Anda di halaman 1dari 7

NAMA: R. Moch.

Khoiruddin
NIM: 071711433015
UAS Pembangunan Masyarakat dan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

NOMOR 1

Jelaskan proses dan strategi Community Development menggunakan konsep Community


Organizing yang meliputi a) Prinsip-prinsip Community Organizing, b) syarat-syarat
Community Organizing dan c) tahapan-tahapan Community Organizing. (Bobot Nilai 30)

Jawab:

Community Organizing adalah proses pemberdayaan komunitas dengan menjadikan


komunitas yang bersangkutan sebagai subjek sekaligus objek dalam mecapai tujuan
pemberdayaan. atau community organizing melatih masyarakat untuk menyadari potensi
merekas sendiri agar bisa mengidentifikasi permasalahan sekaligus menemukan cara
penyelesaiannya.

Untuk melaksanakan community organizing terdapat sembilan prinsip yang harus


dipatuhi, yakni (1) keberpihakan yang berarti menampung kepentingan masyarakat lapisan
bawah untuk diberdayakan. (2) Menggunakan pendakatan holistik, yang berarti melihat
permasalahan yang ada pada masyarakat secara utuh dan komprehensif dari segala aspek. (3)
Pemberdayaan, yang menjadi dasar dijalankannya community organizing. (4) Berkelanjutan
yang berarti dalam memberdayakan komunitas perlu dilakukan terus-menerus atau gradual
supaya tujuan komunitas dapat tercapai. (5) Kemandirian berkaitan dengan pemanfaatan pada
potensi kearifan lokal agar komunitas dapat berswadaya dan berkontribusi penuh dalam
mencapai tujuan tadi. (6) Partisipatif, maksudnya peran aktif dan keterlibatan masyarakat
terutama dari lapisan bawah menjadi indikator keberhasilan strategi ini. (7) Keterbukaan yang
dimaksudkan untuk membangun kepercayaan di antara masyarakat yang terlibat dapat terjalin
dengan baik. (8) Kesetaraan yang berarti memberlakukan setiap kelompok sama sehingga
tidak ada golongan maupun kelompok yang lebih unggul dibandingkan dengan kelompok
lain yang di bawahnya. (9) Praksis bahwa pelaksanaan dilakukan dengan refleksi agar
tercipta lingkaran aksi dan refleksi yang berputar secara terus-menerus.
Sementara itu syarat-syarat menjalankan community organizing antara lain: a)
keberpihakan pada masyarakat lapisan bawah, b) jujur dan transparan, c) sedia berkorban dan
sabar. Yang kemudian dilanjutkan pada tahapan-tahapan dalam pelaksanaan, yakni (1)
tahap peleburan/integrasi yang terjadi ketika fasilitator yang ditunjuk sebagai pemegang
kendali community organizing hendaknya terlebih dulu bisa berbaur dengan komunitasnya
agar mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan untuk mengetahui struktur, kultur
maupun sistem sosial yang ada pada komunitas tersebut. (2) tahap adaptasi di mana fasilitator
menemukan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh komunitas, yang tentu saja dibarengi
dengan menawarkan penyelesaian dari problema tersebut. (3) tahap pendidikan sosial ketika
komunitas sudah diajak untuk terlibat pada pemahaman tentang community organizing
dimana mereka diajak untuk berpikir menemukan persoalan yang sedang dihadapi bersama.
(4) tahap perencanaan pengorganisasian ketika komunitas diajak untuk merumuskan
persiapan pembentukan organisasi mulai dari struktur organisasi, tupoksi masing-masing
bidang, hingga tujuan bersama yang hendak dicapai. (5) tahap kelompok kecil ketika
komunitas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dengan tujuan untuk melakukan simulasi
pengorganisasian komunitas dalam lingkup yang lebih kecil. (6) tahap pembentukan
organisasi ketika kelompok kecil yang sudah terbentuk pada tahap sebelumnya kemudian
dibentuklah struktur organisasi dari tiap-tiap kelompok tersebut agar sistem ‘kecil’ tersebut
bisa berjalan dengan baik. (7) tahap perencanaan organisasi ketika komunitas dipaksa
berpikir secara utuh dan komprehensif untuk mencari jalan keluar atas permasalahannya
sendiri. Meski terlihat sulit bagi mereka, namun hal ini cukup berguna bagi komunitas untuk
mengidentifikasi masalah pada tubuh mereka sendiri. (8) tahap praksis mmaksudnya setiap
tahap yang telah dilalui mungkin patut untuk dievaluasi agar komunitas tau letak kekurangan
dari aksi yang dilakukan. Tahap refleksi ini sangat penting agar komunitas bisa belajar dari
kesalahan dan tidak jatuh pada lubang yang sama pada tahap selanjutnya. (9) tahap
berjejaring yang berarti semua tahap telah dilalui, komunitas diharapkan bisa memahami apa
yang diajarkan pada setiap tahap yang dijalani. ‘oleh-oleh’ yang paling berharga dari
community organizing ini ialah jaringan sosial yang luas sebab masing-masing individu bisa
berinteraksi secara intens dengan individu lain dalam sebuah komunitas.

