Anda di halaman 1dari 7

Nama : Yessi Tri Candra Rumandany

NIM :

Tugas : Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Dosen : Siti Nurjannah

Pengorganisasi dan Pengembangan Masyarakat

A.    Pengertian Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)


Community Organization adalah suatu proses untuk memelihara keseimbangan antara
kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu
masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958)
Definisi tersebut mengandung unsur-unsur yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a)      Yang dimaksud istilah ”proses” adalah serentetan tindakan mulai dari penentuan masalah
atau tujuan sampai pada pemecahan masalah atau tercapainya tujuan di dalam masyarakat.
b)      Istilah “masyarakat” menunjukkan dua macam pengelompokkan orang, yaitu:
         Keseluruahan orang yang tinggal di suatu daerah geografis, misalnya: desa, kota,
propinsi, negara atau dunia.pada umumnya PPM dilaksanakan di daerah geografis yang
sempit, tetapi juga dapat diterapkan untuk daerah-daerah yang lebih luas.
         Kelompok orang yang memiliki minat-minat atau fungsi yang sama, misalnya di bidang:
kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, lingkungan dll.
c)      Proses “ menetukan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan” berarti, cara yang dilakukan
warga masyarakat untuk menentukan dan memusatkan perhatian pada masalah yang
menganggu mereka serta menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai.
d)     Menyusun atau mengatur kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan berarti, perlunya usaha
untuk menentukan prioritas.
e)      Penemuan sumber-sumber (dari dalam atau dari luar masyarakat), mencakup upaya
menemukan peralatan-peralatan, orang-orang, tehnik-tehnik, bahan-bahan dan sebagainya
yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang diperlukan.
f)       Mengambil tindakan-tindakan yaitu melakukan rangkaian kegiatan yang telah disebutkan
sebelumnya.Proses ini harus mengarah pada tercapainya suatu hasil, meski hanya sebagian
saja dari keseluruhan hasil yang diingankan.
g)      Memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik kooperatif dan
kolaboratif di dalam masyarakat.

B.     Tujuan Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat


Tujuan utama metode COCD/PPM adalah untuk memperbaiki kualitas hidup
masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan
pada prinsip partisipasi social.
C.    Fungsi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
a.       Untuk memperoleh data dan fakta sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan
melakukan tindakan yang sehat
b.      Memulai mengembangkan dan merubah program dan usaha-uasha kesejahteraan untuk
memperoleh penyesuaian yang lebih baik antara sumber-sumber dan kebutuhan
c.       Meningkatkan standar pekerjaan sosial untuk meningkatkan efektifitas kerja dari lembaga-
lembaga
d.      Meningkatkan dan memberikan fasilitas interelasi dan meningkatkan koordinasi antara
organisasi, kelompok dan individu-individu yang terlibat dalam program dan usaha
kesejahteraan social
e.       Mengembangkan pengertian umum dari masalah, kebutuhan dan metode pekerjaan social
f.       Mengembangkan dukungan dan paertisipasi masyarakat dalam aktifitas kesejahteraan
sosial

D.    Prinsip Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat


`Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat
mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-
kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di
masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara gotong-royong.

Metode pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat diklasifikasikan sebagai


berikut :
Peranan petugas dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat terbagi
dalam beberapa jenis, antara lain sebagai :
*pembimbing, enabler dan ahli. (Murray G-Ross).
*ahli (expert), menjadi tugasnya untuk memberikan keterangan dalam bidang-
bidang yang dikuasainya.
Sedangkan persyaratan petugas antara lain :
 Mampu mendekati masyarakat dan merebut kepercayaan mereka dan
mengajaknya untuk kerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas dan
masyarakat.
 Mengetahui dengan baik sumber-sumber daya maupun sumber-sumber alam
yang ada di masyarakat dan juga mengetahui dinas-dinas dan tenaga ahli yang dapat
dimintakan bantuan.
 Mampu berkomunikasi dengan masyarakat, dengan menggunakan metode dan
teknik khusus sedemikian rupa sehingga informasi dapat dipindahkan, dimengerti dan
diamalkan oleh masyarakat.
 Mempunyai kemampuan profesional tertentu untuk berhubungan dengan
masyarakat melalui kelompok-kelompok tertentu.
 Mempunyai pengetahuan tentang masyarakat dan keadaan lingkungannya.
  Mempunyai pengetahuan dasar mengenai ketrampilan (skills) tertentu yang
dapat segera diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
secara menyeluruh.
         Mengetahui keterbatasan pengetahuannya sendiri.
Langkah-langkah untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika masyarakat,
hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan
2.      Pertinggi mutu potensi yang ada
3.      Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada
4.      Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan

Unsur-unsur program pengembangan masyarakat


         Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan menyeluruh (total needs)
dari masyarakat yang bersangkutan.
         Mendorong swadaya masyarakat (ini merupakan unsur paling utama)
         Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau organisasi-
organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan, bahan ataupun dana
    Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan, kesehatan masyarakat,
pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan, dll untuk membantu
masyarakat.
Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat
Menurut Mezirow, ada 3 (tiga) jenis program dalam usaha pengembangan masyarakat, yaitu :
         Program integratif – Memerlukan pemgembangan melalui koordinasi dinas-dinas teknis
    Program adaptis – Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada salah satu
kementrian.
         Program proyek – dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dan program
disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutan
Penjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan masyarakat ini
sebagai berikut
         Biarkan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang dihadapi secara
perorangan atau kelompok.
         Biarkan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk selanjutnya menyusun
rencana usaha perbaikan yang akan dilakukan.
         Biarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan usaha
perbaikan tersebut.
         Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri dan
kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan masyarakat
         Menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri
         Menimbulkan rasa bangga dan semangat gairah kerja
         Mengingatkan dinamika masyarakat untuk membangun
         Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

E.     Perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)


Secara teoritis, PPM bisa dikatakan sebagai sebuah pendekatan pekerjaan sosial yang
dikembangkan dari dua perspektif yang berlawanan, yakni aliran kiri (sosialis-Marxis) dan
kanan (kapitalis-demokratis) dalam spektrum politik.
Twelvetress membagi perspektif teoritis PPM kedalam dua bingkai, yakni pendekatan
profesional dan pendekatan radikal.
Dua perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Pendekatan Perspektif Tujuan/asumsi
Profesional (tradisional, -    Perawatan masyarakat -   Meningkatkan inisiatif
netral, teknikal) -    Pengorganisasian masyarakat dan kemandirian
-    Pembangunan masyarakat masyarakat
-   Memperbaiki pemberian
pelayanan sosial dalam
kerangka relasi sosial
yang ada
Radikal (transformasional) -    Aksi masyarakat berdasarkan -   Meningkatkan kesadaran
kelas dan inisiatif masyarakat
-    Aksi masyarakat berdasarkan -   Memberdayakan
jender masyarakat guna mencari
-    Aksi masyarakat berdasarkan akar penyebab
ras ketertindasan dan
diskriminasi
-   Mengembangkan
strategi dan membangun
kerjasama dalam
melakukan perubahan
sosial sebagai bagian dari
upaya mengubah relasi
sosial yang menindas,
deskriminatif, dan
eksporatif.

F.     Model Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat


Jack Rothman (1995: 27-34), dalam sebuah tulisannya yang berjudul “Approaches to
community intervention”, mengembangkan tiga model yang berguna dalam memahami
konsep tentang PPM:
1)      Pengembangan masyarakat lokal (PML)
2)      Perencanaan sosial (PS)
3)      Aksi sosial (AS)

a.      Model  Pengembangan Masyarakat Lokal (PML)


Model PML memberikan perubahan dalam masyarakat dapat dilakukan secara
optimal apabila melibatkan partisipasi aktifyang luas di semua spektrum masyarakat tingkat
lokal, baik dalam tahap penetuan perubahan.
b.      Model Perencanaan Sosial (PS)
Model ini menekan ka proses pemecahan masalah secara teknis terhadap masalah
sosial substantif , seperti: kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan dll.
Berbeda dengan PML, PS lebih berorientasi pada “tujuan tugas”.Sistem klien PML
umumnya kelompok-kelompok yang kurang beruntung.

c.       Model Aksi Sosial (AS)


Model AS ini menekankan betapa gentingnya penanganan secara terorganisasi,
terarah, dan sistematis terhadap kelompok yang tidak beruntung.
Tujuan yang ingin dicapai adalah mengubah sistem atau kebijakan pemerintah secara
langsung dalam rangaka menanggulangi masalah yang mereka hadapi sendiri.

