Anda di halaman 1dari 22

Partisipasi Masyarakat

Ade Wahyudi., ST., MT


Partisipasi Masyarakat
1. Definisi Partisipasi
2. Syarat Tumbuhnya Partisipasi
3. Bentuk Partisipasi Masyarakat
4. Ruang Lingkup Partisipasi Masyarakat
5. Tingkat Partisipasi Masyarakat
6. Tipologi Partisipasi Masyarakat
 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Partisipasi dapat diartikan sebagai
keikutsertaan, keterlibatan dan kebersamaan warga masyarakat
dalam suatu kegiatan tertentu baik langsung maupun tidak langsung
yang didasari oleh kesadaran masyarakat itu sendiri bukan dengan
paksaan dari pihak-pihak tertentu.
 Bonrby (1974) mengartikan bahwa partisipasi merupakan tindakan
untuk “mengambil bagian” yaitu kegiatan atau pernyataan untuk
mengambil bagian dari kegiatan dengan maksud memperoleh manfaat
DEFINISI  Theodorson, 1969 bahwa partisipasi adalah keikutsertaan seseorang
PARTISIPASI dalam kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan
masyarakatnya, diluar pekerjaan atau profesinya sendiri.
 Partisipasi masyarakat dalam pembangunan diartikan sebagai peran
aktif dalam mempengaruhi proses pembangunan yaitu proses
pengambilan keputusan dalam penetapan tujuan, alokasi
sumberdaya serta proses penetapan program dan proyek, dalam
pelaksanaan program-program dan proyek-proyek dilakukan
secara sukarela bersama-sama mengambil manfaat dari kegiatan
yang dilakukannya (United Nation, 1981).
Partisipasi dapat diartikan sebagai
Jadi, apa itu keikutsertaan, keterlibatan dan kebersamaan
warga masyarakat dalam suatu kegiatan yang
partisipasi ?? didasari oleh kesadaran masyarakat itu sendiri
bukan dengan paksaan dari pihak-pihak
tertentu demi meningkatkan kualitas hidup ke
arah yang lebih baik.
 Institusi pemerintahan tidak mampu mewakili atau
mengetahui kebutuhan warganya secara langsung
 Pemerintah memerlukan data dan informasi terkait potensi dan
masalah yang dialami langsung oleh masyarakat sehingga dengan
berpartisipasi maka permasalahan yang ada dapat diatasi melalui
kebijakan dan program dari pemerintah, swasta maupun lembaga
Alasan-alasan lainnya.
 Partisipasi warga menjembatani kesenjangan antara pengetahuan
diperlukannya dan kondisi berdasar sudut pemerintah dan masyarakat dengan
menyediakan arena yang memungkinkan warga untuk menyuarakan
Partisipasi aspirasinya spt musyawarah rencana pembangunan, FGD

Warga  Institusi pemerintahan selalu perlu untuk diawasi


dan akuntabel
 Warga tidak dapat hanya menunggu pemerintah untuk
menyelesaikan permasalahan mereka
 Warga juga tidak dapat mengharapkan seluruh aparat pemerintah
menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien dan akuntabel
 Tugas partisipasi warga adalah untuk memastikan bahwa Birokrasi
berjalan untuk warga masyarakat
 Warga yang paling memahami kebutuhan dan
solusi yang dibutuhkan
Warga mengetahui apa yang dibutukan dan oleh karena itu warga
Alasan-alasan perlu untuk terlibat dalam proses mencari solusi atas permasalahan
yang dihadapi
diperlukannya  Partisipasi memungkinan warga untuk
Partisipasi membangun kemitraan dengan pemerintah
 Adanya anggapan bahwa pemerintah seringkali dianggap berjarak
Warga dengan warganya, karena pemerintah baru mendekatkan diri ke
warga ketika dilakukan pemilu.
SLAMET (1985)
1. Adanya Kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi.
Mencakup kesempatan dalam memperoleh informasi, kesempatan dalam
memobilisasi sumberdaya, kesempatan dalam menggunakan teknologi
yang tepat, kesempatan untuk berorganisasi serta kesempatan dalam
mengembangkan jiwa kepemimpinan yang mampu menumbuhkan,
menggerakkan, dan mengembangkan partisipasi masyarakat.

Syarat 2. Adanya Kemauan masyarakat untuk berpartisipasi.


