BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Partisipasi
Pelaksanaan suatu kegiatan tidak terlepas dari tujuan-tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan yang akan dicapai harus ada dukungan serta keikutsertaan dari
setiap anggotanya baik secara mental,maupun secara emosional. Keterlibatan atau
keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan merupakan partisipasi seseorang
yang patut dihargai, serta diharapkan ada manfaat serta tujuan atas keikutsertaan
tersebut. Partisipasi ditandai dengan keterlibatan seseorang dalam suatu kelompok
baik moril maupun materi, serta adanya rasa tanggung jawab.
1. Pengertian Partisipasi
Dilihat dari segi etimologi, kata partisipasi berasal dari bahasa Belanda
Participare. Dalam bahasa Inggris kata partisipasi adalah participations
berasal dari bahasa latin yaitu participatio. Perkataan participare terdiri dari
dua suku kata, yaitu part dan cipare. Kata part artinya bagian dan kata cipare
artinya ambil. Jika dua suku kata tersebut disatukan berarti ambil bagian, turut
serta.
Dalam hal ini turut serta atau bagian siswa yang memiliki hobi atau
kesenangan bermain sepakbola di sekolah. Melalui berbagi aktivitas gerak yang
memiliki tujuan kearah yang lebih baik. yaitu dengan ditandainya ada perubahan
dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.
12
13
14
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pelestarian
kegiatan
dengan
memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materill (PTO PNPM
PPK, 2007).
Hoofsteede (1971) menyatakan bahwa: patisipasi adalah the taking part
in one ore more phases of the process.
15
2. Tipologi Partisipasi
Penumbuhan dan pengembangan partisipasi seringkali terhambat oleh
persepsi yang kurang tepat, yang menilai masyarakat sulit diajak maju oleh
sebab itu kesulitan penumbuhan dan pengembangan partisipasi juga disebabkan
karena sudah adanya campur tangan dari pihak penguasa. Berikut adalah macam
tipologi partisipasi.
a. Partisipasi Pasif / manipulatif dengan karakteristik diberitahu apa yang sedang
atau telah terjadi, pengumuman sepihak oleh pelaksanaan proyek tanpa
memperhatikan tanggapan masyarakat dan informasi yang diperlukan terbatas
pada kalangan profesional di luar kelompok sasaran.
b. Partisipasi
Informatif
memiliki
karakteristik
dimana
kita
menjawab
17
18
3. Tahap-Tahap Partisipasi
Uraian dari masing-masing tahapan partisipasi adalah sebagai berikut :
a. Tahap partisipasi dalam pengambilan keputusan
Pada umumnya, setiap program pembangunan masyarakat (termasuk
pemanfaatan sumber daya lokal dan alokasi anggarannya) selalu ditetapkan
sendiri oleh pemerintah pusat, yang dalam hal ini lebih mencerminkan sifat
kebutuhan kelompok-kelompok elit yang berkuasa dan kurang mencerminkan
keinginan dan kebutuhan masyarakat banyak. Karena itu, partisipasi dalam
pembangunan
perlu
ditumbuhkan
melalui
dibukanya
forum
yang
19
yang berasal dari atas umumnya amat mendalam. Oleh karena keadaan ini,
peranan masyarakat sendirilah akhirnya yang mau membuat pilihan akhir
sebab mereka yang akan menanggung kehidupan mereka. Oleh sebab itu,
sistem perencanaan harus didesain sesuai dengan respon masyarakat, bukan
hanya karena keterlibatan mereka yang begitu esensial dalam meraih
komitmen, tetapi karena masyarakatlah yang mempunyai informasi yang
relevan yang tidak dapat dijangkau perencanaan teknis atasan (Slamet, 1993).
c. Tahap partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan, seringkali diartikan sebagai
partisipasi masyarakat banyak (yang umumnya lebih miskin) untuk secara
sukarela menyumbangkan tenaganya di dalam kegiatan pembangunan. Di lain
pihak, lapisan yang ada di atasnya (yang umumnya terdiri atas orang kaya)
yang lebih banyak memperoleh manfaat dari hasil pembangunan, tidak
dituntut sumbangannya secara proposional. Karena itu, partisipasi masyarakat
dalam tahap pelaksanaan pembangunan harus diartikan sebagai pemerataan
sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai, dan atau
beragam bentuk korbanan lainnya yang sepadan dengan manfaat yang akan
diterima oleh warga yang bersangkutan (Mardikanto, 2001).
d. Tahap partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan
Kegiatan pemantauan dan evaluasi program dan proyek pembangunan sangat
diperlukan. Bukan saja agar tujuannya dapat dicapai seperti yang diharapkan,
tetapi juga diperlukan untuk memperoleh umpan balik tentang masalahmasalah dan kendala yang muncul dalam pelaksanaan pembangunan yang
20
21
umumnya, atau peranserta yang dilakukan untuk mematuhi kebiasaan, nilainilai, atau norma yang dianut oleh masyarakat setempat. Jika tidak
berperanserta, khawatir akan tersisih atau dikucilkan masyarakatnya.
d. Partisipasi tertekan oleh alasan sosial-ekonomi, yaitu peranserta yang
dilakukan karena takut akan kehilangan status sosial atau menderita
kerugian/tidak memperoleh bagian manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan.
e. Partisipasi tertekan oleh peraturan, yaitu peranserta yang dilakukan karena
takut menerima hukuman dari peraturan/ketentuan-ketentuan yang sudah
diberlakukan.
