Anda di halaman 1dari 12

PARTISIPASI MASYARAKAT

KONSEPTUALISASI

SET ALUR

BENTUK
URAIAN PENDAPAT
Mubyarto mendefinisikan partisipasi sebagai kesediaan
untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai
kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan
kepentingan diri sendiri.

Pengertian tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli


Djalal dan Dedi Supriadi, dimana partisipasi dapat
juga berarti bahwa pembuat keputusan menyarankan
kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk
penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan,
bahan dan jasa.

H.A.R.Tilaar, mengungkapkan partisipasi adalah


sebagai wujud dari keinginan untuk mengembangkan
demokrasi melalui proses desentralisasi dimana
diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari
bawah (bottom-up) dengan mengikutsertakan
masyarakat dalam proses perencanaan dan
pembangunan masyarakatnya.
Lanjutan

KESIMPULAN
PENDAPAT

Partisipasi adalah
keterlibatan suatu individu Adanya
Mencapai keterlibatan
Tujuan atau kelompok dalam
Bersama pencapaian tujuan dan
adanya pembagian
kewenangan atau tanggung
jawab bersama

Memiliki
Kemampuan kesadaran
organisir Sosial
Unsur Penanda

Partisipasi masyarakat selalu memiliki ciri-


ciri sebagai berikut:
1) Bersifat proaktif dan reaktif, artinya
masyarakat ikut menalar baru bertindak.
2) Ada kesepakatan yang dilakukan oleh
semua pihak yang terlibat.
3) Ada tindakan yang mengisi kegiatan
tersebut.
4) Ada pembagian wewenang dan tanggung
jawab dalam kedudukan yang setara.
Klasifikasi
Sundariningrum dalam Sugiyah (2001) mengklasifikasikan kedalam dua
bagian, berdasarkan cara keterlibatannya :
• Parisipasi Langsung
bertindak secara nyata, aktif dan sepenuhnya.
• Partisipasi Tidak Langsung
melalui pendelegasian

Cohen dan Uphoff dalam Siti Irene Astuti


(2011) membedakan patisipasi menjadi
empat jenis, yaitu pertama, partisipasi
dalam pengambilan keputusan. Kedua,
partisipasi dalam pelaksanaan. Ketiga,
partisipasi dalam pengambilan
pemanfaatan. Dan Keempat, partisipasi
dalam evaluasi.
Eksplanasi
Partisipasi dalam pelaksanaan Partisipasi pengambilan
meliputi menggerakkan sumber daya keputusan : Partisipasi ini terutama
dana, kegiatan administrasi, koordinasi berkaitan dengan penentuan alternatif
dan penjabaran program. Partisipasi dengan masyarakat berkaitan dengan
dalam pelaksanaan merupakan gagasan atau ide yang menyangkut
kelanjutan dalam rencana yang telah kepentingan bersama.
digagas sebelumnya baik yang
berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan maupun tujuan.

Partisipasi dalam pengambilan Partisipasi dalam evaluasi.


manfaat. Partisipasi dalam Partisipasi dalamevaluasi ini berkaitan
pengambilan manfaat tidak lepas dari dengan pelaksanaan pogram yang
hasil pelaksanaan yang telah dicapai sudah direncanakan sebelumnya.
baik yang berkaitan dengan kualitas Partisipasi dalam evaluasi ini bertujuan
maupun kuantitas. untuk mengetahui ketercapaian
program yang sudah direncanakan
sebelumnya.
BENTUK

Bentuk partisipasi menurut Effendi yang dikutip oleh


Siti Irene Astuti D (2011), terbagi atas:

1. Partisipasi Vertikal : Partisipasi vertikal terjadi


dalam bentuk kondisi tertentu masyarakat
terlibat atau mengambil bagian dalam suatu
program pihak lain, dalam hubungan dimana
masyarakat berada sebagai status bawahan,
pengikut, atau klien.
2. Partisipasi horizontal : Partisipasi horizontal,
masyarakat mempunyai prakarsa dimana
setiap anggota atau kelompok masyarakat
berpartisipasi horizontal satu dengan yang
lainnya.
Lanjutan

Menurut Basrowi, partisipasi masyarakat dilihat dari


bentuknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Partisipasi fisik adalah partisipasi masyarakat (orang


tua) dalam bentuk menyelenggarakan usaha-usaha
kebijakan khalayak.

2. Partisipasi non fisik adalah partisipasi keikutsertaan


masyarakat dalam menentukan arah kebijakan
khalayak.
Lanjutan

Keith Davis mengklasifikasikan empat bentuk partisipasi yaitu


sebagai berikut :

1. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar


usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang
memerlukan bantuan.
2. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk
menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat atau
perkakas.
3. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan untuk
pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan
suatu program.
4. Partisipasi keterampilan adalah memberikan dorongan melalui
keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain
yang membutuhkannya.
Partisipasi dalam Pembangunan
Konsep Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan

Hetifah (dalam Handayani 2006) berpendapat, “Partisipasi sebagai


keterlibatan orang secara sukarela tanpa tekanan dan jauh dari
pemerintah kepentingan eksternal”. 

Histiraludin (dalam Handayani 2006) mengemukakan,“Partisipasi lebih


pada alat sehingga dimaknai partisipasi sebagai keterlibatan masyarakat
secara aktif dalam keseluruhan proses kegiatan, sebagai media
penumbuhan kohesifitas antar masyarakat, masyarakat dengan
pemerintah juga menggalang tumbuhnya rasa memiliki dan tanggung
jawab pada program yang dilakukan”

Slamet ( 2003) menyatakan bahwa, partisipasi Valderama dalam Arsito


mencatat ada tiga tradisi konsep partisipasi terutama bila dikaitkan
dengan pembangunan masyarakat yang demokratis yaitu :
  1. Partisipasi politik (political participation)
  2. Partisipasi social (sosial participation)
  3. Partisipasi warga (citizen participation/citizenship)
Lanjutan

Partisipasi bukan hanya sekedar salah satu tujuan dari


pembangunan sosial tetapi merupakan bagian yang integral
dalam proses pembangunan sosial. Partisipasi masyarakat
berarti eksitensi manusia seutuhnya, tuntutan akan
partisipasi masyarakat semakin berjalan seiring kesadaran
akan hak dan kewajiban warga Negara. 
Lanjutan

Perencanaan program pembangunan disusun sendiri oleh


masyarakat, maka selanjutnya implementasinya agar
masyarakat juga secara langsung dilibatkan. Perlibatan
masyarakat, tenaga kerja lokal, demikian pula kontraktor
lokal yang memenuhi syarat. Selanjutnya untuk menjamin
hasil pekerjaan terlaksana tepat waktu, tepat mutu, dan
tepat sasaran, peran serta masyarakat dalam pengawasan
selayaknya dilibatkan secara nyata, sehingga benar-benar
partisipasi masyarakat dilibatkan peran serta mulai
penyusunan program, implementasi program sampai
kepada pengawasan, dengan demikian pelaksanaan
(implementasi) program pembangunan akan terlaksana
pula secara efektif dan efesien.

Anda mungkin juga menyukai