Anda di halaman 1dari 3

Kesadaran masyarakat secara harfiah “kesadaran”berasal dari kata “sadar”,

yang berarti insyaf, merasa tahu dan mengerti Kesadaran masyarakat adalah kondisi
dimana masyarakat menyadari akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara
dan makhluk sosial. Kesadaran juga indentik dengan pengetahuan, sadar dan tahu.
Mengetahui atau sadar tentang keadaan tergugahnya jiwa terhadap sesuatu
(Suhaimin, 2008)

Secara konseptual, faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap tumbuh dan


berkembangnya kesadaran dapat didekati dengan beragam pendekatan disiplin
ilmu. Menurut konsep proses pendidikan, partisipasi merupakan bentuk tanggapan
atau responses atas rangsangan-rangsangan yang diberikan, yang dalam hal ini
tanggapan merupakan fungsi dari manfaat (rewards) yang dapat diharapkan.
Disamping itu dengan melihat kesempatan, yang bersangkutan juga akan
termotivasi untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan (yang diperlukan) untuk
dapat berpartisipasi tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat dalam
pembangunan, sangat ditentukan oleh tiga unsur pokok, yaitu :

a). Adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat, untuk berpartisipasi.

b). Adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi.

c). Adanya kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi (Mardikanto dan soebiato,


2013)

Interaksi sosial adalah dua sistem yang terjadi sedemikian rupa sehingga
rupa kejadian yang berlangsung pada sistem lainnya. Interaksi sosial metupakan
satu pertalian sosial antar individu sedemikian rupa sehingga terindividu yang
bersangkut paut satu sama lainnya. (Chaplin,2011) Interaksi sosial merupakan kunci
dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada
kehidupan bersama. Oleh karena itulah interaksi sosial disebut sebagai faktor utama
dalam kehidupan sosial. Dalam interaksi sosial, setiap individu tidak bersifat pasif,
tetapi bersifat aktif, dimana ia berusaha mempengaruhi, menguasai, mengubah
dalam batas-batas kemungkinannya. Demikian juga dalam berinteraksi, seseorang
berfungsi sebagai obyek dan subyek sekaligus. Sebab bila hanya sebagai subyek saja,
atau obyek saja, maka pergaulan tidak akan terjadi. Pergaulan baru akan terjadi
apabila ada take and give dari masing-masing individu yang berinteraksi

Peran Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Lembaga Swadays Masyarakat


(LSH) dalam Menopang Pembangunan di Indonesia didirikan dan dibentuk oleh
masyarakat secara sukarela atas dasar kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan,
kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi
tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan
Pancasila. Secara ideal, Ormas atau LSM adalah organisasi yang muncul dari
masyarakat yang tentunya memperjuangkan hak-hak masyarakat sebagai alternatif
pembangunan (Fakih 2000). Pembentukan ormas maupun LSM merupakan wujud
partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat yang menitik beratkan kepada pengabdian secara swadaya.
Kemunculan Orma/LSM tidak terlepas dan kepentingan masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan dan melakukan perubahan sosial bagi masyarakat itu
sendiri, dimana aspek kesejahteraan tersebut tidak dapat dipenuhi hanya dari unsur
pemerintah. (Nasriah 2017)

Pembangunan berwawasan lingkungan memberi keberimbangan perhatian


tidak hanya pada lingkungan fisik, namun juga pada aspek perekonomian dan
kehidupan masyarakat. Oleh karenanya, kemakmuran rakyat, kelestarian fungsi,
dan keseimbangan lingkungan hidup merupakan indikator keberhasilan utama
dalam keberlanjutan pembangunan berwawasan lingkungan (Hall & Pfeifter, 2013;
Jazuli, 2015). Dalam hal ini, pembangunan berwawasan lingkungan mengedepankan
pengelolaan potensi Sumber Daya Alam yang ada di suatu kawasan secara
terencana, bertanggung jawab, dan sesuai dengan daya dukungnya agar tidak
memunculkan problematika degradasi pada kualitas lingkungan hidup dan
kehidupan manusianya (Daniels, 2017),

Organisasi masyarakat (ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)


atau dalam istilah lainnya sebagai Non-Governmental Organization (NGO)
memegang peranan penting sebagai pilar demokrasi yang mewujudkan masyarakat
sipil (civil society) yang kuat dan mampu memperjuangkan hak-hak rakyat dalam
kehidupan bernegara. Ormas dan LSM merupakan organisasi yang didirikan oleh
individu atau kelompok secara sukarela yang bertujuan untuk mendukung dan
menopang aktivitas atau kepentingan publik tanpa bermaksud mengambil
keuntungan finansial. Ormas dan LSM merupakan organisasi legal di mata hukum
yang bekerja tanpa adanya ketergantungan dari pemerintah, atau setidaknya
pengaruh dari pemerintah tidak diberikan secara langsung. Pada kasus dimana
Ormas dan LSM mendapatkan dana dari pemerintah, tetap tidak boleh ada
keanggotaan LSM tersebut dari unsur pemerintah. Ada beberapa jenis organisasi
yang terbentuk antara lain LSM, yayasan sosial, organisasi keagamaan, organisasi
Kepemudaan, dan organisasi yang didasarkan atas profesi (Herdiansah, 2016).

Anda mungkin juga menyukai