22
untuk
memecahkan
masalah
yang
dihadapi
dengan
sesuai
dengan
untuk
melaksanakan
pembangunan
23
untuk
mengembangkan
kepemimpinan
yang
mampu
24
Ciri-ciri partisipasi
Seseorang yang ikut serta berpartisipasi dalam suatu kegiatan memiliki
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
25
2. Manfaat Partisipasi
Keith Davis (1985:186) ,engemukakan manfaat prinsipil partisipasi, yaitu:
a.
b.
c.
d.
Dari laporan lapangan Majalah Prisma no.6 tahun X Juni 1981 dapat
disimpulkan bahwa untuk mengukur partisipasi ditentukan oleh beberapa hal
sebagai berikut ini:
26
a.
b.
c.
d.
B. Sejarah Sepakbola
1. Pengertian Sepakbola
Sepakbola adalah olahraga permainan beregu paling populer di dunia yang
masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain di lapangan dan satu diantaranya
bertindak sebagai penjaga gawang, yang sebagian besar menggunakan tungkai
kecuali penjaga gawang diperkenankan menggunakan lengan pada daerah
hukuman (Eman 2003:1).
Olahraga sepakbola permainan yang dilakukan oleh dua tim, setiap tim
berjumlah 11 orang salah satu orang menjadi penjaga gawang. Olahraga ini
merupakan alat permainan berupa bola, tujuan permainan sepakbola yaitu
bagaimana cara tiap tim bekerjasama untuk memasukan bola kegawang lawan
sebanyak-banyaknya, dengan berbagai bentuk teknik dan penempatan strategi
yang jitu agar bisa memasukan bola kegawang lawan, selain kita memasukan bola
27
kegawang lawan kita juga harus menjaga gawang kita supaya tidak kemasukan
bola oleh pemain lawan, oleh sebab itu yang terpenting dalam olahraga sepakbola
yaitu berusaha ada kerjasama antara tiap pemain.
Dalam permainan sepakbola seorang pemain dituntut untuk menguasai
teknik permainan sepakbola diantaranya: Passing, dribbling, shooting dan
headding. Salah satu teknik yang sering digunakan setiap pemain dalam proses
mencetak gol kegawang lawan adalah passing dan stopping yang baik dan
kerjasama antara pemain dalam memberikan dan menghentikan bola secara baik
akan memudahkan upaya mencetak gol.
Dalam permaiana sepakbola selain dituntut penguasaan teknik dasar secara
perorangan, diperlukan juga penguasaan bola yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih melalui teknik passing dan stopping, baik ditempat maupun dalam keadaan
bergerak, hal ini diperlukan karena seorang pemain tidak mungkin menguasai bola
sendirian dari daerah pertahanan sendiri sampai kepertahanan lawan. Banyak
kualitas yang menunjang dalam menggiring bola diantaranya irama, langkah,
kekuatan, stamina dan determinasi, tetapi yang paling penting adalah
keseimbanagan badan seorang pemain.
2. Peraturan Sepakbola
a. Ukuran lapangan standar
1. Ukuran: panjang 100-110 m x lebar 64-75 m
2. Garis batas: yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung,
dan garis melintang tengah lapangan; tak ada tembok penghalang atau
papan
28
29
e. Lama permainan
1. Lama normal: 2x45 menit
2. Lama istiharat: 15 menit
3. Lama perpanjangan waktu: 2x15 menit
4. Ada adu penalti jika jumlah gol kedua tim seri saat perpanjangan
waktu selesai
5. Time-out: 1 per tim per babak; tak ada dalam waktu tambahan
6. Waktu pergantian babak: maksimal 15 menit
f. Wasit sebagai pengukur waktu resmi
Wasit yang memimpin pertandingan sejumlah 1 orang dan dibantu 2 orang
sebagai hakim garis. Kemudian dibantu wasit cadangan yang membantu
apabila terjadi pergantian pemain dan mengumumkan tambahan waktu.
Pada Piala Dunia 2006, digunakan ofisial ke-lima. Penggunaan 2 wasit
sempat dicoba pada copa italia. Penggunaan 4 hakim garis kabarnya juga
dicoba di piala dunia 2010, dimana 2 diantaranya berada di belakang
gawang.
3. Tujuan Permainan
Dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang bertarung untuk
memasukkan sebuah bola bundar ke gawang lawan ("mencetak gol"). Tim yang
mencetak lebih banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam jangka waktu
90 menit, tetapi ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri).
akan diadakan pertambahan waktu 2x 15 menit dan apabila dalam pertambahan
waktu hasilnya masih seri akan diadakan adu penalti yang setiap timnya akan
30
diberikan lima kali kesempatan untuk menendang bola ke arah gawang dari titik
penalti yang berada di dalam daerah penjaga gawang hingga hasilnya bisa
ditentukan. Peraturan terpenting dalam mencapai tujuan ini adalah para pemain
(kecuali penjaga gawang) tidak boleh menyentuh bola dengan tangan mereka
selama masih dalam permainan.
31