G.    Bias Pengorganisasian dan Pengembangan  Masyarakat


a.      Spatial Bias
PPM seringkali hanya dilaksanakan di lokasi-lokasi yang mudah dijangkau sarana
transportasi seperti di daerah pinggiran kota, pinggir jalan raya, atau lokasi-lokasi yang dekat
dengan kantor pemerintahan.
b.      Project Bias
Kebanyakan PPM dilakukan pada masyarakat yang telah menerima proyek
sebelumnya, karena dipandang telah mampu dan berhasil menjalankan proyek.

c.       Person Bias
Kelompok elite dalam masyarakat, tokoh masyarakat, kaum lelaki, para penerima, dan
pengguna inovasi serta orang-orang yang aktif dalam kegiatan pembangunan adalah mereka
yang kerap menerima program dan berkah pembangunan.Sementara kelompok masyarakat
kelas bawah yang kurang memiliki akses terhadap jaringan sumber-sumber yang ada.

d.      Dry Sesion Bias


Kesulitan dan masalah yang dihadapi masyarakat umumnya mencapai puncaknya
pada musim hujan.Kegagalan panen, banjir, kelaparan, masalah kesehatan diri dan terjadi
pada musim sulit.

e.       Profesional Bias
Bias ini timbul terutama oleh konsepsi yang memandang bahwa kelompok
masyarakat kurang beruntung sebagai kelompok lemah, memiliki pengetahuan rendah, pasif,
malas, fatalis, serta ciri-ciri lain budaya kemiskinan (culture of proverty).Sementara itu para
ahli, penguasa, dan pengusaha adalah raja yang memegang hegemoni dan kendali
pembanguan.
f.       Physical Bias
Umumnya masyarakat hanya mengenal dan mengakui program atau proyek yang
bersifat fisik, seperti pembangunan, gedung, jembatan, dll.

g.      Financial Bias
Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh suatu departemen kerapkali dipandang sebagai
bukti keberhasilan suatu progam.Fiunancial Bias disebabkan oleh kesalahan pemikiran yang
membaurkan prinsip efisiensi vis a vis prinsip efektivitas sebagai tolak ukur keberhasilan
proyek.

h.      Indicator Bias
Bias ini terutama berkaitan dengan aspek uncountability pada program yang
berorientasi sosial.Dampak keberhasilan program sulit diukur secara langsung dan kuantitatif,
serta banyaknya eksternal variabel yang terkontaminasi kedalammainstream proyek. 

Kaderisasi
Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi karena merupakan inti dari
kelanjutan perjuangan organisasi kedepan. Fungsi kaderisasi adalahh mempersiapkan
calon yang siap melanjutkan estafet perjuangan sebuah organisasi. Kader suatu organisasi
adalah orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan
disiplin ilmu.
Peran kaderisasi :
1. Pewarisan nilai-nilai organisasi yang baik
2. Penjamin keberlangsungan organisasi
3. Sarana belajar bagi anggota
4. Menjalankan proses pembinaan, penjagaan dan pengembangan anggota

A. Poskesdes
Poskesdes adalah Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk
didesa dalam rangka mendekatkan atau menyedikan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat desa. Tujuan Poskesedes :
1. Terwujudnya masyarakat desa yang siaga
2. Terselanggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka meningkatkan
ksiapsiagaan masyarakat atas resiko dan bahaya kesehatan
3. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan
dibidang kesehatan
4. Terselengaranya pelayanan kesehatan dasar
5. Terkoordinasina penyelengaaraan UKBM yang ada didesa

Kegiatan Utama Poskesdes :


1. Pengamatan dan kewaspadaan dini (surveliasi penyakit, gizi, perilaku beresiko,
lingkungan dan kesehatan)
2. Promosi kesehatan, penyehatan lingkungan dll

Manfaat Poskesdes :

1. Bagi masyarakat
a. Permasalahan didesa terdeteksi dini, cepat ditangani
b. Memperoleh pelayanan kesehatan dasar
2. Bagi kader
a. Mendapat informasi awal dibidang kesehatan
b. Mendapat kebanggaan atas karya nya dalam masyarakat
3. Bagi Puskesmas
a. Memperluas jaringan pelayanan kesehatan
b. Mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata
pertama

Pengorganisasian Poskesdes :

a. Tenaga Poskesdes
b. Tenaga masyarakat
c. Tenaga poskesdes
d. Tenaga kesehatan
e. Tenaga sukarela

Kepengurusan Poskesdes :

Kepengurusan dipilih secara mufakat musyawarah desa serta ditetapkan oleh kepala
desa. Struktur terdiri dari Pembina Ketua, Sekrestaris, Bnedahara da Anggota.
Kedudukan dan hubungan kerja Poskesdes sebagai berikut :

1. Merupakan coordinator dari UKBM yang ada (Posyandu, Posketren, Ambulan


Desa)
2. Poskesdes dibawah pengawasan dan bimbingn puskesmas, wajib lapor pada
puskesmas
3. Jika ditempat tersebut ada puskesmas pembantu maka poskedes berkoordinasi
dengan puskesmas pembantu yang ada
4. Poskedes dibawah pimpinan kabupaten/ kota melalui puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai