Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP PENGEMBANGAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :

FADILAH SAHDA

J1A21259

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sudah lama disadari sebagai hal yang
penting dan perlu diwujudkan. kesadaran ini semakin meningkat setelah terjafi
perubahan besar dalam sistem pemerintahahn dan kenegaraan sejak tahun
1997,yang di tandai dengan bangkitnya era repormasi. Berbagai gerakan telah
mendesak kesadaranuntuk mewujudkan demokrasi, keadilan, keterbukaan dan
kesempatanyang luas bagi masyarakatuntuk turut mengambil bagian dalam
berbagai proses pembangunandi segala aspek kehidupan.

Model pemberdayaan masyarakat dikembangkan untuk memfasilitasi terwujudnya


kedaulatan rakyat yang mampu mengatasi permasalahan-pemasalahan masyarakat
secara partisipatif,aspiratif dan berkelanjutan untuk kepentingan masyarakat.
Meskipun demikian, dalam kenyataannya upaya tersebut belum begitu
menggembirakan. Program pemberdayaan, belum sepenuhnya diikuti dengan
menguatkan kelompok atau institusi yang benar-benar dapat menyalurkan aspirasi
dan mengembangkan inisiatif masyarakat lokal.keikitsertaan masyarakat dalam
proses kebijakan masih belum jelas dan masih ditempatkan sebagai sasaran
program yang kadang-kadang tersisihkan oleh desakan kepentingan kelompok
tertentu yang berorientasi pada suatu tujuan.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa itu pengembangan masyarakat ?
3. Bagaimana prinsip dalam pengembangan masyarakat ?
4. Bagaimana peranan pengembangan masyarakat ?
5. Bagaimana proses pengembangan masyarakat ?
6. Apa saja kegiatan pokok pengembangan masyarakat ?
7. Apa penyebab kegagalan pengembangan masyarakat ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa itu pengembangan masyarakat.
2. Untuk mengetahui prinsip dalam pengembangan masyarakat.
3. Untuk mengetahui peranan pengembangan masyarakat.
4. Untuk mengetahui proses pengembangan masyarakat.
5. Untuk mengetahui kegiatan pokok pengembangan masyarakat.
6. Untuk mengetahui penyebab kegagalan pengembangan masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan Masyarakat

Menurut ensiklopedia ilmu-ilmu sosial, dalam konteks kebijakan publik


pengembangan masyarakat (community development) biasa digunakan untuk
menyebutkan proyek-proyek pembangunan suatu daerah yang menyertakan
keterlibatan aktif para penduduknya. Istilah pengembangan masyarakat
merupakan terjemahan dari “community development” yang dapat diartikan
sebagai pembangunan masyarakat.

Perserikatan bangsa-bangsa (PBB (dalam sheri bangbang, 1989) menyebutkan :


“istilah pengembangan masyarakat menunjukkan digunakannya berbagai
pendekatan dan teknik dalam suatu progaram tertentu pada masyarakat –
masyarakat lokala sebagai kesatuan tindakan dan mengusahakan perpaduan
diantara bantuan yang berasal dari keputusan serta upaya mastyarakat lokal yang
berorganisasi. Program ini dimasukkan sebagai u[aya untuk mendorong prakarsa
dan kepemimpinan lokal sebagai sarana perubahan primer”

Berdasarkan pada jenis tantangan dan kesulitan yang berbeda dan spesifik dan
masyarakat tertentu menurut adanya arah kegiatan yang berbeda, oleh sebab itu
proses pengembangan maysrakat perlu memperhatikan karakteristik dam
pengembangan masyarakat lokal. Lebih lanjut carry menyatakan bahwa dalam
konteks masyaarakat desa atau masyarakat yang kurang berkembang, proses
pengembangan masyarakata cenderung untuk membantu menumbuhkan
industrialisasi dan medernisasi. Sementara itu dalam konteks masyarakata yang
lebih berkembang, proses tersebut bisa merupakan cara untuk membantu
mengatasi akibat dari industrialisasi dan modernisasi.

Pengembangan masyarakat dapat dipandang dari dua sudut yaitu dalam arti
luas berarti perubahan sosial berencana, dimana sasaran pengembangan
masyarakat adlaha perbaiakan dan peningkatan bidang ekonomi, teknologi
bahakan politik dan sosial. Sedangkan dalam arti sempit, berarti perubahan sosiala
berencana di lokalitas tertentu,sepoerti kampung, desa, kota kecil atau kota
besar. Pengertina dalam arti sempit ini dikaitkan dengan berbagsi proyek atau
program yang langsung berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan dan
pengurusan kepentingan lokalitas atau masyarakat setempat, dan sepanjang
mampu dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.

Istilah pengembangan masyarakat dalam arti sempit dianggap lebih humanistik


karena lebih menitik beratkan pada kemampuan pengembangan kemampuan dan
prakarsa dari komuniti. Bantuan dan intervansi dari luar sekedar sebagai stimula
yang memacu tumbuh dan berkembangnya kemampuan dari dlam komunitas itu
sendiri, dengan perkataan lain bantuan dan intervensi dari luar harus di dudukkan
sebagai bagian dari proses membina kemampuan masyarakat.

2.2 Prinsip Pengembangan Masyarakat

Prinsip- prisip umum pengembangan masyaraka menurut bambang shergi


lasmono (1989), adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan masyarakata merupakan proses perubahan yang disengaja


dan terarah. Perubahan tersebut secara garis besar meliputi dua aspek yaitu
perubahan fisik dan teknologi serta perubahan sistem nilai dan sikap.
2. Pengembangan masyarakat bertujuan meningkatakan taraf hidup warga
masyarakat,k tidak saja aspek makro yaitu masyarakat secara keseluruhan,
melainkan juga unsur mikro yaitu dapt dinikmati oleh segenap warga
masyarakat atau paling tidak bagian terbesar warga masyarakat.
3. Mengutamakan pendayagunaan potensi dan sumber-sumber setempat
meliputi faktorfisik, manusia dan sosial,. Warga masyarakat masih kurang
peka/ tanggap terhadap sumber dan potensial yang di sebabkan oleh
kurangnya pengetahuan, ketwerampilan, model, teknologi atau sistem nilai
sosial budaya. Oleh karena itu pengembangan mkasyarakat merupakan
usaha untuk mendorong dan meningkatakan sikap tanggap masyarakat
terhadap potensi san sumber-sumber yang ada disekitarnya.
4. Mengutamakan kreativitas dan inisiatif masyarakat. Hal inj berarti dalam
kegiatan pengembangan masyarakat memperlakukan masyarakat tidak
sebagai objek melainkan jugha sebagai subjek pembanguyanan.
5. Mengutamakan partisipasi masyarakat. Dalam menggerakkan paqrtisiapasi
masyarakata adalah menanamkan pengertian secara luas dan merata
makna progran pemnbangunan, arti penting program dan materi program
pembanguan itu sendiri. Sehingga demikian partisipasi yang muncul
adalah karena mengeti dan sadar bahwa partisipasi dalam pembangunan
merupakan kewajiban sekaligus haknya.

Kegiatan pengembangan masyarakat dilakukan dengan berpedoman pada


perencanaan, namuka pleksibel untuk memodifikasi sesuai dengan umpan balik
dan kebutuhan yang berkembang pada saat pelaksanaan, dengan sarat dilakukan
secara transparan dan berorientasi pada kelompok sasaran. Asetiap pihak yang
berkepentingan (yang dipengaruhi dan mempengaruhi keputusan berkenaan
dengan program kegiatan yung sedang dijalankan) dapat berpartisipasi secara luas
untuk memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil yang dicapai.

Dalam pelaksanaanya, menurut koentrojo dan bangbang budiono (2004)


pengembangan komunitas memiliki prinsip dasar sebagaiu berikut :

1. Pengembangan komunitas pada dasarnya adlah sebuah


proses pengorganisasian masyarakat yang harus dilaksanakan secara
metodis, sistematis dan propesional.
2. Pengeorganisasian masyarakat hendaknya mempertimbangkan dan
diterjemahkan kedalam tindakan nyata, denghan memprhatikan hal-hal
(prinsip-prinsip) sebagai berikut:
a. Collectiv interest, artinya pengrganisasian masyarakat hanya dapt
dilakukan jika ada kepentingan bersanma yang ingin diperjuangkan
masyarakat.
b. Collectiv tergets, artinya kepentingan bersama seyogyanya
dirumuskan dalam bentuk tujuan bersma.
c. Collectiv action artinya tujuan bersama hanya biasa dapat dicapai
melalui kegiatan bersama.
d. Collection action plan artinya kagiatan bersama diatur dan
distrukturkan terlebih dahulu melalui perencanaan bersma.
e. Collective contributive artinya rencana aksi delakasanakan
bersama melalui contribusu collectiv dari setiap anggota komonitas
Yang bersangkutan.

Kegiatannya mengutaman partisipasi anggota masyarakat, dengan ciri-ciri sebagai


berikut :

a. Citizensip control, artinya kontrol spenuhnya berasal dari masyarakat,


dimnana masyarakat secara ideal dapat berpartisipasi dalam
mengendalikan pelaksanaan pembangunan sejak awal proses.
b. Delegeated power, artinya terdapat pendellegasian wewewnang kepada
masyarakat sebagai penerima manfaat pembanguan sehingga dapat
berpartisipasi sepenuhnya dalam mengendalikan pelaksanaan
pembangunan.
c. Partnersip ( kemitraan )
d. Placation ( plakatif )
e. Consultatif (konsultatif )
f. Infotmative ( informativ
g. Therapeutic acction ( tindakan terapiotik )
h. Manipulative (manipulatif)

2.3 Peranan Pengembangan Masyarakat

Untuk mengoptimalkan program pengembangan masyarakat, CD werker


harus memiliki beberapa peran sebagai agen perubah ( baik yang bersal dari
organisasi pemerintah amupun organisasi non pemerintah/NGO ).peran yang
terkait dengan pengembang masyarakat adalah sesuai dengan yang dikemukakan
jim ife (1995) yang erat kaitannya dengan intervensi kepada masyarakat sebagai
berikut:

1. Facilitatife roles

Peran pertama adlah mempasilitasi komunitas sasaran.CD worker harus dapat


melakukan mediasi dan negosiasi ( mediation and negotiation), memberi
dukungan, membentuk konsessus, memfasilitasi kelompok, pemanfaatan sumber
daya dan keterampilan dan mengorganisir.

2. Educational roles

Peran yang harus dilakukan CD werker dalam mendidik masyarakat meliputi:


membangkitkan kesadaran masyarakat, menyampaikan informasi,
mengkomprontasikan dan pelatiahan.

3. Refprentational roles

Peran CD werker yang ketiga adlaha peran sebagai wakil masyarakat dalam hal
mencari sumber daya, advokasi, memanfaatkan media, membina ghubungan
masyarakat, mengem,bangkan jaringan dan membagi pengetahuan dan
pengalaman.

2.4 Proses Pengembangan Masyarakat

Dalam upaya mengadakan perubahan sosial melalui pengembangan masyarakat


melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Tahap pengembangan kebutuhan akan perubahan

Sebelum proses perubahan berencana dimulai, kesulitan yang dihadapi adalah


menggugah kesadaran masyarakat terhadap masalah yang ada. Kesadaran
terhadap masalah yang ada merupakan inti dalam memunculkan keinginanan
masyarakat untuk berubah dan keinginan untuk mencari bantuan dari pihak lain.
Masyarakat tidaqk tahu bagaimana harus menggali kebetuhan yang mereka
rasakan dan kebutuahan nyata.
Dalam kondisi seperti ini masyarakat memerlukan hadirnya community
develegmen werker dari luar untuk membantu dan mendorong mereka
memikirkan apa yang mereka butuhkan.

2. Tahap memantapkan relasi perubahan

Pengembangan realisasi antara community development worker dengan


masyarkata sebagai sasaran perubahan pada tahap ini merupakan hal yang sangat
penting karena memiliki keterbatasan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
tanpa bantuan dan kerjasama dengan masyarakat itu sendiri. Terlebih lagi
tuntunan masyarakat terhadap community development worker yang potensial
akan sangat menentukan kepercayaan masyarakat untuk menerima perubahan.
Penampilan pertama community development worker dapat menentukan relasi
selanjutnya. Pembentukan dan pembinaan relasi dengan warga masyarakat sangat
diperlukan untuk dapat bekerjasama dengan mereka kearah perubahan yang
direncanakan. Pembinaan relasi akan sangat membantu untuk dapat memperoleh
data yang akurat mengenaikebutuhan dan suber daya serta membentuk
kepercayaan warga yang ikut aktif melakukan perubahan

3. Tahap melakukan perubahan

Dalam melakukan perubahan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Klasifikasi atau diagnosis masalah masyarakat


b. Pengkajian program dan penentuan tujuan serta mendorong untuk
melakukan Tindakan
c. Transformasi kehendak kedalam upaya perubahan yang nyata
4. Generalisasi dan Stabilisasi Perubahan

Perubahan sebagai akibat dari berbagai kegiatan dalam pelaksanaan


program sebagaimana ditetapkan, akan stabil kalau dampak perubahan itu
akan diikuti kelompok-kelompok lain dalam masyarakat atau meluas pada
daerah desa/kelurahan. Tahap ini sering kali disebut sebagai proses
institusional yaitu proses melembagakan perubahan. Prasarat utama pada
tahap ini adanya dukungan dari masyarakat secara keseluruhan. Untuk
mendapatkan dukungan secara keseluruhan maka diperlukan evaluasi dari
pelaksanaan program.

5. Terminasi

Terminasi merupakan akhir dari suatu relasi perubahan. Berakhirnya suatu


relasi perubahan dapat terjadi karena waktu bertugas sudah berakhir atau karena
masyarakat sudah mandiri untuk dapat terus mengembangkan kegiatan.

Dalam proses pengembangan masyarakat, terminasi yang diharapkan


adalah siapnya masyarakat untuk mandiri, sehingga tidak lagi
diperlukan community worker di daerah tersebut. Hal ini dapat terjadi kalau
warga masyarakat diikutsertakan sejak tahap awal upaya perubahan berencana.
Akan tetapi dalam kenyataannya, tidak jarang terminasi terjadi karena adanya
keterbatasan waktu dari community worker ataupun keterbatasan dana dari
lembaga yang memberi bantuan dan bukan karena masyarakat sudah
mandiri. (Ramli A Rahman, 2000)

Tahap-tahap tersebut dalam pelaksanaan sebenarnya bukanlah merupakan


penjenjangan yang ketat, dalam arti setiap tahap harus diselesaikan dahulu
sebelum memasuki tahap selanjutnya. Tetapi pelaksanaan tahap-tahap tersebut
berbentuk spiral, misalnya saja pada tahap pertama ketika community
development worker mencoba membentuk relasi perubahan, mungkin ia sudah
pula mencari data untuk melakukan prediksi program.

2.5 Kegiatan Pokok Pengembangan Masyarakat

Proses pengembangan masyarakat terdiri dari beberapa kegiatan pokok yaitu;

