Anda di halaman 1dari 16

GERAKAN SOSIAL LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT

DALAM PENGEMBANGAN MASYRAKAT

MAKALAH KOMPREHENSIF

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah


UIN Prof. K.H Saifuddin Zuhri Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:
AJI KURNIAWAN
NIM. 1717104004

PROGRAM-STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT-ISLAM


JURUSAN KONSELING DANIPENGEMBANGAN
MASYARAKAT
FAKULTASEDAKWAH
UIN PROF.-K.H. SAIFUDDINIZUHRI
PURWOKERTO
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam negara yang menganut paham demokrasi menghendaki adanya
keikutsertaan masyarakat atau warga negara dalam aktifitas penyelenggaraan
kehidupan kenegaraan. Demokrasi menitikberatkan persamaan diantara sesama warga
negara, dan dalam praktek pemerintahan, demokrasi berinti pertanggung jawaban yang
adil, baik pertanggung jawaban individual maupun institusional.1 Pengembangan
masyarakat dipandang perlu, dan tujuannya bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan anggota ataupun lapisan masyarakat dan memberdayakan masyarakat
berdasarkan pembangunan dan pemerataan sumber daya, serta adanya interaksi sosial,
partisipasi dan saling mendorong diantara masyarakat, swasta dan pemerintah.2
Bidang kajian sosial yang mengalami perkembangan sangat cepat adalah studi
tentang gerakan sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, gerakan sosial adalah
tindakan atau agitasi terencana yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat yang
disertai kegiatan atau program terencana yang ditujukan pada suatu perubahan atau
sebagai gerakan perlawanan untuk melestarikan pola-pola dan lembaga
kemasyarakatan yang ada.3 Sebagai tujuan dan aksi bersama umur gerakan sosial tentu
sama tuanya dengan proses peradaban manusia. Perubahan peradaban ke peradaban
lainya tidaklah selalu melalui jalan yang damai bahkan sejarah membuktikan
perubahan peradaban masyarakat sering terjadi melalui gerakan kolektifitas atau yang
lebih diingat dengan isilah gerakan sosial sekarang ini.4

1
Dody Nur-Andriyan, Hukum Tata-Negara dan Sistem Politik-Kombinasi Presidensial-
dengan Multipartai di-Indonesia (Yogyakarta:-Deepublish, 2018) hlm. 26.
2
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik (Jakarta: Kencana Praneda Media
Group, 2013), hlm. 1-2.
3
Sadikin, Perlawanan-Petani, Konflik Agraria,-dan Gerakan Sosial, Jurnal Bahasan Utama.
4
Abdul Hamid Situmorang, Gerakan Sosial Teori & Praktik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2019), hlm. 56.

1
Gerakan sosial semacam ini dapat dikatakan sebagai salah satu penyebab utama
perubahan dan pengaruh dari fenomena tersebut. Oleh karena itu, gerakan sosial ini
mengarah pada suatu proses perubahan yang disertai dengan pengaruh perubahan
sosial-yang terjadi dalam masyarakat. Gerakan sosial dianggap sebagai alternatif bagi
sekelompok orang untuk mengatasi masalah sosial yang berhubungan dengan
kebijakan.5 Sebagai masyarakat yang rindu akan perubahan sebagai gerakan sosial
menjadikan perkumpulan dan kebersamaan sebagai fokus utama untuk membangun
kemandirian.
Kegiatan pendampingan dan pengembangan masyarakat biasanya
bersinggungan atau berlangsung dengan sebuah kelompok baik satuan sosial atau
organisasi kemasyarakatan seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Dalam
konteks ini, pengembangan masyarakat sebagai suatu proses dan aksi sosial biasanya
melibatkan anggota masyarakat sebagai organistator, penyelenggara, yang dapat secara
mandiri merencanakan, melaksanakan, dan memecahkan masalah, serta menentukan
kebutuhan individu dan masyarakat.6
LSM berperan dalam mengawasi atau mengawasi pelaksanaan kebijakan dan
rencana pemerintah serta meningkatkan partisipasi masyarakat, pengembangan
masyarakat dalam perumusan kebijakan nasional. LSM juga dapat bertindak sebagai
media bagi warga negara atau anggotanya untuk menganalisis dan berkonsultasi
tentang isu-isu ekonomi, sosial atau politik, dan bertindak sebagai pemberi peringatan
dini bagi pemerintah ketika tanda-tanda penyalahgunaan kekuasaan muncul. Baik itu
dalam pembuatan kebijakan atau dalam implementasi kebijakan.7 LSM sebagai
perantara ataupun penghubung antara masyarakat dengan pemerintah yang diharapkan
mampu memberikan fungsi cek dan kontrol yang baik dengan memberikan masukan

