Anda di halaman 1dari 147

PARTISIPASI

MASYARAKAT

Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa memahami konsep, tujuan,
bentuk, dan tingkat partisipasi masyarakat
Mahasiswa mampu melakukan analisis
partisipasi masyarakat khususnya dalam
program
pemberdayaan
masyarakat
pertanian
Mahasiswa
memiliki
ketrampilan
merumuskan dan menjelaskan berbagai
metode kajian/ studi tentang partisipasi
masyarakat di lapangan

PRE TEST
Definisi partisipasi?
Hak atau kewajiban masyarakat?
Kapan keterlibatan warga bersifat
aktif atau pasif? Kapan warga
dikatakan tidak terlibat?
Partisipasi berbentuk apa saja?
Apa tujuan partisipasi?

Indikator partisipasi
AKTIF:
1. masyarakat
2. masyarakat
3. masyarakat
4. masyarakat
5. masyarakat
6. masyarakat
7. masyarakat

ikut
ikut
ikut
ikut
ikut
ikut
ikut

serta
serta
serta
serta
serta
serta
serta

memberikan gagasan
memberikan tenaga
memberikan uang
memberikan waktu
memberikan konsumsi
memberikan fasilitas
hadir dalam .........

memberi respon terhadap dampak yang dirasakan dari


suatu program

I. DEFINISI PARTISIPASI MASYARAKAT


PARS = bagian
CAPERE = mengambil bagian
Participation
=
sesuatu
akivitas
untuk
membangkitkan perasaan diikutsertakan dalam
kegiatan organisasi, atau ikut sertanya bawahan
dalam kegiatan organisasi (Suwanto, 1983).
Partisipasi = keterlibatan mental dan emosional
seseorang individu dalam situasi kelompok tertentu
yang mendorongnya untuk mendukung/menunjang
tercapainya tujuan-tujuan kelompok serta ikut
bertanggungjawab terhadapnya (Davis, 1962)

Partisipasi masyarakat merupakan


hak dan kewajiban seorang warga
negara
untuk
memberikan
kontribusinya
pada
pencapaian
tujuan kelompok.
Tujuan
adanya
partisipasi
masyarakat:
mencapai tujuan bersama yang
dituangkan dalam kegiatan atau
program yang direncanakan

MOBILISASI vs PARTISIPASI
MASYARAKAT

What Is Mobilization?
A broad-scale movement to engage large
numbers of people in action for achieving a
specific development goal through self-reliant effort
A process of bringing together inter-sectoral social
allies to raise awareness and demand for a
particular development program, to assist in the
delivery of resources and services
This approach, combined with community
participation, has also proved to be a very
important tool in helping to create a supportive
environment for sustainable behavior change

2 Jenis Definisi Partisipasi:


Definisi pertama: diberikan perencana pembangunan
: dukungan rakyat terhadap rencana pembangunan yang
dirancang dan ditentukan tujuannya oleh perencana

MOBILISASI RAKYAT DALAM PEMBANGUNAN


Definisi kedua
: kerjasama yang erat antara perencana dan rakyat dalam
merencanakan, melaksanakan, melestarikan, dan
mengembangkan hasil pembangunan yang telah
dicapai

PARTISIPASI RAKYAT DALAM PEMBANGUNAN

Perbedaan mobilisasi dan partisipasi


jangka waktu:
mobilisasi : mengatasi permasalahan
pembangunan jangka pendek
partisipasi : mampu mengatasi permasalahan
jangka panjang
Ukuran:
mobilisasi : besar kemauan (uang dan tenaga)
partisipasi : ada tidaknya hak warga menentukan
arah dan tujuan program, kemandirian melestarikan
dan mengembangan hasil pembangunan

Mobilisasi dan partisipasi adalah satu


kesatuan, mewakili partisipasi yang
bersifat
transformasional
dan
instrumental.
INSTRUMENTAL
Ketika partisipasi dilihat
sebagai CARA mencapai
sasaran tertentu

TRANSFORMASIONAL
Ketika partisipasi dipandang
sebagai TUJUAN dan
sebagai SARANA mencapai
tujuan lebih tinggi

Mobilisasi
masyarakat??

In fact social participation means sharing the power

Unsur partisipasi:
1. Harus ada tujuan bersama yang hendak
dicapai
2. Adanya dorongan menyumbang/melibatkan
diri bagi tercapainya tujuan bersama
3. Keterlibatan masyarakat, secara mental,
emosi, dan fisik
4. Menghendaki adanya kontribusi pihak yang
terlibat
5. Adanya tanggungjawab bersama demi
tercapainya tujuan kelompok

Peran/Tujuan Partisipasi
Masyarakat
Partisipasi masyarakat mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kehidupan masyarakat:
1. Meningkatkan proses belajar masyarakat
(hubungan EDUKATIF);
2. Mengarahkan masyarakat menuju masyarakat
yang bertanggung jawab dan saling membina
kebiasaan (hubungan KULTURAL);
3. Mengeliminasi perasaan terasing sebagian
masyarakat serta menimbulkan dukungan dan
penerimaan dari pemerintah (hubungan
INSTITUSIONAL).

Tahapan partisipasi:
1.
2.
3.
4.

Pembuatan keputusan/perencanaan
Penerapan keputusan
Penikmatan hasil
Evaluasi kegiatan

Syarat terpenuhinya partisipasi:


1. Adanya kemauan
2. Adanya kemampuan
3. Adanya kesempatan untuk berpartisipasi

4 jenis partisipasi
menurut Cohen dan Uphoff, yaitu :
pertama,
partisipasi
dalam
pengambilan
keputusan
(participation
in
decision
making).
Kedua,
partisipasi
dalam
pelaksanaan
(participation
in
implementation)
Ketiga,
partisipasi
dalam
pengambilan
pemanfaatan
(participation in benefit)

Bentuk partisipasi masyarakat dalam


pelaksanaan pembangunan (oleh
Hamidjojo ( 1978: 18 ))

1. Partisipasi buah pikiran merupakan


kemampuan menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk mencapai mufakat atas
berbagai masalah melalui musyawarah untuk
mengawasi perencanaan dan penyelenggaraan
pembangunan.
2.Partisipasi keterampilan yang merupakan
kemampuan masyarakat untuk mengerahkan
keterampilan dalam memanfaatkan sumber
kekayaan alam dan nilai-nilai sosial dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3.Partisipasi
tenaga
yang
merupakan
kemampuan masyarakat untuk menyumbangkan
tenaganya khususnya tenaga kasar yang bersifat

4. Partisipasi harta benda yang merupakan


kemampuan masyarakat untuk memberikan
atau menyumbangkan harta benda terhadap
usaha-usaha yang diserahkan oleh masyarakat
akan meringankan beban hidup bersama dan
sesamanya seperti membuat jalan, jembatan
dan lain sebagainya.
5.Partisipasi
uang
yaitu
kemampuan
masyarakat untuk memberikan swadaya
gotong royong dalam pelaksanaan proyek
pembangunan.

Bentuk partisipasi
PROSES
1. Ikut mengajukan usulusul
2. Ikut serta bermusyawarah
di dalam mengambil
keputusan tentang
alternatif program yang di
anggap paling baik.
3. Ikut serta melaksanakan
apa yang telah diputuskan
termasuk di sini memberi
iuran atau sumbangan
materiil.
4. Ikut serta mengawasi
pelaksanaan keputusan

DALAM PELAKSANAAN
1. Partisipasi buah pikiran
(phsychological
participation).
2. Partisipasi harta dan
uang (money
participation)
3. Partisipasi tenaga atau
gotongroyong (phsycal
participation).
4. Partisipasi barang
(Material Participation)
5. Partisipasi sosial
(jejaring)
6. Partisipasi untuk
konsisten terlibat dalam
kegiatan nyata

Bentuk partisipasi
(vertikal dan horizontal)

Partisipasi vertikal
Terjadi dimana
masyarakat
terlibat atau
mengambil bagian
sebagai bawahan,
pengikut atau
klien.

Partisipasi horizontal
Masyarakat
mempunyai
prakarsa dan setiap
anggota
masyarakat
berpartisipasi
horizontal satu
dengan yang
lainnya.

Indikator adanya Partisipasi


Adanya kontribusi partisipan, antara lain:
a. Ikut serta mengajukan usul
b. Ikut serta bermusyawarah
c. Ikut serta melaksanakan (berkontribusi)
d. Ikut serta mengawasi pelaksanaan
e. Ikut serta bertanggungjawab
f. Ikut serta menikmati dan memelihara
Adanya pencapaian tujuan dari
program/kegiatan yang direncanakan

Mutu Partisipasi
Mutu partisipasi yang terendah ke yang paling tinggi
dibedakan atas:
1. Berpartisipasi karena mendapat perintah;
2. Berpartisipasi karena ingin mendapat imbalan;
3. Berpartisipasi secara sukarela dalam arti tanpa
mengharapkan adanya imbalan;
4. Berpartisipasi karena prakarsa sendiri;
5. Berpartisipasi yang disertai dengan kreasi atau
daya cipta.
Tinggi rendahnya mutu partispasi masyarakat
dibedakan menurut penyebab yang melatarbelakangi
masyarakat itu bersedia berpartisipasi.

MENGINGAT ULANG MATERI


SEBELUMNYA
PARTISIPASI:
Definisi?
Hak atau kewajiban?
Kapan keterlibatan warga bersifat aktif atau
pasif? Kapan warga dikatakan tidak terlibat?
Pendukung terwujudnya partisipasi?
Unsur partisipasi?
Partisipasi masyarakat dalam pertanian,
definisikan?

II. DERAJAT PARTISIPASI


MASYARAKAT
Konsep
delapan
tangga
partisipasi
masyarakat (Eight Rungs on Ladder of
Citizen Participation) menurut Arnstein
(1971)
menjelaskan
partisipasi
masyarakat didasarkan kepada kekuatan
masyarakat untuk menentukan produk
akhir tiap tangga, sehingga tiap tangga
dibedakan: corresponding to the extent
of citizens power in determining the plan
and/or program

increasing level of
participation?

Models of Participation - the ladder


Arnstein, 1969

citizen control
delegated power
degrees of
citizen power
partnership
placation
consultation
informing
therapy
manipulation

degrees of
tokenism
nonparticipation

8
7

KENDALI WARGA
KUASA YANG DIDELEGASI

KEMITRAAN

PENENTRAMAN

KONSULTASI

PEMBERIAN INFORMASI

TERAPI

MANIPULASI

DERAJAT KUASA
MASYARAKAT (Degrees
of Citizen Powers)
DERAJAT SEMU TANDA
PARTISIPASI (Degrees of
Tokenism)
DERAJAT NON-PARTISIPASI
(Non Participation)

Tangga Partisipasi dari Sherry R. Arnstein A


Ladder of Citizen Participation (1971)

Tangga Partisipasi
Derajat non-partisipasi
1. Manipulasi: relatif tidak ada komunikasi
apalagi dialog antara pemerintah (pembuat
program) dengan rakyat
2. Therapy : ada komunikasi namun bersifat
terbatas, inisiatif datang dari pemerintah
dan hanya satu arah
Derajat ini bertujuan mendidik/menatar, dan
mengobati masyarakat.

Derajat tanda partisipasi:


3. Pemberian informasi : komunikasi terjadi tetapi
bersifat satu arah, tidak ada sarana masyarakat
melakukan timbal balik
4. Konsultasi : komunikasi bersifat 2 arah tetapi
bersifat formalitas, sudah ada penjaringan
aspirasi, penyelidikan keberadaan masyarakat,
pengajuan
proposal,
harapan
aspirasi
didengarkan
5. Penentraman (placation) : komunikasi telah
berjalan baik dan negoisasi dimungkinkan,
namun pengambilan keputusan masih dipegang
pemegang kekuasaan.

Derajat Kuasa Masyarakat (degree of citizen power):


6. Kemitraan (partnership) : masyarakat telah mampu
bernegosiasi dengan pemegang kekuasaan dalam
posisi sejajar
7. Kuasa yang didelegasi (delegated power) :
masyarakat mampu mengarahkan kebijakan karena
ruang pengambilan keputusan telah dikuasai
8. Kendali warga (citizen control) : partisipasi
masyarakat secata politik maupun administratif
sudahmampu mengendalikan proses pembentukan,
pelaksanaan, dan konsumsi dari kebijakan, bahkan
sangat
mungkin
masyarakat
telah
memiliki
kewenangan penuh untuk mengelolan objek
kebijakan tertentu.

Chouguill, 2002 , mengidentifikasikan 8


(delapan) jenjang partisipasi untuk kasus
negara berkembang:
Berurut dari derajat tertinggi menuju terendah:
1. Empowerment, masyarakat mengendalikan
pembangunan dan mempunyai kedudukan
mayoritas
atau
kekuasaan
yang
dispesifikasikan dengan benarbenar pada
badan pembuat keputusan formal.
2. Partnership, masyarakat dan perencana
(Pemerintah) berbagi tanggung jawab dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan
proyek-proyek pembangunan.

3. Conciliation, pemerintah memikirkan


solusi yang akhirnya disahkan oleh rakyat
dengan
menunjuk
beberapa
wakil
masyarakat sebagai kelompok penasehat
atau badan pengambil keputusan.
4. Dissimulation, rakyat didudukkan pada
lembaga penasehat sebagai tukang
stempel atau penanda tangan yang
bersifat formalitas belaka.

5. Diplomation, pemerintah mencari pendapat


masyarakat, melalui konsultasi, survai sikap,
dengar pendapat, peninjauan lapangan,
pertemuan dengan masyarakat, tetapi tidak
ada jaminan pendapat dan idenya akan
dipertimbangkan.
6.
Informing,
menginformasikan
hak,
kewajiban dan pilihan-pilihan, tanpa negosiasi.
7.
Conspiration,
tidak
ada
partisipasi
samasekali.
8.Self-Management,
Pemerintah
tidak
melakukan apapun untuk menyelesaikan
persoalan lokal.