1. Proses dimulai pada waktu community development worker datang ke


komunitas atau masyarakat dan berhadapan dengan tokoh-tokoh
masyarakat serta menjelaskan dan menganjurkan tentang pentingnya
diadakan kegiatan pembangunan oleh masyarakat sendiri.
2. Dalam kontak-kontak pendahuluan community development
worker menjelaskan tentang kehadirannya di desa tersebut sebagai seorang
yang datang untuk membantu masyarakat dalam usha memperbaiki
kondisi-kondisi hidup mereka, tetapi ia tidak boleh memberi pesan seakan
akan dialah yang menjadi pelaksana pembangunan di desa itu.
3. community development worker memberi dorongan untuk mengadakan
diskusi-diskusi tentang berbagai permasalahan dan memberi petunjuk-
petunjuk kepada masyarakat dalam membicarakan masalah-masalah yang
paling penting untuk dipecahkan. Tujuan utama diadakan diskusi adalah :
membantu masyarkat dalam mencapai suatu kesepakatan atau konsensus
dan tanggung jawab bersama untuk memecahkan suatu masalah khusus
yang ada dalam masyarakat mereka.
4. Setelah dicapai kesepakatan dan ditetapkan kewajiban serta tanggung
jawab oleh para pemimpin/tokoh masyarakat, maka akan terjadi tahap
berikut dalam proses perubahan dimana perhatian pettugas dan para
pemimpin diarahkan tidak hanya pada apa yang harus dikerjakan tetapi
yang lebih penting yaitu tentang bagaimana pekerjaan harus dilakukan.
5. community development worker secara terus menerus memberi semangat
dan dukungan terhadap masyarakat yang bersangkutan untuk
memperhatikan berbagai aspek dari pelaksanaan tugas-tugas yang harus
diselesaikan.
6. Dalam pembuatan analisa dan perencanaan kegiatan-kegiatan mungkin
saja timbul kebutuhan akan sumber-sumber tambahan (additional
resources) disamping sumber-sumber yang dimiliki masyarakat. Dalam hal
ini community development worker diharapkan dapat membantu dan
mencari sumber-sumber dari luar masyarakat.
7. Tahap berikutnya berkaitan dengan pelaksanaan program yang telah
ditetapkan. Pada waktu ini kewajiban dan hubungan sosial sudah harus
mencapai suatu tingkat dimana masyarakat secara sukarela melakukan
peranan-peranan yang diperlukan dalam proses kegiatan. community
development worker ikut bekerja dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
sebagai salah satu anggota masyarakat.
8. Jika peranan community development worker dapat dilaksanakan dengan
tepat, maka masyarakat akan merasakan bahwamereka sendirilah yang
harus bertanggung jawab terhadap keberhasilan dari proyek yang
dikerjakan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengembangan masyarakat dapat dipandang dari dua sudut yaitu dalam


arti luas berarti perubahan sosial berencana, dimana sasaran pengembangan
masyarakat adlaha perbaiakan dan peningkatan bidang ekonomi, teknologi
bahakan politik dan sosial. Sedangkan dalam arti sempit, berarti perubahan sosiala
berencana di lokalitas tertentu,sepoerti kampung, desa, kota kecil atau kota
besar. Pengertina dalam arti sempit ini dikaitkan dengan berbagsi proyek atau
program yang langsung berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan dan
pengurusan kepentingan lokalitas atau masyarakat setempat, dan sepanjang
mampu dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.

Istilah pengembangan masyarakat dalam arti sempit dianggap lebih


humanistik karena lebih menitik beratkan pada kemampuan pengembangan
kemampuan dan prakarsa dari komuniti. Bantuan dan intervansi dari luar sekedar
sebagai stimula yang memacu tumbuh dan berkembangnya kemampuan dari dlam
komunitas itu sendiri, dengan perkataan lain bantuan dan intervensi dari luar harus
di dudukkan sebagai bagian dari proses membina kemampuan masyarakat.

3.2 Saran

Apabila terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini kami mengharapkan


kritik dan sarannya guna menjadi intropeksi diri kelompok kami kedepannya agar
menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Nasdian FT. 2006.


Pengembangan Masyarakat (Community Development). Bogor [ID]:
Institut Pertanian Bogor.
Jalal. 2013 (makalah)
Kepemimpinan berbasis kearifan lokal. Universitas terbuka
Nurhidayati, dian husada nurul. 2011. Konsep organisasi sosial (masyarakat).
http://dianhusadanurulnurhidayati.blogspot.com/p/iv-konsep-organisasi-
sosial-masyarakat.html. Diakses pada tanggal 02 juni 2015.
Ratnawati, Dwi dan Nurri herachwati, M.Si 2012. Perilaku organisasi.
Universitas terbuka

Anda mungkin juga menyukai