NOMOR 2
Salah satu unsur terpenting di dalam pembuatan program CSR adalah adanya kegiatan social
mapping, jelaskan a) aspek-aspek dalam social mapping, b) tujuan dilakukan social mapping,
c) metodologi penelitian dalam social mapping, c) bagaimana proses penelitian dalam social
mapping (Bobot Nilai 30)

Jawab:

Beberapa aspek sosial demografis yang akan dieksplorasi dalam Social Mapping:

1. Sistem Nilai, Adat dan Tradisi adalah kondisi eksistensi yang dijunjung tinggi dan
menjadi acuan ideologi masyarakat. Selain itu pola perilaku masyarakat yang
diwariskan secara turun-temurun, baik dalam penggunaan, folkways, adat istiadat
maupun adat istiadat.

2. Kewarganegaraan: tingkat perubahan yang ada yang dapat dilacak pada perubahan
sikap warganya dalam 10 tahun terakhir. Termasuk di sini adalah tingkat kesuburan,
urbanisasi, migrasi penduduk lokal (yang sering pindah dan menetap karena berbagai
alasan) dll.

3. Sistem Mata Pencaharian: pembagian pekerjaan (berdasarkan tradisi, lingkungan,


profesi) dan ada tidaknya perubahan pekerjaan warga negara dalam 10 tahun terakhir.

4. Struktur Sosial: model hierarki sosial yang didasarkan pada status dari nilai-nilai
sosial yang ada serta sistem status dan peran sosial dalam masyarakat dan juga
mengenai ada tidaknya pergeseran struktur sosial dan penyebab terjadinya.

5. Model Komunikasi Sosial: model komunikasi sosial komunitas yang sudah ada baik
dalam masyarakat lokal maupun asing, yang meliputi opini pribadi, komunal dan
publik mengenai suatu subjek tertentu.

6. Sirkulasi Jaringan Informasi dan Komunikasi: kondisi yang ada tentang arus
informasi yang beredar di suatu komunitas, kemudahan akses masyarakat dalam
mengumpulkan informasi dari luar, dan sarana atau prasarana untuk mobilitas sosial,
dan sebagainya.

7. Orientasi Sosial: Kondisi eksisting yang menyangkut daftar keinginan masyarakat


untuk dirinya sendiri maupun masa depan anaknya, khususnya dalam hal pendidikan,
pekerjaan, nilai-nilai kehidupan saat ini maupun di masa yang akan datang.
8. Religius-Organisasi Sosial: suatu kondisi yang ada tentang peran dan fungsi lembaga-
lembaga sosial keagamaan dalam suatu masyarakat.

9. Kepemimpinan: kondisi yang ada pada pola / model kepemimpinan dalam


masyarakat, dan kecenderungan perubahan kepemimpinan yang dilandasi oleh
rasionalitas, formal dan polimorfik.

10. Organisasi Politik: kondisi yang ada pada kegiatan (dan partisipasi) politik berupa
pemilihan kepala desa, pemilihan Badan Pengawas Daerah yang tepat, Pemilihan
Kepala Daerah serta Pemilihan Umum dan kecenderungan dinamika politik tingkat
lokal.

11. Modal Sosial: kondisi yang ada pada pola hidup berbasis komunalitas dan solidaritas
sosial yang mengedepankan semangat kebersamaan melalui diskusi terbuka (nilai-
nilai demokrasi) untuk mencari solusi atas setiap masalah bersama dan ada tidaknya
polarisasi sosial akibat munculnya usaha pribadi dan segmental.

Tujuan Social Mapping:

Social-Mapping (pemetaan sosial) dimaksudkan untuk memotret atau menggambar keadaan


masyarakat, dan kemudian melakukan need-assessment, atau mencari apa yang menjadi
keinginan dan kebutuhan masyarakat. Social-mapping selain dilakukan untuk menemukan
dan mengenali potensi resources dan social capital, juga mengenali pemangku kepentingan
dalam kaitannya dengan keberadaan dan aktivitas pelaku pemberdayaan masyarakat.
Sehingga melalui social-mapping dapat teridentifikasi keinginan kebutuhan dan sumber
persoalan yang dirasakan masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup yang lebih
sejahtera. Selanjutnya, hasil dari social-mapping menjadi dasar perencanaan program
pengembangan masyarakat yang berkelanjutan.

Metodologi Social Mapping

Social mapping dimaksudkan untuk “menggambarkan” pemetaan sosial atas kondisi


masyarakat yang ada di suatu wilayah, maka penelitian ini bersifat eksploratif: penelitian
yang dimaksudkan untuk mengelaborasi secara menyeluruh sejumlah aspek dan informasi
sosial-demografi. jaringan dan komunikasi sosial untuk mengumpulkan hasil yang
komprehensif.

Penelitian ini akan menerapkan metode yang meliputi


1) Pengumpulan data primer - dengan melakukan wawancara langsung (tatap muka) dengan
responden dengan menggunakan teknik wawancara terstruktur atau wawancara terpandu.
Yang termasuk sebagai narasumber adalah tokoh elit masyarakat seperti ulama, sesepuh,
lurah, guru, tokoh pemuda, tokoh perempuan, tokoh petani, tokoh politik, pengurus LSM,
ketua organisasi daerah, PNS, pegawai swasta, dan semua elemen masyarakat yang sesuai
serta masyarakat umum.

2) Data sekunder diperoleh dengan mencatat, merekam, atau mengadopsi data statistik,
monografi desa, kecamatan, atau kabupaten yang ada, dan dengan mendokumentasikan
keadaan sebenarnya dalam sebuah foto.

Proses Penelitian dalam Social Mapping:

Ada beberapa tahapan dalam penelitin Social Mapping seperti a) mengurus izin penelitian,
biasanya melingkupi Bakerbang- linmas propinsi hingga tingkat desa (b) mengumpulkan data
sekunder dari BPS, Kecamatan atau lembaga terkait. (c) penyusunan instrumen di mana
peneliti diwajibkan untuk membuat pedoman wawancara atau kuisioner sesuai dengan aspek-
aspek social mapping di atas. (d) mengumpulkan data primer dengan melakukan wawancara
secara langsung kepada informan kunci, atau melakukan observasi kepada kepala desa atau
pemimpin informal dalam komunitas, Atau jika menggunakan metode kuantitatif melakukan
survey dan mewawancari sampel dari popolasi komunitas (e) melakukan analisis data primer
dan sekunder dalam rangka memberikan penjabaran mengenai pemetaan sosial secara akurat.

NOMOR 3

Jelaskan tahap-tahap penerapan CSR mulai dari a) perencanaan, b) implementasi, c) evaluasi,


d) pelaporan! (Bobot Nilai 20)

Jawab:

