Menurut Muslim (2013) Ada dua jenis proses sosial, yaitu proses asosiatif dan proses
disosiatif. Prose asosiatif menciptakan rasa saling ketergantungan, saling percaya dan
menciptakan interaksi yang mengarah ke dalam peningkatan rasa solidaritas di antara anggota
kelompok. Kemudian bentuk proses asosiatif, yaitu kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan
akulturasi. Sedangkan Proses disosiatif merupakan sebuah proses yang mengarahkan
komunitas ke arah perpecahan dan merenggangkan solidaritas di antara anggota-anggotanya.
Ada tiga bentuk proses disosiatif, yaitu persaingan, kontravensi, dan konflik.
2.2 Komunitas Desa Pertanian
Komunitas adalah suatu kumpulan orang-orang dalam jumlah yang banyak dan
membentuk kelompok-kelompok sosial yang bekerjsama untuk mencapai kepentingan atau
tujuan bersama, menempati suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama dan
karenanya menghasilkan suatu kebudayaan (Sumijatun, 2006). Petani merupakan orang atau
sekelompok yang menggantungkan hidupnya pada hasil lahan pertanian sebagai mata
pencaharian utamanya (Anantanyu, 2011). Secara garis besar terdapat tiga jenis petani, yaitu
petani pemilik lahan, petani pemilik yang sekaligus juga menggarap lahan, dan buruh tani.
Komunitas petani secara umum sering dipahami sebagai suatu kategori sosial yang seragam
dan bersifat umum. Artinya, banyak yang tidak memahami bahwa pada komunitas petani
terjadi juga diferensiasi berdasarkan jenis tanaman yang dibudidayakan, jabatan maupun status
sosial. Pada kenyataannya, diferensiasi dalam komunitas petani itu akan terlihat berdasar atas
perbedaan dalam tingkat perkembangan masyarakatnya, jenis tanaman yang mereka tanam,
teknologi atau alat-alat yang mereka pergunakan, sistem pertanian yang mereka pakai,
topografi atau kondisi-kondisi fisik-geografik lainnya. Berdasarkan pandangan masyarakat
pada umumnya, petani dibedakan menjadi petani tradisional dan petani modern.
Besarnya modal sosial yang dimiliki seorang anggota dari suatu kelompok tergantung
pada seberapa jauh kuantitas maupun kualitas jaringan hubungan yang dapat diciptakannya,
serta seberapa besar volume modal ekonomi, budaya dan sosial yang dimiliki oleh setiap orang
yang ada dalam jaringan hubungannya. Menurut Syahra (2014), Suatu kelompok masyarakat
tidak cukup hanya mengandalkan bantuan dari luar untuk mengatasi kesulitan ekonomi, tetapi
mereka sendiri juga harus secara bersama-sama memikirkan dan melakukan langkah-langkah
terbaik guna mengatasi masalah tersebut dengan mengerahkan segenap potensi dan
sumberdaya yang dimiliki. Dengan demikian modal sosial menekankan perlunya kemandirian
dalam mengatasi masalah sosial dan ekonomi, sementara bantuan dari luar dianggap sebagai
pelengkap guna memicu inisiatif dan produktivitas yang muncul dari dalam masyarakat
sendiri.
Modal fisik merupakan salah satu modal dasar yang terdapat dalam setiap masyarakat,
baik itu masyarakat yang hidup secara tradisional maupun masyarakat yang hidup secara
modern. Green dan Hines (2002) mengelompokkan modal fisik menjadi bangunan dan
insfrastruktur. Bangunan yang dimaksud disini dapat berupa rumah, perkantoran, pertokoan,
gedung perniagaan, dan sebagainya. Sementara itu, insfrastruktur dapat berupa jalan raya,
jembatan, jalan kereta api, sarana pembuangan limbah, sarana air bersih, jaringan telpon dan
sebagainya. Modal finansial adalah dukungan keuangan yang dimiliki suatu komunitas yang
dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan yang diadakan dalam komunitas
tersebut. Salah satu indikator yang menggambarkan modal keuangan masyarakat adalah
dengan melihat banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan. Modal
lingkungan dapat juga berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi, serta mempunyai nilai yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan
hidup. Modal teknologi dapat dimanfaatkan oleh suatu komunitas. Keberadaan teknologi
dalam suatu komunitas tidaklah selalu berarti teknologi yang canggih dan kompleks seperti apa
yang dikembangkan di berbagai negara yang berkembang.Modal teknologi yang dimaksud
terkait dengan ketersediaan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk masyarakat. Kekuatan
masyarakat yang menjadi titik tolak berkembangnya suatu negara tidak dapat diragukan lagi
terkait dengan unsur manusia yang menjadi modal dasar pembangunan mereka. Modal manusia
berbicara mengenai sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat menguasaiteknologi
yang bermanfaat bagi masyarakat, baik itu teknologi yang sederhana maupun teknologi yang
canggih.
DAPUS