NAMA KELOMPOK :
MUKRI
NURUL HASANAH
YESI DIANTI
FAUZAN LUTHFI,S
REREN ARIASKA
FIKRI HEDRIYANSAH
PENGERTIAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Menurut Sumaryadi (2010), Partisipasi adalah peran serta seseorang atau kelompok
masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam
bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal
dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -hasil pembangunan.
Menurut Tilaar (2009), partisipasi adalah sebagai wujud dari keinginan untuk
mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan antara
lain perlunya perencanaan dari bawah (bottom-up) dengan mengikutsertakan
masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya.
Menurut Adi (2007), partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses
pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan
pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah,
pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses
mengevaluasi perubahan yang terjadi.
Menurut Dewi, Fandeli dan Baiquni (2013), Partisipasi masyarakat merupakan suatu
hak yang dimiliki masyarakat untuk ikut andil dalam pengambilan keputusan di dalam
tahapan proses pembangunan, mulai dari awal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
maupun pelestarian lingkungan. Disini masyarakat tidak hanya sebagai penerima
fasilitas maupun manfaat tetapi sebagai subjek pembangunan yang
berkesinambungan.
1. Cakupan. Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena dampak
dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek pembangunan.
2. Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership). Pada dasarnya setiap orang
mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta mempunyai hak untuk
menggunakan prakarsa tersebut dalam setiap proses guna membangun dialog tanpa
memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.
3. Transparansi. Semua pihak harus dapat menumbuh-kembangkan komunikasi dan
iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog.
4. Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership). Berbagai pihak yang
terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk
menghindari terjadinya dominasi.
5. Kesetaraan tanggung jawab (Sharing Responsibility). Berbagai pihak mempunyai
tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya kesetaraan kewenangan
(Sharing power) dan keterlibatannya dalam proses pengambilan keputusan dan
langkah-langkah selanjutnya.
6. Pemberdayaan (Empowerment). Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas dari segala
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga melalui keterlibatan
aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses saling belajar dan saling
memberdayakan satu sama lain.
7. Kerjasama. Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat untuk saling
berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada, khususnya yang
berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.
1. Partisipasi dalam tahap perencanaan (idea planing stage). Partisipasi pada tahap
ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap penyusunan rencana dan
strategi dalam penyusunan kepanitiaan dan anggaran pada suatu kegiatan/proyek.
Masyarakat berpartisipasi dengan aktif dalam mengikuti rapat warga dan juga ikut
memberikan usulan, saran dan kritik pada rapat tersebut.
2. Partisipasi dalam tahap pelaksanaan (implementation stage). Partisipasi pada
tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pelaksanaan pekerjaan
suatu proyek. Masyarakat disini dapat memberikan tenaga, uang ataupun
material/barang serta ide-ide sebagai salah satu wujud partisipasinya pada pekerjaan
tersebut.
3. Partisipasi dalam pemanfaatan (utilitazion stage). Partisipasi pada tahap ini
maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu proyek setelah
proyek tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi masyarakat pada tahap ini berupa
tenaga dan uang untuk mengoperasikan dan memelihara proyek yang telah dibangun.