Penjelasan tahap-tahap CSR sebagai berikut:

a) Tahapan Perencanaan

Seperti halnya setiap program, pelaksanaan CSR juga dimulai tahap perencanaan untuk
merancang program yang hendak diterapkan. Dalam hal ini ada tiga langkah utama yang
harus diperhatikan dalam proses perencanaan program, diantaranya: (1) awareness building
yang merupakan langkah awal dari proses perencanaan program CSR, dimana dalam proses
ini menitik beratkan terhadap pembangunan kesadaran mengenai arti penting dari CSR bagi
perusahaan dan masyarakat serta komitmen manajemen. (b) CSR assessment adalah upaya
untuk memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek aspek yang perlu
mendapatkan prioritas perhatian dan langkah langkah yang tepat dan efiseien untuk
membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR. (c) CSR manual
building yakni hasil dari assessement merupakan dasar untuk menyusun pedoman
implementasi program CSR, dalam proses penyusunan manual ini dapat dilakukan dengan
meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan.

b) Tahapan pelaksanaan

Ketika memulai aktivitas CSR ada tiga pertanyaan yang mesti dijawab, yakni siapa orang
yang menjalankan? Apa yang mesti dilakukan? Dan bagaimana cara melakukan sekaligus
alat apa yang diperlukan? Dalam istilah manajemen populer, pertanyaan tersebut
diterjemahkan menjadi: a) Pengorganisasian sumber daya yang diperlukan; b) Penyusunan
untuk menempatkan orang yang sesuai dengan jenis tugas atau pekerjaan yang dilakukannya;
c) Pengarahan yang terkait dengan bagaimana cara melakukan tindakan; d) Pengawasan atau
koreksi terhadap pelaksanaan; e) Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana; f) Penilaian
untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan.

c) Tahapan Evaluasi

Tahapan evaluasi merupakan tahapan yang dilakukan setelah pelaksanaan aktivitas


implementasi CSR. Tahapan evaluasi semdiri merupakan tahapan yang perlu dilakukan
secara konsisten untuk mengukur sejauhmana efektivitas penerapan CSR. Tahap evaluasi
sendiri dapat dilakukan dengan meminta pihak independen untuk melakukan audit terhadap
implementasi CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil dari tahapan evaluasi dapat
memberikan gambaran kepada perusahaan mengenai kondisi dan situasi serta pencapaian
perusahaan dalam implementasi CSR, sehingga perusahaan dapat mengupayakan perbaikan
- perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi yang diberikan.

d) Tahapan Pelaporan

Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi, baik untuk keperluan
proses pengambilan kepututsan, maupun keperluan keterbukaan informasi material dan
relevan mengenai perusahaan.
NOMOR 4

Uraikan secara singkat hasil dari artikel yang telah saudara buat tentang CSR. (Bobot Nilai
20)

Jawab:

Pandemi, seperti yang sudah jamak diketahui, berdampak besar pada berbagai aspek
kehidupan manusia. Tersendatnya roda perekonomian, macetnya produksi perusahaan dan
tentu saja adaptasi ketika melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Memang sangat baik secara moral jika perusahaan tetap melakukan CSR selama pandemic.
Tetapi kerugian yang dialami perusahaan bisa menjadi alasan untuk tidak melakukan
kegiatan CSR. Bertolak dari hal itu saya mencari landasan rasional bagi perusahaan untuk
tetap melakukan tanggung jawabnya saat pandemi.

Saya menemukan jika dalam teori Piramida CSR kebijakan perusahaan untuk tidak
menghentikan CSR dan justru mengadaptasinya dengan kondisi pandemic tidak bertentangan
dengan tanggung jawab mendasar perusahaan, yakni tanggung jawab ekonomi untuk
mengejar keuntungan. Hal ini dikarenakan dalam jangka panjang CSR justru menguntungkan
perusahaan karena perusahaan mendapat kepercayaan dari pelanggan dan komunitas serta
dapat menjalin hubungan yang baik dengan komunitas yang pada akhirnya dapat
meminimalisasi terjadinya konflik di masya yang akan datang. Selain itu berlandarkan teori
Pemangku kepentingan (Stakeholders), masyarakat setempat dapat menjadi sasaran dalam
program CSR. Hal ini dikarenakan program CSR dapat membantu menangani pandemi
Covid-19 dengan menyediakan alat kesehatan dan membantu UMKM yang menyediakan
atau memproduksi barang yang berguna dalam penanganan Covid-19 seperti yang dilakukan
oleh PT. Pertamina pada tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai