwung tidak meluap sehingga mereka tidak
mengalami banjir.

Hal ini berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Biasanya banjir, sebelumnya adanya ini," kata Mahmud seraya menunjukkan pembangunan
tanggul di bantar sungai Ciliwung.

Image caption Rumah penduduk di Kampung Pulo tahun ini tidak mengalami banjir.

Puncak musim hujan

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengatakan hingga akhir Februari adalah puncak
musim hujan.

Tapi curah hujan yang turun tahun ini lebih sedikit dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini -selain adanya tanggul di sungai Ciliwung- ditengarai sebagai faktor yang membuat
warga bantar sungai Ciliwung tahun ini relatif bebas banjir.

Meski demikian, derasnya hujan yang mengguyur Jakarta beberapa hari terakhir menimbulkan
masalah di jalan-jalan Jakarta: genangan-genangan yang menyebabkan kemacetan.

Beberapa jalan seperti Pulo Gebang, Kalideres dan Cempaka Baru digenangi air setinggi sekitar
30 cm.

Pengamat tata kota dari Universitas Indonesia Gunawan Tjahjono menjelaskan salah satu
penyebabnya.
"Selama ini pembangunan yang begitu dahysat dari tahun 2002, setiap tahun kita membangun
basement (ruang bawah tanah) seluas Monas. Itu kan mengurangi daya resapan air," jelas
Gunawan.

Ruang bawah tanah


Image copyright AP Image caption Banjir di Jakarta beberapa tahun silam.

Namun dia menegaskan bahwa itu hanyalah satu penyebab banyaknya genangan di jalanan
ketika hujan.

Untuk mencegah banjir, Gunawan Tjahjono mengatakan ada baiknya pembangunan ruang bawah
tanah dikurangi, terutama di daerah Jakarta Selatan.

Sementara itu, Kepala BMKG Andi Eka Sakya mengatakan meski puncak musim hujan segera
berakhir, masyarakat tetap harus waspada karena dalam waktu dekat adalah masa peralihan
musim dari musim hujan ke kemarau.

"Proses transisi itu biasanya ditandai dengan angin yang agak kencang, lalu hujan itu kadang-
kadang kencang sebentar lalu kemudian berhenti. Atau panjang lalu ada jedanya beberapa hari,"
papar Andi.

Masa peralihan musim diperkirakan akan berlangsung pada bulan Maret, tapi Andi mengatakan
bahwa hal tersebut dapat berlangsung secara perlahan.

Anda mungkin juga menyukai