Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH KEGIATAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

(Tugas Mata Kuliah Pengembangan Masyarakat )

Oleh

Kelompok 5

Ahmad Baihaqi 1714131022

Ghuyub Sholichin 1714131065

Jovita Azalia Hutasoit 1714131009

M Ashari Dwi K 1714131025

Raflesia Juliyani 1714131069

Yuyun Trianingsih 1714131012

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat saat ini memang sedang menjadiobyek pembelajaran di banyak


bidang ilmu. Seperti yang diketahui bahwasanya masyarakat sering menjadi
sasaran dalam penerapan kebijakan dan sebagai agen pelaksana suatu sistem
perkembangan teknologi dan pemikiran masa kini. Sebagai dampak dari
digunakannya masyarakat dalam obyek perubahan zaman makan tentu saja
akan ada perubahan didalam tatanan. Perubahan dalam masyarakat memang
telah ada sejak zaman dahulu.Perubahan-perubahan sering berjalan secara
konstan dan terus mengalami perkembangan.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat pengaruhnya bisa


menjalar dengan cepat kebagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi
modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu
tempat, dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh
dari tempat tersebut.Semua hal tersebut tentunya diharapkan mampu
menjadikan masyarakat menjadi komponen kehidupan yang berkembang dan
bermanfaat nantinya.

Perkembangan masyarakat akan terus terjadi seiring dengan semakin majunya


teknologi dan cara berpikir manusia. Berkaitan dengan hal tersebut maka
perlu adanya suatu pembahasan berkaitan dengan pengembangan masyarakat
serta sejarah kegiatannya.Sehingga dikemudian hari nanti perkembangan
masyarakat dapat terkontrol dan dapat diidentifikasi secara baik oleh
masyarakat itu sendiri.
B. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian pengembangan masyarakat.


2. Memahami bagaimana masyarakat berkembang dari waktu ke waktu.
3. Mengetahui sejarah kegiatan pengembangan masyarakat.
4. Mengetahui proses terjadinya perubahan pengembangan masyarakat.
5. Mengetahui stakeholders dalam pengembangan masyarakat.
II. PEMBAHASAN

A. Definisi dan Konsep Pengembangan Masyarakat

Pengembangan masyarakat (community development) terdiri dari dua


konsep, yaitu “pengembangan” dan “masyarakat”.Secara singkat,
pengembangan merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan
kualitas kehidupan manusia.Atau lebih jelasnya pengembangan masyarakat
adalah dalah proses penguatan masyarakat secara aktif dan berkelanjutan
berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerja sama yang setara.
Pengembangan masyarakat mengekspresikan nilai-nilai keadilan, kesetaraan,
akuntabilitas, kesempatan, pilihan , partisipasi, kerjasama, dan proses belajar
keberlanjutan. Oleh karena itu, pengembangan masyarakat bergantung pada
interaksi antara manusia dan aksi bersama daripada kegiatan individu apa
yang beberapa ahli sosiologi menyebutnya dengan ‘lembaga kolektif’ (Flora
dan Flora 1993). Bidang-bidang pembangunan biasanya meliputi beberapa
sektor, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya. Masyarakat
dapat diartikan dalam dua konsep, yaitu:

 Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah wilayah


geografi yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan di
daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan.

 Masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan kepentingan


berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh, kepentingan
bersama pada masyarakat etnis minoritas atau kepentingan bersama
berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu seperti halnya pada kasus para
orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus (anak cacat
phisik) atau bekas para pengguna pelayanan kesehatan mental (Mayo,
1998).

Pengembangan sendiri menurut United Nation adalah Pengembangan adalah


suatu proses yang didesain untuk menciptakan kondisi ekonomi dan
kemajuan sosial untuk komunitas yang berhubungan dengan partisipasi aktif
dan untuk memenuhi kemungkinan kepercayaan atas inisiatif komunitas.
Komunitas sendiri ada dua, yaitu rural community dan urban community.
Pengembangan adalah proses meningkatkan pilihan, dalam arti pilihan baru,
diversifikasi, berpikir tentang isu secara berbeda dan mengantisipasi
perubahan (Christenson et al., 1989).

Ada banyak definisi pengembangan masyarakat menurut pada ahli, antara


lain:

 Bhattacarya, pengembangan masyarakat adalah pengembangan manusia


yg tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi dan kemampuan
manusia untuk mengontrol lingkungannya. Pengembangan masyarakat
adalah usaha untuk membantu manusia mengubah sikapnya terhadap
masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan berorganisasi,
berkomunikasi, dan menguasai lingkungan fisiknya. Manusia didorong
untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri
sendiri.

 Yayasan Indonesia Sejahtera, pengembangan masyarakat adalah usaha-


usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat
agar dapat menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang
dimiliki, baik alam maupun tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk
lebih banyak melakukan kegiatan investasi dalam mencapai kesejahteraan
yang lebih baik.

 Pengembangan masyarakat adalah metoda yang memungkinkan orang


dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar
pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya
(AMA, 1993).

 Pengembangan masyarakat adalah proses membantu masyarakat


menganalisa masalah mereka, untuk melaksanakan sebagai ukuran besar
otonomi yang mungkin dan layak, dan untuk mempromosikan identifikasi
yang lebih besar dari warga negara individu dan individu organisasi
dengan masyarakat secara keseluruhan (Warren, 1978).

B. Sejarah Pengembangan Masyarakat


Sejarah perkembangan pengembangan masyarakat tidak bisa dilepaskan dari
pengalaman bangsa Inggris mengembangkan daerah koloni mereka.Istilah
pengembangan masyarakat didefinisikan dan diadopsi pada tahun 1948 untuk
menggantikan istilah pendidikan (mass education).Model intervensi
pengembangan masyarakat mempunyai sejarah yang panjang dan terkait
dengan disiplin Ilmu Pendidikan dan Ilmu Kesejahteraan sosial.Di Amerika
Serikat, akar dari pengembangan masyarakat, menurut Brokensha dan Hodge,
bersumber dari disiplin pendidikan, terutama program perluasan pendidikan
di tingkat pedesaan (rural extension program), yang diperkanalkan pada akhir
abad ke-18. Tahap perkembangan pengembangan masyarakat di Amereka
Serikat oleh Garvin dan Cox Periode 1865-1914, pada periode ini
dikelompokkan menjadi dua kategori. Yang pertama, adalah aktivitas yang
dijalankan oleh individu ataupun institusi tertentu yang terkait dengan
kesejahteraan sosial yang masih ada pada saat ini, charity organization
societies dan satlement house yang berkembang di Inggris 1869, di Amerika
Serikat diawali pada tahun 1973, yang bergerak pada bidang sosial ekonomi
bagi kelompok masyarakat miskin, yang kedua adalah aktivitas
pengorganisasian masyarakat tidak mempunyai hubungan langsung dengan
kegiatan pengorganisasian masyarakatmisalnya kelompok politik, kelompok
rasial dan beberapa kelompok aksi.

Periode 1915-1929, pada periode ini terjadi kelanjutan peningkatan institusi


yang bergerak dibidang kesejahteraan, peningkatan ini sendiri terkait dengan
meningkatnya urbanisasi.Sebagai konsekuensi logis dari semakin
berkembangnya beberapa intitusi dibidang pengorganisasian masyarakat,
mulai dirasakan pula perlunya suatu koordinasi antara institusi.[2] Pada
periode ini terjadi pula peningkatan kebutuhan lembaga terhadap pendanaan,
baik pada organisasi profesional maupun filantropi.

Periode 1929-1954, pada periode ini berkembanglah profesi dan pendidikan


profesional dibidang pengorganisasian masyarakat mendapatkan waktu luang
untuk mengkaji lebih intensif dan mengkonseptualisasikan praktik
pengorganisasian masyarakat, karena pada periode ini tidak banyak inovasi
dibidang pengorganisasian masyarakat seperti dua periode sebelumnya.

Periode 1955-1968, periode ini ditandai dengan adanya pertumbuhan pada


pergerakan hak-hak warga sipil, sperti pergerakan yang dilakukan oleh
Martin Luther King, Jr. Pada periode ini, institutsi pengembangan masyarakat
ditandai dengan mulai meningkatnya tanggungjawab pemerintah pusat untuk
membantu menangani masalah-masalah domestik, yang bantuan utama
dilakukan di daerah lokal dan negara-negara bagian.

Periode 1969 dan sesudahnya, tahun ini merupakan tahun awal masuknya
Nixon ke Gedung Putih.Nixon memberi dorongan secara lebih lengkap kaitan
antara masyarakat dan perencanaan sosial, yang terwujud dalam program
bantuan pengembangan masyarakat.Program ini dikembangkan pada masa
Presiden Ronald Reagan yang terkait dengan filosofinya untuk mengurangi
peranan pemerintah khususnya pemerintah pusat, dalam penanganan masalah
sosial atau lokal.

Sedangkan di Indonesia sendiri,masyarakat Indonesia mengalami 3 fase


perkembangan yang menghasilkan suatu sistem atau tatanan sosial sampai
saat ini, yaitu fase komunal primitive, feodal, dan kapitalisme. Perubahan
atau perkembangan tiap fase di pengaruhi oleh factor eksternal dan internal
masyarakat itu sendiri.Lalu yang selanjutnya dipengaruhi oleh alam.

Awal lahir adanya masyarakat Indonesia adalah karena adanya migrasi


(perpindahan penduduk) secara bergelombang di zaman grasial (es mencair)
dan adanya pertumbuhan internal masyarakat yang hidup di pinggiran sungai
sekitar sulawesi karena pada saat itu hidupnya masih bergantung pada alam (
homosentris).

1. Fase Komunal Primitif

Pada zaman komunal primitive corak produksi manusia pada saat itu
adalah berburu dan meramu untuk mempertahankan hidupnya.Hidup
mereka cosmosentris (bergantung pada alam).Alat produksinya
menggunakan batu.Hubungan produksi pada saat itu kerjasama (belum ada
pembagian kerja) atau kolektif.Mereka hidup selalu berpindah–pindah,
ketika sumber daya alam yang dijadikan sumber penghidupan mereka
berkurang atau habis maka mereka berpindah tempat. Kadang mereka
bertempur ketika bertemu dengan kelompok lain untuk menguasai daerah
yang memiliki sumber daya alam. Lalu kelompok yang kalah akan di
bunuh atau dijadikan budak (inilah embrio dari zaman perbudakan).
System politik pada saat itu dipimpin oleh satu orang kepala kelompok.
Biasanya dia dipilih karena mempunyai keahlian yang lebih .
Setelah ditemukannya logam maka peralihan corak produksi di masyarakat
pada saat itu yaitu dengan bercocok tanam.Mereka mulai hidup menetap,
karena adanya beberapa permasalahan, salah satunya permasalahan
gender.Wanita pada saat itu harus melahirkan maka mereka tidak mungkin
berburu dan hidup berpindah-pindah.Maka berubahlah pola hidup mereka
menjadi menetap.Pola pikir masyarakat berkembang berdasarkan kondisi
objektifnya pada saat itu.Setelah itu mulai adanya pembagian tugas, ada
kelompok yang berburu dan ada pula yang bercocok tanam. Hubungan
produksi pada saat itu sudah ada system barter (tukar) untuk melengkapi
kebutuhan masing-masing kelompok (keluarga). Dan akhirnya sampai ada
yang menemukan alat tukar yang sah seperti logam. Beberapa kelompok
masyarakat berpikir lebih jauh, ketika mereka melakuan pengumpulan
hasil produksi mereka maka akan mendapatkan keuntungan yang lebih
besar, inilah yang melahirkan system akumulasi dan dagang pada saat itu.
System pemerintah pada saat itu masih di pimpin oleh satu orang, rakyat
membayar upeti kepada pimpinan untuk keperluan membangun
infrastruktur daerahnya.Inilah yang nantinya melahirkan system kerajaan.

2. Fase feodalisme

Pada fase feodalisme, corak produksi pada saat itu adalah tanah dan tenaga
kerja yang terikat dengan tanah.Kekuasaan ekonomi politik berdasarkan
kepemilikan tanah (raja). Nilai-nilai sosial yang terbentuk pada saat itu
adalah: primordial (kesukuan), Petriarkal, monarki absolute dan mitos.
Sistem politik pada saat itu monarki absolute (kekuasaan tak terbatas)
.bentuk struktur politik
Elit (golongan atas) : Raja, Bangsawan, Agamawan
Kelas bawah (low class) : rakyat biasa

Pemberontakan yang terjadi untuk menghancurkan feodalisme yang


pernah dilakukan oleh Ken Arok melawan Akutumapel, tapi hanya
menghancurkan budaya pada saat itu yaitu golongan bawah tidak akan
pernah menjadi kaum raja.Kerajaan yang ada di Nusantara atau yang
menguasai nusantara pada saat itu adalah kerajaan yang bisa menguasai
jalur perdagangan.

Hancurnya feodalisme dipengaruhi oleh faktor internal dan


eksternal.Kondisi nusantara pada saat itu yang merupakan jalur sutra (jalur
yang mempertemukan dunia Timur dan Barat) menjadi sasaran bangsa
timur dan barat untuk menguasai.Masuknya bangsa-bangsa lain seperti
Arab, Persia, dan Gujarat untuk melakukan perdagangan.Di samping itu
bangsa barat (eropa) juga mulai masuk untuk menaklukan
Nusantara.Selain melakukan perdagangan mereka juga melakukan
penyebaran agama.

Selain itu kondisi internal nusantara yang mengalami permasalahan


seperti, kerajaan yang mengalami konflik internal (perang saudara di
Majapahit), dan konflik di Mataram antara Hindu dengan Islam.Lahirnya
kolonialisme yang dilakukan oleh beberapa Negara eropa seperti, Portugis,
Spanyol, dan Belanda (lewat VOC) untuk menaklukan kerajaan Nusantara
dan menguasai jalur perdagangan.

Kolonialisme di Indonesia lahir juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal


pada saat itu yaitu adanya Revolusi Industri di Perancis pada tahun 1789
yang menghancurkan feodalisme di Perancis dan melahirkan system
kapitalisme yang membuat Negara-negara eropa memassifkan
perdagangan untuk mengambil keuntungan yang lebih besar. Begitu juga
yang.dilakukan oleh Belanda untuk mengambil keuntungan yang lebih
besar (awalnya melalui VOC), meraka menaklukan kerajaan dan
mengganti semua system yang ada di Nusantara.

3. Fase Kapitalisme

Kapitalisme lahir karena adanya kontradiksi antara para pedagang (Borjuasi)


dengan raja yang melahirkan revolusi borjuis di Perancis 1789. Hal ini
juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi (penemuan mesin uap).

 VOC (1602)

VOC adalah sebuah kongsi dagang milik belanda.Mereka masuk ke


Indonesia pada tahun 1602 dengan tujuan awal untuk mencari
rempah-rempah.Dengan kekuatan militer yang lebih maju dari
Indonesia mereka lama-kelamaan mulai ingin memonopoli
perdagangan dan menaklukkan raja-raja di Nusantara.Setelah
mereka menaklukan Kerajaan-kerajaan Nusantara mereka
membubarkan VOC dan mengkoloni di Nusantara mereka
mengganti smua struktur pemerintahan untuk dan memanfaatkan
sisa-sisa feodalisme untuk mengambil kekayaan di Nusantara lebih
banyak.

 Land Rente (1811)

Setelah mereka menguasai Nusantara, Gubernur jendral pada saat


itu memberlakukan system Land Rente (sewa tanah).Setiap peteni
yang ingin mengelola tanah mereka diwajibkan membayar pajak
kepada pemerintah Belanda. Pajak itu dibayar kepada kepala desa
yang tidak lain adalh bekas bangsawan kerajaan pada masa
feodalsme.Setalah sistem ini diberlakukan banyak para petani yang
tidak bisa membayar pajak, dan akhirnya tanahnya diambil oleh
pemerintah Belanda.

 Culture Stelsel (1830)

Culture stelsel adalah peraturan yang dibuat oleh pemerintah Belanda


pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Den
Bosch.Dimana rakyat pada saat itu dipaksa menanam rempah-
rempah sesuai dengan kebutuhan pasar di Dunia.

 Politik Etis (1908)

Politik etis (Balas Budi) adalah kebijakan yang dikeluarkan


pemerintah Belanda untuk rakyat Indonesia.Politik etis yang terdiri
dari Irigasi, Migrasi dan Edukasi yang diberikan kepada rakyat
pada saat itu yang menurut pemerintah Belanda adalah sebuah
balas budi yang diberikan kepada rakyat atas penjajahan yang
dilakukannya.Tapi dibalaik politik etis tersebut adalah sebuah
taktik pemerintah Belanda untuk memassifkan produksi dan
eksport hasil dari Indonesia.