Mencakup kemauan untuk menemukan dan memahami kesempatan untuk
tumbuhnya membangun, atau peluang untuk membangun, kemauan untuk melaksanakan
pembangunan yang dipengaruhi tingkat pendidikan dan keterampilan, serta
partisipasi kemauan dan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dengan menggunakan sumberdaya dan kesempatan yang tersedia
(K3) secara optimal
3 Adanya Kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi.
Mencakup mental yang dimiliki masyarakat untuk membangun dan
memperbaiki kehidupannya seperti sikap untuk meninggalkan nilai-nilai yang
menghambat pembangunan (sikap konservatif yang tidak menginginkan
adanya perubahan), sikap untuk selalu ingin memperbaiki mutu hidup dan tidak
cepat puas diri, sikap kebersamaan untuk dapat memecahkan masalah untuk
tercapainya pembangunan, dan sikap kemandirian atau percaya diri atas
kemampuannya untuk memperbaiki mutu hidupnya.
MARDIKANTO (2003)
1. Dalam konsep psikologi, tumbuh dan berkembangnya partisipasi
ditentukan oleh Motivasi yang merupakan cerminan dari dorongan,
tekanan, kebutuhan, keinginan, dan harapan dari dalam diri
masyarakat
2. Secara sosiologis, ditentukan oleh fungsi dari kepentingan dan manfaat
yang ia peroleh ketika ia berpartisipasi
3. Tumbuh dan berkembangnya partisipasi sangat ditentukan oleh
Syarat persepsi masyarakat terhadap tingkat kepentingan dari pesan-pesan
yang disampaikan
tumbuhnya 4. Menurut konsep pembangunan, partisipasi merupakan tanggapan atau
respon yang diberikan terhadap setiap rangsangan atau stimulus yang
partisipasi diberikan, dalam hal ini yaitu fungsi dari manfaat atau reward yang
diharapkan yang mampu menyelesaikan permasalahan pembangunan.
5. Sehingga, dengan adanya partisipasi murni dari masyarakat maka
tentunya berbagai program yang dilaksanakan (pemerintah, swasta,
LSM) akan mampu mencapai keberlanjutan dan manfaat bagi
masyarakat.
CONYERS (1991)
Terdapat 2 faktor yang menentukan seseorang ingin
berpartisipasi, yaitu:
1. Hasil dari keterlibatan/manfaat
Dalam berpartisipasi, seseorang tidak akan antusias dalam
perencanaan ataupun pelaksanaan kegiatan jika ia tidak
Syarat merasa bahwa partisipasi tidak memiliki akibat yang
tumbuhnya bermakna pada hasil akhirnya.
2. Adanya kepentingan
partisipasi Masyarakat akan bersedia berpartisipasi jika individu
tersebut merasa terkait/terlibat dan mendapatkan
keuntungan baik sebagai individu maupun kelompok
dimana ia menjadi anggotanya sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan mereka yang dapat dirasakan manfaatnya.
DUSSELDROP (1981)
1. Menjadi anggota kelompok-kelompok
masyarakat.
2. Melibatkan diri pada kegiatan diskusi
Bentuk kelompok.
3. Melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan
Partisipasi
organisasi untuk menggerakkan partisipasi
Masyarakat masyarakat lain.
4. Menggerakkan sumberdaya masyarakat.
5. Mengambil bagian dalam proses pengambilan
keputusan.
6. Memanfaatkan hasil-hasil yang telah dicapai
oleh masyarakat.
SLAMET (1985)
1. Ikut memberikan input (tenaga, materi, ide, saran, kritik), menerima
imbalan atas input yang diberikan serta ikut memanfaatkan hasil
pembangunan. Contoh: pelaksanaan proyek padat karya (P.U) seperti
jalan, jembatan, air bersih, saluran pengairan, dll.
2. Ikut memberikan input, tidak menerima imbalan atas input yang
diberikan, tetapi ikut memanfaatkan hasil pembangunannya.
Contoh: petani yang bergotong-royong memperbaiki saluran irigasi,
atau anggota masyarakat yang bekerja sama membersihkan
Bentuk lingkungan permukiman.
3. Ikut memberikan input, menerima imbalan atas input yang
Partisipasi diberikan, tetapi tidak ikut memanfaatkan hasil pembangunannya.
Contoh: para pekerja bangunan yang turut membangun dalam proyek
Masyarakat pembangunan Hotel, Apartemen, dll.
4. Menerima imbalan atas input yang diberikan, ikut memanfaatkan
hasil pembangunannya namun tidak memberikan input. Contoh:
masyarakat yang apatis dan individualistis
5. Ikut memberikan input, tidak menerima imbalan atas input yang
diberikan dan tidak ikut memanfaatkan hasil pembangunannya.
Contoh: penyumbang dana (donatur) untuk kegiatan sosial,