5
.Oman-Sukmana, Konsep-Dan Teori Gerakan-Sosial (Malang: Intrans-Publishing, 2016),
hlm. 15.
6
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik, hlm. 3.
7
Haniah Hanifie.dan Ana Sabhana Azmy,.Kekuatan-kekuatan Politik.(Depok : Rajawali.Pers,
2018), hal. 38.

2
dan mendorong pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintah yang
baik (good governance).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu gerakan sosial ?
2. Apa peran lembaga swadaya masyarakat ?
3. Bagaimana gerakan sosial LSM dalam melakukan pengembangan masyarakat ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana gerakan sosial lembaga swadaya masyarakat
dalam pengembangan masyarakat.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gerakan Sosial


Untuk memperjelas konsep gerakan sosial, penulis akan mengemukakan
berbagai definisi tentang gerakan sosial dari beberapa ahli sebagai berikut : Mc Charty
dan Zald mendefiniskan bahwa gerakan sosial merupakan upaya.. terorganisasi
untuk..melakukan perubahan..di dalam distribusi..dalam hal apa..pun yang bernilai
sosial. Sedangkan Tilly menyebutkan gerakan sosial merupakan upaya-upaya
mengadakan perubahan.lewat interaksi yang..mengandung perseteruan..dan
berkelanjutan di.antara warga negara. Melalui dua argumentasi ini, kita sampai pada
satu titik bahwa gerakan sosial.merupakan upaya transformasi yang terorganisir,
namun lebih menekankan dalam definisinya bahwa setiap gerakan sosial yang
memasukkan perubahan adalah proses interaktif. Setelah membahas beberapa argumen
terkait definisi gerakan sosial..peneliti lebih cenderung menggunakan definisi Sidney
Tarrow, yang menganggap gerakan sosial sebagai semacam gerakan sosial “collective
challenges, based on common purposes and social solidarities, in sustained interactin
with elits, opponents, and authorities”. Dalam hal ini Tarrow lebih terperinci dalam
menyampaikan pemahamanya ketimbang para pemikir lainnya, dia lebih menekankan
bahwa gerakan sosial merupakan suatu tantangan kolektif yang diajukan oleh
kelompok dengan tujuan yang sama dalam konteks..interaksi yang
berkelanjutan.dengan masyarakat, swasta, pemerintah ataupun elit, penguasa, dan
lawan.
Macionis menyebutkan bahwa Social Movement adalah aktifitas yang
diorganisasikan yang bertujuan untuk mendukukung baik atau menghambat suatu
perubahan sosial (social chenge) dari penjabaran gerakan sosial yang di kemukakan
Macionis tersebut, maka dapat digaris bawaih dua hal karakter utama gerakan sosial,
yakni adanya aktivitas yang diorganisir dan adanya tujuan.yang berkaitan dengan.suatu
perubahan sosial.