 Irirgasi , pembangunan infrastruktur pengairan yang diberikan


pemerintah Belanda agar hasil dari pertanian bisa lebih massif

 Migrasi, Perpindahan penduduk yang sebenarnya bertujuan untuk


memaksimalkan potensi lahan (perkebuanan) yang belum dikelola.

 Edukasi, karena keterbatasan dari rakyat Indonesia dalam hal baca


dan tulis membuat pemerintah Belanda memberikan pendidikan
kepada mereka. Sebenarnya ini adalah kebutuhan dari pemerintah
Belanda sendiri dalam hal administrasi.

Selanjutnya adalah berkaitan dengan proses pengembangan masyarakat.


Aspek terpenting dari proses yaitu bahwa proses harus melibatkan masyrakat
itu sendiri. Keterlibatan ini tak akan tercapai tanpa partisipasi penuh. Proses
pengembangan masyarakat tidak dapat dipaksakan dari luar, dan tidak dapat
ditentukan oleh pekerja masyarakat, dewan lokal atau departemen
pemerintah. Proses pengembangan masyarakat harus menjadi proses
masyarakat yang dimiliki, dikuasai dan dilangsungkan oleh mereka sendiri.

Semua hal ini tidak selalu mudah dicapai, karena orang-orang terbiasa
dibebankan, dan menyesuaikan dengan pedoman dasar.Namun tidak mungkin
ada pengembangan masyarakat dengan memberikan pembebanan.Setiap
masyarakat memilik karakter yang berbeda-beda dilihat dari sisi sosial,
ekonomi, politik dan budaya.Segala sesuatu yang berjalan dalam satu
masyarakat, tidak akan mungkin bisa sama dengan masyarakat lainnya karena
perbedaan karakteristik tersebut. Atau melakukan penerapan kegiatan dan
cara intervensi yang sama. Proses dalam pengembangan masyarakat membuat
frustasi partisipannya.

Stakeholders dalam pengembangan masyarakat:

1. Pemerintah berperan dalam menciptakan gambaran program, mencari


sumber dana dan menentukan pengalokasian dana, menyediakan
pelayanan lansung kepada masyarakat, membangun proyek, membuat
kontrak dengan pihak lain untuk membangun hubungan, membuat
hukum, penciptaan regulasi sebagai bentuk implementasi hukum yang
dibuat, melakukan negosiasi dan persuasif guna mendukung program
yang telah direncanakan, memastikan semua pihak mendapatkan hak yang
sama didepan hukum kemuian membuat rancangan pembanguan.

2. Organisasi sebagai salah satu indikator dalam mendukung pemerintah


sebagai bentuk upaya pengawasan terhadap kinerja pemerintahan.

3. Masyarakat adalah sebagai penerima manfaat dari upaya yang


direncanakan oleh pemerintah
III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan dan penulisan makalah sejarah kegiatan pengembangan


masyarakat dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengembangan masyarakat adalah proses penguatan masyarakat secara


aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan
kerja sasma yang setara.

2. Sejarah perkembangan pengembangan masyarakat tidak bisa dilepaskan


dari pengalaman bangsa Inggris mengembangkan daerah koloni mereka.

3. Pengembangan masyarakat memiliki periodesasi dalam prosesnya.

4. Masyarakat Indonesia mengalami 3 fase perkembangan yang


menghasilkan suatu sistem atau tatanan sosial sampai saat ini, yaitu fase
komunal primitive, feodal, dan kapitalisme.

5. Stakeholders dalam pengembangan masyarakat adalah pemerintah,


organisasi, dan masyarakat itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim : www. nantzuprogresif.wordpress.com/2012/06/27/sejarah-


perkembangan-masyarakat-indonesia/ , diakses tanggal 4 oktober 2016,
pukul 08.00 WIB

AMA. 1993. Local Authorities and Community Development: A Strategic


Opportunity for the 1990s. London: Association of Metropolitan
Authorities.

Edi, Suharto. 2010. CSR & COMDEV. Bandung: Alfabeta. Hal 65,66.

Rubin & Rubin. 1992. Community Organizing & Developement. New York:
Machmilan Publishing Company.

Ruswandi, Hermawan, dkk. Perkembangan Masyarakat Budaya. Edisi 1.


UPI PRESS: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai