0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan dan pengorganisasian masyarakat, meliputi pengertian, tujuan, prinsip, pelaku, langkah-langkah dan metode pengorganisasian masyarakat guna pembangunan yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan dan pengorganisasian masyarakat, meliputi pengertian, tujuan, prinsip, pelaku, langkah-langkah dan metode pengorganisasian masyarakat guna pembangunan yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan dan pengorganisasian masyarakat, meliputi pengertian, tujuan, prinsip, pelaku, langkah-langkah dan metode pengorganisasian masyarakat guna pembangunan yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat.
pembangunan masyarakat adalah kegiatan yang terencana untuk menciptakan kondisi- kondisi bagi kemajuan sosial ekonomi masyarakat dengan meningkatkan partisipasi masyarakat. Pengertian Pengorganisasian masyarakat adalah pengembangan yang mengutamakan pembangunan kesadaran kritis dan penggalian potensi pengetahuan lokal masyarakat. Pengorganisasian masyarakat mengutamakan pengembangan masyarakat berdasarkan dialog atau musyawarah yang demokratis. Indikator Pembangunan Masyarakat 1. “Growth Approach”, yaitu mengukur kemajuan atau keberhasilan pembangunan masyarakat terindikasikan dari pertumbuhan sektor ekonomi yang pada intinya mengasumsikan bahwa pertumbuhan masyarakat bisa terjadi jika ada modal dari atas, yakni “trickle down effect; 2. “Redistribution of Growth Approach”, yaitu suatu upaya untuk mengukur suatu kemajuan pembangunan masyarakat yang terindikasikan dari pertumbuhan sektor ekonomi, namun lebih menekankan sejauh mana realita terjadinya kesenjangan antar kelas sosial-ekonomi dari masyarakat 3.“Dependence Paradigm” yaitu mengukur suatu kemajuan pembangunan masyarakat terindikasikan dengan teori pendekatan yang bertumpu dari asumsi bahwa sifat ketergantungan merupakan penyebab terjadinya “under development” suatu masyarakat
3.“The New International Economic Order” model pembangunan masyarakat melalui . asumsi pentingnya suatu tatanan ekonomi baru secara internasional yang didasarkan pada realita ancaman penyusutan sumber bumi, dominasi ekomoni negara-negara maju, serta perusahaan-perusahaan multinasional. 4. “The Basic Needs Approach” yaitu pengukuran suatu kemajuan pembangunan masyarakat yang terindikasikan melalui pendekatan dari teori kebutuhan pokok yang menekankan 3 (tiga) sasaran pembangunan, yaitu membuka lapangan kerja, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. 5. “The Self Reliance Approach” yaitu model pembangunan masyarakat yang menekankan pentingnya terciptanya suatu hubungan timbal-balik dan saling menguntungkan antar negara- negara industri, dan juga mendorong pemaksimalan sumber data negara atau masyarakat lokal Karakteristik Utama Pembangunan Masyarakat
1) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat tahap demi tahap harus dimulai dan berupa aspirasi dari masyarakat dimana pembangunan akan diberlangsungkan; 2) Fokus utama dari pembangunan masyarakat tersebut adalah suatu perencanan usaha yang diarahkan secara transparan hanya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat setempat untuk memiliki swadaya untuk mengelola dan memobilisasikan sumber-sumber yang terdapat di komunitas untuk memenuhi kebutuhan mereka; 3) Pendekatan pembangunan masyarakat yang dijalankan harus memiliki tingkat daya yang mampu mentoleransi variasi kapasitas- kapasitas masyarakat lokal dan oleh karenanya, pembangunan masyarakat tersebut harus bersifat flexible sehingga mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lokal 4) Didalam melaksanakan pembangunan masyarakat tersebut, pendekatan yang dipakai dalam melalukan interaksi sosial harus menekankan pada proses social learning yang didalamnya terdapat interaksi kolaboratif antara birokrasi dan komunitas mulai dari proses perencanaan sampai evaluasi proyek dengan mendasarkan saling belajar; 5) Terjadinya suatu proses pembentukan jejaring (networking) antara birokrasi dan lembaga swadaya masyarakat, yaitu berupa satuan-satuan organisasi tradisional yang mandiri. Pelaku Pembangunan Masyarakat 1. Kelompok sub-sitem pertama adalah sekelompok kecil dari warga anggota masyarakat yang merumuskan perencanaan dan yang berkewajiban untuk mengorganisasi dan menggerakkan anggota warga masyarakat yang lain untuk berpartisipasi dalam pembangunan. 