4
Bersamaan dengan Macionis, Spencer menyampaikan bahwa yang dimaksud
social movement ialah upaya kolektif yang ditujukan untuk suatu perubahan system
kehidupan yang baru. Ciri utama dari sudut pandang spencer adalah adanya usaha
kolektif (bersama) dalam upaya tersebut dirahkan untuk kerah terjadinya perubahan
suatu tatanan yang lebih baik lagi dari tatanan yang ada.
Untuk terjadinya gerakan sosial harus terdapat syarat-syarat sebagai berikut :
a. Ada suatu jaringan komunikasi
b. Memberikan pilihan dalam upaya membantu penyebaran ide-ide gerakan.
c. Adanya krisis atau kesusahan sebagai penyebab keterlibatan.
d. Adanya usaha untuk memfasilitasi dan mengkomunikasikan kelompok-kelompok
yang tertarik ke dalam suatu gerakan.8
Secara operasional gerakan masyarakat pada makalah yang saya tulis adalah
mengetahui gerakan apa saja yang dilakukan LSM dan upanya melakukan
pengembangan masyarakat dan bagaimana proses dan tujuan akhir dari gerakan sosial
dan pengembangan masyarakat.
B. Pengertian Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga Swadaya Masyarakat disingkat (LSM) adalah salah satu bagian dari
masyarakat sipil (Civil Society) yang termasuk dalam kategori Non Government
Organization (NGO), yaitu sebuah organisasi yang didasari untuk bergerak secara
sukarela dan mengesampingkan keuntungan materi. LSM didirikan secara sukarela
oleh kelompok masyarakat lokal dan internasional untuk memajukan kesejahteraan
masyarakat. Lembaga Swadaya Masyarakat adalah organisasi yang dibentuk oleh
individu atau kelompok yang secara sukarela membaktikan untuk pelayanan kepada
masyarakat.
Secara konseptual organisasi non-pemerintah diistilahkan sebagai organisasi
(Ornop). Tetapi, penggunaan istilah Onrop tidak diteruskan karena memberi kesan

8
Haniah Hanifie.dan Ana Sabhana Azmy,.Kekuatan-kekuatan Politik.(Depok : Rajawali.Pers,
2018), hal. 38.

5
seolah-olah sebuah organisasi tandingan untuk pemerintah. Pada tahun 1982,
organisasi kemasyarakatan baik LSM ataupun LPSM disebut dengan persamaan istilah
yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) saja. Karakteristik atau ciri khusus LSM
dalam mengemban visi dan misinya antar lain:
a. Memfokuskan pada kebutuhan masyarakat menengah kebawah dan berimplikasi
terhadap kebutuhan organisasi dalam pendampingan, penyaluran informasi dan
pemberdayaan masyarakat.
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk kelompok sasaran dalam proses
pencapaian tujuan program, yaitu kemajuan dan pemberdayaan.
c. Memperkenalkan ide atau gagasan baru yang bermanfaat dan memecahkan
problem kelompok sasaran dengan biaya ringan dan mudah untuk menyesuaikan,
sesuai kondisi kelompok sasaran.
d. Memiliki skala program terbatas atau jangka pendek untuk mempermudah
pemantauan, pencapaian, dan ketepatan sasaran.
e. Memiliki komitmen tinggi untuk merealisasikan idealisme dalam memberdayakan
dan membantu kelompok sasaran yang kurang berdaya.
f. Menghadirkan keterbukaan dan tahapan yang jelas dalam penggunaan biaya bebas
dari kemungkinan tindakan korupsi.
Secara operasional LSM menghubungkan antara Pemerintah, Lembaga donor,
Swasta dan masyarakat dalam upaya bersama kemitraam melakukan pemberdayaan
masyarakat. LSM bertanggung jawab atas segala program atau agenda yang sudah di
amanahkan baik secara birokrasi ataupun advokasi di lapangan yang secara terstruktur
dan masif menjalankan visi dan misi bersama baik program jangka pendek ataupun
jangka panjang dengan tentunya melibatkan steakholder dan masyarakat sebagai upaya
membangun kemandirian masyarakat.