sponsorship, volunteer untuk kegiatan sosial spt pengasuh untuk
panti jompo, pengabdian ke masyarakat pedalaman, dll.
1. Partisipasi dalam tahap pengambilan keputusan
Pada umumnya, setiap program pembangunan masyarakat selalu
ditentukan sendiri oleh Pemerintah Pusat (termasuk pemanfaatan
sumberdaya dan alokasi anggaran) yang hanya mencerminkan
kepentingan kaum elit semata. Maka dari itu, dibentuknya suatu
Ruang Lingkup forum yang mampu mengakomodasi segala kebutuhan dan
keinginan masyarakat banyak dengan memberikan partisipasi
Partisipasi penuh dimulai dari tahap pengambilan keputusan di wilayah
Masyarakat setempat/skala lokal.
2 Partisipasi dalam tahap pelaksanaan kegiatan
Menurut Yadav Melalui sosialisasi kegiatan yang akan dilaksanakan dan turut
mengundang masyarakat untuk hadir dan menyuarakan pendapat
(UNAPDI,1980) terkait program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal ini
bertujuan untuk memupuk rasa tanggung jawab dan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi seperti
tenaga, konsumsi, material bangunan, ide/pendapat, uang,
dll.
3. Partisipasi dalam tahap pemantauan dan evaluasi
Pada umumnya, setiap program yang dilaksanakan oleh pemerintah
jarang dilakukan evaluasi terkait program yang telah dilaksanakan.
Padahal, evaluasi sangat diperlukan untuk melihat apakah tujuan dan
sasaran yang dilaksanakan untuk melihat kesesuaian program
capaian dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan melihat
Ruang Lingkup apakah semua tujuan dan sasaran program telah tercapai atau
belum. Evaluasi sebaiknya dilakukan secara berkala untuk melihat
Partisipasi dan menemukan hambatan sejak awal sehingga bisa segera diatasi dan
ditanggulangi secara bersama-sama.
Masyarakat 4 Partisipasi dalam tahap pemanfaatan hasil
Partisipasi dalam tahap pemanfaatn hasil pembangunan merupakan
Yadav unsur terpenting yang sering terlupakan. Sebab, tujuan pembangunan
adalah untuk memperbaiki mutu hidup masyarakat banyak
(UNAPDI,1980) sehingga pemerataan hasil pembangunan merupakan tujuan
utama. Namun sayangnya, pemerintah selalu kurang perhatian dengan
menganggap bahwa dengan selesainya pelaksanaan pembangunan
otomatis akan pasti dapat dirasakan oleh masyarakat manfaatnya.
Contoh: tidak dimanfaatkannya MCK umum, tempat sampah, bus
shelter, SD Inpres, puskesmas,dll.
1. Memberikan informasi.
2. Konsultasi, yaitu menawarkan pendapat sebagai pendengar
yang baik untuk memberikan umpan balik, tetapi tidak terlibat
dalam implementasi ide dan gagasan tersebut.
3. Pengambilan keputusan bersama (deciding together), dalam arti
memberikan dukungan terhadap ide, gagasan, pilihan-pilihan
Tingkat serta mengembangkan peluang yang diperlukan guna
pengambilan keputusan.
Partisipasi 4. Bertindak bersama (acting together) dalam arti tidak hanya ikut
Masyarakat dalam pengambilan keputusan, tetapi juga terlibat dan menjalin
kemitraan dalam pelaksanaan kegiatan.
Wilcox (1998) 5. Memberikan dukungan (supporting independent community
interest) dimana kelompok-kelompok lokal menawarkan
pendanaan, nasehat dan dukungan lain untuk mengembangkan
agenda kegiatan.
1. Level Rendah (0%) / Pasif
 Masyarakat hanya menyaksikan kegiatan proyek yang dilakukan pemerintah.
 Masyarakat memberikan masukan secara langsung atau menuliskan surat dan
Tingkat tulisan dalam surat kabar.
 Pemerintah hanya memberikan informasi proyek kepada masyarakat dan
Partisipasi meminta tanggapan sebagai konfirmasi.
Masyarakat  Ketergantungan kelompok-kelompok (civil society) kepada dana dari pihak lain,
sehingga apabila dana berhenti maka kegiatan secara stimultan akan terhenti
Sumarto (2004) juga.
2 Level Menengah (50%)
 Masyarakat sudah berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan, meskipun
masih ada pihak yang dominan.
 Dialog antar komponen masyarakat terbentuk, tetapi belum menyentuh
masalah yang riil.
 Masyarakat dapat menyuarakan kepentingannya, tetapi hanya sebatas
masalah praktis keseharian.
Tingkat  Dialog partisipatif dilakukan masyarakat melalui radio komunitas, tetapi masih
Partisipasi bergantung kepada pihal tertentu.

