Anda di halaman 1dari 13

Pembangunan dan

Pengorganisasian Masyarakat

OLEH:
Thesya oktavika (2013201005)

Dosen Pengampu:

Abul ainin hapis M.K.M


pembangunan masyarakat adalah kegiatan
yang terencana untuk menciptakan kondisi-
kondisi bagi kemajuan sosial ekonomi
masyarakat dengan meningkatkan partisipasi
masyarakat.
Pengertian Pengorganisasian masyarakat adalah
pengembangan yang mengutamakan
pembangunan kesadaran kritis dan penggalian
potensi pengetahuan lokal masyarakat.
Pengorganisasian masyarakat mengutamakan
pengembangan masyarakat berdasarkan
dialog atau musyawarah yang demokratis.
Indikator Pembangunan Masyarakat
1. “Growth Approach”, yaitu mengukur kemajuan atau keberhasilan
pembangunan masyarakat terindikasikan dari pertumbuhan sektor
ekonomi yang pada intinya mengasumsikan bahwa pertumbuhan
masyarakat bisa terjadi jika ada modal dari atas, yakni “trickle down
effect;
2. “Redistribution of Growth Approach”, yaitu suatu upaya untuk
mengukur suatu kemajuan pembangunan masyarakat yang terindikasikan
dari pertumbuhan sektor ekonomi, namun lebih menekankan sejauh mana
realita terjadinya kesenjangan antar kelas sosial-ekonomi dari masyarakat
3.“Dependence Paradigm” yaitu mengukur suatu kemajuan pembangunan
masyarakat terindikasikan dengan teori pendekatan yang bertumpu dari
asumsi bahwa sifat ketergantungan merupakan penyebab terjadinya “under
development” suatu masyarakat
 
3.“The New International Economic Order” model
pembangunan masyarakat melalui . asumsi pentingnya suatu
tatanan ekonomi baru secara internasional yang didasarkan
pada realita ancaman penyusutan sumber bumi, dominasi
ekomoni negara-negara maju, serta perusahaan-perusahaan
multinasional.
4. “The Basic Needs Approach” yaitu pengukuran suatu
kemajuan pembangunan masyarakat yang terindikasikan
melalui pendekatan dari teori kebutuhan pokok yang
menekankan 3 (tiga) sasaran pembangunan, yaitu membuka
lapangan kerja, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan
pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.
5. “The Self Reliance Approach” yaitu model pembangunan
masyarakat yang menekankan pentingnya terciptanya suatu
hubungan timbal-balik dan saling menguntungkan antar negara-
negara industri, dan juga mendorong pemaksimalan sumber
data negara atau masyarakat lokal
Karakteristik Utama
Pembangunan Masyarakat

1) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan untuk memenuhi


kebutuhan masyarakat tahap demi tahap harus dimulai dan berupa
aspirasi dari masyarakat dimana pembangunan akan
diberlangsungkan;
2) Fokus utama dari pembangunan masyarakat tersebut adalah suatu
perencanan usaha yang diarahkan secara transparan hanya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat setempat untuk memiliki
swadaya untuk mengelola dan memobilisasikan sumber-sumber yang
terdapat di komunitas untuk memenuhi kebutuhan mereka;
3) Pendekatan pembangunan masyarakat yang dijalankan harus
memiliki tingkat daya yang mampu mentoleransi variasi kapasitas-
kapasitas masyarakat lokal dan oleh karenanya, pembangunan
masyarakat tersebut harus bersifat flexible sehingga mampu
menyesuaikan diri dengan kondisi lokal
4) Didalam melaksanakan pembangunan masyarakat
tersebut, pendekatan yang dipakai dalam melalukan
interaksi sosial harus menekankan pada proses social
learning yang didalamnya terdapat interaksi
kolaboratif
antara birokrasi dan komunitas mulai dari proses
perencanaan sampai evaluasi proyek dengan
mendasarkan saling belajar;
5) Terjadinya suatu proses pembentukan jejaring
(networking) antara birokrasi dan lembaga swadaya
masyarakat, yaitu berupa satuan-satuan organisasi
tradisional yang mandiri.
Pelaku Pembangunan Masyarakat
1. Kelompok sub-sitem pertama adalah sekelompok kecil dari
warga anggota masyarakat yang merumuskan perencanaan dan
yang berkewajiban untuk mengorganisasi dan menggerakkan
anggota warga masyarakat yang lain untuk berpartisipasi dalam
pembangunan.
2. Sub-sistem yang kedua adalah suatu kelompok dari anggota
masyarakat luas yang terlibat dan dilibatkan dalam
berpartisipasi melalui proses pembangunan masyarakat
(community development) ini, baik dalam wujud ide, tenaga,
biaya, atau prakarasi-prakarsa lainnya. Keterlibatan sub-sitem
masyarakat ini bisa dilakukan dengan pasif (melalui perwakilan)
maupun secara aktif untuk terlibat dalam pelaksanaan kegiatan,
pemantauan, atau supervisi serta pemanfaatan dari hasil
pembangunan masyarakat (community development)
tersebut.
Prinsip-prinsip Pengorganisasian Masyarakat
• Keberpihakan
Menitikberatkan pada lapisan bawah yang selama ini selalu
dipinggirkan, sehingga yang menjadi basis pengorganisasian
adalah masyarakat kelas bawah, tanpa mempunyai prioritas
keberpihakan terhadap masyarakat kelas bawah
• Pendekatan holistik
Pengorganisasian masyarakat harus melihat permasalahan
yang ada dalam masyarakat secara utuh dan tidak sepotong-
sepotong
• Pemberdayaan
Muara dari pengorganisasian masyarakat adalah agar
masyarakat berdaya dalam menghadapi pihak-pihak di luar
komunitas (pelaku pembangunan lain; pemerintah, swasta atau
lingkungan lain pasar, politik, dsb), yang pada akhirnya posisi
tawar masyarakat meningkat dalam ber hubungan dengan
pemerintah dan swasta.
• HAM
Kerja-kerja pengorganisasian masyarakat tidak boleh
bertentangan dengan HAM.
• Kemandirian
Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat
harus ditumpukan pada potensi yang ada dalam
masyarakat, sehingga penggalian keswadayaan
masyarakat mutlak diperlukan.
• Berkelanjutan
Dilaksanakan secara sistematis dan masif,
• Partisipatif
Pengorganisasian masyarakat harus diupayakan
keterlibatan semua pihak terutama masyarakat
kelas bawah. Partisipasi yang diharapkan adalah
partisipasi aktif dari anggota sehingga akan
melahirkan perasaan memiliki dari organisasi yang
akan dibangun.
• Keterbukaan
Pengorganisasian masyarakat harus diupayakan
keterbukaan dari semua pihak, sehingga bisa
dihindari intrik dan provokasi yang akan merusak
tatanan yang telah dibangun
• Tanpa kekerasan
Pengorganisasian masyarakat harus mampu menghindari
bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun psikologi dengan
demikian proses yang dilakukan bisa menarik simpati dan
dukungan dari berbagai kalangan dalam melakukan perubahan
yang akan dilaksanakan.
• Praxis
Proses pengorganisasian masyarakat harus dilakukan dalam
lingkaran AksiRefleksi-Aksi secara terus menerus, sehingga
semakin lama kegiatan yang dilaksanakan akan mengalami
peningkatan baik secara kuantitas dan terutama kualitas
• Kesetaraan Budaya
kesetaraan semua pihak, sehingga tidak ada yang merasa
lebih tinggi (superior) dan merasa lebih rendah (inferior)
Langkah-langkah Pengorganisasian
Masyarakat
1. Langkah integrasi, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh organisator
dengan meleburkan dirinya dalam masyarakat sehingga diterima
masyarakat dan memahami kondisi masyarakat.
2. Riset sosial, yaitu dengan mempelajari lebih mendalam situasi sosio-
kultural, historis dan masalah yang ada di masyarakat.
3. Program tentatif, yaitu menyusun serangkaian kegiatan yang dapat
mendorong masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan secara
efektif dalam melakukan aktivitas penanganan masalah.
4. Aktivitas pemberdayaan, yaitu dengan membangun kesadaran melalui
motivasi dan nilai-nilai moralitas.
5. Pertemuan dan Role Playing, yang melakukan pembahasan secara
formal sehingga terdapat legitimasi dari masyarakat mengenai tindak
lanjut pelaksanaan upaya yang akan dilakukan dalam penanganan
masalah.
6. Pelaksanaan Aksi, yaitu melakukan kegiatan pengorgniasasian
masayarakat dalam penanganan masalah.
7. Evaluasi, yaitu dengan melakukan kajian ulang mengenai proses
maupun dari aktivitas pengorganisasian masyarakat.
Metode dan Media Pengorganisasian
Masyarakat
1. Diskusi, baik yang bersifat formal maupun yang bersifat informal (privat).
Diskusi formal dilakukan secara terbuka dengan melibatkan seluas-
luasnya anggota masyarakat dari segala macam lapisan. Sedangkan
diskusi informal (privat) adalah diskusi yang melibatkan komunitas secara
lebih spesifik
2. Pelatihan, yang ditujukan pada anggota masyarakat yang nantinya akan
mampu menjadi aktor utama dalam pengorganisasian masyarakat.
3. Bentuk-bentuk aksi juga dapat menjadi sarana pengorganisasian
masyarakat dimana suatu aksi yang memberikan impresi yang positif di
mata masyarakat juga memiliki potensi untuk meningkatkan partisipasi
dalam pengorganisasian tersebut
4. Sarana yang memiliki karakter penyebaran yang lebih luas dan merata
yaitu kampanye dan sosialisasi. Sarana ini dapat dilakukan dalam
berbagai cara yaitu dalam bentuk selebaran, radio komunitas,
buletin/buku, majalah/koran, video dan seni pertunjukan.

Anda mungkin juga menyukai