Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah PPM dengan judul
Participatory Research and Development di Universitas Muslim Indonesia.
Terima kasih kepada bapak selaku dosen mata kuliah PPM yang telah membimbing
dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata
kuliah PPM.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses teknis untuk memberikan kesempatan
dan kewenangan yang lebih luas kepada masyarakat untuk secara bersama-sama
memecahkan berbagai Persoalan. Carter dalam Rustiningsih (2002) menyampaikan bahwa
partisipasi masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat
dalam upaya meningkatkan proses belajar masyarakat; mengarahkan masyarakat menuju
masyarakat yang bertanggung jawab; mengeliminasi perasaan terasing sebagian masyarakat
serta menimbulkan dukungan dan penerimaan dari pemerintah.
Dalam upaya mengatasi permasalahan kemiskinan pada masyarakat yang cukup
kompleks,pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri mulai tahun 2008. Dalam kegiatan ini dirumuskan mengenai mekanisme pelibatan
unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan
evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian
masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga masyarakat
bukan lagi sebagai obyek melainkan sebagai subyek pembangunan.
. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat
berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang representatif, mengakar dan kondusif bagi
perkembangan modal sosial (social capital)
masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah
dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi pengikat dalam kemitraan masyarakat
dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.
PEMBAHASAN
Teknik Edukasi
Sistem perubahan berinteraksi dengan sistem sasaran dengan menyajikan
berbagai persepsi, sikap, opini, data dan informasi mengenai perubahan yang
diinginkan, dengan tujuan untuk meyakinkan sistem sasaran mengubah cara
berpikir atau bertindaknya, yang selama ini dianggap kurang sejalan dengan
perubahan yang diperlukan.
Teknik Persuasi
Mengacu pada seni untuk meyakinkan orang lain agar menerima dan
mendukung pandangan-pandangannya atau persepsinya mengenai suatu isu.
Kooptasi (Cooptation)
Meminimalkan kemungkinan terjadinya oposisi dengan cara
menyerap atau melibatkan anggota-anggota sistem sasaran ke dalam
sistem kegiatan. Pelibatan anggota kelompok sasaran secara individual
disebut “informal cooptation”, sedangkan melibatkan sistem sasaran
secara kelompok disebut ‘formal cooptation”.
Lobi (Lobbying)
Lobi adalah bentuk persuasi yang mengarah pada perubahan kebijakan
di bawah jelajah sistem pengendalian. Kegiatan diarahkan pada para
elit yang menjadi kunci dalam perumusan kebijakan. Hal yang penting
dipertimbangkan dalam melakukan lobi adalah faktual dan jujur; tidak
berbelit-belit dan didukung data; diskusi diarahkan pada tinjauan kritis
mengenai objek pembicaraan(sisi baik dan buruknya).
c. Kontes
Kontes dilakukan apabila sistem sasaran tidak setuju dengan perubahan dan atau
alokasi sumber dan masih terbuka bagi terjadinya komunikasi mengenai
ketidaksepakatan ini. Kegiatan yang termasuk kategori teknik ini, adalah:
a. Tawar menawar (bargaining) dan negosiasi
Teknik negosiasi dilakukan apabila kesepakatan atas pelaksanaan perubahan
yang harus dilakukan, masih belum dicapai, dan masih perlu dirundingkan.
Atau, kesepakatan mengenai perubahan yang diinginkan telah dapat dicapai,
akan tetapi alokasi sumber yang diperlukanmasih belum disepakati.
Proses perencanaan pembangunan partisipasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain :
1. perencanaan program harus berdasarkan fakta dan kenyataan dimasyarakat,
2. Program harus memperhitungkan kemampuan masyarakat dari segi teknik, ekonomi dan
sosialnya
3. Program harus memperhatikan unsur kepentingan kelompok dalam masyarakat
4. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program
5. Pelibatan sejauh mungkin organisasi-organisasi yang ada
6. Program hendaknya memuat program jangka pendek dan jangka panjang,
7. Memberi kemudahan untuk evaluasi
8. Program harus memperhitungkan kondisi, uang, waktu, alat dan tenaga (KUWAT) yang
tersedia.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
partisipasi adalah tingkat keterlibatan anggota dalam mengambil keputusan,
termasuk dalam perencanaan. Pengembangan masyarakat merupakan salah satu upaya
dalam melakukan pembangunan. Pengembangan masyarakat menitikberatkan kepada
partisipasi masyarakat. Kegiatan swadaya yang dilaksanakan oleh masyarakat
memerlukan partisipasi masyarakat.Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses
yang mengembangkan dan memperkuat kemampuan masyarakat untuk terus terlibat
dalam proses pembangunan yang berlangsung secara dinamis sehingga masyarakat
dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta dapat mengambil keputusan secara
bebas(independent) dan mandiri (Oakley, 1991; dan Fatterman, 1996).
Pembangunan melalui partisipasi masyarakat merupakan salah satu upaya
untuk memberdayakan potensi masyarakat dalam merencanakan pembangunan yang
berkaitan dengan potensi sumber daya lokal berdasarkan kajian musyawarah, yaitu
peningkatan aspirasi berupa keinginan dan kebutuhan nyata yang ada dalam
masyarakat, peningkatan motivasi dan peran-serta kelompok.