Masyarakat  Komponen civil society berpartisipasi aktif dalam penyusunan rencana


pembangunan, meskipun masyarakat terbatas dalam hal tingkat
partisipasinya.
Sumarto (2004)
3 Level Tinggi (100%)
 Masyarakat benar-benar mandiri mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga
pemeliharaan hasil pembangunan, termasuk juga di dalamnya masalah
Tingkat pendanaan.
Partisipasi  Masyarakat tidak hanya ikut merumuskan program, namun juga ikut
menentukan program-program yang akan di eksekusi.
Masyarakat  Kelompok masyarakat yang dilibatkan dalam program semakin luas dan
kompleks.
Sumarto (2004)
No Tipologi Karakteristik
1 Partisipasi Pasif / • Masyarakat diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi
Manipulatif • Pengumuman sepihak oleh pelaksana proyek tanpa
memperhatikan tanggapan masyarakat
• Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan
professional di luar kelompok sasaran
2 Partisipasi • Masyarakat menjawab pertanyaan penelitian\
Informatif • Masyarakat tidak diberi kesempatan untuk terlibat dan
mempengaruhi proses penelitian
Tipologi 3 Partisipasi


Akurasi penelitian tidak dibahas bersama
Masyarakat berpartisipasi dgn cara berkonsultasi
Partisipasi Konsultatif • Orang luar mendengarkan, menganalisis masalah dan
memecahkannya

Masyarakat •

Tidak ada peluang untuk pembuatan keputusan bersama
Para professional tidak berkewajiban untk mengajukan
pandangan
Hobley, 1996 4 Partisipasi Intensif • Masyarakat memberikan jasa untuk memperoleh imbalan berupa
insentif/upah
• Masyarakat tidak dlibatkan
• Masyarakat tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan
setelah upah diberikan
• Masyarakat tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan
setelah upah dihentikan
No Tipologi Karakteristik
5 Partisipasi • Masyarakat membentuk kelompok untuk mencapai tujuan proyek
Fungsional • Pembentukan kelompok biasanya setelah ada keputusan yang
disepakati
• Pada tahap awal,masyarakat tergantung kpd pihak luar, namun
bertahap menunjukkan kemandirian
Tipologi 6 Partisipasi Interaktif • Masyarakat berperan dalam analisis untuk perencanaan kegiatan
dan pembentukan kelembagaan
Partisipasi • Cenderung melibatkan metode interdisipliner dalam mencari
keragaman dan proses belajar mengajar

Masyarakat 7 Partisipasi Mandiri




Masyarakat memiliki peran untuk mengontrol keputusan
Masyarakat berinisiatif sendiri secara bebas (tidak dipengaruhi

Hobley, 1996 •
pihak luar) untuk mengubah sistem atau nilai yang dimiliki
Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga2 untuk
mendapatkan bantuan teknik dan sumberdaya yang diperlukan
• Masyarakat memegang kendali sepenuhnya dalam tahap
persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dan manfaat.
 Partisipasi dapat diartikan sebagai keikutsertaan, keterlibatan
dan kebersamaan warga masyarakat dalam suatu kegiatan
tertentu baik langsung maupun tidak langsung yang didasari oleh
kesadaran masyarakat itu sendiri bukan dengan paksaan dari
pihak-pihak tertentu demi meningkatkan kualitas hidup ke arah
yang lebih baik
 Syarat tumbuhnya partisipasi yaitu adanya Kemauan,
Kemampuan dan Kesempatan (K3)
OVERVIEW  Ruang Lingkup Partisipasi terdiri dari partisipasi tahap
MATERI pengambilan keputusan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
dan manfaat
 Tingkat partisipasi terdiri dari citizen power, delegated control,
partnership, placation, consultation, informing, theraphy dan
manipulation
 Tipologi partisipasi terdiri dari partisipasi pasif, partisipasi
informative, konsultatif, intensif, fungsional, interaktif dan
mandiri.

Anda mungkin juga menyukai