Teori: Tangga Partisipasi #1

Sherry
Arnstein
(1969)
memperkenalkan
tangga
partisipasi
warga
(citizen
participation)

konteks negara maju


Tingkatan di mana
masyarakat bawah
(have-not) dapat
mempengaruhi
pengambilan
keputusan
Orientasi hanya
kepada kekuasaan
saja

Kontrol warga

Delegasi kekuasaan

Kemitraan

Penghormatan

Konsultasi

Informasi

Terapi

Kekuasaan
Warga

Tokenisme
(Simbolisme)

Non-partipasi
1

Manipulasi

Teori: Tangga Partisipasi #2

Marisa Choguill
(1996)
memperkenalkan
tangga partisipasi
masyarakat
(community
participation) untuk
konteks negara
berkembang
Dua konteks:
Bagaimana
memiliki
kekuasaan
Mempunyai akses
yang lebih baik
kepada prasarana
dan hunian

Pemberdayaan

Kemitraan

Konsiliasi

Disimulasi (pura-pura)

Diplomasi

Informasi

Konspirasi

Penolakan

Pengelolaan sendiri

Pengabaian

Dukungan

Manipulasi

Models of Participation - the


spectrum

INFORM

Provide
stakeholder
s with
information
to assist
them in
understandi
ng the
issues and
options

CONSULT

Obtain
feedback
on
analysis,
options
and
decisions

INVOLVE

Work
directly with
stakeholders
throughout
the process
to ensure
their issues
and
concerns are
consistently
understood
and

COLLABORATE

Partner with
stakeholder
s in each
aspect of
the decision
including
the
developmen
t of options

EMPOWER

Final
decision lies
with the
stakeholder
s

adapted from ODPM, 2004

Citizens as partners, OECD 2001


1

Information & transaction

Government
2

Citizens

Government led active participation

Government
5

Citizens

Deliberative Involvement

Government
4

Citizens

Consultation

Government

government consults with citizens


(citizens responses generally
predetermined by government via
multiple-choice, closed question
options)
government engages citizens in
consultation process (citizens
encouraged to deliberate over issues
prior to final response)
government instigates consultation and
retains decision-making powers

Citizens

Citizen-led active participation

Citizens

government informs citizens (one way


process)

Government

citizens are actively engaged in


decision-making processes, alongside
government; citizen decisions become
binding; citizens share ownership and
responsibility over outcomes

PEMERINTAH
(PEMBERI PROGRAM)

INDIKATOR
KEBERHASILAN
PARTISIPASI
MASYARAKAT

PROGRAM
MASYARAKAT

Tujuan program tercapai


Adanya manfaat didapat masyarakat
Banyak partisipan aktif yang terlibat
Adanya tujuan yang ingin dicapai
Adanya respon masyarakat berupa
interaksi
Adanya peran aktif masyarakat
Kemandirian masyarakat
Program tidak menimbulkan masalah baru
Pemerintah dan masyarakat bersinergi
secara baik

KISI-KISI REVIEW JURNAL


Bagian 1. Isi Jurnal
Bagian 2. Kesimpulan tentang jenis program
pertanian,
metode
penelitian
yang
digunakan (populasi, jumlah sampel,
teknik
pengambilan
sampel,
teknik
analisis data)
Bagian 3. Review tentang salah tulis,
kejelasan penyajian, ketepatan penulisan
daftar pustaka
Maksimal 5 slide

Tugas praktikum 1: REVIEW JURNAL


APA YANG DAPAT ANDA PELAJARI TENTANG
PARTISIPASI MASYARAKAT MENGACU
JURNAL-JURNAL YANG DIBAHAS?
1. Mengetahui faktor-faktor penghambat
partisipasi
masyarakat

usia
tua,
pendidikan rendah, pendapatan rendah,
pengalaman pekerjaan (bertani) sedikit, dll.
2. Mengetahui variabel partisipasi yang
harus diukur tahapan partisipasi meliputi
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

3. Mengetahui teknik pengumpulan


data dan analisis data jika
mengambil
topik
penelitian
tentang
partisipasi

jika
mengumpulkan
data
dapat
menggunakan
teknik
survey
(wawancara dgn panduan kuesioner),
observasi,
studi
dokumentasi.
Metode analisis topik partisipasi
menggunakan pendekatan deskripti,

4. Mengetahui cara mengelompokkan tingkat


partisipasi
menggunakan
tangga
partisipasi Arnstein.
5. Dapat mencontoh penggunaan skoring
untuk mengukur tingkat partisipasi.
6.
Dapat
membuat
kuesioner
topik
partisipasi.
7. Dapat mencontoh cara membuat tabel
yang menjelaskan tentang hubungan antara
karakteristik responden dengan partisipasi.

III. INDIKATOR KEBERHASILAN


PARTISIPASI MASYARAKAT
Oakley (1991: 9) memberi pemahaman tentang konsep
partisipasi, dengan mengelompokkan ke dalam tiga
pengertian pokok, yaitu:
1. Partisipasi sebagai kontribusi;
2. Partisipasi sebagai organisasi;
3. Partisipasi sebagai pemberdayaan.

Definisi konseptual teori Oakley Partisipasi Masyarakat


adalah keterlibatan langsung masyarakat yang meliputi
kontribusi masyarakat, pengorganisasian masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat dalam penanganan masalah.

3 (tiga) dimensi kajian partisipasi


Oakley
Dimensi
Kontribusi
Masyarakat
dijabarkan menjadi indikator-indikator:
(1) Kontribusi Pemikiran,
(2) Kontribusi Dana,
(3) Kontribusi Tenaga,
(4) Kontribusi Sarana

Dimensi Pengorganisasian Masyarakat


dijabarkan menjadi indikator-indikator :
(5) Model Pengorganisasian,
(6) Struktur Pengorganisasian,
(7) Unsur-unsur Pengorganisasian,
(8) Fungsi Pengorganisasian.
Dimensi Pemberdayaan Masyarakat dijabarkan
menjadi indikator-indikator :
(9) Peran Masyarakat,
(10) Aksi Masyarakat,
(11) Motivasi Masyarakat,
(12) Tanggungjawab Masyarakat.

Indikator keberhasilan partisipasi


(hasil diskusi kelompok):
1. Berjalannya program karena adanya kepedulian
masyarakat
2. Mengatasi permasalahan masyarakat
3. Komunikasi terjalin antar masyarakat maupun dengan
pemerintah (muncul kepercayaan dan kesepahaman
antara dua pihak)
4. Kerjasama antara masyarakat dan pemerintah semakin
meningkat (muncul kepercayaan dan kesepahaman
antara dua pihak)
5. Peran masyarakat semakin besar dalam program yang
mengatasi permasalahan
Jangka panjang, partisipasi
kemandirian dan kesejahteraan

masyarakat

mendorong

Indikator Keberhasilan Partisipasi


1. Kontribusi/dedikasi stakeholders (masyarakat)
2. Meningkatnya tanggung-jawab stakeholders
(masyarakat)
3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai
bentuk partisipasi stakeholders (masyarakat)
4. Meningkatnya kepercayaan stakeholders
(masyarakat) terhadap pembuat program
(pemerintah)
5. Meningkatnya kepedulian stakeholders
(masyarakat) terhadap program
6. Program benar-benar mengekspresikan apresiasi dan
pendapat stakeholders (masyarakat) dan mampu
mengatasi masalah

TIGA INDIKATOR KEBERHASILAN


COMMUNITY DEVELOPMENT based
on Participation
Termotivasinya masyarakat desa
untuk berpartisipasi dalam
pembangunan desanya sendiri.
Perbaikan dan peningkatan kondisi
dan taraf hidup masyarakat desa
telah berhasil.
Tumbuhnya kemampuan masyarakat
desa untuk berkembang secara
mandiri.

