a. Partisipasi berarti apa yang kita jalankan adalah bagian dari usaha bersama yang
dijalankan bahu-membahu dengan saudara kita sebangsa dan setanah air untuk
membangun masa depan bersama.
b. Partisipasi berarti pula sebagai kerja untuk mencapai tujuan bersama diantara semua
warga negara yang mempunyai latar belakang kepercayaan yang beraneka ragam dalam
negara pancasila kita, atau dasar hak dan kewajiban yang sama untuk memberikan
sumbangan demi terbinanya masa depan yang baru dari bangsa kita.
c. Partisipasi tidak hanya berarti mengambil bagian dalam pelaksanaan-pelaksanaan,
perencanaan pembangunan. Partisipasi berarti memberikan sumbangan agar dalam
pengertian kita mengenai pembangunan kita nilai-nilai kemanusiaan dan cita-cita
mengenai keadilan sosial tetap dijunjung tinggi.
d. Partisipasi dalam pembangunan berarti mendorong ke arah pembangunan yang serasi
dengan martabat manusia. Keadilan sosial dan keadilan Nasional dan yang memelihara
alam sebagai lingkungan hidup manusia juga untuk generasi yang akan datang.
1. Bahwa partisipasi sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih
dari semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
2. Kesediaan memberikan sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok.
3. unsur tanggung jawab.
Partisipasi tidak saja identik dengan keterlibatan secara fisik dalam pekejaan dan tugas
saja, akan tetapi menyangkut keterlibatan diri atau ego, sehingga akan timbul tanggung jawab
dan sumbangan yang besar dan penuh terhadap kelompok masyarakat untuk memutuskan, dan
ikut terlibat dalam pembangunan.
1. Partisipasi dalam bentuk swadaya murni dari masyarakat dalam hubungan dengan
pemerintah desa, seperti jasa/tenaga, barang maupun uang.
2. Partisipasi dalam penerimaan/pemberian informasi.
3. Partisipasi dalam bentuk pemberian gagasan.
4. Partisipasi dalam bentuk menilai pembangunan.
5. Partisipasi dalam bentuk pelaksanaan operasional pembangunan.
Menurut Sastropoetro (1988), ada lima unsur penting yang menentukan gagal dan
berhasilnya partisipasi, yaitu:
1. Komunikasi yang menumbuhkan pengertian yang efektif atau berhasil.
2. Perubahan sikap,pendapat dan tingkah laku yang diakibatkan oleh pengertian yang
menumbuhkan kesadaran.Kesadaran yang didasarkan pada perhitungan dan
pertimbangan.
3. Kesediaan melakukan sesuatu yang tumbuh dari dalam lubuk hati sendiri tanpa dipaksa
orang lain.
4. Adanya rasa tanggung jawab terhadap kepentingan bersama.
1. Penyusunan Rencana
Penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik, menyeluruh, dan
terukur. Masing-masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja
dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan.
Langkah berikutnya adalah melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan
rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui
musyawarah perencanaan pembangunan, dan terakhir adalah penyusunan rancangan
akhir rencana pembangunan.
2. Penetapan Rencana
Penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk
melaksanakannya. Menurut Undang-Undang, rencana pembangunan jangka panjang
Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Undang-Undang/Peraturan Daerah, rencana
pembangunan jangka menengah Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Peraturan
Presiden/Kepala Daerah, dan rencana pembangunan tahunan Nasional/Daerah ditetapkan
sebagai Peraturan Presiden/Kepala Daerah.