6
C. Pengertian Pengembangan Masyarakat
Pengembangan berasal dari kata kerja “berkembang” mekar terbuka, menjadikan
maju dan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. 9 Dalam hal ini bahwa
pengembangan merupakan upaya untuk memajukan, meningkatkan serta memperbaiki
sesuatu yang sudah ada. Atau dapat dikatakan sebagai suatu proses yang dilakukan
guna meningkatkan sesuatu sehingga memiliki nilai yang tinggi.10
Pengembangan Masyarakat adalah upaya mengembangkan kondisi masyarakat
secara berkelanjutan dan aktif berlandaskan prinsip-prinsip keadilan sosial dan saling
menghargai. Para pekerja kemasyarakatan berupaya memfasilitasi warga dalam proses
terciptanya keadilan sosial dan saling menghargai melalui program program
pembangunan secara luas yang menghubungkan seluruh komponen masyarakat.
Pengembangan masyarakat menerjemahkan nilai-nilai keterbukaan, persamaan,
pertanggung jawaban, kesempatan, pilihan, partisipasi, saling menguntungkan, saling
timbal balik, dam pembelajaran terus menerus. Inti dari pengembangan masyarakat
adalah mendidik, membuat anggota masyarakat mampu mengerjakan sesuatu dengan
memberikan kekuatan atau sarana yang diperlukan dan memberdayakan mereka.
Dalam kaitannya dengan pengembangan masyarakat Sanders mengemukakan
bahwa pengembangan masyarakat dapat dipandang sebagai suatu proses, metode,
program atau gerakan.
1. Sebagai suatu “proses”, pengembangan sebagai suatu proses bergerak dalam
tahapan-tahapan, dari suatu kondisi atau keadaan tertentu ke tahapan-tahapan
berikutnya, yakni mencakup kemajuan dan perubahan dalam artian kriteria
terspesifikasi.

9
.Rimas Martiani, “Strategi Pengembangan Desa Wisata Melalui Pemberdayaan Masyarakat
Desa Ketengger Baturaden”, Skirpsi, (Banyumas: Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2017), hlm.
17-18.
10
.Aisyah Nurul Fitriana dkk, “Pengembangan Industri Kreatif di Kota Batu (Studi tentang
Industri Kreatif Sektor Kerajinan di Kota Batu)”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 2,
(2014), hlm. 282.

7
2. Sebagai suatu “metode”, pengembangan masyarakat merupakan suatu cara untuk
mencapai tujuan dengan cara sedemikian rupa sehingga beberapa tujuan dapat
dicapai. Metode-metode lain, misalnya penambahan yang dilakukan pemerintah,
perubahan dengan menggunakan beberapa imbalan, dan perubahan melalui
pendidikan dapat menjadi pelengkap dalam suatu proses agar supaya keinginan
pengguna metode (pemerintah pusat, swasta, badan atau masyarakat lokal) itu
sendiri dapat dilaksanakan.
3. Sebagai suatu “program”, metode pengembangan masyarakat dinyatakan sebagai
suatu gugus prosedur dan isinya dinyatakan sebagai suatu daftar kegiatan. Dengan
menjalankan prosedur, kegiatan-kegiatan dianggap dilaksanakan. Apabila program
sangat diformalitaskan seperti dalam rencana lima tahunan.
4. Sebagai suatu “gerakan”, pengembangan masyarakat merupakan suatu perjuangan,
sehingga ini menjadi alasan yang membuat orang-orang mengabdi. Dalam hal ini
pengembangan masyarakat tidak netral, seperti sebagai suatu proses, tetapi
menyangkut emosi. Dengan kata lain seseorang hanya bisa setuju atau tidak setuju
terhadap pengembangan masyarakat.11
D. Model Pengembangan Masyarakat
Dalam memahami konsepsi tentang pengembangan Jack Rothman
mengembangkan tiga model pengembangan masyarakat yaitu:
a. Pengembangan masyarakat lokal (locality development). Pengembangan
masyarakat lokal merupakan langkah partisipasi aktif serta inisiatif masyarakat
melalui proses yang ditujukan untuk menciptakan perubahan ekonomi dan sosial
bagi masyarakat itu sendiri, tentunya kearah yang lebih baik. Anggota masyarakat
dipandang bukan sebagai sistem klien yang bermasalah melainkan sebagai
masyarakat yang memiliki potensi dan keunikan, hanya saja potensi yang dimiliki
oleh masyarakat belum berkembang. Adanya kerjasama, saling kenal, peduli dan

11
Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonsia, 2015), hlm. 33-35

8
membantu satu sama lain dalam model ini fasilitator mengaajak masyarakat lokal
untuk berpartisipasi dalam jaringan kerjasama. Adapun fokus yang dilakukan
adalah keterlibatan unsur masyarakat, prosedur konsensus (pemufakatan), serta
kerjasama.
b. Perencanaan sosial (social Planning) Perencanaan sosial dimaksudkan untuk
menganalisis masalah dan kebutuhan masyarakat, mengidentifikasi, melaksanakan
dan mengevaluasi program pelayanan kemanusiaan yang berorientasi pada "tujuan
tugas" (task goal). Melalui perencanaan sosial keputusan dan tindakan dapat
ditetapkan dalam menyelesaikan masalah sosial tertentu, seperti pengangguran,
kemiskinan, kebodohan, kenakalan remaja, kesehatan masyarakat yang buruk.
Pekerja sosial atau fasilitator brperan sebagi perencana sosial yang memandang
mereka sebagai “konsumen” atau “penerima pelayanan” (beneficiaries).
c. Aksi sosial (Social Action) Aksi sosial dalam hal ini memiliki tujuan dan sasaran
utama yaitu perubahan-perubahan fundamental dalam struktur masyarakat dan
kelembagaan melalui proses pendistribusian kekuasaan ( distribution of power),
sumber (distribution of resources) dan pengambilan keputusan (distribution of
decision making). Pendekatan aksi sosial didasari pada suatu pandangan bahwa
masyarakat merupakan sistem klien yang seringkali menjadi „korban‟ ketidakadilan
struktur, mereka lemah karena dilemahkan, merek miskin karena dimiskinkan, dan
tidak berdaya karena tidak diberdayakan, oleh kelompok elit masyarakat yang
menguasai sumber-sumber konomi, politik, dan kemasyarakatan. Aksi sosial
berorientasi pada tujuan proses dan tujuan hasil.12
Ambar Teguh Sulistiyani mengemukakan tahapan dalam pemberdayaan
memiliki tiga tahapan sebagai berikut:13

12
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT. Rafika Aditama, 2014),
hlm. 42-45.
13
Madania Cahya Rani dan W.G. Pramita Ratnasari, “Pemberdayaan Perempuan Melalui
Pemanfaatan Potensi Budaya Lokal”, dimuat dalam Jurnal Empati: Ilmu Kesejahteraan Sosial, Vol.
10, No. 1, Juni 2021.

9
1) Tahapan penyadaran yakni tahapan pembentukan seseorang dalam perilaku peduli
dan sadar sehingga berpikir untuk meningkatkan kapasitas dirinya.
2) Tahapan transformasi yakni tahapan penambahan wawasan pengetahuan dan
ketreampilan masyarakat agar terbuka wawasannya sehingga dapat mengambil
peran dalam suatu pembangunan.
3) Tahapan peningkatan kemampuan intelektual yakni tahapan peningkatan
kemampuan berfikir kritis, memiliki ide berupa kreatifitas dan inovasi baru dalam
menciptakan sesuatu hal yang mengantarkan pada kemandirian individu maupun
masyarakat.
Pentingnya pengembangan dan pemberdayaan perempuan adalah proses
penyadaran dan peningkatan kapasitas untuk partisipasi lebih, termasuk keluasan,
pengawasan, pengambilan keputusan dan perilaku transformatif, yang mengarah
pada kesetaraan yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki.14 Pemberdayaan
perempuan merupakan upaya untuk mencapai kesetaraan peran, akses dan
pengelolaan antara perempuan dan laki-laki di semua bidang pembangunan.
Program Pemberdayaan Perempuan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan
pemerintah kota merupakan upaya untuk menciptakan dan mendistribusikan
manfaat pembangunan berkelanjutan kepada laki-laki dan perempuan secara
seimbang.15
E. Peran Gerakan Sosial LSM Dalam Pengembangan Masyarakat
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, ada beberapa hal yang dapat dicatat
sebagai ciri-ciri atau karakter yang melekat dalam gerakan sosial.
1) gerakan sosial merupakan salah satu bentuk perilaku kolektif.
2) gerakan sosial berupaya memiliki tujuan untuk membuat perubahan sosial atau
untuk mempertahankan suatu kondisi. Itu artinya, tujuan sekelompok orang untuk

14
Ma’arif,Syafi’I, Pembangunan dalam Perspektif Gender. Malang: 2013 UMM Press. Hal
24.
15
.Marwanti, S., & Astuti, I. D, Model pemberdayaan perempuan miskin melalui
pengembangan kewirausahaan keluarga menuju ekonomi kreatif di Kabupaten Karanganyar. Sepa,
2012 9 (1). pp 134-144.

10
melakukan gerakan sosial tidak selalu didasari oleh motif dan cita-cita 'perubahan',
karena bisa juga disadari atau tidak.ditujukan untuk mempertahankan keadaan
(status quo).
3) gerakan sosial tidak selalu melekat dengan gerakan politik yang terlibat dalam
perebutan kekuasaan secara langsung.
4) gerakan sosial merupakan perilaku kolektif yang terorganisasi, baik formal
maupun non formal.
5) gerakan sosial merupakan gejala yang lahir dalam kondisi masyarakat yang
konfliktual.16
LSM juga dapat bertindak sebagai media bagi warga negara atau anggotanya
untuk menganalisis dan berkonsultasi tentang isu-isu ekonomi, sosial atau politik, dan
bertindak sebagai pemberi peringatan dini bagi pemerintah ketika tanda-tanda
penyalahgunaan kekuasaan muncul. Baik itu dalam pembuatan kebijakan atau dalam
implementasi kebijakan.17 LSM sebagai perantara ataupun penghubung antara
masyarakat dengan pemerintah yang diharapkan mampu memberikan fungsi cek dan
kontrol yang baik dengan memberikan masukan dan mendorong pemerintah untuk
melaksanakan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance).
Hasil temuan makalah ini adalah menjelaskan peran Ormas dan LSM yang
mempunyai fungsi strategis sebagai pelopor yang melayani perubahan sosial dalam
penguatan ranah sipil, Menurut Undang-Undang No.17 tahun 2013 pasal 6, dikatakan
bahwa ormas berfungsi sebagai sarana :
a. Penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota dan/atau tujuan organisasi.
b. Pembinaan dan pengembangan anggota untuk terwujudnya tujuan organisasi.
c. Penyampai aspirasi masyarakat.
d. Pemberdayaan masyarakat.
e. Pemenuhan pelayanan sosial.

16
Sadikin, Perlawanan Petani, Konflik Agraria, dan Gerakan Sosial, Jurnal Bahasan Utama.
Hal. 30-31.
17
Haniah Hanifie.dan Ana Sabhana Azmy,.Kekuatan-kekuatan Politik.(Depok :Rajawali.Pers,
2018), hal. 38.

11
f. Partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan memperkuat persatuan
dan kesatuan bangsa.
g. Pemelihara dan pelestari norma, nilai, dan etika dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Dengan fungsi tersebut, Ormas dan LSM dapat leluasa mengembangkan atau
membuat proyek sendiri, dengan tujuan mensejahterakan masyarakat, dan tidak
lepas dari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Namun, Ormas dan LSM
merupakan bagian dari bentuk masyarakat sipil mandiri yang mengutamakan
kepentingan publik. Kedua lembaga ini merupakan kumpulan organisasi atau
lembaga yang mewakili kepentingan rakyat. Ciri utama pengembangan masyarakat
adalah adanya intervensi, partisipasi serta aksi yang dilakukan untuk merencanakan
perubahan sosial yang lebih baik dan berdaya.18

18
Ganjar Herdiansah dan Randi berjudul “Peran Organisasi Masyarakat (Ormas).Dan
Lembaga Swadaya..Masyarakat (Lsm) Dalam.Menopang Pembangunan Di Indonesia”, Jurnal
Sosioglobal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, Vol. 1, No. 1, Desember 2016, hal. 52-53.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gerakan sosial yang dilakukan oleh LSM serta upayanya berpartisipasi dalam
pengembangan masyarakat, tentunya LSM merencanakan berbagai macam
programnya berupaya menjalankan perannya yang menjadi kontrol untuk pemerintah
dan mendengarkan anspirasi masyarakat. Keberadaan LSM dalam upaya partisipasinya
dalam peningkatan kemampuan dan pengetahuan masyarakat agar masyarakat mampu
berperan aktif dalam memberdayakan dirinya sendiri, yang tidak mampu diselesaikan
oleh pemerintah yang berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Peran LSM dalam pengembangan masyarakat yaitu, pendampingan, pelatihan,
wacana, aksi, promosi serta pastinya peningkatan kualitas sumber daya manusia
tersebut, secara tidak langsung akan menciptakan masyarakat yang sejahtera secara
mandiri. Strategi pemberdayaan melalui gerakan sosial menjadi bentuk solidaritas
terhadap masyarakat.
LSM berperan dalam mengawasi atau mengawasi pelaksanaan kebijakan dan
rencana pemerintah serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perumusan
kebijakan nasional.
Dengan peran tersebut, LSM dapat leluasa mengembangkan atau membuat
program sendiri, dengan tujuan mensejahterakan masyarakat, dan tidak lepas dari nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat. Namun, Ormas dan LSM merupakan bagian
dari bentuk masyarakat sipil mandiri yang mengutamakan kepentingan publik. Kedua
lembaga ini merupakan kumpulan organisasi atau lembaga yang mewakili kepentingan
rakyat. Ciri utama pengembangan masyarakat adalah adanya intervensi, partisipasi
serta aksi yang dilakukan untuk merencanakan perubahan sosial yang lebih baik dan
berdaya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Situmorang Abdul Hamid. 2019. Gerakan Sosial Teori & Praktik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suharto Edi. 2014. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT.
Rafika Aditama.
Tonny Nasdian Fredian. 2015. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.
Randi dan Ganjar Herdiansah. 2016. Peran Organisasi Masyarakat (Ormas).Dan
Lembaga Swadaya..Masyarakat (LSM) Dalam.Menopang Pembangunan Di
Indonesia”, Jurnal Sosioglobal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, Vol. 1,
No. 1. Desember. 2021.
Ana Sabana Azmi dan Haniah Hanifie. 2018. Kekuatan-kekuatan Politik..Depok :
Rajawali.Pers.
Syafi’I Ma’arif. 2013. Pembangunan dalam Perspektif Gender. Malang: UMM Press.
W.G. Pramita Ratnasari, dan Madania Cahya Rani. 2021. “Pemberdayaan Perempuan
Melalui Pemanfaatan Potensi Budaya Lokal”. dimuat dalam Jurnal Empati:
Ilmu Kesejahteraan Sosial, Vol. 10, No. 1.
Astuti, I. D dan Marwanti S. 2012. Model pemberdayaan perempuan miskin melalui
pengembangan kewirausahaan keluarga menuju ekonomi kreatif di Kabupaten
Karanganyar.
Sukmana Oman. 2016. Konsep-Dan Teori Gerakan-Sosial (Malang: Intrans
Publishing.
Sadikin, Perlawanan-Petani. 2016. Konflik Agraria,-dan Gerakan Sosial, Jurnal
Bahasan Utama.
Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik (Jakarta: Kencana
Praneda Media Group.

14
Aisyah Nurul Fitriana dkk. 2014. “Pengembangan Industri Kreatif di Kota Batu (Studi
tentang Industri Kreatif Sektor Kerajinan di Kota Batu)”, Jurnal Administrasi
Publik (JAP), Vol. 2, No. 2.
Rimas Martiani. 2017. “Strategi Pengembangan Desa Wisata Melalui Pemberdayaan
Masyarakat Desa Ketengger Baturaden”, Skirpsi. Banyumas: Institut Agama
Islam Negeri Purwokerto.
Dody Nur-Andriyan. 2018. Hukum Tata-Negara dan Sistem Politik-Kombinasi
Presidensial-dengan Multipartai di-Indonesia. Yogyakarta:-Deepublish.

15

Anda mungkin juga menyukai