Dalam berpartisipasi harus ada:


1.
Kemampuan
masyarakat

Kemampuan
berpatisipasi berhubungan dengan (a) kemampuan
finansial, (b) sumberdaya manusia, (c) organisasi dan
(d) kemampuan belajar
2. Kemauan dari masyarakat Kemauan berpartisipasi
berhubungan dengan motivasi untuk mengadakan
perubahan dan menerima kegiatan yang diberikan.
3. Kemampuan dan kemauan tersebut menjadi salah
satu faktor penentu pada masyarakat bagi kerangka
kerja partisipasi masyarakat.
(Whyte(dalam Joesoef, 1997)

Beberapa penelitian menyebutkan FAKTOR PENGHAMBAT


PARTISIPASI

Rendahnya
pendidikan
Masyarakat
mebudaya pasif,
mengekor, dalam
budaya petunjuk
Langkanya
kepercayaan atau
rasa percaya diri
Tekanan politik elite
Aspirasi masyarakat
adalah aspirasi
pantulan negara

Masyarakat belum menghayati/merasakan


masalah atau kepentingannya
Tokoh masyarakat kurang berani
mengajukan bentuk/cara pemecahan
masalah
Tujuan pembangunan/ program dan
partisipasi kurang jelas
Tidak ada organisasi dan pimpinan yang
handal

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, diskusikan


faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
berdasarkan 3 hal berikut:

1. Partisipasi dipengaruhi kondisi/karakteristik


masyarakat (penerima program)
2. Partisipasi dipengaruhi kondisi pemberi
program (manajemen program)
3. Partisipasi dipengaruhi kondisi program itu
sendiri (sesuai kebutuhan masyarakat atau
tidak)
4. Lingkungan (misal cuaca)

TEST
Buatlah pertanyaan tertutup (dengan pilihan jawaban)
dan skor untuk masing-masing jawaban
1. Pertanyaan untuk mengukur bentuk-bentuk partisipasi (3
pertanyaan dengan pilihan jawaban dan skornya)
2. Pertanyaan untuk mengukur tingkat partisipasi (tangga
Arnstein) (3 pertanyaan dengan pilihan jawaban dan
skornya)
3. Jika total skor yang anda dapatkan tinggi dari pertanyaan
no
1,
bagaimana
mengintepretasikannya?
Dan
sebaliknya.
4. Jika total skor yang anda dapatkan tinggi dari pertanyaan
no
2,
bagaimana
mengintepretasikannya?
Dan
sebaliknya.
5. Penelitian partisipasi dapat dilakukan dengan pendekatan
analisis kualitatif dan kuantitatif. Apakah perbedaan
penelitian kualitatif dan kuantitatif?

6. Hasil analisis apakah ini? Intepretasikan hasil analisis tersebut!

Keaktifan
kelompok
Partisipasi

Keaktifan
kelompok

Partisipasi

Pearson Coorelation
Sig (2-tailed)
N

1.000

.766**
.004
12

Pearson Coorelation
Sig (2-tailed)
N

.766**
.004
12

12

1.000
12

** Correlation is significant at the 0.01 level (2 taled)


Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara partisipasi
masyarakat dengan keaktifan dalam kelompok tani (r) adalah 0,766. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara partisipasi dengan
keaktifan. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif,
berarti semakin tinggi keaktifan maka semakin meningkatkan partisipasi.

7. Buat model persamaan regresi linier


berganda dengan variabel dependen tingkat
partisipasi masyarakat dan 3 variabel
independen anda tentukan sendiri.
8. Dari tabel di bawah : (a) tulis persamaan
regresinya, (b) tafsirkan makna CONSTANT,
(c) tafsirkan koefisien -0,254,

IV. PENELITIAN PARTISIPASI


Kompetensi yang ingin dicapai - mahasiswa
memahami tentang:
1. Pendekatan penelitian : kualitatif dan
kuantitatif
2. Berbagai teknik pengumpulan data dan
pengambilan sampel
3. Berbagai teknik analisis : korelasi, regresi,
reduksi data, statistik deskriptif
4. Cara mengukur variabel
5. Membuat kuesioner

SUMBER DATA
WAKTU
DATA

DATA KUANTITATIF

DATA KUALITATIF

SUMBER DATA ...

BENARKAH...??

SKALA SEDERHANA
(YA / TIDAK)
SKALA KATEGORI
(CTH: SANGAT PENTING S/D
SANGAT TIDAK PENTING)

Metode
Pengukur
an Sikap

SKALA LIKERT
(SANGAT SETUJU SANGAT
TIDAK SETUJU)

SKALA NUMERIK
(5 atau 7 alaternatif nomor )

SKALA PERBEDAAN
SEMANTIS (2 KUTUB)
SKALA GRAFIS
(SKOR DLM BENTUK GRAFIS, CTH
1 -10)

Perbedaan Data Kualitatif dan


Kuantitatif

V. PERENCANAAN PARTISIPATF
Jika anda seorang fasilitator
pembangunan masyarakat desa,
langkah-langkah apa yang harus
dipertimbangkan / dilakukan agar
partisipasi masyarakat tinggi?

Proses Pembangunan Masyarakat menempuh langkahlangkah

1. pengenalan/pemahaman masalah/
kebutuhan,
2. perumusan tujuan,
3. pengorganisasian kegiatan,
4. pelaksanaan kegiatan,
5. evaluasi terhadap langkah- langkah yang
ditempuh dan hasil yang dicapai

Terminologi Pembangunan Partisipatif Partisipasi


merupakan proses anggota masyarakat sebagai
individu maupun kelompok sosial dan organisasi,
mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
kebijakan-kebijakan yang langsung mempengaruhi
kehidupan mereka (Sumarto, 2004)
Perencanaan tidak dapat efektif, kecuali bila
dilakukan dengan pengenalan, pemahaman, dan
pemanfaatan struktur kekuatan pemerintah dan
non-pemerintah (Branch, 1995)

Alexander Abe (2002:81) mengemukakan pengertian


perencanaan partisipatif sebagai berikut:

perencanaan
partisipatif
adalah
perencanaan
yang
dalam
tujuannya
melibatkan kepentingan masyarakat,
dan dalam prosesnya melibatkan rakyat
(baik
secara
langsung
maupun
tidak
langsung) tujuan dan cara harus dipandang
sebagai satu kesatuan. Suatu tujuan untuk
kepentingan rakyat dan bila dirumuskan
tanpa melibatkan masyarakat, maka akan
sangat sulit dipastikan bahwa rumusan akan
berpihak pada rakyat.

Tangga perencanaan partisipatif :


Merancang Anggaran
Langkah rinci
Rumusan tujuan
Identifikasi daya dukung
Perumusan masalah
Penyelidikan

1. Penyelidikan, adalah sebuah proses untuk


mengetahui, menggali dan mengumpulkan
persoalan-persoalan bersifat local yang
berkembang di masyarakat.
2. Perumusan masalah, merupakan tahap
lanjut dari proses penyelidikan. Data atau
informasi yang telah dikumpulkan diolah
sedemikian
rupa
sehingga
diperoleh
gambaran yang lebih lengkap, utuh dan
mendalam.

