BAB VII
MAKNA PARTISIPASI DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
A. Konsep Dasar
Menurut Keit Davis dan John W. Nestrom dalam Suratmi,
dkk (2009:172-173), definisi partisipasi adalah keterlibatan
mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok, yang
mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan
kelompok, dan berbagi tanggung jawab pencapaian tujuan dalam
usaha mencapai tujuan, serta turut bertanggung jawab terhadap
usaha yang bersangkutan.
Definisi partisipasi tersebut mengandung beberapa unsur
yaitu:
1. Adanya keterlibatan mental dan emosi, ini mengandung arti
bahwa aspek mental-emosional yang mencerminkan faktor
psikologis lebih menonjol dari pada aktivitas secara fisik
dalam menyelesaikan tugas yang dilakukannya.
2. Adanya dorongan dalam diri seseorang (motivasi) untuk
mau memberi sumbangan (kontribusi) baik berupa pikiran,
tenaga, dana dan waktu. Di sini setiap individu diberikan
peluang untuk menyalurkan inisiatif dan kreativitasnya bagi
kepentingan kelompok. Jadi partisipasi yang tumbuh bukan
hanya sekedar kesepakatan antara gagasan manajer dengan
penerapan oleh anggota kelompoknya, tetapi lebih dari hal
tersebut. Mekanisme yang terjadi telah mewujudkan adanya
pertukaran sosial dua arah diantara mereka yang terlibat dalam
kelompok tersebut, termasuk antara manajer dan anggotanya.
3. Adanya kesediaan untuk bertanggung jawab terhadap segala
kegiatan yang diikutinya. Kondisi yang terjadi adalah,
148
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
150
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
151
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
152
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
153
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
6. Interactive participation
Masyarakat dilibatkan dalam menganalisis dan perencanaan
pembangunan. Dalam tipe partisipasi ini, kelompok mungkin
saja dapat dibentuk bersama-sama dengan lembaga donor dan
mempunyai tugas untuk mengendalikan dan memutuskan
semua permasalahan yang terjadi di tingkat lokal
7. Self-mobilization
Masyarakat secara mandiri berinisiatif untuk melakukan
pembangunan tanpa ada campur tangan dari pihak luar, kalau
pun ada, maka peran pihak luar hanya sebatas membantu
dalam penyusunan kerangka kerja. Mereka mempunyai
fungsi kontrol penuh terhadap sumber daya yang akan
digunakan untuk mencapai kesejahteraan masyarakatnya.
8. Catalysing change
Partisipasi dengan membentuk agen perubah dalam
masyarakat yang nantinya dapat mengajak atau mempengaruhi
masyarakatnya untuk melakukan perubahan
9. Optimum participation
Lebih memfokuskan pada konteks dan tujuan dari
pembangunan, dan itu akan turut menentukan bentuk dari
partisipasi yang akan diberikan. Partisipasi akan optimal
jika turut memperhatikan secara detail kepada siapa saja
yang akan berpartisipasi, karena tidak semua orang dapat
berpartisipasi, dan dengan metode ini pula dapat membantu
menentukan strategi yang optimal dalam pembangunan.
10. Manipulation
Ada sejumlah partisipasi namun tidak memiliki kekuasaan
yang nyata, masyarakat membentuk suatu kelompok atau
kepanitiaan, namun tidak memiliki kekuasaan untuk
menentukan arah pembangunan (Ryandono dkk, 2011: 8-9).
154
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
155
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
156
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
157
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
158
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
160
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
161
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
162
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
163
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
164
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
165
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
166
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
169
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
249
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
250
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
251
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
Laporan Penelitian:
HendrawatiH, 2014. Penelitian Tentang Strategi Pemberdayaan
Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pantai Losari Kota
Makassar. IPDN Kampus Sulawesi Selatan.
Jurnal Ilmiah:
Dharmawan, dkk, 2009. Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima
di Wilayah Perkotaan (Studi Kasus di Kelurahan Kujang
Sari, Kecamatan Bandung Kidul). Jurnal Ilmu Pemerintahan
Widyapraja IPDN Jatinangor.
Firdaus, dkk, 2009. Strategi Penanggulangan Kemiskinan di
Kabupaten Bandung. Jurnal Ilmu Pemerintahan Widyapraja
IPDN Jatinangor
Hendrawati H, 2012. Pelaksanaan Program Pemberdayaan
Masyarakat Miskin PNPM- Mandiri Perkotaan Melalui
Pinjaman Bergulir (Revolving Fund) di Kelurahan Banta-
252
Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
Peraturan- Peraturan :
Peraturan Walikota Makassar Nomor : 80 Tahun 2013, Tentang
Pelimpahan Kewenangan Walikota Kepada Pemerintah
Kecamatan Ujung Pandang.
Keputusan Walikota Makassar Nomor : 650.05/80/KEP/I/2014,
Tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Kegiatan
Optimalisasi Pengelolaan Pantai Losari Kecamatan Ujung
Pandang Tahun 2014.
253