2. Sub-sistem yang kedua adalah suatu kelompok dari anggota masyarakat luas yang terlibat dan dilibatkan dalam berpartisipasi melalui proses pembangunan masyarakat (community development) ini, baik dalam wujud ide, tenaga, biaya, atau prakarasi-prakarsa lainnya. Keterlibatan sub-sitem masyarakat ini bisa dilakukan dengan pasif (melalui perwakilan) maupun secara aktif untuk terlibat dalam pelaksanaan kegiatan, pemantauan, atau supervisi serta pemanfaatan dari hasil pembangunan masyarakat (community development) tersebut. Prinsip-prinsip Pengorganisasian Masyarakat • Keberpihakan Menitikberatkan pada lapisan bawah yang selama ini selalu dipinggirkan, sehingga yang menjadi basis pengorganisasian adalah masyarakat kelas bawah, tanpa mempunyai prioritas keberpihakan terhadap masyarakat kelas bawah • Pendekatan holistik Pengorganisasian masyarakat harus melihat permasalahan yang ada dalam masyarakat secara utuh dan tidak sepotong- sepotong • Pemberdayaan Muara dari pengorganisasian masyarakat adalah agar masyarakat berdaya dalam menghadapi pihak-pihak di luar komunitas (pelaku pembangunan lain; pemerintah, swasta atau lingkungan lain pasar, politik, dsb), yang pada akhirnya posisi tawar masyarakat meningkat dalam ber hubungan dengan pemerintah dan swasta. • HAM Kerja-kerja pengorganisasian masyarakat tidak boleh bertentangan dengan HAM. • Kemandirian Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat harus ditumpukan pada potensi yang ada dalam masyarakat, sehingga penggalian keswadayaan masyarakat mutlak diperlukan. • Berkelanjutan Dilaksanakan secara sistematis dan masif, • Partisipatif Pengorganisasian masyarakat harus diupayakan keterlibatan semua pihak terutama masyarakat kelas bawah. Partisipasi yang diharapkan adalah partisipasi aktif dari anggota sehingga akan melahirkan perasaan memiliki dari organisasi yang akan dibangun. • Keterbukaan Pengorganisasian masyarakat harus diupayakan keterbukaan dari semua pihak, sehingga bisa dihindari intrik dan provokasi yang akan merusak tatanan yang telah dibangun • Tanpa kekerasan Pengorganisasian masyarakat harus mampu menghindari bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun psikologi dengan demikian proses yang dilakukan bisa menarik simpati dan dukungan dari berbagai kalangan dalam melakukan perubahan yang akan dilaksanakan. • Praxis Proses pengorganisasian masyarakat harus dilakukan dalam lingkaran AksiRefleksi-Aksi secara terus menerus, sehingga semakin lama kegiatan yang dilaksanakan akan mengalami peningkatan baik secara kuantitas dan terutama kualitas • Kesetaraan Budaya kesetaraan semua pihak, sehingga tidak ada yang merasa lebih tinggi (superior) dan merasa lebih rendah (inferior) Langkah-langkah Pengorganisasian Masyarakat 1. Langkah integrasi, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh organisator dengan meleburkan dirinya dalam masyarakat sehingga diterima masyarakat dan memahami kondisi masyarakat. 2. Riset sosial, yaitu dengan mempelajari lebih mendalam situasi sosio- kultural, historis dan masalah yang ada di masyarakat. 3. Program tentatif, yaitu menyusun serangkaian kegiatan yang dapat mendorong masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan secara efektif dalam melakukan aktivitas penanganan masalah. 4. Aktivitas pemberdayaan, yaitu dengan membangun kesadaran melalui motivasi dan nilai-nilai moralitas. 5. Pertemuan dan Role Playing, yang melakukan pembahasan secara formal sehingga terdapat legitimasi dari masyarakat mengenai tindak lanjut pelaksanaan upaya yang akan dilakukan dalam penanganan masalah. 6. Pelaksanaan Aksi, yaitu melakukan kegiatan pengorgniasasian masayarakat dalam penanganan masalah. 7. Evaluasi, yaitu dengan melakukan kajian ulang mengenai proses maupun dari aktivitas pengorganisasian masyarakat. Metode dan Media Pengorganisasian Masyarakat 1. Diskusi, baik yang bersifat formal maupun yang bersifat informal (privat). Diskusi formal dilakukan secara terbuka dengan melibatkan seluas- luasnya anggota masyarakat dari segala macam lapisan. Sedangkan diskusi informal (privat) adalah diskusi yang melibatkan komunitas secara lebih spesifik 2. Pelatihan, yang ditujukan pada anggota masyarakat yang nantinya akan mampu menjadi aktor utama dalam pengorganisasian masyarakat. 3. Bentuk-bentuk aksi juga dapat menjadi sarana pengorganisasian masyarakat dimana suatu aksi yang memberikan impresi yang positif di mata masyarakat juga memiliki potensi untuk meningkatkan partisipasi dalam pengorganisasian tersebut 4. Sarana yang memiliki karakter penyebaran yang lebih luas dan merata yaitu kampanye dan sosialisasi. Sarana ini dapat dilakukan dalam berbagai cara yaitu dalam bentuk selebaran, radio komunitas, buletin/buku, majalah/koran, video dan seni pertunjukan.