3. Identifikasi daya dukung, dalam


hal ini daya dukung diartikan sebagai
dana
konkrit
(uang) melainkan
keseluruhan
aspek
yang
bisa
memungkinkan target yang telah
ditetapkan.
4. Rumusan Tujuan Tujuan adalah
kondisi yang hendak dicapai, sesuatu
keadaan
yang
diinginkan
(diharapkan),
dan
karena
itu

5. Langkah rinci Penetapan langkahlangkah adalah proses penyusunan apa


saja yang akan dilakukan. Proses ini
merupakan proses membuat rumusan
yang lebih utuh, perencanaan dalam
sebuah rencana tindak.
6. Merancang anggaran, disini bukan
berarti mengahitung uang, melainkan
suatu usaha untuk menyusun alokasi
anggaran atau sumber daya yang tersedia.

PRA
Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah
sebuah metode pemahaman lokasi dengan
cara belajar dari, untuk dan bersama
dengan masyarakat dengan tujuan untuk
mengetahui,
menganalisis
dan
mengevaluasi hambatan dan kesempatan
melalui multidisiplin dan keahlian untuk
menyusun informasi dan pengambilan
keputusan sesuai dengan kebutuhan.

Pendekatan
PRA
menekankan
bahwa
masyarakat sasaran memiliki kemampuan
untuk melakukan kontrol bahkan mengubah
program yang telah dikeluarkan oleh para
perencana pembangunan.
Participatory
Rural
Appraisal
(PRA)
merupakan suatu metode pendekatan dalam
proses
pemberdayaan
dan
peningkatan
partisipasi masyarakat, yang tekanannya pada
keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan
kegiatan pembangunan

Pendahuluan
Pendekatan PRA bercita-cita menjadikan
warga masyarakat sebagai peneliti,
perencana,
pelaksana
program
pembangunan dan bukan sekedar obyek
pembangunan
Pemberdayaan
masyarakat
dan
partisipasi merupakan strategi dalam
paradigma pembangunan yang berpusat
pada rakyat

Pendahuluan
Jadi intinya, pelaksanaan PRA
ditekankan pada:
Keterlibatan masyarakat
dalam keseluruhan kegiatan.
Peningkatan kemandirian
dan kekuatan internal.

Definisi
Participatory Rural Appraisal atau
Kajian Partisipatif Desa :
Kumpulan teknik untuk
memberdayakan masyarakat dalam
menganalisis, mengembangkan, dan
berbagi pengetahuan tentang
kehidupan setempat, keadaan, dan
sumberdaya untuk berencana dan
bertindak lebih baik (Chambers,
1992)

Partisipasi dan PRA


Partisipasi dalam kaitannya dengan
penerapan metode pendekatan PRA
lebih ditujukan pada keikutsertaan
masyarakat dalam keseluruhan
proses pembangunan

Partisipasi dan PRA


Contoh partisipasi masyarakat dalam
pembangunan:
Masyarakat bertanggung jawab untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan dari program
yang telah ditetapkan pemerintah
Anggota masyarakat berpartisipasi aktif dalam
proses pengambilan keputusan.
Anggota masyarakat terlibat secara aktif
dalam pengambilan keputusan tentang cara
pelaksanaan sebuahproyek dan ikut serta
sebagai fasilitator

Sejarah perkembangan PRA di Indonesia

Contoh penerapan partisipasi


masyarakat dalam kehidupan
masyarakat Indonesia :
Mapalus di Minahasa
Makombong di Enrekang
Gotong Royong di Jawa
Budaya konsensus (musyawarah)
dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia.

Tahapan penerapan partisipasi di


Indonesia :
Tahun 1970 ; Konsep-konsep kemandirian dan prinsipprinsip pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat telah dicantumkan dalam GBHN, dimana
kebijakan pembangunan masih sangat bersifat
sentralistik
Tahun 1980 ; Telah menemukan cara pendekatan
dengan partisipasi. Dan berhubung penerapan
partisipasi sangat rumit maka penerapannya cenderung
kembali ke praktek-praktek sentralistik
Tahun 1999 ; Dengan keluarnya UU No. 22 Tahun
1999, tentang Otonomi Daerah maka pendekatan
sentralistik mulai diubah ke arah pendekatan
desentralistik.

Alasan Pemilihan Metode


PRA
Selama ini program-program pembangunan
diturunkan dari atas dan masyarakat tinggal
melaksanakan.
Program direncanakan oleh lembaga
penyelenggara pembangunan tanpa
melibatkan secara langsung warga
masyarakat yang menjadi sasaran program.
Berbagai kritik terhadap pola
pengembangan program yang masih
bersifat Top Down

Alasan Pemilihan Metode


PRA
Program pembangunan disusun
berdasarkan asumsi-asumsi yang
keliru sehingga program tidak
menyentuh kebutuhan-kebutuhan
yang sesungguhnya dirasakan
masyarakat.
Program yang diturunkan dari pusat
tidak melibatkan masyarakat,
sehingga masyarakat tidak merasa
sebagai pemilik program

Tujuan Umum Metode PRA


Metode PRA muncul dari
perhubungan metode-metode
partisipasi yang telah
berkembang sejak beberapa dekade
yang lalu.

Tujuan Umum Metode PRA


Metode-metode yang telah terlebih dahulu dikembangkan
dan menjadi sumber bagi perkembangan metode
pendekatan PRA, seperti :
Dalam bidang pendidikan dikenal Metode Andragogy
:Ajaran inti andragogy adalah bahwa pendidikan bukanlah
sekedar pengalihani nformasi baku dari guru kepada murid
melainkan sesuai dengan sifat dasar orang dewasa sebagai
insan mandiri, berpengetahuan tentang dunia nyata yang
menjadi lingkungannya dan berpengalaman dalam pemecahan
masalah-masalah keseharian
Dalam bidang keilmuan dan penelitian: Riset partisipatif
oleh aktivis ( activist participatory research). Analisa
Argoekosistem, Antropologi terapan, Riset lapangan pada sistem
pertanian, Pengenalan perdesaan dalam waktu singkat (RRA).

Prinsip-prinsip PRA
1. Belajar dari masyarakat.
2. Orang luar sebagai fasilitator,
masyarakat sebagai pelaku.
3. Saling belajar dan saling berbagi
pengalaman.
4. Keterlibatan semua kelompok
masyarakat.
5. Santai dan informal.
6. Menghargai kegiatan.

Prinsip-prinsip PRA
7. Triangulasi untuk memperoleh
informasi yang kedalamannya dapat
diandalkan.
8. Mengoptimalkan hasil.
9. Belajar dari kesalahan.
10. Orientasi praktis.
11. Keberlanjutan dan selang waktu.

Tujuan penerapan teknik-teknik PRA


Tujuan penerapan teknik-teknik PRA
adalah pengembangan program
bersama masyarakat.
Dimana penerapan PRA perlu
senantiasa mengacu pada daur
pengembangan program dan tujuan
tujuan program

Gambaran umum daur program atau


langkah-langkah
pengembangan
program, secara ringkas adalah
sebagai berikut :
1. Pengenalan masalah/kebutukan dan
potensi serta penyadaran;
2. Perumusan masalah dan penetapan
prioritas;
3.
Identifikasi
alternatif-alternatif
pemecahan
masalah/pengembangan
gagasan

4. Pemilihan alternatif pemecahan


masalah yang paling tepat;
5. - Perencanaan penerapan gagasan;
Penyajian rencana kegiatan;
6. Pelaksanaan pengorganisasian;
7. Pemantauan dan pengarahan
kegiatan;
8. Evaluasi dan rencana tindak lanjut;

Dilema popularitas PRA


Peningkatan popularitas penggunaan
PRA yang terlampau cepat, tanpa
dibarengi dengan kesiapan petugas
dan masyarakat.
Penerimaan gagasan PRA oleh suatu
lembaga sering terjadi terlalu cepat.
Harapan yang terlampau
melambung akan keampuhan PRA.

Masalah-masalah dalam penerapan


PRA :

a. Permintaan melampaui
kemampuan;
b. Kehilangan tujuan dan kedangkalan
hasil;
c. Kembali menyuluh;
d. Menjadi penganut fanatik;
e. Mengatasnamakan PRA;
f. Terpatok pada waktu;
g. Kerutinan;.

Bahaya-bahaya dalam penerapan


PRA :

a. Masyarakat sebagai obyek


penerapan PRA;
b. Manipulasi partisipasi masyarakat;
c. Mengecewakan masyarakat;
d. Penolakan;
e. Terjadi konflik kebijakan.

Alternatif Pemecahan Masalah


dalam PRA:

a. Mulai dengan kegiatan kecil;


b. Belajar dengan bekerja;
c. Bertahap mengembangkan
lembaga.

Participatory Rural Appraisal (PRA):


Teknik-Teknik
1. Secondary Data Review (SDR) Review Data Sekunder. Merupakan
cara mengumpulkan sumber-sumber informasi yang telah diterbitkan
maupun yang belum disebarkan. Tujuan dari usaha ini adalah untuk
mengetahui data manakah yang telah ada sehingga tidak perlu lagi
dikumpulkan.
2. Direct Observation Observasi Langsung. Direct Observation
adalah kegiatan observasi langsung pada obyek-obyek tertentu,
kejadian, proses, hubungan-hubungan masyarakat dan mencatatnya.
Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk melakukan cross-check
terhadap jawaban-jawaban masyarakat.
3. Semi-Structured Interviewing (SSI) Wawancara Semi Terstruktur.
Teknik ini adalah wawancara yang mempergunakan panduan
pertanyaan sistematis yang hanya merupakan panduan terbuka dan
masih mungkin untuk berkembang selama interview dilaksanakan. SSI
dapat dilakukan bersama individu yang dianggap mewakili informasi,
misalnya wanita, pria, anak-anak, pemuda, petani, pejabat lokal.

Participatory Rural Appraisal (PRA):


Teknik-Teknik
4.

Focus Group Discussion Diskusi Kelompok Terfokus. Teknik


ini berupa diskusi antara beberapa orang untuk membicarakan
hal-hal bersifat khusus secara mendalam. Tujuannya untuk
memperoleh gambaran terhadap suatu masalah tertentu dengan
lebih rinci.
5. Preference Ranking and Scoring. Adalah teknik untuk
menentukan secara tepat problem-problem utama dan pilihanpilihan masyarakat. Tujuan dari teknik ini adalah untuk
memahami prioritas-prioritas kehidupan masyarakat sehingga
mudah untuk diperbandingkan.
6. Direct Matrix Ranking. Adalah sebuah bentuk ranking yang
mengidentifikasi daftar criteria obyek tertentu. Tujuannya untuk
memahami
alasan
terhadap
pilihan-pilihan
masyarakat,
misalnya mengapa mereka lebih suka menanam pohon
rambutan dibandingkan dengan pohon yang lain. Kriteria ini
mungkin berbeda dari satu orang dengan orang lain, misalnya
menurut wanita dan pria tentang tanaman sayur.

Participatory Rural Appraisal (PRA):


Teknik-Teknik
5.Peringkat
Kesejahteraan.
Rangking
Kesejahteraan Masyarakat di suatu tempat
tertentu.
Tujuannya
untuk
memperoleh
gambaran profil kondisi sosio-ekonomis dengan
cara menggali persepsi perbedaan-perbedaan
kesejahteraan antara satu keluarga dan keluarga
yang lainnya dan ketidak seimbangan di
masyarakat, menemukan indicator-indikator lokal
mengenai kesejahteraan.
6.Pemetaan Sosial. Teknik ini adalah suatu cara
untuk membuat gambaran kondisi sosial-ekonomi
masyarakat, misalnya gambar posisi pemukiman,
sumber-sumber mata pencaharian, peternakan,
jalan, dan sarana-sarana umum. Hasil gambaran

Participatory Rural Appraisal (PRA):


Teknik-Teknik
9. Transek (Penelusuran). Transek merupakan teknik penggalian
informasi dan media pemahaman daerah melalui penelusuran
dengan berjalan mengikuti garis yang membujur dari suatu
sudut ke sudut lain di wilayah tertentu.
10.Kalender Musim. Adalah penelusuran kegiatan musiman
tentang keadaan-keadaan dan permasalahan yang berulangulang dalam kurun waktu tertentu (musiman) di masyarakat.
Tujuan teknik ini untuk memfasilitasi kegiatan penggalian
informasi dalam memahami pola kehidupan masyarakat,
kegiatan, masalah-masalah, fokus masyarakat terhadap suatu
tema tertentu, mengkaji pola pemanfaatan waktu, sehingga
diketahui kapan saat-saat sibuk dan saat-saat waktu luang.
11.Alur Sejarah. Alur sejarah adalah suatu teknik yang digunakan
untuk mengetahui kejadian-kejadian dari suatu waktu sampai
keadaan sekarang dengan persepsi orang setempat. Tujuan dari
teknik ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai topiktopik penting di masyarakat.

Participatory Rural Appraisal (PRA):


Teknik-Teknik
12. Analisa Mata Pencaharian. Masyarakat akan terpandu
untuk mendiskusikan kehidupan mereka dari aspek mata
pencaharian. Tujuan dari teknik ini yaitu memfasilitasi
pengenalan dan analisa terhadap jenis pekerjaan,
pembagian kerja pria dan wanita, potensi dan
kesempatan, hambatan
13. Diagram Venn. Teknik ini adalah untuk mengetahui
hubungan institusional dengan masyarakat. Tujuannya
untuk mengetahui pengaruh masing-masing institusi
dalam kehidupan masyarakat serta untuk mengetahui
harapan-harapan apa dari masyarakat terhadap institusiinstitusi tersebut.
14. Kecenderungan dan Perubahan. Adalah teknik untuk
mengungkapkan kecenderungan dan perubahan yang
terjadi di masyarakat dan daerahnya dalam jangka waktu
tertentu. Tujuannya untuk memahami perkembangan

Analisis Potensi dan Kebutuhan


PRA

Mapping
Transect
Seasonal Calendar
Matrix Ranking
Livehood Analysis
Diagram Venn

Mapping
Mapping terbagi menjadi 2 teknik:
mobility
mapping
adalah
sebuah
teknik
untuk
menggambarkan hubungan masyarakat dengan pihak luar.
Tujuannya
untuk
mencatat,
membandingkan
dan
menganalisa mobilitas dari berbagai kelompok masyarakat
dalam sebuah komunitas masyarakat tertentu.
social mapping adalah teknik untuk membuat gambar
kondisi sosial ekonomi masyarakat, misalnya gambar
posisi pemukiman, sumber-sumber mata pencaharian,
jalan, pelayanan kesehatan dan sarana-sarana umum.
Hasil gambaran ini merupakan peta umum sebuah lokasi
yang menggambarkan keadaan masyarakat maupun
lingkungan fisik, sehingga dapat digunakan untuk
menganalisa dan mendalami bersama masyarakat untuk
memunculkan topik-topik dan tema-tema tertentu.

Mapping
Menggambar peta
Menentukan letak dan pembagian lahan
(pertanian, kantor, perumahan, sekolah,
jalan, masjid dll)
Identifikasi potensi dan permasalahan

Langkah-langkah
Mapping
Ketua tim memperkenalkan kepada narasumber lapangan
atau pamong desa.
Menjelaskan pengertian pemetaan, tujuan serta manfaat
mapping.
Menjelaskan unsur-unsur yang harus ada dalam
pembuatan peta wilayah dengan mempertimbangkan
saran-saran yang diberikan oleh nara sumber lapangan.
Peserta dan tim memulai pembuatan gambar dan peta
wilayah.
Menyusuri desa untuk mengetahui letak tempat yang
akan digambarkan dalam peta didampingi oleh nara
sumber lapangan.
Mempresentasikan hasil mapping kepada para peserta
untuk menyempurnakan data.

Mapping Peta Wilayah Desa

Mapping Sarana Prasarana


Permasalahan pada
sarana prasarana:
1. Belum semua
jalan masuk ke
pedalaman desa
yang diaspal/blok
2. Air bersih (PAM)
belum
menjangkau
seluruh wilayah
desa
3. Lampu
penerangan jalan
kurang

Sarana prasarana
baik, karena terletak
di ibukota
kecamatan dan
berada di pinggir
jalur utama pantura,
sehingga sudah ada
puskesmas, pasar,
masjid dll

Mapping Pertanian
Permasalahan pada
pertanian:
1. Kurangnya
pengetahuan
tentang bibit
unggul
2. Kurangnya
sarana irigasi
3. Kurangnya
pengetahuan
dalam
pengelolaan hasil
pertanian.

Lahan pertanian
sebagian besar
berada di Agung
Boyo

Mapping UMKM
Permasalahan klasik
pada UMKM:

1. pembukuan
tdk
terpisah
2. keterbatas
an dana
3. belum ada
ijin usaha
4. belum
pelabelan/k
emasan
5. kurang
kerjasama
dengan
pihak luar

Terdapat
berbagai
jenis UKM,
yang
sebagian
besar
merupakan
home
industry
seperti: jaket
kulit,
kerupuk dll
namun
letaknya
menyebar
dan belum
membentuk
sentra

Mapping Pendidikan
Permasalahan pada
pendidikan:
1. Bangunan kurang
memadai
2. Kurangnya buku
pelajaran yang
memadai
3. Kurangnya
sarana
pendidikan
4. Kurangnya
tenaga pengajar
secara kuantitas
dan kualitas

Terdapat 1 TK dan
4 SD, di mana 2
sudah terakreditasi
baik

Mapping Sosial
Kemasyarakatan
Permasalahan pada
sosial
kemasyarakatan:
1. Karang taruna
tidak berjalan
dengan baik
2. Masyarakat,
khususnya
pemuda banyak
yang
menganggur dan
hanya nongkrong
di warung2

Masyarakat memiliki
karakter agamis
yang menonjol
dengan kegiatan
keagamaan
meskipun banyak
pendatang

Mapping Kesehatan
Permasalahan pada
Kesehatan:
1. Rawan DB dan
penjegahan
hanya analgesik
2. Rawan flu burung
dan belum ada
vaksinasi
virusnya

Tingkat kesehatan
masyarakat relatif
baik
Puskesmas lokasi
startegis dan
posyandu sudah ada
di tiap RW

Mapping Lingkungan
Permasalahan pada
Lingkungan:
1. Bantaran sungai
tidak bebas
bangunan
2. Rawan banjir
musim hujan,
khususnya yang
dekat sungai
3. Sampah tidak
dikelola dengan
baik
4. Drainase banyak
sampah

Merupakan ibukota
kecamatan dan
pusat kegiatan
masyarakat desa dan
kecamatan

Transect
Transek merupakan suatu teknik penggalian informasi
dan media pemahaman daerah melalui penelusuran
dengan berjalan mengikuti garis yang membujur dari
satu sudut ke sudut lain di wilayah tertentu. Teknik ini
bisa untuk menggambarkan masa sekarang, masa
lalu atau masa yang akan datang.
Tujuannya untuk memahami bersama tentang
karateristik dan keadaan dari tempat-tempat
tertentu, misalnya keadaan tanah, jenis tanaman,
pemukiman, sumber mata pencaharian, sumber air,
gambaran peran laki-laki dan perempuan, serta cara
yang pernah ditempuh untuk mengatasi masalah .

Transect
Teknik transect dilakukan melalui kegiatan penelusuran
wilayah untuk mengetahui tentang kondisi fisik, seperti
tanah, tumbuhan dan lain-lain dan kondisi sosial seperti
kegiatan sosial masyarakat, pembagian kerja laki-laki
dan perempuan, masalah-masalah yang sedang
dihadapi, perlakuan-perlakuan yang telah dilakukan dan
rencana-rencana yang akan dilakukan.
Metode transect dapat memberi gambaran fisik dan
sosial ekonomi secara cepat bersamaan dengan
pengenalan
wilayah,
dapat
melengkapi
dan
memperdalam mapping, membangun kebersamaan dan
keakraban dengan Nara Sumber Lokal (NSL) sehingga
NSL lebih terbuka, dapat sambil mengidentifikasi lokasi
program.

Langkah-langkah
Transect
Menjelaskan pengertian transect dan manfaatnya

Menetapkan rute yang akan dilalui dengan melihat peta wilayah


hasil mapping
Membagi tugas tim PRA yang bertugas sebagai pemandu,
pencatat dan pengamat.
Melakukan penelusuran wilayah bersama nara sumber lapangan
Menggali informasi pada orang atau sekelompok orang yang
akan ditemui
Menginterpretasikan
data
fisik
yang
ditemui
dan
mengkonfirmasikan pada orang yang berada di tempat tersebut
Mempresentasikan dan review data transect
Meminta nara sumber lapangan untuk menanggapi dan
melengkapi bila ada informasi yang masih kurang

Transect Desa
Penggunaan
Lahan

Permukiman

Pertanian

Perkebunan

Perdagangan
dan Jasa

Kehutanan

Peternakan

Non Pertanian
(Industri)

Mangga,
rambutan,
pepaya,
belimbing
Hak milik

Padi, kacang
tanah

Kelontong, rumah
makan, tambal ban

Ayam

Hak milik, sewa

Sewa

Hak milik

c) Kesuburan
Tanah

Subur

Subur

Subur

Subur

d) Masalah masalah

Tata letak
kurang ideal

Pengairan,
hama, tanaman

e) Potensi

Landai sehingga
cocok untuk
daerah
terbangun

Lahan subur dan


luas sehingga
cocok untuk
pertanian

f) Tindakan yang
pernah
dilakukan

Penataan
bangunan rumah
disesuaikan
dengan
lahan/wilayah
Penataan
bangunan rumah
yang sesuai dan
mendudukng
aktifitas

Berada di sepanjang
jalan raya DemakSemarang sehingga
pemasaran dapat
dimaksimalkan
-

Kondisi cuaca yang


kurang sesuai dan
adanya bahaya flu
burung
Produksi daging dan
telur untuk konsumsi
keluarga
Usaha
pengembangan

a) Jenis Tanaman
(Vegetasi)
b) Status Tanah

g) Harapan

Seasonal Calendar
Kalender musim adalah penelusuran kegiatan
musiman
tentang
keadaan-keadaan
dan
permasalahan yang berulang-ulang dalam kurun
waktu tertentu di masyarakat.
Tujuan teknik ini adalah memfasilitasi kegiatan
penggalian informasi dalam memahami pola
kehidupan masyarakat, kegiatan, masalahmasalah,
fokus masyarakat terhadap suatu tema tertentu,
mengkaji pola pemanfaatan waktu, sehingga
diketahui kapan saatsaat waktu luang. Kemudian
juga sebagai upaya untuk mendiskusikan tawaran
perubahan kalender dalam kegiatan masyarakat.

Seasonal Calendar Desa


MUSIM

JAN

FEB

MAR

Padi

Padi

APR

MEI

JUN

JUL

AGST SEPT

OKT

NOV

DES

Padi

Padi

Angin
Hujan
Kemarau
Tanam
Panen
Paceklik

Padi

Padi

Jagung Jagung Jagung

Jagung
,

Jagung Jagung Jagung Jagung

Matrix Ranking
Matriks ranking merupakan teknik PRA yang
dipergunakan untuk menganalisa dan
membandingkan
topik
yang
telah
diidentifikasi dalam bentuk ranking scoring,
atau menempatkan topik menurut urutan
penting
atau
tidaknya
topik
bagi
masyarakat ataupun sentra industri.
Tujuan teknik matriks ranking yaitu dapat
memilih prioritas secara rasional, obyektif
dan demokratis secara sistematis

Langkah-langkah Matrix
Ranking
Menyiapkan bahan temuan dari proses
sebelumnya
Mempresentasikan
hasil
proses
sebelumnya kepada tim dan pamong
desa
Menyusun
matrix
ranking
sesuai
dengan hasil temuan

Matrix Ranking Tanaman


Penting
Padi

Jagung

Kelapa

Singkong

Jumlah

Rank

Konsumsi

16

Bahan bakar

Pakan ternak
Bahan rumah
Jual

2
4

2
0
16

II
I

Jumlah

10

Rank

II

III

IV

Matrix Ranking Tanaman


Keras
Makanan
dan
Minuman

Dijual

Kayu
Api

Jambu

Pisang

Belimbing

Mengkudu

Pepaya

Terong

Kayu
Makanan
Kerajinan
Bangunan Ternak

Jml

Rank

II

IV

III

III

Labu

Jumlah

26

16

Rank

II

Matrix Ranking Teknologi


UMKM
TEKNOLOGI
UKM
Jaket Kulit
Tahu
Tempe
Telur Asin
Kerupuk Bawang
Pengasapan
Makaroni
Kerupuk Krecek
Jumlah
Rank

Manual
1
1

Semi
Teknologi
teknologi

1
1
1
1
1
1
6

II

III

Jumlah

Rank

1
1
1
1
1
1
1
1

I
I
I
I
I
I
I
I

Livelyhood Analysis
Livelyhood analysis atau analisis kehidupan
adalah suatu teknik yang digunakan untuk
membantu menafsirkan tingkah laku, keputusan
dan strategi penanganan karakteristik sosial
ekonomi rumah tangga yang berbeda-beda.
Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui jenis
penghidupan
masyarakat,
penghasilan,
pembagian waktu kegiatan produksi, pengeluaran
rumah tangga. Dengan menggunakan teknik ini,
kita juga dapat mengetahui masalah-masalah
dalam masyarakat dan cara mengatasinya.

Langkah2 Livelyhood
Analysis
Menjelaskan maksud, tujuan serta manfaat penyusunan
analisis jenis pekerjaan kepada partisipan.
Menginventarisir jenis pekerjaan atau sumber pendapatan
yanag ada dalam kehidupan masyarakat di wilayah kegiatan
Tim memfasilitasi diskusi atas informasi yang ada serta
tindakan
yang
sudah
diambil
serta
alternatif
pengembangannya
Tim mencatat hasil diskusi, terutama argumen-argumen
yang muncul dari peserta diskusi selama kegiatan
berlangsung dan bersama-sama NSL membuat diagram
yang menggambarkan kenyataan di masyarakat
Tim merumuskan kesimpulan sementara
Cek kembali informasi dengan melakukan observasi
indikator kunci

Hasil Livelyhood Analysis


Produktifitas

Produktif

Belum
Produktif

Tidak
Produktif

Jumlah

Ranking

11

III

Nelayan

Pengusaha

VI

Buruh Industri

10

II

Buruh bangunan

IV

Pedagang Bakul

11

Usaha angkutan

VI

Pegawai negri

IV

TNI

VII

Pensiunan

Jumlah

32

11

16

Ranking

III

II

Mata
Pencaharian
Petani
sendiri/pemilik
Buruh tani

Diagram Venn
Diagram
venn
merupakan
teknik
untuk
menggambarkan hubungan antara masyarakat di
suatu wilayah tertentu dengan lembaga-lembaga
yang berada di wilayah tempat masyarakat
tersebut tinggal.
Tujuan teknik ini adalah:
memperoleh data tentang pengaruh lembaga atau
tokoh masyarakat yang berada di wilayah tersebut
terhadap kehidupan dan persoalan warga masyarakat
mengetahui tingkat kepedulian dan frekuensi lembaga
atau
tokoh
masyarakat
dalam
membantu
memecahkan persoalan yang dihadapi oleh warga
masyarakat.

Langkah-langkah
Diagram Venn
Memperkenalkan diri pada sumber lapangan yaitu pamong
desa serta menjelaskan maksud dan tujuan.
Meminta informasi tentang nama-nama lembaga atau
kelompok atau instansi atau perorangan yang dianggap
penting dalam masyarakat
Meminta informasi tentang besar kecilnya pengaruh dan
peranannya di masyarakat
Menggambarkan lembaga atau kelompok atau instansi atau
organisasi atau perorangan dalam bentuk Diagram Venn
sesuai dengan besar kecilnya pengaruh di masyarakat
Melakukan diskusi setelah terbentuk formasi dengan
pamong desa
Setelah terbentuk Diagram Venn maka dibuatlah suatu
kesimpulan

Gambar Diagram Venn


Kyai/Ustadz
LMD
Karang Taruna

PKK
Pemerintah

Posyandu
BPR

Masyarakat Desa

Penutup
PRA
merupakan
salah
satu
cara
untuk
mengetahui/menilai potensi dan hambatan yang
dihadapi
oleh
suatu
desa
dalam
rangka
memberdayakan masyarakat desa
Melalui
PRA
diharapkan
informasi
akan
tersusun/tersaji
secara
sistematis,
sehingga
memudahkan
dalam
melakukan
analisis
pengembangan/pembangunan desa

Anda mungkin juga menyukai